Assalamualaikum reader semua...
***
Setelah kejadian dipenjara 2 minggu lalu, kasih terlihat baik sama icha. Dan kini icha sudah sehat,bisa berjalan tanpa kursi roda lagi dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa.
Dan hari ini kasih terlihat tidak seperti biasa, kasih terlihat cuek seperti dulu.
"Assalamualaikum kasih" ucap icha.
Kasih memandang icha lalu memutar bola matanya, "apaan sih sok baik" balas kasih.
"Kamu kenapa kasih, kamu lagi ada masalah cerita dong kan kita temenan, masa nggak mau cerita, ayo dong cerita sama aku" ucap icha sambil geser duduk mendekat kekasih.
"Pa an si temen-temen, siapa temen lu?? Gua?? Ogah banget gua temenan sama orang yang udah nge jatuhin harga diri gue,, iisshh" ucap kasih bergeser duduknya menjauhi icha.
"Maksud kamu apa sih, jadi 2 minggu ini??" tanya icha dengan mata berkaca-kaca.
"2 minggu ini gua cuma pura-pura baik sama lu" ucap kasih sambil menunjuk-nunjuk dada icha.
"Karena cuma mau meyakini denis biar dia percaya bahwa gue udah baik sama lo" ucapnya lagi.
"Kasih!!" ucap icha sedih.
"Udah ah bosen gua, byee" ucap kasih lalu meninggalkan icha.
.
.
.
Sepanjang hari icha murung, denis dibuat bingung dengan sikap icha. Akhirnya denis memutuskan untuk menghampiri icha yang tengah berjalan menuju gerbang sekolah.
"Cha... Cha.. Cha" teriak denis memanggil icha, tapi icha tak menoleh.
"Cha" ucap denis yang kini sudah berada disebelah icha.
"Eh deniss, kagetin aja, ada apa?" ucap icha.
"Kamu kenapa murung gitu?" kata denis.
"Nggak kok, lagi pusing aja" balas icha. (Icha nggak bohong lo ya, dia emang pusing, pusing karena mikirin kasih heheh).
"Oh kirain ada masalah" balas denis.
"Eemm nggak kok, yaudah aku duluan bye" ucap icha lalu memasuki mobil.
.
.
.
.
Malam ini orang tua denis pulang keindonesia.
"Nis mama sama papa nanti malam datang, lu harus ada dirumah" ucap laura.
"Hah?? Kok kesini nggak kabarin dulu" ucap denis kaget.
"Emang harus ngabarin lu, emang mama papa pulang indonesia pakai uanglu?" ucap laura.
"Ya harus la, kalau mereka masih nganggep gue anak mereka" ucap denis ketus.
"Auah"
.
.
.
Malam harinya orang tua denis datang, denis dan laura menyambut hangat kedatangan mereka.
"Selamat datang mama papa sayang" ucap laura sambil memeluk dan mencium pipi orang tuanya.
Denis tidak berbicara, ia hanya memeluk dan mencium orang tuanya.
"Uhh sayang mama" ucap maria sambil memeluk anak bungsunya itu.
"Selamat datang mah pah" ucap denis seadanya, karena ia yakin orang tuanya nggak akan lama diindonesia. Itu yang membuat denis kesal karena orang tuanya nggak memiliki waktu buat ia dan kakaknya.
"Lemes amat jagoan papah" ucap fransisko.
"Udah ah masuk, pasti kalian capek" ucap laura.
.
.
.
Mereka lagi kumpul sambil bergurau diruang tv. ketika mereka lagi senang-senang, tiba-tiba fransisko mendapatkan mendapatkan telpon.
"Bentar ya, papa angkat telpon dulu" ucap papa denis.
Mereka semua mengangguk, kecuali denis dia tiba-tiba merasa kesal bagaimana tidak baru saja mereka kumpul bersama eh papanya sudah mendapatkan telpon lagi.
Taklama papanya datang.
"Ada apa pa?" Tanya maria, mamanya denis.
