Mian kalau mengecewakan, membosankan dan OOC....
.
.
"Kalau dia tidak mencintaiku, seharusnya dia tidak menikahiku.... Bukankah begitu?Atau dia terpaksa menikahiku sebagai bentuk tanggung jawabnya padaku atas perbuatannya? Aku tidak meminta pertanggungjawabannya, Chun. Sungguh.... Aku memilih tidak menikah dengannya bila pernikahan kami terasa hambar seperti ini."
"Joongie...."
"Aku sangat lelah, Chun...."
.
.
Jaejoong terbangun dari tidurnya. Jam dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Terlalu siang untuk bangun, bukan? Biarlah.... Tubuh Jaejoong sangat lelah.Kemarin, usai bertemu dengan belahan jiwanya, Yoochun, Jaejoong harus rela menerima hukuman.Hukuman yang tidak terlalu ringan namun juga tidak terlalu berat.Hukuman yang cukup membuat tubuhnya kelelahan seperti sekarang.
Jaejoong mengambil handuk yang tergantung pada punggung sofa dekat ranjangnya, melilitkannya pada tubuhnya kemudian berjalan memasuki kamar mandi, memutar kran air dan membiarkan air dingin dari shower membasahi seluruh tubuhnya yang penuh dengan tanda cinta, entah si pembuat melakukannya dengan cinta atau nafsu belaka, Jaejoong tidak tahu. Yang diketahuinya Jaejoong sangat mencintai namja yang semalam merasuki tubuhnya.
Jung Yunho.
Namja yang menikahi Jaejoong dua setengah tahun yang lalu akibat sebuah insiden memalukan. Yunho dan Jaejoong yang kala itu sama-sama merayakan ulang tahun temannya di sebuah café yang sama entah mengapa dan karena apa bisa berakhir di atas ranjang hotel, padahal keduanya tidak saling mengenal. Keduanya tidak ingat apa yang mereka lakukan dimalam itu, namun apa pun itu sudah membuat seorang Kim Jaejoong mengandung.
Enam bulan pasca menikah dan menjadi 'istri' Jung Yunho, Jaejoong melahirkan seorang putra tampan bernama Jung Hyunno.
Kehidupan yang sempurna?
Tidak!
Jaejoong tidak pernah merasakannya.
Suaminya, Yunho sangat dingin, jarang berbicara pada Jaejoong.Kalaupun Yunho berbicara pada Jaejoong pasti kata-kata yang keluar dari bibir berbentuk hatinya adalah sesuatu yang keras dan tajam.Lebih seringnya Yunho mengumpat dan memaki Jaejoong.Namun walaupun begitu Yunho tetap memberikan nafkah lahir dan batin pada Jaejoong dan putranya.Jaejoong sendiri tidak pernah tahu, Yunho melakukan semua itu atas dasar cinta atau hanya sebagai kewajiban saja?Atau lebih parahnya mungkin Yunho menganggap Jaejoong hanyalah pemuas nafsunya saja.
Entahlah....
Yang pasti Jaejoong sangat mencintai suaminya itu.
.
.
Dengan sedikit terburu-buru Jaejoong berjalan sembari menggendong Hyunno menuju mobilnya.Wajah namja cantik itu terlihat begitu sumpringah dan berseri-seri.Hari ini adalah salah satu hari paling special bagi Jaejoong. Tepat pada tanggal 6 september dua tahun yang lalu Jaejoong melahirkan Jung Hyunno.
Jaejoong membuka pintu mobilnya, mendudukkan Hyunno di kursi penumpang di samping kursi supir.Setelah memastikan sabuk pengaman terpasang sempurna, Jaejoong kemudian berjalan menuju pintu kursi penumpang dan mulai menjalankan mobilnya keluar kediaman mewahnya.
"Littlebear ingin kado apa?" Jaejoong tersenyum melihat putranya yang asik bergumam sembari memainkan boneka beruang kecilnya.Jung kecil itu memang tidak suka diganggu ketika sedang bermain.Jaejoong tersenyum dan mengusap kepala putranya sayang.Satu hal yang membuat Jaejoong bertahan di sisi Yunho adalah keberadaan Hyunno yang mengikat mereka.Jaejoong tidak ingin putranya menderita bila dirinya dan ayahnya hidup berpisah.
.
.
Banyak yang Jaejoong beli. Selain belanja kebutuhan untuk sebulan kedepan, Jaejoong juga membeli bahan-bahan tambahan yang akan digunakannya untuk membuat kue ulang tahun Hyunno. Selain itu Jaejoong sudah mendapatkan sebuah barang yang pastinya akan sangat cocok untuk putra kecilnya.
Ketika hendak menuju kasir jemari kecil Hyunno menggapai-gapai sesuatu, sepertinya namja tampan yang mewarisi fisik ayahnya itu menginginkan sesuatu. Jaejoong melihat apa yang putranya inginkan. Ternyata Hyunno kecil menginginkan bananamilk yang berada di etalase. Jaejoong tersenyum dan mengambilkan lima botol bananamilk untuk Hyunno, kemudian mendorong trolinya lagi menuju kasir.
"Jangan diminum dulu, ne...." Jaejoong tersenyum pada Hyunno yang berada di dudukan balita yang berada di depan troli, mengabaikan tatapan dari beberapa orang yang melihatnya. Jaejoong tidak memedulikan itu semua.Mungkin mereka mengenalinya karena Jaejoong beberapa kali menjadi bahan pemberitaan media cetak dan elektronik mengingat suaminya adalah salah seorang pengusaha sekaligus politikus muda yang terkenal.
.
.
Usai berbelanja Jaejoong mengajak Hyunno makan siang di salah satu restoran yang sudah menjadi langganannya.Jaejoong juga sudah berjanji dengan Yoochun, sahabat sekaligus sepupunya untuk makan siang bersama.
