Not Alone

By nonarae22

752 329 115

[ ON GOING ] Update seminggu sekali #pesertawattys2019 Artha, seorang gadis yang menjalani kehidupan bernuan... More

Prolog
Bab 1. Kehilangan
Bab 2. Pindah
Bab 3. Kesan
Bab 4. Ancaman
Bab 6. Fix
Bab 7. Dibalik Kerja Kelompok.
Bab 8. Cucu Pemilik Sekolah
Bab 9. Hadiah
Bab 10. Pahlawan Kesiangan.
Bab 11. Sikap
Bab 12. Dania sakit
Bab 13. Bingung
Bab 14. Tentang Foto
Bab 15. Teman lama
Bab 16. Rindu...
Bab 17. Hampa
Bab 18. Perhatian
Bab 19. Mendekati UTS
Bab 20. Menyontek
Bab 21. Bertanya
Ni not ni Not....
Bab 22. Pasar Malam
Bab 23. Nonton
Bab 24. Tentang Elvan
Bab 25. Kebenaran
Bab 26. Peringatan
Bab 27. Nggak salah
Bab 28. Kok gitu?
Bab 29. Prinsip
Bab 30. Sakit
Bab 31. Mengerti
Bab 32. Ketiga

Bab 5. Hukuman

22 12 5
By nonarae22

Artha berdiri dibawah tiang bendera sambil hormat kepadanya.

Ia dihukum Samuel untuk hormat kepada bendera sampai ia puas melihat Artha menderita.

Kulit Artha sudah kemerah-merahan akibat terik matahari yang menyengat. Namun, Samuel tidak mempedulikannya.

Ia kini malah menyiram Artha dengan air dingin yang dibelinya dikantin. Akibatnya, Artha jadi semakin lemas. Untung saja seragam disekolahnya tidak tipis.  Jika tidak, pasti akan tembus pandang.

"Uhm... kayaknya loe kepanasan ya?" kata Samuel dengan seringainya.

Ia berjalan mendekati Artha lalu berbisik ditelinganya. "Jadilah pacar gue dan penderitaan loe akan berakhir."

Artha mendorong bahu Samuel agar menjauh darinya. Namun sedetik kemudian ia berkunang-kunang hingga akhirnya pingsan.

*
Artha terbangun dengan kondisi wajah yang pucat. Petugas UKS langsung memberikan minyak kayu putih kepadanya.

"Kamu udah makan waktu istirahat kedua tadi?" Artha menggeleng lemah. Bagaimana bisa makan kalau dirinya dihukum.

"Ini, kamu makan dulu ya setelah itu minum obat." Petugas UKS dari organisasi PMR itu menyodorkan nasi bungkus dan teh hangat serta obat.

Artha menerimanya lalu memakannya dengan khidmat. "Badan kamu panas. Sepertinya kamu demam. Kamu yang dihukum tadi, ya?"

"Iya, itu aku." Petugas bernametag Nadina itu tersenyum masam menatap Artha.

"Kamu ada masalah apa dengan kak Sam sampai kaya gini?" Artha hanya menggeleng.

"Kamu tahu? Yang membelikan semua ini adalah kak Sam hlo." pernyataan dari Nadina itu membuat Artha tersedak.

Nadine segera memberikannya air minum. "Dia kayaknya suka sama kamu. Tapi... kok dia ngebully kamu ya?"

Artha menarik napas setelah minum lalu menatap Nadina. "Dia... nggak mungkin suka sama aku." kata Artha

"Oh gitu. Yaudah, kamu habisin ya makanan kamu terus minum obat. Aku mau kembali kekelas dulu." Artha mengangguk.

Nadine melepas jas putihnya dan melangkah pergi. Artha melamun sejenak sebelum ada yang mengejutkannya.

"Loe demam?" Samuel menaikkan satu alisnya. Artha memalingkan mukanya tak mau melihat Samuel.

"Sini gue suapin, gue bertanggung jawab kok." Samuel mengambil makanan dari tangan Artha dan mulai menyuapinya namun Artha menolak.

"Gue langsung minum obat aja, gue pusing." kata Artha dengan suara serak.

Samuel mendengus kasar lalu membukakan obat untuk Artha. Artha meminumnya lalu bersiap untuk tidur. "Nanti gue antarin loe pulang. Nggak usah nolak atau loe bakalan celaka dijalan!"

Samuel melangkah pergi setelah mengatakan hal tersebut. Artha hanya bisa pasrah jika seperti ini. Samuel selalu melakukan setiap ancamannya dengan baik. Hal itu membuat Artha menderita.

*

Artha bangun setelah Samuel membangunkannya dan mengajaknya pulang. Ia hanya menurut karena ia sedang pusing saat ini.

"Sayang, kok kamu sama dia sih?!"

Artha mengenal suara ini. Ini adalah suara Agnes, kakak kelasnya sekaligus pacarnya Samuel.

"Aku mau antar dia pulang. Dia sakit gara-gara aku."

