xxx ; JooKyun

By hygieneie

38.4K 3K 346

⚠WARN⚠ Mature content🔞 BxB Bahasa kasar bertebaran, diharapkan kebijakan pembaca. Karena author tidak bisa... More

JooKyun; apology [1]
Jookyun; apology [END]
JooKyun; Mistake (?)
JooKyun ; you're (not) my pet
0.0
JooKyun ; stuck
JooKyun ; Stuck [2]
JooKyun ; Stuck [3]
x
JooKyun; Stuck [4]
drunk
JooKyun; Silence
JooKyun ; You're (not) my pet III (N)
JooKyun ; then

JooKyun ; You're (not) my pet II

1.8K 176 22
By hygieneie

Lupa? Baca ulang part 1 nya yaa....

~~~
Dalam pikiran Changkyun mungkin sekarang Jooheon tengah menertawakan dirinya yang seperti tak punya harga diri, heol anak 19 tahun bicara soal harga diri? Ayolah Changkyun itu sebenarnya lebih dewasa dari apa yang anak 19 tahun pikirkan.

"Kkung..."

"Eh?"

"Namamu Kkung" Jelas Jooheon sekali lagi, ia terlihat suka mengatakan hal yang tak terduga oleh Changkyun.

"Wah ahjussi ku pikir kau tak ingin punya peliharaan, kkung? Aku benar-benar terdengar seperti anjing" Jawab Changkyun telah habis pikir kenapa ahjussi di hadapanya itu selalu memancarkan aura dingin nan negatif.

"Kau keberatan?"

Sial, apa yang kau katakan Im Changkyun "Tidak! Kkung nama yang bagus"

'Untuk seekor anjing'

Setelah kejadian dikejar-kejar pereman dan juga umh... ciuman itu akhirnya Changkyun berakhir di rumah Jooheon, lagi.

Sudah ku katakan Changkyun tak punya pilihan lain, ia juga tak menyangka Jooheon menawarkannya tempat untuk tinggal tanpa bayaran.

Lalu kenapa tidak?

Namun seperti kesepakatan awal Changkyun akan melakukan apasaja yang diperintahkan Jooheon.

Ruanga kembali sepi tak ada yang ingin bicara, canggung mungkin sedikit dirasakan Changkyun mengingat ciuman yang dilakukan Jooheon padanya, oh iya benar Changkyun tak tau siapa nama ahjussi yang menjadi tuannya itu.

"Ahjussi siapa namamu?"

Bukannya menjawab Jooheon malah menurunkan kaki menyilangnya ia berdiri dan beranjak meninggalkan Changkyun yang cengo.

Changkyun masih duduk di tempatnya sampai ia melihat Jooheon datang membawa kotak yang iatak yakin untuk apa dan sebuah baskom kecil berisi air.

"Kau bahkan tak punya sepatu, benar-benar terlihat seperti anjing yang berkeliaran"

"Ahjussi!" Changkyun spontan bangkit dari duduknya, ia belum pernah di perlakukan seperti Jooheon memperlakuannya sekarang.

"Nde?" Jawab Jooheon dengan wajah santainya.

"Ahh..." Changkyun menggeleng, ia kembali duduk dengan sopan, tak mungkin Changkyun menyumpahi Jooheon tepat di depannya.

Jooheon menunduk ia berlutut dengan sebelah kakinya di depan Changkyun, mengangkat satu kaki Changkyun keatas pahanya. Tangan Jooheon bergerak membasahi handuk lalu melap kaki Changkyun pelan.

"Ahjussi aku baik-baik saja kau tak perlu melakukanya" Changkyun mencoba menurunkan kakinya "Diamlah, aku tak ingin kau berjalan dirumahku dengan kaki seperti ini"

Changkyun terdiam, ya itu adalah alasan yang masuk diakal.

Changkyun membiarkan Jooheon membersihkan dan mengobati kakinya.

"Jooheon, Lee Joo-Heon"

"Eh?"

Jooheon selesai dengan kaki Changkyun, kedua kaki itu sudah mendapatkan perawatan dari Jooheon. "Namaku Lee Jooheon" Ulang Jooheon

