Remember Me

By AsniCan

159 5 0

Jihoon pindah dari Busan ke Seoul alasan dia pindah dikhianati oleh pacar dan sahabat nya, tetapi ia pun kece... More

Remember Me 01
Remember Me 02
Remember Me 03
Remember Me 05
Remember Me 06

Remember Me 04

28 1 0
By AsniCan


Daniel bermain di rumah sang gebetan belum jadi pacar nya resmi karena sang gebetan tak pernah menjawab 'ya' atau 'tidak', pada tembakan cinta untuk nya.

"Daniel tumben datang ke sini?"tanya sang gebetan

"Seongwoo, kok nanya kayak gitu, aku main nggak boleh"ujar Daniel menatap wajah Seongwoo.

"Boleh sih, tapi aneh sekali kamu kesini kalau nggak ada alasan jelas, dan kamu juga membawa bola basket aku kan nggak bisa main basket"ujar Seongwoo

"Bola ini hanya alibi ku dan memperjelas alasan ku keluar dari rumah sakit"jawab Daniel "kamu membiarkan aku berdiri di depan pintu?"tanya Daniel, Seongwoo pun menggeser badannya ke kanan memberi ruang untuk Daniel agar Daniel bisa masuk ke dalam rumah nya.

Daniel masuk diikuti Seongwoo sesudah menutup pintu rumah nya "kita duduk di halaman belakang aja yuk"ajak Seongwoo sebab di sofa mereka melihat kakak sepupunya Seongwoo sedang mesraan di ruang tamu.

Daniel pun menyetujui dan mengikuti Seongwoo yang sudah duluan pergi ke belakang. Seongwoo mempersilahkan Daniel duduk dan balik ke dapur untuk membuatkan Daniel minuman. Seongwoo pun kembali dan duduk di samping Daniel yang dipisahkan oleh meja bulat.

"Tadi kamu bilang alibi dan memperjelas alasan kamu keluar rumah sakit? Kamu sakit ya dan kamu nggak mau dirawat di rumah sakit. Ya ampun aku harus melaporkan ke keluarga mu saat ini"ujar Seongwoo panik dan mencari hp nya yang ia lupakan.

"Nggak kok Seongwoo, aku nggak sakit tapi harus jaga seseorang"jawab Daniel

"Siapa?"tanya Seongwoo

"Sepupu ku dari Busan, dia habis kecelakaan dan aku harus menjaga nya, sepupuku punya efek khusus dari kecelakaan dia akan lupa segalanya dan aku baru kenal dan aku merasa canggung, sedangkan dia ketakutan kalau ia menatap ku"ujar Daniel "jadi mengusir suasana yang tak enak aku pun keluar dari ruang perawatan nya. Lagipula sepupu ku tak menginginkan orang masuk ke dalam ruang perawatan nya. Selain dokter dan suster."jelas Daniel dan kemudian minum air yang disiapkan oleg Seongwoo tadi.

"Kamu ingin dekat nggak dengan sepupu mu nggak?"tanya Seongwoo

"Asal kamu tau aku iri melihat kedekatan kamu dengan sepupu mu, aku pun berandai jika aku punya sepupu pasti menyenangkan, mengingat semua sepupuku ada di luar negeri adapun di korea mereka pada sombong dan sok kaya"ujar Daniel membeberkan kejelekan para sepupu nya.

"Mereka kan pada kaya semua kan"ucap Seongwoo

"Karena mereka tidak tau, CEO di perusahaan utama adalah paman ku dia adalah ayah sepupu yang kecelakaan itu"ujar Daniel "dan aku ingin dekat nya adalah ingin menjaganya"lanjut Daniel

"Kenapa?"tanya Seongwoo ingin tau dan sedikit cemburu

"Karena ibunya meninggal dan kakak nya dalam keadaan kritis"jawab Daniel "sepupuku sangat polos yang aku dengar waktu mau menyambutnya pindah kerumah kami"ujar Daniel lagi.

Daniel menghabiskan waktunya di rumah Seongwoo. Sampai jam 3 sore Daniel baru kembali ke rumah nya dan mendapati paman dan ibunya sedang duduk di ruang tv.

"Aku pulang" sapa Daniel dan terus berjalan melewati ibu dan pamannya, "darimana saja kamu Daniel?"tanya ibunya dan berdiri mendekati Daniel yang berdiri di dekat tangga.

"Abis latihan basket tadi"
"Latihan lebih penting daripada menjaga sepupu mu?"
"Eomma aku ada pertandingan jadi aku harus latihan supaya aku menang"
"Tapi tak ada seorang pun menjaga Jihoon, dan paman mu meminta mu untuk menjaga Jihoon tadi"
"Aku sudah minta izin tadi sama paman"jawab Daniel "paman Min Hoo dimana sekarang?"tanya Daniel penasaran karena tidak mendapati pamannya yang tak nampak.

