TAEYONG melangkahkan kakinya di sepanjang koridor sekolah; kepalanya terangkat, menatap lurus siswa-siswi yang sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Iris hitam Taeyong terlihat tidak bersahabat, ia mengabaikan beberapa orang yang membicarakannya di sudut koridor. Masa bodoh dengan mereka semua, Taeyong sama sekali tidak ingin ambil pusing dan tidak perduli.
"My baby Taeyongie!"
"Lepaskan tanganmu dari bahuku atau aku akan mematahkan kepalamu." gumam Taeyong galak; ia menghempaskan tangan Johnny dengan kuat sebelum kembali berjalan.
Lelaki tinggi berstatus Alpha bernama Johnny Seo itu tertawa keras sebelum berjalan di samping Taeyong; mengamati beberapa orang yang menatap mereka dengan tatapan takut. Yah, memangnya siapa yang berani melawan Johnny? Alpha terkuat di sekolah sekaligus anak dari permilik sekolah. Tidak ada yang berani melawannya.
Sebenarnya Johnny tidak memiliki ketertarikan terhadap Taeyong. Hanya saja mereka sudah bersahabat sejak kecil, itu sebabnya tidak ada Alpha lain yang berani menganggu Taeyong, apalagi melecehkan lelaki cantik berstatus Omega itu. Selama ini Johnny selalu menjaga Taeyong; ia akan membunuh siapapun yang berani melecehkan Taeyong.
"Hey, galak sekali. Ada yang membuat mood mu jelek lagi huh?" tanya Johnny penasaran. Karena biasanya Taeyong tidak seperti sekarang.
"Menurutmu? Semua Omega di sekitarku menjijikan! Mendamba sentuhan dari para Alpha ketika sedang heat dan membuat demo 'Let's Save Omega' that's ridiculous John!" rutuk Taeyong penuh kekesalan; ia masuk ke dalam kelas di ikuti oleh Johnny. Keduanya memilih untuk duduk di kursi belakang.
Guru belum datang, masih ada waktu sepuluh menit sebelum pelajaran di mulai. Johnny dan Taeyong duduk di kelas dua belas. Mereka berada di kelas yang sama, dan menjadi teman sebangku. Tidak ada yang bisa memisahkan keduanya kecuali; Ten. Pemilik nama lengkap Chittapon Leechaiyapornkul itu adalah kekasih Johnny. Tapi untungnya Omega mungil itu bersekolah di sekolahan lain.
Johnny tertawa dan menyenderkan punggung pada kursi. "Memang seperti itu kan? Omega memang lemah Lee. Jadi berhentilah bersikap jika kau kuat seperti Alpha."
"Aku benci menjadi Omega!" bentak Taeyong kesal; ia menatap tajam beberapa siswa/i yang menoleh ketika ia berteriak sehingga mereka kembali pada urusannya masing-masing.
"Kau tidak bisa merubah takdir. Tidak buruk menjadi Omega," karena Johnny tahu bahwa Alpha tidak bisa hidup tanpa Omega. Walaupun terkadang beberapa Alpha menghabiskan waktu bersama Beta; namun rasanya tidak senikmat Omega. "Kau bisa memiliki pasangan hidup; terikat dan hamil."
Taeyong memasang wajah ngeri dan menatap horror ke arah Johnny. "That's disgusting! Aku tidak berniat untuk hamil, apalagi terikat!"
Johnny mencibir. "Kau tahu? Tidak semua Alpha memiliki sifat bajingan seperti Ayahmu."
"Jangan membahasnya."
Yah, Johnny tahu bahwa Taeyong memiliki masalah terhadap Ayahnya. Lelaki cantik itu membenci sang Ayah melebihi apapun. Sejak kecil Taeyong selalu menerima perlakuan yang buruk. Di siksa, bersama Ibunyaㅡseorang Omega hingga Ibu Taeyong meninggal dunia. Lalu Ayahnya kabur begitu saja; meninggalkan Taeyong kecil seorang diri. Untung saja Paman Taeyong yang notabenenya adalah Ayah Johnny mengangkat Taeyong sebagai anak; bahkan keluarga Johnny menyayangi Taeyong dengan sepenuh hati.