"Oh nde, kamsahamnida... ahjusi" Changkyun tak bisa menatap langsung Jooheon, sekarang ia terlihat malu entah kenapa.

"Karena aku tak bisa membiarkan kau tidur dikamarku, kau tidur disini dulu besok akan ku pikirkan lagi"

-

Mungkin sudah menjadi kebiasaanya, Jooheon bangun tepat setelah ia matikan alarm di atas nakas. Melakukan peregangan untuk beberapa saat, lalu menyipak selimutnya ia turun dari ranjang pergi menuju dapur.

Tak seperti kemarin hari ini Jooheon tak melihat satupun benda apalagi makanan diatas meja makannya.

"Kkung-ah!" Teriak Jooheon mencari Changkyun, ia tak menemukan Changkyun dimanapun di rumah itu.

Hanya ada selimut yang terlipat rapi di atas sofa tempat Changkyu tidur semalam.

"Kemana dia pergi?" Penasaran Jooheon.

.

"5 ... 6 ... 7 ... 8"

Tubuhnya bergerak lentur mengikuti irama musik yang menyeruak dari spiker, tetesan peluh berjatuhan di lantai menandakan jika ia sudah cukup lama melakukan kegiatannya.

"Kau selamat?!!"

Teriakan itu membuat Changkyun berhenti, ia heran bagaimana bisa suara Minhyuk lebih keras dari suara musik yang ia putar.

"YA! tutup mulutmu"

"Bagaiman?! Bagaimana kau bisa lari dari kejaran mereka?" Sebaliknya Changkyun lebih penasaran pada Minhyuk, bagaimana Minhyuk bisa kabur? Apa preman-preman itu hanya mengejar Changkyun?

Tidak mungkin.

"Hei, bagaimana kau bi—" "Seseorang menolongku" Sahut Changkyun.

Berjalan mematikan musik itu, Changkyun berlenggang keluar ruang latihan.

"Ohooo kau sungguh beruntung" Minhyuk, lelaki cerewet itu juga pergi mengekori Changkyun menuju ruang loker.

"Kau pindah?" Tanyanya tak henti setelah sampai di ruang loker Minhyuk melihat tas besar yang mungkin berisi barang-barang milik Changkyun.

Changkyun menganggukan kepalanya samar ia sedang meneguk haus air dari dalam botol minumnya.

"Kemana?"

"Lee Minhyuk-ssi, apa kau tak bersiap hari ini ada evaluasi bulanan. Kau ingin terus jadi penari cadangan?"

"Aniyo" Minhyuk menggeleng cepat.

"Pergilah, jangan ganggu aku"

Memproutkan bibirnya, Minhyuk meninggalkan Changkyun disana.

Hhuuh~

"Jika kali ini tak berhasil, apa yang harus ku lakukan..."

.

Bersandar pada pintu di belakangnya, Changkyun menekuk kedua kakinya menenggelamkan kepalanya diantara kaki itu.

Jika ia mendapat nilai yang bagus dalam evaluasi jelas Changkyun tak akan seperti sekarang ini.

"Apa yang kau lakukan?"

Mengangkat kepalanya Changkyun menatap Jooheon yang berdiri di depannya.

"Oh ahjussi kau sudah pulang, aku tak tau pin pintu mu jadi aku me—"

"Aku kira kau kabur" Gumam Jooheon menekan pin pintu apartemenya"

"Maaf ahjussi, ku pikir kau masih tidur dan aku harus pergi pagi sekali untuk mengambil barang-barangku" Jelas Changkyun mengekori Jooheon masuk dengan membawa tas besar di pundaknya.

"2606"

"Eh?"

"2606 Pin pintu itu" Jooheon berbalik tiba-tiba jari telunjuknya sudah menunjuk kearah pintu yang baru saja mereka lewati.

"2606...2606..." Ulang Changkyun mencoba memasukan angka-angka itu kedalam ingatannya.

"Kau bisa tidur disini" Jooheon menarik tali di langit-langit rumahnya, sebuah tangga menurun dari sana.

Apa itu sebuah ruang rahasia?

"Benarkah?" Tanya Changkyun gembira ia melepaskan tas nya dan memanjat naik tangga itu

