You Hurt Me!

By AisyahLehta

33K 2.2K 1.2K

Di sebuah taman yang tampak tidak terawat, daun-daun kekuningan bunga yang gugur berjatuhan di atas rerumputa... More

PROLOG
Character Visual
1. Pandangan pertama
2. Permainan di mulai
3. Pernyataan
4. Ngantin bareng
5. Ngantin bareng (2)
6. Masalah proposal
7. Alamat tanpa sengaja
8. Couple
10. Tikus?
11. Pertemuan dan kemenangan
12. Memendam luka
13. Janji
14. Nyaman
15. David or Raka
16. Cinta yang kalah dan hati yang terluka
17. Bukan gadis yang sama
18. Tiga lelaki
19. Euphoria
20. Kebenaran yang tertutupi
21. 'Udah jatuh cinta sama gue?'
22. Dua lelaki yang berbeda
23. Dua hal memalukan
24. Triple kill
25. Bersama dan Percaya
26. Tak berdaya
27. Not to be okay
28. Segitiga
29. Debaran
30. Bersaing
31. Selalu ada
32. Hampir berpaling
33. Maaf
34. Taman
35. 'Ayo saling menguatkan'
36. Pelampiasan
37. Menjauh dan mundur
38. Obat luka
39. Ketua Osis vs Ketua Basket
40. Pensi day 1
41. Topeng tersembunyi
42. Alter ego
43. Tiga orang terluka
44. Pelajaran Olahraga
45. Yang sebenarnya
46. Tetap kuat
47. Pesta yang gagal
48. Juara penghargaan
49. I Love you
50. Menggenggam wanita lain
51. Tidak bersahabat
52. Hampir putus
53. Semua masalah
54. Luka
55. Terbiasa terluka
56. "Sahabat, are you seriously?"

9. Dua rasa yang berbeda

453 33 6
By AisyahLehta

09. DUA RASA YANG BERBEDA DALAM WAKTU YANG SAMA

***

Akibat gerimis yang tidak berhenti, walau tidak deras, banyak siswa-siswi SMA HB hadir disekolah dengan payung ditangannya, beberapa mengenakan jaket atau hoodie untuk melindungi baju seragamnya agar tidak basah. Beberapa lagi, yang ingin cepat sampai dan tidak mau repot, berlari menerobos rintik hujan. Dan ada beberapa orang yang hanya menggunakan tasnya, untuk melindungi rambut dan wajahnya dari rintik hujan.

Suara deru motor ninja hitam, dengan dua orang yang duduk diatasnya merebut perhatian banyak orang. Bukan karena kedatangan motor itu, tapi dua orang yang duduk di atas jok motor itu, dengan hoodie couple yang mereka kenakan, memberikan tanggapan-tanggapan yang berbeda dari setiap orang. Apalagi, ketua Osis, salah satu most wanted sekolah yang mematahkan hati para gadis saat melihat lelaki itu membonceng seorang gadis di ninja hitamnya, untuk pertama kalinya, selain gadis bernama Glapita, wakil ketua Osis. Namun semua orang tahu, bahwa mereka hanya sebatas teman. Tapi Rily? Tidak ada yang tahu, apa hubungan mereka berdua sebenarnya.

"Sakitnya, kayak lagi dapat notif dari dispatch kalo bias gue ketahuan dating."

"Kok tiba-tiba? Sumpah, itu hoodienya beneran couple?"

"Ada yang patah, tapi bukan ranting."

"Rasanya seperti anda menjadi Iron Man."

"Itu ceweknya kelas berapa dah?"

"Amjink, itu beneran si David? Gue suka sama dia dari kelas sepuluh, sampe sekarang masih ngarep dia balas perasaan gue."

"Dukun paling ampuh dimana?"

"Pantes tadi malam mimpi buruk, ternyata ini dia, pertandanya."

"Meninggoy, gue uwuphobia gaes. Udah kejang-kejang nih hati,"

"Teganya kau bang David, mematahkan hatiku seperti ditikam beribu belati."

"Punten, itu biodata lengkap ceweknya ada yang tahu? Aku mau membandingkan diri,"

"Pantas, kemarin gue nanya tipe idaman dia yang gimana. Katanya yang jelek, tuh ceweknya kan jelek. Gak perlu memantaskan diri lagi,"

Rily turun dari motor besar itu, dibantu oleh tangan David yang menjadi pegangannya agar tidak jatuh. Tidak lama kemudian, David menyusul setelah melepas helm full face nya. "Basah ya?"

Rily mendongak, sembari menepuk-nepuk hoodienya yang terkena rintik air hujan. "Sedikit aja sih, kak David gimana, basah?"

