PACAR DISKON 30% [ New Versio...

By inag2711

156K 19.8K 1.8K

Berawal dari reuni Lucnut yang mengharuskannya bawa pasangan membuat Honey bertemu dengan F, salah satu stok... More

Prolog
Bab. 1 Her Private Life
Bab. 2 Bad Guy
Bab. 3 Boyfriend ( Encounter )
Bab.4 D-Day
Bab.5 Cheese in The Trap
Bab.6 I Miss You
Bab 7. Because it's My First Love
Bab.8 Best Chicken
Bab 9. Cinderella Man
Bab 11. Smile, You
Bab 12. Possessed
Bab 13. Cross
Bab 14. Miracle We Meet
Bab 15. Confession
Bab 16. Lie to Me
Bab 17. Healer
Bab 18. Alone in Love
Bab.19 Heartbeat
Bab 20. The Real has come
Bab 21. Not Others
Bab 22. About Time
Bab 23 Fall from the Sky
Bab 24. Sorry, I Love You
Bab 25. Failing in love
Bab 26. The Time
PO PACAR DISKON 30% 4 APRIL 2024

Bab. 10 Kill it

4.8K 687 49
By inag2711

Honey sedang berbaring di kasur sembari menatap langit-langit kamar berwarna biru langit seperti warna Doraemon. Di telinganya terpasang earphone yang sedang memainkan sebuah lagu dari The Band Perry, If I Die Young. Walau begitu, pikirannya tidak terfokus pada lagu itu. Dia masih memikirkan tentang F, pacarnya.

Apa dia memang dasarnya dari keluarga kaya raya? Apa dia pernah punya pacar dan merampok uangnya karena berhasil membuat cewek itu jatuh cinta padanya? Apa jangan-jangan, dia baru saja memenangkan undian atau lotre satu triliun? Dugaan-dugaan semacam itu yang bermunculan di kepala Honey sejak tadi.

Honey bingung. Jika memang F berasal dari keluarga kaya raya, seharusnya laki-laki tampan seperti dia tidak perlu bergabung di situs jual-belipacar.com. Apalagi F sampai membuat price tag untuk setiap kontak fisik di antara mereka. Hal itu membuat Honey berpikir kalau F berasal dari kaum duafa selama ini. Meskipun pemikiran itu segera tersingkir setelah melihat mobil mewah yang dibawa F tadi. Pasalnya, harga mobil itu 5,4 miliar. Itu dalam bentuk rupiah, bukan daun singkong.

Penjelasan masuk akal lainnya, Honey menduga F sudah berhasil mengambil seluruh harta dari gadis yang menjadi klien F sebelum dirinya. Jika benar begitu, dia ingin tahu siapa gadis malang itu. F memang memesona, jatuh cinta padanya bukan hal mustahil. Suara F terdengar dalam dan lembut, memberikan kenyamanan hanya dengan mendengar suaranya saja. Selain itu, bentuk tubuh F—meskipun terbalut pakaian sepanjang waktu—masih memperlihatkan keatletisannya—terutama lengannya yang berotot dan otot perutnya yang terkadang terbentuk di kaos ketat yang dikenakannya. Senyuman lelaki itu sangat manis, ditambah dengan dua gigi kelinci membuatnya semakin menawan.

Akan tetapi, Honey tidak boleh sampai jatuh cinta, di dalam kontrak, cinta lokasi terlarang. Kedua pihak akan dikenakan denda. Mengingat F masih aktif, tidak diberhentikan, artinya dia belum pernah terlibat skandal cinta lokasi.

Honey mengacak-acak rambutnya frustrasi. Tadi dia sempat bertanya, tetapi F sama sekali tidak memberikan jawaban apapun, malah sengaja mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan untuk dua hari ke depan, mereka tidak bisa bertemu karena ada urusan.

"Honey! Sayang!"

Panggilan itu membuat Honey melepas earphone, bangkit lantas membuka pintu. Sindy segera menunjukkan sekotak kue tart mini kepadanya.

"Mau makan bareng?"

Honey mengangguk lantas mengikuti Sindy yang segera berjalan menuju ruang makan.

Sindy segera memotong kue tart dengan potongan buah di atasnya itu menjadi beberapa bagian. Wanita berambut blonde itu kemudian meletakkan satu potongan ke piring kecil dan memberikannya pada Honey.