"Nggak, dari kantor kalau 3 hari lagi kita akan ada meeting dengan klien besar, jdi kita harus menghadiri" ucap frans.
"Jadi kalian cuma 3 hari aja disini?" Tanya laura dengan muka sekarang ditekuk.
"Iya sayang maafkan kami, sebenarnya kami ingin berlama tapi mau diapakan lagi" balas papanya.
"Kalau cuma 3 hari, kenapa pulang bagus nggak usah pulang aja, buang-buang uang tau nggak" ucap denis ketus.
"Maaf sayang" ucap maria sambil membelai rambut kedua anaknya.
"Udah ah males" ucap laura dan langsung kekamar.
"Mah pah, denis iri sama temen denis, dia punya orang tua juga sibuk tapi mereka punya waktu buat anak-anak nya walaupun sebentar dan keluarga mereka harmonis banget, denis iri mah pah, denis iri" ucap denis.
"Maaf sayang, kami juga kerja buat kalian, buat masa depan kalian, mamah sama papa mohon sama kalian ngertiin kami" balas maria dengan mata yg berkaca-kaca.
"Kalian minta kami ngertiin kalian, apa mama sama papa anggap selama ini kami belum ngertiin kalian mah pah kalian yang nggak pernah ngertiin kami. Kami nggak butuh uang banyak, yang denis mau mama sama papa selalu ada waktu buat kami. Uang bisa dicari tapi kabahagiaan??..." Ucap denis menggantung dengan penuh emosi.
"Denis jaga nada bicara kamu, sopan santun mu, papa nggak suka anak papa durhaka sama orang tuanya" ucap frans yang sudah sangat marah kepada anak bunsunya itu.
"Serah deh" ucap denis lalu pergi meninggalkan kedua orangtuanya.
.
.
.
Setelah kejadian pertengkaran dirumahnya 4 hari lalu, denis kini sudah bersemangat lagi kesekolah.
Akhir-akhir ini dia merasa sudah mulai mengagumi sosok icha.
***
Icha tengah berjalan dikoridor sekolah dengan membawa 3 buku yang sangat tebal, ia baru saja pulang dari perpustakaan untuk meminjam buku.
Bruukkk...
"Aduhh" ucap icha yang tejatuh kelantai, sambil merapikan bukunya lagi.
"Eh maaf-maaf aku nggak sengaja" ucap pria tampan yang menabrak icha.
"Iya nggak papa, aku juga jalan tidak hati-hati" balas icha.
"Yaudah aku pamit kekelas dulu ya" pamit icha dan langsung berbalik badan hendak menuju kelas.
"Eh tunggu maaf, mau nanya ruangan kepsek dimana ya" tanya pria tampan itu.
"Oh kamu anak baru ya?? Ruangan kepsek kamu lurus lalu belok kanan dan disitu ruangan kepseknya" ucap icha.
"Oke makasih ya,, oh ya nama kamu siapa? Aku reza" ucap reza sambil menangkupkan kedua tangannya.
Muhammad rezansya
Seorang murid baru disekolah nusa angkasa, tampan, baik, soleh, pintar, sopan, dan disiplin.
"Nama ak icha" balas icha sopan.
"Oke,,, yaudah makasih ya,, assalamualaikum" balas reza lalu meninggalkan icha.
"Waalaikumsalam" balas icha.
.
.
.
Icha sudah sampai dikelas, dan langsung dapat tatapan ketidaksukaan dari kasih.
"Girl, girl,girlll...." teriak salah satu teman kasih.
"Isshh apaan sih teriak-teriak,, bisa budek gue dengerin teriakan lu mulu setiap hari" ucap kasih dan diangguki temen-temen yang lain.
"Tadi gue ketemu sama murid baru disekolah kita,, dia itu guantengg bingittss, dan tampang-tampangnya sih kaya anak orang kaya, pinter, baik gitu... Aduhh meleleh hati gue" ucap lala rada lebay.
"Lebay lu" ucap temen nyalagi sambil menampol pelan pipi lala.
"Seriusan" ucapnya.
"Au ah" ucap kasih lalu pergi keluar kelas.