David menurunkan pandangan, menatap bawahan hoodienya. "Iya, tapi nggak papa kok. Yuk, buruan masuk."

"Hoodienya dilepas aja kak, nanti masuk angin loh."

David tersenyum menatap Rily. "Dikelas aja, disini diliatin banyak orang." ujarnya memandang sekitar yang sedang memandangi mereka secara terang-terangan.

Rily ikut mengedarkan pandangan, tahu jika dirinya menjadi pusat perhatian, Rily menunduk malu dengan pipi memerah.

David memandangi itu, ia menepuk-nepuk puncak kepala Rily yang memakai tudung hoodie. "Kalau suka sama gue, resikonya dikepoin semua orang." ujarnya, membuat Rily mengangkat pandangan.

"Harus ya? Segitu banyaknya yang suka sama kak David." jawab Rily polos, ia mengerjapkan mata beberapa kali seperti anak kecil yang sedang ketakutan.

David terkekeh. "Kurang tahu juga, yang jelas, sebagian dari mereka cuma penasaran, bukan benar-benar peduli atau suka ke gue." David diam sesaat, "emangnya lo suka gue?" tanya nya menggoda.

Rily memukul pelan lengan David, membuat David terkekeh geli. "Serius dulu," Rily memandang kesal David.

"Iya-iya, apaan?"

"Emang kak David gak pernah deket sama cewek?"

"Deket sih sering, tapi lo orang kedua yang gue bonceng di motor gue."

"Yang pertama?"

"Glapita," sahut David, menarik bahu Rily pelan mendekat dengannya hingga tubuh mereka bersentuhan. Ia menuntun Rily berjalan menyusuri koridor, dengan rangkulan di bahu Rily yang membuat orang-orang semakin penasaran.

Rily tidak bisa berkata-kata lagi, jantungnya berdebar tidak karuan. Tangan besar itu merangkulnya hangat, ini semua diluar ekspetasinya. Berjalan di tengah-tengah koridor seperti raja dan ratu yang menjadi pusat perhatian semua orang, dan sebagian dari mereka bahkan memberi Rily dan David ruang untuk lewat, dengan cara menepi ke tepi koridor.

Memandangi Rily dan David dengan penuh tanya. Membuat Rily senang sekaligus takut. Ia takut, akan banyak orang yang membencinya setelah ini. Namun ia senang, hubungannya dengan David sudah sejauh ini.

Apa David telah menaruh hati padanya? Itu adalah sebuah pertanyaan yang terlintas di benak Rily.

Semua yang telah Rily impikan mulai terwujud, satu persatu. Kenalan, dekat, berbagi nomor, dan kini pergi bareng ke sekolah, lalu diantar ke kelas. Di saat-saat seperti ini, Rily sangat membutuhkan Naza di sisinya. Ia harus menceritakan semuanya kepada Naza, agar bisa mendapatkan solusi, apa yang harus ia lakukan ke depannya.

"Sepuluh Mipa dua kan?"

"I-iya, kak."

David melepas rangkulannya, di depan kelas Rily yang langsung heboh. "Jam istirahat pertama, temuin gue ya. Jangan lupa bawa proposalnya, kita ke kantor kepsek bareng-bareng."

Rily mengangguk, "terus kak Erika?" tanya nya, karena Erika adalah sekretaris pertama.

"Kan lo yang buat proposalnya, lo lebih paham sama konsepnya." David memegang kedua sisi bahu Rily, ia membungkukkan badan, mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Rily.

Rily melototkan mata, ia menjauhkan diri. Namun David menariknya mendekat, membuat Rily tidak tahan untuk tidak menggigit bibir bawahnya, menyalurkan seluruh rasa gugup yang ia rasakan. Memberanikan diri, ia membalas tatapan David yang begitu lekat.

Melihat Rily yang berani menatap matanya, kedua ujung bibir David tertarik membentuk senyuman yang indah. "Belajar yang giat ya, jangan lupa sarapan." David menegakkan tubuh, melangkah mundur memberi ruang diantara mereka lalu menepuk puncak kepala Rily. "Gue pergi dulu, jangan kangen." ujarnya sembari terkekeh, dan berjalan meninggalkan Rily yang masih setia memandangi punggungnya yang perlahan menjauh.

Bahkan ketika David sudah berada di ujung koridor, Rily masih menatap lelaki itu tanpa berkedip. Dan David kembali menoleh, mengedipkan sebelah matanya kepada Rily, sebelum menghilang di belokan koridor.