"Dia sekarang di rumah sakit menjaga Jihoon"jawab ibunya kembali duduk di samping kakak tertuanya tadi.

Daniel berjalan menaiki tangga dan berpasasan dengan bibi nya Park Mi Na.

"Halo bibi"
"Daniel. Darimana saja?"
"Aku hanis latihan basket tadi"
"Oh, oyA bibi hampir lupa. Nari ingin kamu ke rumah dia kangen dengan kamu tiap hari selalu aja nanyain kamu, kapan paman Daniel ganteng datang, selalu itu aja sampai bibi bingung menjawab nya"ujar bibi nya membuat Daniel malu-malu karena ucapan nya yang mengatakan dirinya ganteng.

"Aku belum tentu kapan ke tempat tante, akhir ini sibuk latihan karena akan lomba, nanti setelah lomba aku coba ke tempat tante menemui Nari dan adik nya"jawab Daniel dan iyakan oleh tante nya.

Daniel memasuki daerah privasi nya yaitu kamar nya sendiri dia meletakkan tas nya yang berisi bola basket, dan duduk di meja belajar nya membuka hp nya sambil melihat chat temannya hari ini.

Daniel teringat dengan alat perekam yang ia letakkan di ruang kerja kakek nya, Daniel keluar dari kamar saat pembantu datang membawa pesan dari ibunya untuk keluar dari kamar, Daniel duduk bersama ibunya di ruang tamu dan datang lah paman dan bibi nya mendekat.

"Min Soo, oppa harus kembali ke Jepang, harus memantau perusahaan di Jepang"pamit kakak nya dan dibalas oleh Min Soo hati-hati di jalan begitu juga Daniel dan bersalam dengan pamannya.

"Unnie, aku juga harus balik, kasian uri Mike si baby di rumah, Nari pasti sudah balik dari les nya saat ini"jelas Mi Na saat ini. Dan Min Soo pun mengangguk dan berpelukan dengan adik nya dan Daniel berkata kirim salam buat sepupu nya.

"Eomma kakek dimana?"tanya Daniel
"Ke rumah sakit, eomma akan peegi ke rumah sakit. Kamu ikut?"tanya ibunya
"Nggak eomma, aku belum mandi lagipula lelah siap latihan aku ingin istirahat dulu"ujar Daniel, eomma nya pun pergi.

Daniel pun memastikan eomma nya sudah pergi pun langsung berlari menuju ruang kerja kakek nya, Daniel masuk dan langsung berjalan menuju rak buku tempat ia meletakkan alat perekam tersebut.

Daniel mendapat kannya langsung keluar juga dan masuk kamar nya, Daniel melepas kartu memori nya dan memasukkan nya dalam laptop nya dan mendengar lewat laptop nya sendiri.

Daniel mendengar sampai ia terkejut sendiri dan tak lupa menutup mulut nya saking terkejut nya. "Malang nya nasip mu paman"gumam Daniel pelan.

●●●●●

Jihoon duduk bosan di rumah sakit, Jihoon menatap keluar rumah sakit menatap daun jatuh dan orang yang bersantai di taman rumah sakit

Pintu kamar nya pun dibuka Jihoon tidak memperdulikannya dan terus menatap keluar, "Jihoon, ini appa datang"ujar orang yang masuk tadi, "hmm"Jihoon hanya membalas dengan gumamannya.

Appa Jihoon merasa aneh dengan perubahan suara Jihoon dan appa nya pun mendekati sang anak, "kamu kenapa?"tanya sang appa Jihoon hanya menatap keluar tanpa menatap ayah nya yang di belakang nya yang mengelus pelan kepalanya.

Jihoon pun membalikkan badannya dan menatap ayah nya "dimana eomma?"tanya polos Jihoon pada appa nya. Appa Jihoon menegang mendapat pertanyaan dan menatap dalam pada Jihoon sang anak, "Jihoon kamu harus istirahat kan?"tanya appa Jihoon untuk mengalihkan perhatian Jihoon.

"Aku ingin tau siapa ibuku"tegas Jihoon kalau ia tidak ingin istirahat melainkan menginginkan sesuatu pada Park Min Hoo Jihoon menatap appa nya tajam. "Jihoon, appa takut memberitau jika appa mengatakan eomma mu, Jihoon"ujar appa nya menatap Jihoon sedih "waeyo?"tanya Jihoon nada bicara nya berubah dingin. Bahkan menepis tangan appa nya yang saat ini mengelus kepala dengan kasar.