.
.
.
"Cha,, kamu tau kalau ada anak baru disekolah kita" tanya denis.
"Tau kok, tadi nggak sengaja pas aku mau pulang kekelas dari perpus kesenggol sama dia, nama nya reza" balas icha.
"Eemm yaudah, tapi anaknya tampangnya nakal nggak??" Tanya denis lagi.
"Kalau aku liat sih, kayanya nggak deh dia anaknya baik, sopan, soleh gitu kalau aku lihat" ucap icha sambil tersenyum.
Denis melihat icha yang memuji cowok yang bernama reza apalah itu, tampak kesal.
"Biasa aja kali mujinya,,," ucap denis cuek.
"Loh,, ak udah biasa aja, kn kamu juga yang nanya ya aku jawab lah" ucap icha.
"Udah ah males" ucap denis langsung keluar kelas.
Ketika denis keluar kelas, ia malihat ada cewrj ramai-ramai sedang berkumpul, kecuali kasih. Denis berniat melihatnya.
'Guanteng banget sciihh'
'Hayuk sama aku ajah'
'Punya gue jan disentuh'
Kira-kira itu yang diucapkan para gadis itu, kaum adam yang melihatnya tampak tak senang termasuk denis.
"Denis,, denis,, denis... Mau kemana?? Jangan kesana mending sama aku" ucap kasih menghalang denis sambil memegang tangan denis.
"Paan sih,,," ucap denis cuek.
Denis dan kasih terdorong minggir akibat tolakan-tolakan dari cewek-cewek genit yang mengejar laki-laki itu yang taklain adalah reza
"Auuuu.. " ucap kasih yang merasa kakinya diinjak, didorong.
Denis hanya memandang cowok itu dengan tatapan tak suka,, reza hanya menangkupkan kedua tangannya.
" beybi kuh... " ucap lala.
.
.
.
"Nis, tadi diluar ada apaan?" tanya icha.
"Biasalah anak baru yang sok kecakepan itu" balas denis kesal.
"Yee emang cakep kali,,kamu kok kayaknya nggak suka giru kamu iri ya atau takut tersaingi" ledek icha.
"Oh icha yang polos ini, yang alim ini pandai juga ya puji cowok" balas denis.
"Nis sealim-alimnya aku, aku juga wanita normal yang juga memiliki nafsu, masa iya dia emang cakep aku bilang enggak cakep munafik dong aku" balas icha.
"Iyain ajalah" balas denis cuek karena kesal dengan icha yang selalu memuji cowok itu.
.
.
.
Bruukk...
"Aww.." ucap icha, yang merasa kakinya perih karena tertusuk paku.
"Eehh kamu, kamu nggak papakan,, maaf aku izin sentuh kamu ya aku mau cek kaki kamu dulu" ucap reza yang tiba-tiba datang.
Reza menyabut paku dikaki icha.
"Aw... Makasih ya maaf repotin" ucap icha.
Icha hendak berdiri, namun kakinya masih sangat perih dan terjatuh lagi.
" ehh jangan berdiri dulu, pakunya berkarat takut infeksi kita kerumah sakit ya,," ucap reza.
" tapi.." ucap icha.
"Udah aku dijemput sama supir aku, jadi kita nggak cuman berduaan kok" balas reza seakan tau isi hati icha.
Taklama denis datang.
"Icha,, kaki kamu kenapa, sini aku cek" ucap denis khawatir.
"Nggak nis,, tadi ketusuk paku, tapi udah dicabut kok sama reza" balas icha.
" yaudah kita kerumah sakit ya takut infeksi" balas denis.
"Nggak usah aku aja,," ucap reza tiba-tiba.
"Nggak papa aku aja" balas denis lagi.
"Nggak usah nis, lagian kan kami pakai motor" balas icha.
Denis merasa kesal pada dirinya sendiri, kenpa ia hari ini harus bawa motor?.
"Yaudah deh,, hati-hati cha" ucap denis.
.
.
.
Happy reading..
Wassalamualaikum...