Rily terperangah, semuanya sepeti boomerang untuk dirinya sendiri. Jatuh cinta ternyata seindah ini, jantung yang berdebar-debar, kupu-kupu yang berterbangan dan bunga-bunga bermekaran yang menggelitik tubuhnya. Rily menikmati semuanya, dan dia bahagia. Ia tersentak kaget, saat Naza menepuk pundaknya dengan wajah datar.

"Ceritain, semuanya." gumam Naza menghilangkan rasa kesal Rily karena keterkejutannya tadi, senyum Rily merekah sempurna.

"Ayo!"

***

"Inget kata-kata gue waktu itu? Biarkan semuanya mengalir, ikuti arusnya, dan buat dia sejatuh-jatuhnya sama lo. Jual mahal itu boleh, kita perempuan. Tapi, bukan berarti lo cuek atau sok ya. Cukup pura-pura nolak atau apalah, pokoknya jangan tunjukin banget kalo lo naksir sama dia!"

Kalimat itu masih terngiang-ngiang di kepala Rily. Bahkan ketika gadis itu sudah sampai di depan pintu Osis, wajah serius Naza dan kata-katanya masih terus berputar di kepala Rily. Ia memukul pelan kepalanya, mengenyahkan wajah Naza dan berusaha menghapus kata-kata itu dari ingatannya. Setidaknya sampai ia selesai dengan urusan proposal.

Rily mengetuk pintu, tumben-tumbenan pintu ruang Osis di tutup. Biasanya selalu terbuka, mungkin David sedang tidak ingin di ganggu atau sedang ada urusan. Karena pemikiran itu, Rily kembali mengetuk pintu.

Di dalam ruangan, David dan Glapita sedang sibuk membicarakan tentang pengajuan proposal.

"Kalo gitu gue aja yang bilang, lagian di masih baru Vid. Dia belum tahu apa-apa, nanti kalo Pak Bambang nolak proposal kita gimana?"

"Justru karena dia belum pernah soal ginian, dia harus mulai belajar karena seterusnya dia yang bakalan urus soal proposal. Kasih dia kesempatan Ta, bukannya dari dulu kita juga diperlakukan kayak gini sama kakak alumni Osis?"

Glapita bersedekap. "Enggak! Gue nggak setuju!" ujarnya tegas. "Bisa-bisa semuanya jadi berantakan cuma karena presentasinya yang nggak bagus."

"Darimana lo tahu presentasinya nggak bagus? Emang lo udah pernah liat dia presentasi?"

"Dia nggak punya pengalaman, dia jadi sekretaris juga karena lo yang milih dia!" Glapita menatap nyalang David. "Bukannya lo sendiri yang bilang, kalo kita harus bersikap adil dan menyampingkan urusan pribadi? Terus ini apa? Lo jilat ludah sendiri?"

"Maksud lo apa? Emangnya gue ada apa sama dia? Gue milih dia jadi sekretaris karena dia beneran niat! Lo nggak liat calon-calon lainnya, kemarin? Mereka pada bercanda, pas ditanya visi-misi, nggak ada yang pada bisa jawab. Dan ditanya alasan kenapa mau jadi sekretaris, alasan mereka semua sama, pengen deket-deket sama gue. Apa organisasi ini candaan buat mereka? Atau lo juga nganggap begitu?"

David menghela napas, ia memandang Glapita tidak percaya, bahwa gadis itu akan bersikap seperti ini saat David memberitahunya bahwa Rily yang akan presentasi proposal mereka di depan Kepsek. "Gue tahu ini bukan alasan yang sebenarnya, kenapa lo hari ini keliatannya benci banget sama dia? Kemarin-kemarin lo fine-fine aja waktu gue milih dia jadi sekretaris, lo juga setuju kalo dia yang ngerjain sama urus proposal. Dan sekarang, kenapa tiba-tiba lo nggak setuju? Kasih tahu gue, apa alasannya?"

"Karena gue suka sama lo! Paham nggak sih? Gue cemburu pas tahu semua orang bicarain kalian, gue takut kalo yang mereka omongin itu bener! Lo nggak akan paham rasanya gimana!" napas Glapita memburu, matanya berkaca-kaca menatap David dengan penuh luka. Ia mengepalkan tangan, mengatakan hal yang sejujurnya, mungkin saja ia akan kehilangan David untuk selamanya.

Namun sudah lama Glapita memendam perasaan ini, ia bahkan merelakan apapun untuk mengejar David. Ia merelakan SMA impiannya, karena tahu bahwa David memilih SMA HB. Ia meninggalkan eskul teaternya, demi bisa masuk organisasi Osis untuk bisa dekat dengan David. Ia belajar mati-matian dan melakukan berbagai cara agar bisa menjadi waketos saat tahu David mencalonkan diri sebagai Ketos.

