PACAR DISKON 30% [ New Versio...

By inag2711

156K 19.8K 1.8K

Berawal dari reuni Lucnut yang mengharuskannya bawa pasangan membuat Honey bertemu dengan F, salah satu stok... More

Prolog
Bab. 1 Her Private Life
Bab. 2 Bad Guy
Bab. 3 Boyfriend ( Encounter )
Bab.4 D-Day
Bab.5 Cheese in The Trap
Bab.6 I Miss You
Bab 7. Because it's My First Love
Bab.8 Best Chicken
Bab. 10 Kill it
Bab 11. Smile, You
Bab 12. Possessed
Bab 13. Cross
Bab 14. Miracle We Meet
Bab 15. Confession
Bab 16. Lie to Me
Bab 17. Healer
Bab 18. Alone in Love
Bab.19 Heartbeat
Bab 20. The Real has come
Bab 21. Not Others
Bab 22. About Time
Bab 23 Fall from the Sky
Bab 24. Sorry, I Love You
Bab 25. Failing in love
Bab 26. The Time
PO PACAR DISKON 30% 4 APRIL 2024

Bab 9. Cinderella Man

4.4K 675 70
By inag2711

Galuh segera memeriksa handphone-nya yang bergetar sejak tadi begitu keluar kelas. Ada tiga misscall dan empat pesan. Semuanya dari Honey. Namun, belum juga pesan itu diklik, tubuhnya disenggol.

"Sori,Gal. Aku duluan," pamit Leo membuat Galuh menoleh ke arah sahabatnya, batal membaca pesan dari Honey.

"Buru-buru amat. Mau kemana, sih?" tanya Galuh heran.

"Ada urusan mendadak. "Udah ya."

"Wait!" teriak Galuh membuat Leo yang sudah seperti cacing kedinginan urung melangkah pergi.

"Apa sih, Gal? Aku harus pergi, nih," ujarLeo dengan tidak sabar.

"Kalau kamu pulang duluan, aku pulangnya sama siapa? Kan tadi aku berangkatnya bareng kamu."

Leo tanpa pikir-panjang mengambil kunci mobil dan melemparnya ke Galuh. "Pake aja mobilku," ujarnya lalu pergi, tidak bisa menunggu lagi.

Setelah Leo pergi, Galuh kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda, mengecek pesan dari Honey.

Honey

F, Jemput.

Sekarang.

Galuh menyipitkan mata sehingga menjadi garis lurus. Empat pesan dengan isi teks yang sama sukses membuatnya kesal.

F

Lagi?

Udah siapin uang belum?

Tidak ada balasan. Bahkan setelah semenit lebih dua detik berlalu.

Galuh menghela napas panjang. Kekesalannya bertambah saat Honey membaca pesannya, tetapi tidak membalas.

"Kalau ntar ketemu, aku akan menjadikannya gule, soto daging, atau rawon," geram Galuh

"Siapa?"

"Si Honey. Dia kan dagingnya banyak, jadi ...."

Galuh tidak bisa menggenapi kata-katanya saat melihat siapa yang bertanya. Gadis cantik yang sudah menikamkan belati di hatinya berdiri di hadapannya dengan wajah polos.

"Hai, Gal," sapa Rena ramah.

Galuh menahan napas, mencoba tidak menangis atau bertindak beringas. Bagaimanapun bertemu mantan di saat tidak terduga adalah sesuatu yang dapat memicu serangan jantung atau terputusnya urat saraf di otak. Galuh mencoba untuk tidak mengalami kedua hal buruk itu.

Rena dan Galuh memang satu kampus. Namun,berbeda fakultas dan jurusan. Galuh memilih Desain Grafis, sedangkan Rena memilih Teknik Informatika. Singkatnya, pertemuan mereka tanpa unsur kesengajaan bisa dikatakan satu banding sepuluh ribu. Bahkan mendekati mustahil.

"Gal."

Galuh masih diam, menatap mantan pacar sedang mengulas senyuman manis. Tak ada rasa bersalah atau perasaan sejenis di wajah gadis itu. Hal itu membuat Galuh merasa marah. Kepalan tangannya menguat tanpa sadar, mencengkram kuat handphone yang masih di dalam genggamannya. Setahun bukan waktu yang sebentar, tetapi tidak cukup untuk menyembuhkan hati yang telanjur terluka.

Handphone Galuh berdering, Honey menelepon. Galuh berpaling dari Rena, sengaja mengabaikan untuk mengangkat telepon.

"Ya?"

"Udah di mana?" tanya Honey tanpa basa-basi.

"Di kampus, baru aja keluar kelas. Kenapa?"Galuh berpura-pura tidak ingat tentang permintaan Honey agar menjemputnya.

"Cepetan ke sini, dong. Jemput aku, ya."

Galuh merinding, sampai memeriksa si penelpon. Itu nomor Honey, tapi suaranya seperti sengaja dibuat sengau dan diseret-seret. Bukannya terdengar manis, suara Honey malah membuatnya merasa ngeri.