Sampai saat ini Taeyong mendapatkan uang serta fasilitas berupa apartemen dan satu unit mobil mewah dari Ayah Johnny. Oleh karena itu ia besyukur dan Taeyong sangat menyayangi keluarga Johnny. Seumur hidup, ia tidak akan memaafkan kelakuan Ayahnya. Semua ingatan itu masih membekas di dalam kepala, menjadi ingatan terburuk.
"Jangan kesal," Johnny mencubit pelan pipi Taeyong. "Aku akan membelikanmu makanan lezat saat istirahat nanti, bagaimana?"
Taeyong menoleh dan menepis tangan Johnny. "Beserta susu pisang? Sepuluh kotak!"
"Deal!"
Keduanya tertawa. Yah setidaknya Taeyong masih bisa tertawa karena orang-orang di sekitarnya. Ia merasa bahagia, walaupun masih membenci para Alpha. Kecuali Pamannya dan Johnny tentu saja. Menurut Taeyong, semua Alpha hanya menginginkan kenikmatan dunia. Namun setelah itu Alpha akan membuang para Omega, menelantarkan, menyiksa dan melakukan hal buruk lainnya.
Guru yang masuk ke dalam kelas berhasil membuat Taeyong dan Johnny menegapkan tubuh. Walaupun keduanya murid yang sering melakukan hal buruk, tapi mereka masih menghormati guru dan belajar dengan baik di sekolah.
"Morning class," guru berstatus Beta bernama Kim Minseok itu tersenyum dan berdiri di depan kelas setelah menaruh beberapa buku di meja. "Hari ini kelas kita kedatangan murid baru, pindahan dari Amerika. Saya harap kalian tidak membuat masalah dan memperlakukannya dengan baik."
Siswa/i di dalam kelas mulai berbisik-bisik. Baru kali ini sekolah mereka kedatangan murid dari luar negeri. Beberapa dari mereka mengintip melalui jendela; mencoba melihat seperti apa tampang murid baru yang Minseok bicarakan.
"Jung Jaehyun, silahkan masuk." ujar Minseok akhirnya; ia masih mempertahkan senyum lebar.
Seorang laki-laki bersurai hitam dengan tubuh tegap setinggi 187 sentimeter masuk ke dalam kelas. Kulitnya berwarna putih bersih, wajahnya terlihat begitu tampan. Seolah di pahat dengan sempurna. Hidung mancung, bibir penuh, alis tebal dan tatapan mata tajam menjadi kesan yang bisa di tangkap oleh seluruh siswa/i di kelas tersebut. Sebagian siswa yang berstatus Omega mulai berteriak; begitu juga dengan siswi.
Ketampanan mutlak seorang Alpha. Aura yang di keluarkan oleh Jaehyun bahkan terkesan sangat kuat dan jantan.
"Ada apa?" Johnny menyipitkan mata saat tubuh Taeyong menegang; ia mengabaikan Minseok yang menyuruh Jaehyun untuk memperkenalkan diri dan mengambil tempat duduk di tengah kelas.
Nafas Taeyong terengah; keningnya berkerut. "Sial!"
"Hei, ada apa?!" tanya Johnny panik. Bulir keringat menuruni dahi Taeyong. Sangat aneh sekali. Aroma menyengat mulai menguar dari tubuh sahabatnya itu; vanilla dan raspberry. Johnny menutup hidung.
Taeyong memilih untuk tidak menjawab, ia segera mengambil supresan dari dalam tas dan menelan dua butir sebelum feromon tubuhnya menguar. Perlahan nafasnya berubah menjadi stabil; ia menatap tajam Jaehyun yang kini duduk dengan wajah dinginnya. Lelaki tampan itu bahkan mengabaikan semua sapaan dari siswa/i.
