The Ego I (GS)

825 101 0
                                    

.

.

"Dryad, adalah peri hutan yang menempati hampir setengah wilayah hutan di seluruh daratan Big East. Ada dua macam suku Dryad di wilayah Big East, Reivas Dryad dan Rialis Dryad yang keduanya saling berselisih paham soal daerah perbatasan dan segala sesuatu yang bisa membuat kedua suku itu bertempur saling membunuh satu sala lain. Padahal mereka berasal dari satu nenek moyang yang sama, Green Dryad yang kemudian terpecah karena perang saudara.

Itu cerita lama....

Kini semua Dryad berada dalam satu naungan kepemimpinan yang sama, berada pada perlindungan negara yang beberapa tahun lalu baru saja di bentuk, Cassiopeia. Negara yang terbentuk setelah perang besar yang terjadi antara para Dryad, perang yang membuat ribuan nyawa para Dryad melayang sia-sia, perang yang membawa luka dan cinta....

Perang karena sebuah Ego...."

.

.

"Ahjumma..... Dimana Umma?" tidak ku pedulikan tatapan orang-orang yang sedikit syock melihatku berlarian di halamann depan istana. Istana? Tentu saja. Ummaku adalah putri mahkota dari suku Rialis sebelum melebur menjadi kerajaan Cassiopeia bersama dengan suku Reivas.

"Yah! Yang Mulia.... Jangan berlarian seperti itu!" Ah, namja yang memiliki suara khas itu adalah Junsu Ahjumma, seorang yang juga merupakan sahabat Umma yang ikut membantu merawatku semenjak aku lahir.

"Umma.... Ahjumma dimana Umma?" tanyaku panik. Umma sedang sakit dan tadi ketika aku masuk kamarnya Umma sudah menghilang entah kemana.

"Yang Mulia... ku mohon jangan bersikap kekanakan seperti ini, eoh...."

"YahAhjumma! Aku memang masih anak-anak!" kesalku. Usiaku baru enam belas tahun. Usia itu masih dianggap remaja bagi kami bangsa Dryad yang memiliki umur hingga ribuan tahun.

"Tenanglah Yang Mulia, Ibu anda sedang mengunjungi ayah anda ditemani oleh Panglima Yoochun dan Pangeran Changmin." Jelas Ahjumma.

Aku terdiam sejenak.

"Appa ya...." gumamku sepelan mungkin, "Kalau begitu aku akan menyusul Umma."

"Mwo? Yah! Yang Mulia...." omel Junsu Ahjumma.

"Thunder....!" teriakku nyaring. Ku panggil harimau putih yang sebelumnya adalah milik ayah yang didapatnya dari para Elf. Tubuhnya tinggi besar seukuran Dryad dewasa, tapi Thunder sangat jinak, "Hei, mari kita lomba lari. Siapa yang bisa sampai ke tempat Appa lebih cepat dialah pemenangnya. Bila aku yang menang kau harus janji untuk tidak mengganggu anjing peliharaan Yoochun Ahjushi, bila aku yang kalah akan ku berikan lima ekor rusa dan sepuluh ekor ayam hutan untukmu."

Thunder hanya menguap malas.

"Mulai!" aku mulai berlari sekencang yang aku bisa, tidak memedulikan salju yang mulai turun, ku biarkan perasaan sesak di dadaku mendingin.

Whush!

Ku rasakan hempasan angin yang melaluiku, Thunder sudah berada di depanku. Cih! Sepertinya kemampuan lari Appa yang katanya adalah Dryad tercepat itu tidak menurun padaku. Buktinya saja Thunder yang segendut itu mampu mengalahkan lariku.

"Anakyangmalang...."

Aku tersenyum, angin menyampaikan gumaman Junsu Ahjumma padaku. Selalu seperti ini.... Sejujurnya aku sudah tahu kalau hidupku sangat malang, aku tahu banyak yang mengasihaniku karena hal ini. Tapi aku tidak pernah menunjukkan kesedihanku, aku mencoba tegar demi Umma yang salalu membesarkan hatiku.

YunJae 2 Shot (Repost)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu