PACAR DISKON 30% [ New Versio...

By inag2711

155K 19.8K 1.8K

Berawal dari reuni Lucnut yang mengharuskannya bawa pasangan membuat Honey bertemu dengan F, salah satu stok... More

Prolog
Bab. 1 Her Private Life
Bab. 2 Bad Guy
Bab. 3 Boyfriend ( Encounter )
Bab.4 D-Day
Bab.5 Cheese in The Trap
Bab.6 I Miss You
Bab 7. Because it's My First Love
Bab.8 Best Chicken
Bab 9. Cinderella Man
Bab. 10 Kill it
Bab 11. Smile, You
Bab 12. Possessed
Bab 13. Cross
Bab 14. Miracle We Meet
Bab 15. Confession
Bab 16. Lie to Me
Bab 18. Alone in Love
Bab.19 Heartbeat
Bab 20. The Real has come
Bab 21. Not Others
Bab 22. About Time
Bab 23 Fall from the Sky
Bab 24. Sorry, I Love You
Bab 25. Failing in love
Bab 26. The Time
PO PACAR DISKON 30% 4 APRIL 2024

Bab 17. Healer

3.6K 601 42
By inag2711

Galuh hendak pergi setelah kuliah selesai, tetapi Leo mencegahnya. Lelaki yang kembali berambut hitam itu menatap heran sahabatnya. Leo terlihat sangat serius. Mau tidak mau, dia mengiakan ajakan Leo. Mereka bicara di kantin. Di mana Galuh masih menyempatkan diri membeli minuman untuk dirinya sendiri. Menyadari itu, Leo sempat protes.

"Buat aku nggak ada?" Leo menyindir.

"Mau?" kata Galuh menawarkan sambil menyodorkan minumannya.

Leo menyipitkan mata, kesal.

"Maksudmu aku harus menyeruput minuman dari sedotan yang sama denganmu?" sergahnya yang dibalas anggukan Galuh.

"Aku bebas rabies," kata Galuh yang membuat Leo berekspresi datar.

"Kamu tahu, bukan itu intinya,kan?" katanya penuh penekanan.

Galuh mengangguk mengerti.

"Aku tahu," jawabnya sambil meletakkan minumannya di meja. "Jadi, ada apa dengan pacarku?"

"Dia calon tunanganku."Leo menautkan alis, menyadari kalau Galuh tidak terlihat terkejut, seolah sudah tahu."Kenapa kamu nggak kaget?"

"Menurutmu?" Galuh balik bertanya.

"Kamu sudah tahu?"

"Secara langsung nggak, hanya sekadar asumsi, ternyata benar," jelas Galuh santai.

"Jadi, kamu juga sudah tahu kalau Honey memiliki pacar bernama F?" tanya Leo.

"F itu aku," aku Galuh.

Leo terperangah."Bagaimana mungkin seorang Galuh Ganjar Laksana tiba-tiba jadi F?" Dia kebingungan.

"Ceritanya panjang, mungkin lebih lama dari durasi film Avengers End Game kalau diceritakan," jawab Galuh membuat Leo mendesah kasar."Itu sama sekali nggak lucu, Gal."

Leo dan Galuh saling menatap dengan tajam.

"Aku nggak pernah bermaksud melucu. Aku hanya belum yakin kalau dia adalah gadis yang dijodohkan denganmu," bantahnya.

"Dan setelah itu, kamu masih saja berdiam diri?"Leo sama sekali tidak mengerti dengan pemikiran sahabatnya.

Galuh mengambil minumannya kembali, meminumnya hingga habis lalu meremasnya kuat-kuat.

"Karena sudah begini, tolong putuskan dia, Gal," mohon Leo.

Galuh mengangkat kepala, menatap sahabatnya bersungguh-sungguh.

"Aku nggak bisa," tolaknya.

"Kenapa? Bukankah kamu masih mencintai Rena?"

"Ini bukan tentang aku masih mencintai Rena atau nggak," sanggah Galuh.

"Lantas?" Leo menuntut penjelasan.