"Ajussi aku menyukainya, terimakasih!"

"Oh dan satu hal lagi, kau tidak boleh menyukaiku. Apapun yang kulakukan padamu kau tak boleh menyukaiku"

"Apa?!" Changkyun meloncat turun dari tempatnya.

"Aku tak salah dengar? Bagaimana mungkin aku menyukaimu" Changkyun tersenyum remeh seakan itu hal mustahil.

"Baguslah, aku hanya mengingatkanmu. Sekarang kau bisa buatkan aku makanan" Jawab Jooheon berlalu.

"Nde" Menghela napasnya panjang Changkyun menggelengkan kepalanya bingung, sebenarnya orang macam apa yang tinggal dengannya itu.

Changkyun yakin ia tak memiliki seorangpun teman.

Dan keyakinan Changkyun itu bisa kita bilang ada benarnya.

-

Apa yang Changkyun rasakan saat ini persis seperti apa yang ia rasakan saat Jooheon menciumnya, ia diam mematung tubuhnya tegang detak jantung Changkyun tak lagi dalam keadaan normal.

Jooheon tiba-tiba datang kedapur dan memeluknya, sebuah back hug yang membuat Changkyun tak dapat melanjutkan kegiatan memasaknya.

"Kau bisa beriku waktu, sebentar saja biarkan seperti ini" Ucap Jooheon tepat di telinga Changkyun.

Changkyun dapat merasakan udara yang keluar dari hidung Jooheon di lehernya.

"Ahjussi... kau baik-baik saja?"

"Aah-"

Changkyun mengernyit Jooheon semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Changkyun ia semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Changkyun.

"Bau mu, sepertinya"

"Umh?"

"Oh tidak apa" Jooheon segera melepaskan pelukannya, ia bahkan mundur memberi jarak antara dirinya dan Changkyun seakan apa yang dilakukanya itu adalah sebuah ketidak sengajaan.

"Duduklah aku akan siapkan makanannya"

.

Diatas futon yang mungkin akan menjadi miliknya itu Changkyun terus bergerak gelisah, ia tak bisa tidur. Hal ini jarang terjadi karena biasanya ia akan terlelap dengan mudah mengingat kegiatan apa yang ia lakukan di siang hari.

"Ayolah Im Changkyun... tenang kau harus tenang pejamkan matamu atur napasnmu dan tidur"

.... Hening untuk sesaat namun setelah itu

"AARGGH!!" Menendangkan kakinya keudara Changkyun bangun dengan kesal menghela napasnya gusar ia tak yakin alasan apa yang mebuatnya tak tenang.

Apa itu? Ciuman Jooheon, pelukan Jooheon atau sesuatu yang dilakukan Jooheon.

-

"Nikmati makananya, aku pergi dulu" Pamit Changkyun datar, ia bagun lebih pagi hari ini ah aku lupa Changkyun tak tidur semalam.

Sejak mendudukan dirinya di kursi meja makan Jooheon tak mendengar satupun kata keluar dari mulut Changkyun selain yang baru saja ia katakan.

"Kemana kau akan pergi?"

"Mencari pekerjaan" Jawab Changkyun cepat setelah itu ia melanjutkan langkahnya keluar dari apartemen Jooheon.

Menutup pintu apartemen itu tak kalah cepat Changkyun bersandar dipintu menarik napasnya dalam dan ia hembuskan dengan perasaan lega.

Clack...

"Ya!"

Changkyun terjungkal kebelakang saat Jooheon tiba-tiba membuka pintu.

Tenang saja Changkyun tak jatuh ada Jooheon yang menangkapnya disana "Siapa yang akan mencuci piring eoh?" Ucap Jooheon tepat di depan wajah Changkyun.

"Eh?"

Mendorong tubuh Changkyun, Jooheon membuat lelaki itu kembali berdiri.

"Masuk!"

Changkyun diam ditempatnya ia masih berpikir apa yang baru saja terjadi?