"Suaramu biasa aja, dong. Udah kayak tikus lagi gantung diri. Kecekik," protes Galuh.

"Eh? Haha. Bisa aja bercandanya. Buruan," ujar Honey lagi. Sepertinya gadis itu mengabaikan ejekan dari Galuh membuatnya heran. Honey tidak seperti biasanya. Aneh.

"Yaudah, aku jemput. Di mana? Kampus?"

Galuh mengalah.

"Nggak, bukan. Sebentar lagi aku share location. Bye, Darling."

Bulu kuduk Galuh meremang. Darling, satu kata itu sukses membuatnya meringis.

"Darling? Dia kesambet?" decak Galuh kesal.

"Siapa?"

Galuh terdiam, mendapati Rena belum beranjak dari tempatnya. Itu artinya gadis itu sejak tadi mendengarkan pembicaraannya dengan Honey.

"Honey."

Rena mengerutkan keningnya.

"Honey? Darling? Kamu sudah punya pacar, Gal?" Rena menyimpulkan.

Galuh mengangguk."Sudah."

Rena membulatkan matanya.

"Udah ya," pamit Galuh lantasberjalan pergi.

Langkah Galuh terhenti ketika Rena mengejarnya. Gadis cantik itu mencengkeram lengan Galuh dengan kuat.

"Kenapa?"

Satu alis Galuh terangkat. Bingung."Kenapa apanya?"

"Kenapa kamu punya pacar secepat itu? Kita bahkan belum lama putus. Kenapa?" Rena menuntut penjelasan.

Galuh menepis tangan Rena dari lengannya."Jangan bertingkah seperti korban. Kamu lupa? Kamu yang mengkhianatiku, bukan sebaliknya."

Galuh pergi, meninggalkan Rena yang hanya menatapnya dengan sayu. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak bisa.

***

Jojo, pacar Genting, sepertinya belum kapok setelah kena triple kill dari Galuh waktu itu. Gadis bertahi lalat di jidat itu mengajak teman-temannya untuk mendatangi Honey yang sedang makan siang. Mereka bukan kebetulan bertemu di sebuah kafe, tetapi sengaja datang setelah mendapat informasi dari salah satu teman Laila, Diah.

"Beneran pacarnya kayak pangeran dari kayangan?" Salah satu teman Jojomasih tidak percaya..

"Iya, makanya gila, kan? Masak cewek kayak dia pacarnya begitu, nggak level!"

"Playboy kali tuh pacarnya," sahut teman Jojo yang lain.

"Kayaknya sih, Mae. Nggak mungkin ya cowok seganteng itu bisa setia sama lebah kayak dia. Ya nggak?" Jojo meminta dukungan.

"Bener, tuh," sahut Mae yang bernama asli Maemunah.

"Atau, pacarnya itu matre, kan katamu si lebah kaya raya." Teman Jojo yang lain mengungkapkan pendapatnya. Namanya Rere.

"Iya, sih. Warisannya banyak cuy," sahut Jojo membenarkan.

Ketiganya tertawa terbahak-bahak.

Honey tidak merespons, karena sedang berjuang untuk mendorong makan siang yang tersangkut di tenggorokan. Susah ditelan.

"Hei, Lebah. Sekarang mengaku saja, kamu membayarnya, kan?" tuding Jojo.

"Ah," desah Honey merasa lega karena berhasil menelan makanannya.

"Ish, nggak sopan. Kamu baru saja mengembuskan napas baumu ke mukaku huh?" Jojo mulai naik darah.

"Maaf, nggak sengaja," ujar Honey.

"Nggak sengaja? Kamu emang nggak tahu diri, ya!"

Jojo bangun dari duduknya. Murka. Wajahnya sudah berubah menjadi tomat matang.

"Jo, tahan! Banyak orang!" Mae mencoba membuat Jojo duduk kembali.

Jojo menoleh ke sekitar lalu terpaksa duduk lagi. Dia tidak mau image anggunnya sirna hanya karena seorang Honey yang menurutnya kampungan.

"Bee."

Panggilan lembut dengan suara berat, tapi merdu itu membuat keempatnya menoleh. Jojo terkesima. Kekasih Genting itu begitu takjub dengan penampilan Galuh hari ini. Dua teman Jojo yang belum pernah melihat F, bahkan menganga dan nyaris mengeluarkan iler.

Hari ini Galuh tampil beda, memakai kaos hitam dibalut sweater abu-abu dengan celana jeans. Rambutnya yang biasanya dibelah tengah, sekarang dibiarkan tanpa belahan. Ponimenutup sempurna keningnya, memberikan kesan manis, pesonanya semakin memabukkan.

Honey masih menunduk, makannya belum kelar. Dia tahu Galuh datang, tetapi tak ingin menoleh ke arah pacarnya itu. Dia tidak ingin memberikan kesan seolah terpesona. Honey masih dendam soal isi pesan Galuh kemarin.

"Ya Tuhan, sejak kapan Malaikat Langit turun ke Bumi?"