Sejak SMP, Glapita sudah menyukai David saat lelaki itu menolong dirinya dengan meminjamkan baju olahraganya saat Glapita lupa membawa baju olahraga, ia sangat takut saat itu, karena guru penjaskes mereka yang sangat killer. Dan David datang menolongnya dengan senyum hangat David yang membuat Glapita jatuh kepada pesona lelaki itu, sebagai pahlawan Glapita. Sejak saat itulah, Glapita mengejar-ngejar David. Dan ketika Glapita hampir saja bisa meraih David, Rily tiba-tiba datang menghancurkan semuanya.

David bungkam, ditatapnya Glapita yang sudah menangis sengungukan. "Sejak kapan?" tanya David memastikan segalanya.

Glapita menatap nanar David, ia pikir David peka dengan perasaannya selama ini. Nyatanya tidak, David tidak tahu apapun soal perasaanya. Dengan segala luka dihatinya, air mata yang mengalir di pipi jatuh dari pelupuk mata yang basah, mengungkapkan betapa terlukanya dia. Glapita berbalik, tidak sanggup untuk mengucapkan apapun lagi. Semuanya terasa menyakitkan, dan menatap David semakin membuat dadanya sesak. Ia memunggungi David dan melangkah pergi meninggalkan David.

David langsung menarik pergelangan tangan Glapita, dan mendorong tubuh gadis itu hingga terhempas pelan ke dinding tembok ruangan kecil di dalam ruangan Osis. Glapita tersentak, tangisnya langsung berhenti saat David mengunci kedua sisi tubuhnya. David menatap lekat mata gadis itu. Ia mendekatkan wajah, Glapita gugup dan menutup matanya rapat-rapat.
Hembusan hangat napas David terasa mengenai wajah Glapita. Gadis itu ketakutan, ia meremas rok bagian bawahnya. David menangkup rahang Glapita, dihapusnya air mata gadis itu yang membasahi pipi.

Di luar pintu yang tertutup, Rily memutar kenop pintu saat tidak mendapatkan sahutan apapun dari dalam. Ia berjalan masuk dan menyerngit saat melihat ruang rapat Osis yang kosong. Ia berjalan menuju sudut yang terdapat ruangan kecil, tempat dokumen-dokumen penting di simpan ruangan Osis.

Rily menempelkan daun telinganya ke pintu, ia tidak dapat mendengar apapun dari dalam sana. Diputarnya kenop pintu itu, lalu kakinya bergerak satu langkah tepat di ambang pintu ruangan itu.

Rily mengedarkan pandangan, hingga bola matanya menoleh kesamping kiri. Dimana David sedang mengunci tubuh Glapita, lalu jarak wajah mereka yang begitu dekat dan tangan kanan David yang terangkat memegang rahang Glapita. Rily memandang semuanya tidak percaya, ia bahkan melebarkan mata, memastikan jika semua yang dilihatnya benar-benar nyata adanya. Proposal yang sudah siap ditangannya, jatuh berserakan di ubin lantai.

Air matanya jatuh dari pelupuk mata, ia menutup mulutnya agar tidak terisak dengan telapak tangan. "Ka-kak Dav--, vid?" gumamnya terbata. Setelah itu, Rily melangkah mundur dengan gelengan kepalanya yang masih tidak percaya atas apa yang ia lihat. Saat David terlihat ingin menghampirinya, Rily berbalik dan berlari pergi meninggalkan tempat menyakitkan itu secepat-cepatnya.

Mengapa terasa begitu menyakitkan?

Continue Reading

You'll Also Like

705 65 68
Columba livia adalah sebuah ungkapan perasaan seseorang yang di tinggalkan oleh orang yang sangat Dia cintai Karena kini aku tau bahwa kisah hidup ad...
4.9M 49.9K 6
Tentang Deo dan Arayana. Sebuah kejadian membuat si guru dan si murid terjebak dalam hubungan pertunangan.
1.8K 90 82
kamu adalah pemilik suara dan hati yang begitu sulit untuk ku gapai... bukan tokoh utama dalam alur kehidupanku, tapi akan kujadikan dirimu tokoh uta...
11.4M 353K 56
!CERITA PINDAH KE KUBACA! cari akunku di Aplikasi Kubaca @motzky [ CERITA SEBAGIAN SUDAH DI HAPUS ] Also Known As HEARTBEAT Menceritakan tentang seor...