"Ada yang aneh dengan lelaki itu." bisik Taeyong pelan; ia menempelkan kening pada meja. Aura serta feromon milik Jaehyun berhasil tercium olehnya dan itu sangat kuat! Lebih kuat di bandingkan dengan milik Johnny.
"Aku tidak merasakan apapun. Keadaan kelas juga biasa-biasa saja." gumam Johnny pelan. Jika memang Jaehyun mengeluarkan aura serta feromon, seharusnya Omega yang berada di kelas bersikap panik seperti Taeyong.
"Aku tidak tahu!" Taeyong menegakkan tubuh dan mulai mengeluarkan buku pelajaran, "tidak perlu di bahas, aku baik-baik saja." lebih baik ia fokus terhadap pelajaran daripada harus memikirkan kejadian yang baru saja terjadi.
Johnny menghela nafas dan mengikuti jejak Taeyong; mengeluarkan buku pelajaran. Baru pertama kali ia melihat Taeyong bertingkah seperti tadi. Sangat mencurigakan. Apakah murid baru di sekolahnya itu memiliki sesuatu yang bisa memicu feromon Taeyong seperti tadi? Tapi kenapa hanya Taeyong?
***
Istirahat adalah sesuatu yang di tunggu-tunggu oleh para siswa/i setelah menghabiskan empat jam waktu pelajaran. Ketika bel istirahat berbunyi semua orang mulai keluar dari kelas; menuju kantin dan sebagian memilih untuk duduk di teman sembari menikmati bekal yang di bawa dari rumah.
Taeyong memasukkan buku ke dalam tas; ia menyipitkan dahi ketika melihat Johnny berjalan menghampiri Jaehyun yang sudah berdiri. Murid baru itu menyumpal telinga dengan earphone. Wajahnya terlihat datar dan dingin.
"Hey murid baru. Kau ingin ke kantin bersama kami?" tanya Johnny ramah; mengabaikan tatapan tajam dari Taeyong.
"Tidak." jawab Jaehyun singkat sebelum berjalan keluar dari kelas; meninggalkan Johnny yang mengangkat bahu acuh.
Taeyong menghampiri Johnny sebelum menarik telinga lelaki tinggi itu. "Jangan mencari masalah! Aku tidak ingin berada di sekitarnya!"
"Ah! Ya ya ya lepaskan!" Johnny mencoba melepaskan diri dari Taeyong; ia mendengus dan mengusap telinga lalu berjalan terlebih dahulu, "hanya penasaran. Kenapa kau bisa bereaksi seperti tadi. Dia terlihat biasa-biasa saja."
"Yang jelas aku tidak ingin berurusan dengannya dan akan menjaga jarak!" gerutu Taeyong kesal. Untung saja ia selalu membawa supresan miliknya kemanapun. Jika tidak? Itu adalah mimpi buruk!
Jika feromon yang ia keluarkan memicu beberapa Alpha di dalam kelas, pasti Taeyong sudah mati karena di lecehkan! Johnny juga tidak bisa menolong kalau hal tersebut sampai terjadi. Feromon milik Taeyong memiliki wangi lembut yang sangat kuat; lebih kuat dari milik Ten atau Omega lainnya. Itu mengerikan.
Selama masa Heat. Taeyong selalu mengurung diri di ruangan khusus yang Pamannya bangun di dalam apartemen. Jadi tidak ada yang bisa mencium feromon tersebut dan menganggu Taeyong. Johnny saja tidak berani mendekat jika Taeyong sedang dalam masa heat. Lelaki tinggi itu tidak bisa menahan diri.
Dalam masa heat. Supresan pun tidak banyak membantu. Taeyong lebih sering menggunakan tangan untuk jerking off; memuaskan dirinya sendiri. Itu melelahkan, namun masih lebih baik daripada ia harus membiarkan Alpha menyentuhnya.
"Tepati janjimu, belikan aku makanan lezat dan sepuluh kotak susu pisang!"
Johnny mengangguk setuju. "Ay ay captain!"
Tbc