"Kalau modelnya begini, bayar berapa pun aku mau. Jual ginjal pun rela."

Dua teman Jojo sudah kehilangan akal mereka. Keduanya tenggelam dalam fantasi mereka masing-masing tentang F. Mereka sudah mabuk kepayang dan tidak tertolong.

"Bahkan, lubang hidungmu terlihat indah." Jojo ikut berkomentar.

Dahi Galuh berkerut, mengenali sedikit siapa perempuan di hadapannya. Kesan buruk karena berbicara buruk pada dan tentang Honey saat reuni waktu itu membuatnya masih mengingat Jojo.

"Kamu lagi," decaknya kesal lalu duduk di sebelah Honey, berhadapan langsung dengan Jojo.

Jojo berdeham dua kali lalu memperbaiki letak rambutnya yang sebenarnya sudah rapi.

"F udah datang? Mau makan, nggak?" tanya Jojo dengan sengaja mengedipkan mata dua kali.

"Nggak usah, aku ke sini mau jemput Bee doang," tolak Galuh tanpa ampun.

Jojo mendesah kasar.

"Kenapa kok jemput dia mulu, sih? Sesekali jemput aku juga, dong," keluh Jojo.

"Aku juga mau." Mae menimpali.

"Me too." Rere tidak mau kalah.

"Bee, ayo pulang."

Honey mengangguk sembari meraih gelas jusnya, lalu meneguk setengah jusnya.

"Ayo," ajak Honey lantas berdiri.

"Jusnya harus dihabisin, dong," tegur Galuh.

"Udah kenyang," sahut Honey.

"Aku akan membantumu meminumnya," ujar Galuh lantas meminum jus sisa Honey.

Honey terpana, demikian pula ketiga gadis lainnya. Pemandangan wajah Galuh dari sisi samping memang menggemaskan. Rahangnya tegas, dagunya tirus dan hidung mancungnya membuat gadis manapun ingin memilikinya. Gerakan naik-turun jakunnya pun tidak kalah menawan.

Galuh meletakkan gelas jus di meja setelah berhasil meminum jus itu sampai habis. Tangannya bergerak lagi, menyeka sisa jus di bibir indahnya hanya dengan jari jempol, membuat para gadis menjerit histeris dalam hati.

"Bee! Bee!" Galuh menggerak-gerakkan tangannya di depan Honey, tetapi pacarnya itubahkan tidak berkedip menatapnya.

Galuh mengarahkan pandangannya pada Jojo dan kedua gadis lainnya. Mereka juga menunjukkan reaksi yang sama dengan Honey. Bahkan, lebih parah. Ia pun beranjak mendekat ke telinga Honey.

"Jangan jatuh cinta padaku. Aku nggak mau berubah jadi Cinderella Man hanya dalam waktu seminggu," bisiknya membuat kewarasan Honey kembali dalam sekejap.

"Ayo pulang!" teriak Honey membuat ketiga gadis lainnya terkejut.

Galuh tersenyum geli lalu berjalan mengikuti Honey yang berjalan lebih dulu.

"Sepeda motormu mana?" Honey celingak-celinguk .

"Hari ini aku bawa mobil," jawabnyamembuat Honey mengerutkan kening.

"Jangan takjub begitu. Aku masih orang yang sama kayak kemarin, pecinta uang," tegur Galuh lantas berjalan masuk ke dalam mobil.

Honey mendengkus sebal lalu masuk ke dalam mobil Galuh.

"Cinderella Man apaan. Mobilnya malah Mercedes-Benz yang harganya 5,4 miliar. Lebih mahal dari mobilku. Dasar rentenir," oceh Honey sebal, merasa ditipu.

"Nggak jadi diantar pulang?" goda Galuh.

Honey tidak menjawab, hanya mencebikkan bibir.

Sepanjang perjalanan, Honey hanya diam sambil melotot ke arah Galuh. Dia penasaran dengan latar belakang keluarga pacar kontraknya tersebut. Di otaknya ada dua kemungkinan. Satu, F dari keluarga kaya raya atau sudah mencium bibir pacar sebelumnya sebanyak-banyaknya. Entah, perempuan bodoh mana yang bersedia melakukan itu. Honey sangat ingin tahu.

***

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

1.1K 161 23
"Woi bebek! Kalo Jumat ini gua mau ngedate sama kak Juyeon kira-kira lu mau nganterin nggak?" "Nggak. Gua cemburu. Gua nggak suka. Lu jangan pergi, o...
1.9M 72.7K 60
"Kenapa semua orang selalu ngebandingin aku sama Radith? Aku tau penampilanku emang jadul, cupu, beda seratus depalan puluh derajat sama Radith yang...
136K 17.9K 56
END [TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA] . . Gimana rasanya punya bos yang kalau kita bikin kesalahan dikit, langsung minta kita resign? Solar (28) awalny...
472K 27.3K 48
Saat ingin memberi makan seekor kucing dipinggir jalan,Gavin tertabrak motor sehingga para warga membawanya kerumah sakit. saat terbangun,dia dibuat...