"Kapan kau akan berangkat, Chun?" tanya Jaejoong yang mencoba menyuapkan makanan ke dalam mulut Hyunno yang berada dipangkuan Yoochun. Balita tampan berusia dua tahun itu menggelengkan kepalanya dan memilih menghabiskan banana milknya.
Yoochun menepuk-nepuk paha Hyunno pelan, "Sore nanti. Suie mengatakan kalau Ihnwan ingin segera bertemu denganku." Jawab Yoochun. Yoochun sudah menikah lima tahun yang lalu dan mempunyai anak berusia empat tahun bernama Park Inhwan. Istri dan anaknya menetap di Amerika selama ini, Yoochun yang harus mengurus sesuatu di Korea harus berpisah dengan keluarga kecilnya setahun belakangan ini.
"Sampaikan salamku pada Suie hyung dan Inhwan...." Ucap Jaejoong yang masih tetap mencoba menyuapi Hyunno walaupun bocah itu tetap menolaknya.
"Arraso...."
.
.
Jaejoong tengah mengocok adonannya sementara Hyunno terus merecokinya. Terpaksa Jaejoong membiarkan putra kecilnya bermain dengan tepung dan mentega cair, ah... jangan lupakan telur yang pecah dan berceceran di atas lantai, saus coklat yang bertebaran kemana-mana, wipecream yang mengotori rambut dan pipi chubby Hyunno.
"Aigoobaby...." Jaejoong mencubit gemas Hyunno sebelum memasukkan adonan yang sudah dibuatnya ke dalam oven.
Hyunno memukul-mukulkan sendok yang dipegangnya ke pinggiran mangkuk besar.
Jaejoong menggendong Hyunno yang meronta-ronta minta diturunkan karena masih ingin bermain, "Baby.... Kita harus mandi sebelum Appa pulang kerja, ne...." Jaejoong mencium pipi Hyunno, "Ahjuma, tolong bereskan dapur, ne...." pinta Jaejoong.
"Arraso, nyonya."
.
.
Usai memandikan Hyunno dan menidurkan bocah yang hari ini berulang tahun itu, Jaejoong segera turun kembali ke dapur, menghias kue tart yang dibuatnya menyerupai bentuk kepala beruang. Jaejoong kemudian memasak makanan yang suaminya sukai. Selesai memasak, Jaejoong memilih untuk membereskan meja makan, mengiasinya dengan lilin-lilin aromaterapi yang menenangkan, menyiapkan anggur, menata kue tart kepala beruangnya, menata peralatan makan khusus yang tadi dibelinya dan meletakkan dua buah kotak kado di atas meja, kado untuk suami dan anaknya yang hari ini berulang tahun. Hari ini memang bukan hari ulang tahun Yunho, namun Jaejoong tetap ingin memberikan hadiah untuk suaminya.
"Sempurna...." Jaejoong tersenyum bangga melihat hasil kerjanya.
Tanpa membuang waktu lagi Jaejoong segera berlari menaiki tangga menuju kamarnya.Sebentar lagi Yunho pulang, Jaejoong ingin segera mandi dan membanggunkan Hyunno agar bisa menghabiskan malam special ini bersama keluarga kecilnya.Ahjuma yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga keluarga Jung pun sudah pulang mengingat jam kerjanya sudah usai.
Jaejoong memilih-pilih baju yang hendak dikenakannya, meletakkannya di atas tempat tidur kemudian bergegas menuju ke arah pintu kamar mandi.Baru saja Jaejoong hendak membuka pintu kamar mandi, ada seseorang yang mencekal lengannya, menyeretnya dan menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur.
Yunho pelakunya.
Namja berwajah tampan itu menatap garang Jaejoong menggunakan kedua mata musangnya. Tersirat kemarahan di sana, di dalam sepasang bola mata kecoklatan itu.
Jaejoong hanya terdiam dan menatap binggung Yunho. Kali ini apa salahnya hingga Yunho berbuat kasar seperti ini. Selama ini Yunho memang bersikap dingin dan sering berkata kasar padanya, namun Yunho sama sekali belum pernah melakukan kekerasan fisik padanya, kekerasan seksual mungkin sering selama mereka bercinta namun untuk kekerasan fisik, ini kali pertama Jaejoong mengalaminya.
"Dasar sundal!" maki Yunho, "Jadi itu yang kau lakukan selama suamimu bekerja, hah?" bentak Yunho.
Jaejoong sama sekali tidak mengerti maksud Yunho.
"Ku kira sifat jalangmu itu bisa berkurang ternyata sama saja!"
"Apa Maks...."
Plak!
Jaejoong membatu.Untuk pertama kalinya juga Yunho menampar wajahnya, membuat sudut bibirnya berdarah, membuat hidungnya mengeluarkan sedikit darah.Nyawa Jaejoong seolah melayang.Tubuhnya mati rasa ketika Yunho menamparnya berkali-kali hingga wajah cantiknya lebam, Jaejoong diam saja saat Yunho menelanjanginya, memerkosa dirinya.Jaejoong diam. Hatinya terlalu sakit menerima kenyataan sepahit ini.Harapannya untuk melewati malam ini bersama keluarga bahagiaanya pupus sudah.Jaejoong hanya bisa menangis dalam diam.
Jaejoong tidak mendengarkan racuan Yunho yang tengah mengumpat dan memaki dirinya, Jaejoong tidak memedulikan tubuhnya yang terkoyak-koyak dan tidak memedulikan betapa kotornya tubuhnya saat ini.Rasanya Jaejoong ingin Tuhan mencabut nyawanya sekarang juga.
.
.
TBC
.
.
Saturday, August 03, 2013
11:37:40 AM
NaraYuuki