"Thanks, Bun," ujar Honey sembari menerima kue yang disodorkan Ibu tirinya.

"Welcome, Dear."

Keduanya kemudian sibuk memakan kue tart mini itu. Honey tahu Sindy bukan tanpa alasan mengajaknya mengudap malam-malam. Gadis itu yakin kalau pasti ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh Sindy padanya.

"Kenapa, Bun?" tanya Honey membuat kening Sindy mengernyit.

"Apanya?"

"Honey tahu, Bunda pasti mau berbicara sesuatu, kan? Ada apa?"

Sindy menyengir, memamerkan barisan giginya yang tertata rapi."Ketahuan?"

Honey mengangguk."Banget," jawabnya. "So?"

"Ayolah, Sayang. Temui anak Pak Hartono ya. Dia pemuda yang baik, kok."

"Bun, kan Honey sudah bilang, Honey nggak bisa. Honey sudah punya pacar, Bun," sahut Honey berusaha meyakinkan Sindy bahwa dia benar-benar tidak bisa menerima perjodohan bisnis antara dirinya dengan anak Pak Hartono.

"Please, Sayang. Temui dia, sekali saja!" Sindy menelungkupkan kedua tangannya depan dada.

Honey mengembuskan napas panjang."Bun, Honey nggak bisa."

"Kenapa?" tanya Sindy meminta alasan.

"Honey kan sudah bilang, Bun. Honey punya pacar. Coba Bunda pikir, gimana perasaan pacar Honey kalau dia tahu Honey bertemu cowok lain? Dia pasti akan kecewa, Bun." Honey mencoba untuk memberikan pengertian.

Sindy mengembungkan pipinya. Bahkan mendesah kasar."Pacarmu, siapa namanya?" tanya Sindy dengan wajah serius.

"F, Bun," jawab Honey membuat alis Sindy terangkat sebelah.

"F? Bukan G? Kok, nama manusia hanya terdiri dari satu huruf? Kamu yakin dia manusia sungguhan?" Sindy tidak dapat mengendalikan diri untuk berkomentar.

"Dia manusia, Bun. Namanya memang hanya F, orangnya ganteng dan baik hati" Honey mengembangkan senyumannya, teringat senyuman manis Galuh.

"Namanya lebih kerenanak Pak Hartono, Leonardo Edwin," sahut Sindy membandingkan. "Lagipula, karena menurutmu dia ganteng dan baik hati, seharusnya kamu nggak perlu khawatir kan? Dia bisa seenggaknya mengizinkanmu menemui Leo. Ya kan?" Senyuman Sindy mengembang membuat Honey merasa sedikit sedih.

"Bun." Honey menatap dalam ke Ibu tirinya membuat Sindy hanya mendesah pelan.

"Baiklah, Bunda mau ketemu pacarmu itu," putus Sindy membuat Honey terhenyak.

"Hah?"

"Kenapa? Kok kaget gitu? Jangan-jangan ini hanya akal-akalanmu untuk nggak dijodohkan?" Sindy menyipitkan mata. Curiga.

"Nggak, kok, Bun. Beneran," sanggah Honey.

"Ya udah, atur pertemuan Bunda dan F," desak Sindy.

"F bilang dua hari ini dia bakal sibuk, Bun," kata Honey jujur.

"Yaudah, setelah urusannya kelar, ajak dia ke sini. Oke?" Sindy memberikan keringanan.

Honey masih terlihat bimbang.

"Oke?" ulang Sindy.

Honey terpaksa mengangguk.

"Baiklah, Bun."

Sindy mengulas senyuman.

"Tapi kalau dia nggak sesuai ekspektasi atau nggak datang, kamu harus ketemu anak Pak Hartono," ujar Sindy mengajukan syarat.

"Tapi, Bun—"

"Titik," potong Sindy cepat.

Wanita itu segera bangkit dari duduknya lalu pergi ke kamar. Honey hanya menghela napas panjang, tidak berani lagi melawan. Dia hanya berharap semoga F mau bertemu Sindy. Kalau tidak, dia akan benar-benar menjadi Siti Nurbaya zaman now.

***

Galuh menatap lembaran buku kas di depannya. Otakcerdasnya sedang menghitung keuntungan yang didapat untuk pendapatan bulan ini. Ia memakai kacamata dan terlihat tampak serius.