"Cepat beritau aku"ujar Jihoon teriak marah pada appa nya yang hanya diam menatap Jihoon sedih, "Jihoon. Eomma mu sudah meninggal dalam kecelakaan itu, karena harus menyelamatkan kakak mu dan dirimu"jawab appa nya dan semakin mengelus lembut rambut anak nya.

Jihoon berteriak dalam tangis nya dan berkali-kali memukul dadanya sambil mengucapkan 'aku minta maaf eomma', kakek beserta ibu Daniel hanya menonton kesedihan Jihoon dan ikutan menangis, appa Jihoon terus memeluk badan Jihoon agar ia tak memukul badannya lagi.

"Aku tinggal dengan siapa?"tanya Jihoon sedih "dengan appa. Kalian selalu tinggal dengan appa Jihoon"ujar appa nya. Jihoon kelelahan karena terus menangis Jihoon pun tertidur di pangkuan appa nya.

●●●●●

Di depan kamar rawat Jimin temannya berkumpul dan hanya melihat dari luar, appa nya yang melihat kebetulan mendekati dan menyapa teman Jimin.

"Kalian teman Jimin?"tanya appa Jihoon dan Jimin
"Iya. Kami temannya, kami ingin menjenguk nya tapi dokter tidak memperbolehkan kami masuk, selain dokter atau suster"jawab salah satu siswi disana
"Bahkan keluarga nya pun tidak boleh masuk ke dalam"ujar nya dan semua siswa dan siswi menganggukkan kepalanya.
"Anda siapa Jimin?"tanya Jungkook yang ada di sana juga
"Aku ayah Jimin"jawab nya "kamu pasti tau dengan Jihoon adik Jimin"lanjut Min Hoon dan Jungkook mengangguk kepala.

Min Hoon mengetahui sahabat nya Jimin
Jungkook= lelaki kuat dan pasangan Taehyung
Taehyung= orang yang paling dekat dengan Jimin dan sering menghabiskan waktu dengan Jimin, pasangan nya Jungkook
Nam Joon= lelaki dipanggil dewa perusak dan senior Jimin yang paling pintar juga
Hoseok= lelaki yang sangat hebat dance dia senior sekaligus instruktur dance Jimin
Seokjin= asisten dosen yang masih kuliah akhir, yang paling kaya di kelompok nya dan sangat pandai masak
Suga= teman yang dingin tapi perhatian dia juga seorang composer dan dia juga pasangan Jimin.

Appa Jimin tidak melarang Jimin dan Jihoon menyukai siapa dan berteman dengan siapa, asalkan anak nya bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar, Min Hoon ingin mengatakan terima kasih kepada istri nya yang sudah merawat dan membesarkan anak mereka seorang diri. Min Hoon sangat bangga pada istrinya yang sudah pergi dulu yang mendidik putra mereka pada jalan yang benar.

Min Hoon meninggalkan kumpulan teman Jimin yang sudah pergi dari ruang rawat Jimin, Min Hoon duduk di taman rumah sakit dan merenung kan istrinya yang sudah pergi tanpa mengucapkan kata selamat tinggal.

Istri nya yang masih bisa sadar hanya berkata 'jaga putra mereka dan jangan sakiti mereka, sayangi juga mereka. Aku sangat mencintaimu. Jangan salahkan dirimu karena ini jalan takdir kita. Mungkin ini jalan cerita kita. Aku si wanita bodoh masih sangat mencintai mu sampai mati.'ujar nya dan menghembuskan nafas nya dan tangannya yang masih mengelus pipi nya jatuh lemas menandakan ia sudah tiada.

Min Hoon sangat menyesal karena ia meninggalkan istri dan 2 putra nya yang masih sangat kecil dan masih membutuhkan kasih sayang dirinya.

"Maafkan aku Jina, aku akan menyayangi putra kita, melindungi putra kita dan mencintai putra kita. Aku tidak akan mendidik putra kita seperti ayah ku yang memisahkan kita dulu. Kamu harus bahagia surga sana."appa Jihoon berkata dalam hati dan menetapkan hati nya dengan mantap.








T.B.C

Sudah chapter 4 cerita nya yang jalan ceritanya gaje dan aku minta maaf kalau jalan ceritanya nggak jelas.

Aku pun mengucapkan terima kasih sudah mau membaca cerita ku dan memberi vote untuk cerita ku.

Bye bye

Continue Reading

You'll Also Like

120K 16.9K 86
Di suatu semesta lain, Adel dan Oniel adalah Kakak Beradik yang dibesarkan di panti asuhan, sampai suatu kejadian memaksa mereka untuk menjadi pelind...
91.1K 6.8K 47
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
647K 31.1K 38
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
393K 31.7K 63
"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuh💫"