"Tapi nggak harus dong sayang. 'Kan kamu bisa pesenin dia taksi."

"Nggak bisa."

"Kenapa nggak bisa? kamu suka sama dia?"

Ahh, drama telah dimulai disaat yang tidak tepat. Artha sudah pusing malah ditambah dengan drama usang seperti ini.

"Loe nggak perlu tahu!" jawab Samuel cuek.

"Kamu... kamu manggil aku dengan 'loe' ? Maksud kamu apa?" Agnes mulai menangis.

"Kita putus," kata Samuel singkat. "jangan drama lagi atau loe bakalan diusir dari sekolah ini walaupun bokap loe itu salah satu pemegang saham."

Samuel melangkah pergi bersama Artha meninggalkan Agnes yang menangis. Bukannya Artha tidak mau menolong, tapi saat ini ia sedang dalam kondisi yang tidak baik.

"Loe jahat banget sama kak Agnes." kata Artha.

"Biasa aja. Udah, ayo naik." Artha menaiki motor ninja milik Samuel dan segera pulang.

*

"Ya ampun, kamu kenapa Artha?" tanya Nenek Mina.

"Dia demam nek, jadinya pucat." Jawab Samuel sopan.

Lalu Artha diantar kekamarnya oleh Nenek Mina. Artha ganti baju lalu segera istirahat agar kondisinya segera pulih.

Nenek Mina membawa minuman dan beberapa cemilan untuk disuguhkan kepada Samuel. "Terimakasih ya nak Sam sudah mau mengantarkan Artha pulang."

"Sama-sama Nek, lagipula kan kita tetanggaan jadinya 'kan satu arah. Kebetulan saya juga mau kerumah Nenek saya."

"Oh begitu."

Keduanya mengobrol beberapa waktu hingga Samuel pamit untuk kerumah Neneknya.

*

Demam Artha sudah turun mengingat imunnya kuat. Kini dia sedang sarapan bersama Neneknya.

"Hari ini nak Sam mau jemput sekolah kamu. Jadi kamu tunggu dia ya?"

"Artha hari ini piket kelas Nek, jadi harus berangkat pagi-pagi."

"Hloh, tapi nanti kasihan kalau nak Sam kesini tapi kamu sudah berangkat."

"Bilang aja dia kesininya kesiangan nek. Yaudah, Artha berangkat dulu ya Assalamualaikum"

"Hati-hati ya, Waalaikumsalam."

*
Artha terbangun dari tidurnya dijamkos karena temannya membangunkannya. "Kamu kerooftoop sana gih, dicariin Bu Elsa"

"Bu Elsa? Nggak mungkinlah dia nyuruh aku buat kesana."

"Terserah kalau nggak percaya, tapi kalau dihukum bukan salah aku ya." Katanya lalu melangkah pergi dari hadapan Artha.

Artha berpikir sejenak. Dia sedang memutuskan untuk pergi kerooftoop atau tidak. Tapi jika dipikir-pikir tidak logis 'kan seorang guru menyuruh muridnya untuk menemuinya dirooftoop.

Pada akhirnya Artha tetap pergi kesana dengan pikiran bahwa jika ia dibuli itu tidak masalah. Yang penting jangan sampai itu membuatnya merenggang nyawa.

Ternyata benar, sesampai rooftoop bukanlah Bu Elsa yang ditemuinya melainkan Agnes dan kawan-kawannya.

"Kenapa kalian mencariku?" Artha memandang mereka satu persatu.

"Sangat sulit untuk menyentuhmu ternyata bocah ingusan!"

"Maksudnya?"

Agnes tertawa sarkatis sebentar. "Ternyata mangsa Samuel yang satu ini begitu polos." Agnes melihat Artha dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan sorot merendahkan.

"Gue punya ramuan buat loe" Agnes menyodorkan sebotol minuman yang Artha sendiri tidak tahu itu apa.

"Ini apa kak?"

"Minum!" bentak Agnes sedangkan teman-temannya tersenyum miring.

"Kenapa nggak loe sendiri aja yang minum?" Semua orang menoleh kesumber suara.

Agnes dan kawan-kawannya terkejut dengan kedatangan Samuel yang tiba-tiba. "Sebaiknya loe beresin aja barang-barang loe yang ada diloker mulai sekarang. Tiga hari kemudian, loe bakalan angkat kaki dari sini."

"Sam, maksud aku..."

"Pergi!" potong Samuel.

Agnes dan kawan-kawannya melangkah pergi dari rooftoop dengan menahan geram.

"Makasih kak." ucap Artha lalu melangkah pergi.

"Sekali lagi loe melangkah, loe bakalan sial hari ini!"

Artha berhenti setelah mendengar ucapan Samuel lalu berbalik menatapnya. "Mau kakak apa sih?"

"Gue bisa aja buat loe terus sengsara selama disini. Tapi gue nggak ngelakuin hal itu karena..."

"Lakukan saja. Saya tidak peduli." potong Artha lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.





Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 105K 45
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
2.6M 268K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
5.5M 398K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
786K 11K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+