Mafty, nenek Galuh, berusia hampir enam puluh lima tahun, datang. Wanita tua itu duduk di dekat Galuh setelah meletakkan secangkir teh hangat."Tehnya, Gal," katanya.

Galuh mengangkat kepalanya, melihat ke arah Mafty lalu memberikan seulas senyuman manis."Makasih, Nek."

Mafty mengangguk pelan.

"Bagaimana? Apa bulan ini kita untung?"

"Tentu, Nek. Jangan khawatir. Kalaupun rugi, Galuh akan mencoba menutupinya dengan penghasilan dari usaha kita yang lain," jawab Galuh mencoba menenangkan Mafty.

Mafty menghela napas lega."Syukurlah. Nenek sudah khawatir kalau penjualan kita turun."

Galuh meraih tangan Mafty dan mengusap-usap punggung tangan berkerut itu dengan sayang."Jangan khawatir, Nek. Galuh pasti akan melakukan apapun agar kita tidak kekurangan."

Mafty menatap iba ke arah Galuh.

"Maafkan Nenek, Gal. Kamu harus menanggung banyak beban," ucap wanita tua itu dengan suara parau. Bahkan sedikit terisak.

Galuh menggeleng."Tidak, Nek. Galuh yang harusnya berterimakasih karena Nenek sudah melakukan semuanya untuk Galuh. Sekarang, giliran Galuh untuk berbakti pada Nenek."

Galuh mencoba meyakinkan Mafty. Dia tidak ingin neneknya banyak pikiran. Kesehatan wanita itu sedang menurun sehingga Galuh harus mengambil alih usaha mereka yang terbengkalai.

Galuh bukan berasal dari keluarga kaya raya. Dia juga sudah tidak punya orang tua sejak kecil. Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat berusia lima tahun. Tak ada kerabatyang mau mengasuh. Beruntung, Mafty yang sebenarnya bukan Nenek kandungnya, menawarkan diri untuk mengasuhnya. Karena itu, Galuh sangat berutang budi pada wanita tua yang sudah bekerja keras untuk membesarkannya itu.

Mafty adalah seorang wanita yang baru saja kehilangan bayi karena keguguran kala itu. Di usianya yang tidak lagi muda, tentu hamil bukanlah perkara mudah. Terlebih suaminya meninggalkannya setelah calon bayi mereka meninggal dunia karena kandungan yang lemah. Mafty seorang diri. Demikian Galuh. Mereka pun dipertemukan nasib hingga menjadi keluarga.

Mafty hanyalah pekerja serabutan, menjadi tukang cuci, kuli panggul, pekerja untuk membuat kue dan pekerjaan kasar lainnya pernah dilakoninya. Dia bertekad untuk menjadikan Galuh berpendidikan tinggi. Dia tak ingin anak lelaki itu tumbuh tanpa kasih sayang ataupun riwayat pendidikan yang rendah. Mafty tak ingin Galuh seperti dirinya yang hanya lulusan SD.

Sejak kecil, Galuh memang pintar, bahkan genius. Sehari-hari lelaki tampan itu membantu Mafty berjualan kue. Dia juga tak malu membawa kue jualan Mafty ke sekolahnya. Selepas pulang sekolah pun, jika kue jualan tak habis, Galuh akan berganti baju lalu menjajakannya di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.

Galuh tumbuh dengan pemikiran untuk bekerja keras. Waktu masih SMA, dia nekat menggunakan tabungan yang selama ini disimpannya untuk membeli beberapa komputer dan seperangkat PS lalu menjadikan salah satu kamar di rumah Mafty sebagai rental PS di mana banyak anak muda mulai berdatangan. Sebagian menjadi pelanggan tetap.

Galuh kemudian mengembangkan usahanya dengan membuka rental PS yang lebih besar. Mereka bisa meraup keuntungan yang cukup besar tiap bulan. Bekerjasama dengan Leo, yang memberikannya modal tambahan, mereka membuka kafe dua bulan terakhir ini, mengingat PS sudah tidak semenarik dulu. Mafty bertugas menjadi pengawas untuk beberapa karyawan yang mereka pekerjakan. Namun, Mafty mulai sakit-sakitan akhir-akhir ini. Karenanya, mau tak mau, Galuh harus membagi waktu untuk kuliah, dirinya sendiri, Mafty dan usaha mereka.