"Ini soal kesetiaan," jawab Galuh, tanpa sadar membuat Leo tertawa.

"Ayolah, Gal, jangan melucu. Kamu bilang kesetiaan? Kamu nggak datang tadi malam. Dia sampai menangis tersedu-sedu karena menunggumu. Di saat dia terluka, aku yang berada di sampingnya, bukan kamu," serang Leo.

Galuh hanya tersenyum tipis."Itu juga berlaku untukmu."

"Maksudmu?" Dahi Leo berkerut.

"Honey bukan Minnie. Kamu nggak boleh bersamanya, hanya karena dia sedikit mirip mantan pacarmu yang sudah meninggal dunia itu," sahut Galuh membuat Leo mengepalkan tangan tanpa sadar.

"Setidaknya, dia hanya bersaing dengan orang yang sudah meninggal dunia, bukan mantan pacar yang bisa muncul kapan saja," sergahnya.

Galuh tertawa geli. "Honey tidak panjas untuk dijadikan pelampiasan. Dia berhak mendapatkan lelaki yang mencintainya dengan tulus."

"Siapa? Kamu?" Leo tersenyum mengejek.

"Maybe, atau Fatah?" Galuh terlihat tidak yakin.

"Fatah? Siapa, tuh?"

"Nggak akan aku kasih tahu." Galuh berdiri dari duduknya. "Itu rahasiaku dan Honey."

Leo berdecak pelan, kesal karena merasa dikalahkan oleh Galuh yang berada selangkah di depannya.

"Kalau begitu, aku permisi," pamit Galuh lalu berdiri.

"Mau kemana?"

"Menyembuhkan hati pacarku?" goda Galuh.

Rahang Leo mendadak mengeras. Amarahnya mulai terproduksi.

"Aku peringatkan." Galuh menatap lekat Leo. "Aku nggak pernah memberikan izin padamu untuk memeluk pacarku. Ingat itu."

Galuh pun pergi, meninggalkan Leo yang hanya bisa mengertakkan gigi untuk menahan emosi yang siap menjadi bara api.

***

Honey menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong. Matanya bengkak dan terasa panas. Lingkaran hitam juga telah membuatnya berubah menjadi Sadako atau Toshio, dua hantu dari Jepang.

Gadis itu kecewa berat, Galuh tidak menepati janjinya untuk datang. Padahal dia sudah mati-matian berjuang untuk tidak berubah menjadi pengkhianat. Hubungan pacaran mereka, memang hanya hubungan yang berdasarkan ikatan jual-beli untuk dalam jangka waktu tiga bulan. Namun, Honey sama sekali tidak berniat menganggap Galuh sebagai pacar yang bisa dibuang kapan saja.

"Non, ada tamu."

Suara Surti dari luar membuat Honey menghentikan kekecewaannya sejenak.

"Siapa, Bi?" tanya Honey tanpa beranjak dari kasurnya yang empuk.

"Pacar Non," jawab Surti.

"F?"

"Iya, Non."

"Bilang aku nggak ada," suruh Honey.

"Tapi orangnya telanjur di sini, Non," sahut Surti,membuat Honey buru-buru bangkit.

Gadis itu berniat kabur, tetapi bukan lewat jendela. Pintu belakang mungkin. Sial, saat pintu kamarnya dibuka, Galuh langsung terlihat depan mata.

"Lho? Kok, kamu di sini?" tanya Honey heran.

"'Kan saya sudah bilang kalau di sini, Non," celetuk Surti.

Honey menatap datar ke arah Surti.

"Kamu nggak bilang kalau dia berdiri depan pintu kamarku," sahutnya bete.

Surti hanya tersenyum hambar.

"Saya permisi, Non," pamitnya lalu pergi.

Honey mendesah kasar menatap Galuh yang menatapnya tanpa ekspresi.

"Ngapain ke sini?" ketusnya.

Galuh maju, Honey mundur sampai tersudut ke pintu kamar.

"A-apa?" tanya Honey terbata, mendadak gugup.

"Panda," jawabnyaseketika membuat Honey mendorong tubuh Galuh agar menjauh.

"Salah siapa aku jadi kayak gini?" Honey melipat tangannya depan dada, juga memalingkan wajah sebagai tanda kekesalan.

"Salah sendiri. Siapa juga yang mau nungguin orang yang sudah jelas-jelas terlambat beberapa jam dari waktu janjian? Kamu oon?" sahut Galuh membuat Honey mengatubkan bibirnya, berusaha menahan semua makian yang sudah siap diluncurkan.

"Jangan marah, ayo kita keluar," ajak Galuh.

"Kemana?" tanya Honey dengan dahi berkerut, sedikit curiga.

Lelaki itu tersenyum tipis.

"Mau nggak?"

Honey menggeleng tegas.

"Nggak mau!"

"Kenapa emang? Masih ngambek?"

"Iyalah, ngambek. Emang kamu siapa sampai aku harus mau diajak keluar?"

"Pacarmu."

Honey membeku. Pernyataan dan jawaban Galuh adalah kebenaran mutlak yang tidak bisa dibantah.

"Ayo kencan, Bee. Anggap saja ini penebusan dosa," bujuknya.

"Penebusan dosa?" ulang Honey.

"Iya, aku nyaris terperangkap dalam lubang buaya kemarin," katanya yang membuat Honey bingung.

"Lubang buaya? Itu sebabnya kamu nggak datang?" tanya Honey mulai luluh.

"Kata siapa aku nggak datang?" Galuh menatap Honey dengan senyum penuh arti.

"Heh?"

Honey Linglung. Bahkan kepalanya tanpa sadar agak miring ke kiri.

"Udah, ah, kelamaan. Aku tunggu dibawah. Ganti baju sana!" suruhnya lantas keluar.

"F!"

Galuh menghentikan langkahnya, menatap Honey yang hari ini memakai piama Doraemon dengan rambut berantakan."Ya?" sahutnya.

"Aku nggak punya uang," ujar Honey membuat Galuh terkekeh pelan.

"Untuk hari ini gratis," jawabnya dengan senyum menawan. Gigi kelincinya terlihat membuat desiran aneh di hati Honey. Hati perempuan memang serapuh porselen dari Zaman Majapahit. Mudah luluh untuk sesuatu yang receh.

Honey menutup pintu, ganti baju. Bahkan sengaja memakai make up untuk menyamarkan kantong matanya yang terlihat hitam dan besar. Tak lupa pelembab bibir dan pemerah pipi untuk melengkapi penampilannya hari ini.

Setelah siap, Honey keluar, mendatangi Galuh yang duduk di ruang tamu. Di atas meja terdapat dua gelas kosong dan satu gelas berisi jus yang tinggal setengah.

"Kamu dehidrasi apa haus?" sindir Honey.

Galuh nyengir, memamerkan deretan giginya yang putih dan bersih.

"Dua-duanya," jawabnya. "Aku pikir kamu akan keluar setelah aku menghabiskan gelas kelima."

Honey berdecak pelan.

"Aku nggak butuh waktu selama itu buat dandan, kok," elak Honey.

"Kamu dandan? Demi aku?"

Honey membulatkan mata, mendadak salah tingkah.

"Nggak!" sangkalnya. "Udah ah, yuk berangkat!"

Honey berjalan keluar lebih dulu meninggalkan Galuh yang hanya tertawa geli di sofa ruang tamu. Sindy sedang tidak ada. Ibu tiri Honey itu masih belum pulang dari bekerja.

Galuh bergerak cepat untuk menyusul Honey. Pemuda tampan itu segera menarik tangan Honey dan memasukkan gadis itu dalam pelukannya. Hangat, Honey bahkan bisa mendengar degupan jantung Galuh yang selaras dengan detak jantungnya.

"F, F,ini di depan rumah, lepasin!" Honey berusaha melepaskan diri.