Leo adalah teman Galuh sejak SMP. Namun, persahabatan mereka dimulai sejak masuk SMA. Berasal dari SMP yang sama, bukan alasan persahabatan mereka. Galuh yang genius kala itu melihat bagaimana Leo selalu dituntut ayahnya untuk mendapat nilai tinggi. Kerap kali, laki-laki yang selalu tersenyum itu mendapat pukulan dari ayahnya karena dianggap mengecewakan. Galuh yang tak sengaja melihat Leo dipukul, akhirnya datang ke kantor Ayah Leo untuk menawarkan diri mengajar Leo. Dengan sebuah perjanjian, setiap kali Leo meraih nilai tinggi, gajinya akan naik dua kali lipat. Jika tidak, maka dia bersedia menggantikan Leo untuk dipukul. Sejak itu, mereka bersahabat.

Leo terlalu baik sehingga sering kali ditipu. Banyak teman yang dianggapnya sahabat malah berkhianat, membawa kabur uangnya atau hanya memanfaatkannya sebagai mesin pembayar. Walau begitu, dia tidak pernah marah. Sifat bodohnya untuk dimanfaatkan teman baru sembuh setelah melihat betapa tulusnya Galuh padanya.

Galuh mengambil handphone-nya saat terdengar dering panggilan. Leo menelepon.

"Oi, Gal. Kamu nganterin mobilku ke rumah? Ngapain? Kenapa nggak kamu bawa ke rumahmu aja?" cerocos Leo begitu telpon diangkat.

"Nggak, ah. Kalau lecet gimana? Aku nggak sanggup bayar biaya reparasinya."

"Kayak sama orang lain aja. Buatmu, jangankan lecet, kamu jual pun nggak masalah. Kamu lupa, Gal? Uangku bertumpuk-tumpuk. Sayang kalau nggak digunakan. Haha."

Suara tawa Leo menggema membuat Galuh hanya geleng-geleng kepala.

"Walau uangmu bertumpuk-tumpuk, kalau kamu boros, habis juga. Lagian kamu mau dipukul ayahmu huh?"

Leo cekikikan.

"Nggak, sih. Ogah. Udah gede masak masih dipukuli?"

Hati Galuh terenyuh, teringat saat dengan matanya sendiri melihat Leo dipukuli ayahnya. Tentu sangat menyakitkan ketika orang tua sendiri yang memukul. Bahkan, sakitnya terasa lebih daripada dipukuli orang sekampung.

"Leo" panggil Galuh.

"Ya?"

"Sabar, ya," ucap Galuh tulus.

"Mau aku bunuh, Gal?"

Tawa Galuh pecah.

"Memangnya bisa?"

"Nggak, sih. Kalau ada yang menyakitimu, aku akan siap membunuhnya." Suara Leo terdengar serius dan yakin.

Galuh terdiam.

"Jangan, biar aku saja yang membunuh perasaanku agar tidak terbunuh."

Leo terdiam beberapa saat, hanya desahan napas panjangnya yang terdengar.

"Come on, moving on, Gal. Pacar barumu apa kabar?"

"Masih hidup."

Tawa Leo pecah lagi.

Setelahnya, telpon dimatikan. Galuh sudah tidak tahan mendengar tawa sahabatnya yang nyaring dan mirip seperti orang kesurupan.

***

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

15.1M 1.9M 71
[ π™‹π™šπ™§π™žπ™£π™œπ™–π™©π™–π™£! π˜Ύπ™šπ™§π™žπ™©π™– π™¨π™šπ™¨π™–π™©! ] . Amanda Eudora adalah gadis yang di cintai oleh Pangeran Argus Estefan dari kerajaan Eartland. Me...
6K 3K 32
Memangnya aku punya kesempatan untuk kembali mencintai lagi? - September, 2021
77.1K 5.1K 5
Ambar Dewani mendapat undangan reuni, hatinya bimbang untuk memutuskan pergi atau tidak. Kembali ke Indonesia setelah bertahun-tahun tinggal di negar...
96.6K 4.6K 13
[BACA PART I PERTAMA DAHULU] Setelah Ardo mencampakannya dan 'lari' dari tanggung jawab, Rania berusaha menjalani kehidupannya kembali. Rania mengang...