Galuh tidak peduli. Pemuda itu semakin memperat pelukannya, membuat Honey menyerah. Gadis berpipi tembamitu hanya bisa diam tanpa melakukan apapun. Dia juga tidak menyangkal bahwa pelukan membuatnya nyaman.

"Maafkan aku," ujarnya pelan. "Anggap saja, ini cara untuk menyembuhkan semua luka yang aku berikan kemarin."

Honey mendadak sesak napas, antara terharu tetapi gengsi jika ketahuan semudah itu dirinya luluh. Bagaimanapun F telah membuatnya menangis seperti orang gila kemarin malam. Tidak etis jika dia memaafkan F dengan begitu mudahnya.

Kening Honey merenggut, teringat sesuatu.

"F," panggilnya.

"Ya?"

"Aku mau nanya," kata Honey.

"Calon tunanganmu? Tenang aja, aku kenal, jadi lebih mudah untuk dihempaskan," jawabnya dengan santai.

"Hah? Kamu kenal Leo?"

Honey mencoba melepaskan pelukan kekasihnya, tetapi Galuh menahannya sekuat tenaga. Kembali, Honey menyerah.

"Udah, aku nggak mau bahas dia. Lagian aku juga nggak pernah bilang, kamu bisa dipeluk oleh orang lain selama jadi pacarku kan?" omel Galuh.

"Kamu lihat?"

"Lihat."

"Jadi kamu datang?"

"Datang meski terlambat."

"Kok nggak nyamperin?"

"Syok."

"Alasan apa itu?" Honey tidak terima.

"Kenapa? Kamu mau aku bilang cemburu?" sinis Galuh.

"Emang nggak?"

"Menurutmu?"

"Kok, malah nanya balik?"

"Suka-suka akulah," jawab Galuh seenaknya.

Honey berdecak pelan."Oh ya, F."

"Apa?"

"Pelukan ini gratis, kan?"

"Gratis, makanya peluk balik biar nggak minta bayaran," sahutnya yang segera membuat Honey khilaf. Gadis itu segera membalas pelukan Galuh membuat pemuda itu nyaris kehilangan nyawa karena bernapas satu-satu.

"Brutal," keluh Galuh setelah pelukan terlepas dan batuknya mereda.

Honey hanya tersenyum jail.

"Ayo, kencan!" ajak Honey.

F mengangguk setuju.

Keduanya kemudian berjalan hingga keluar pintu gerbang, menunggu taksi yang akan membawa mereka pergi. F tidak membawa kendaraan. Anehnya, saat taxi melintas, F segera mencegah Honey untuk menghentikan taxi itu.

"Lho? Nggak jadi pergi?" tanya Honey heran.

"Bee," panggilnya ragu-ragu.

"Apaan?"

"Kencan di rumahmu aja ya," mohonnya.

"Hah?"

Galuh mengeluarkan uang dari saku celananya.

"Uangku tinggal lima puluh ribu, hanya cukup buat ongkos pulang," jawab Galuh sambil nyengir.

Honey berekspresi datar. Kencan menyenangkan di luar rumah, sepertinya batal terlaksana. Ujung-ujungnya, kencan mereka mungkin hanya menonton televisi di rumah Honey. Menyebalkan.

***

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

448K 48.9K 96
Sang CEO tampan mahabenar akhirnya mantu di usia yang masih thirty something, satu anggota keluarga baru akhirnya hadir. Tapi pekerjaan rumahnya belu...
677K 86.9K 42
Satya, single parent yang bercerai 9 tahun yang lalu ketika anaknya baru berusia 9 tahun. Ini cerita tentang hiruk pikuknya sebagai seorang ayah yang...
495K 5K 9
⚠️⚠️⚠️NOTICE⚠️⚠️⚠️ 🔞 STORIES. (U-19) PLEASE KINDLY LEAVE!!! Mpreg adalah konsep fiksional dari satu universe dimana pria dapat mengandung, dan melah...
1M 125K 48
Arin dan Latan merahasiakan pernikahan mereka dari khalayak. Paling tidak untuk tiga tahun pertama. Awalnya semua berjalan sesuai rencana. Namun, ket...