"Kkung-ah"

"Ndeeee" Jawab Changkyun spontan, ia berlari masuk mengikuti Jooheon.

"Duduk" Jooheon mendelik kearah kursi lainnya.

Changkyun menggeleng pelan.

"Kau tak makan?"

"Aku tidak biasa sarapan karena harus menghemat uang"

"YA! kau pikir aku meminta bayaran untuk ini"

Ah benar, Changkyun lupa ia tak perlu lagi membayar uang sewa untuk tempat tinggal. Untuk sekarang Changkyun bisa sedikit bernapas bebas.

.

.

Waktu berlalu sedikit lebih cepat di kehidupan Changkyu, ia masih menjadi peserta pelatihan dan selain busking Changkyun juga melakukan kerja part time di sebuah cafe.

Hubungannya dengan Jooheon?

"Ahjussi ini coffee mu" Changkyun tersenyum begitu manis dengan iced americano  yang ia bawakan khusus untuk seorang ahjussi yang duduk sendirian saat makan siang.

"Argh! aku membencinya, bagaimana bisa ia mendapatkan project yang ku inginkan selama bertahun-tahun" Gerutu seseorang menatap tajam kearah Jooheon.

"Model itu menginginkannya?"

"Lee Jooheon, awas saja kau"

Changkyun yang berdiri tak jauh dari sekumpulan orang itu juga ikut menatap Jooheon "Mereka membicarakan ahjussi? awas saja"

Meludahi semua kopi di atas nampan yang ia bawa, Changkyun berjalan mendekati meja yang akan menerima kopi spesial darinya.

"Silahkan dinikmati, membicarakan seseorang akan sangat lengkap jika meminum kopi" Ucap Changkyun ramah dipenuhi senyum palsu yang nampak tulus.

Semakin hari Jooheon dan Changkyun semakin dekat, mereka sudah seperti pasangan yang tinggal di satu rumah.

Sampai....

Seseorang datang dengan koper besar ditangannya, membuat Jooheon mengangkat kepala yang semula ia letakan di paha Changkyun.

Mereka sedang asik menonton acara tv dan wanita itu menghentikan segala aktivitas yang Jooheon dan Changkyun lakukan.

"Jooheon-ah?" Lirihnya menatap Jooheon.

"Apa yang kau lakukan disini?" Wajah Jooheon mengeras ia sudah berdiri dengan tatapan tajam kearah wanita itu.

Membuat Changkyun bingung dan bertanya-tanya.

"Kau tak mengganti password pintumu ku pikir itu artinya aku boleh masuk" Alasanya membuat Jooheon terkekeh.

"Kau sudah gila? Pergilah dari sini" Jooheon berbalik ingin beranjak.

Duk!

Tapi tiba-tiba saja wanita itu bersimpuh dilantai ia memohon.

"Maafkan aku heon-ah kau salah paham, tak ada hubungan apapun antara aku dan Jackson"

"Jangan pernah menyebut namanya! Kita sudah berakhir, pergilah disini sudah bukan tempatmu" Jooheon tak berpaling tidak sekalipun ia masuk ke dalam kamarnya dengan suara bantingan pintu yang cukup nyaring.

Changkyun yang masih berada di sana menatap wanita itu seakan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaanya.

"Hiks" Wanita itu terisak, Changkyun menjadi khawatir ia menoleh melihat kearah pintu yang baru saja menelan Jooheon.

"Dia bahkan tak bertanya bagaimana keadaan kkung" Meski di ucapkan dengan pelan, Changkyun dapat mendengar dengan jelas kalimat itu.

'Kkung?'

Mungkinkah.

Pemilik apron itu?

Wanita ini, siapa dia sebenarnya?

.

.

tbc.

Sorry for typo💜

[GIE]
190602

Rajin bad dah yah gie up, wkwkkw ngelengkapin cerita di draf akhirnya setelah 6 bulan😭😭




Jan malu-malu vomment yaaa, gratis koo tydac bayar😌💜

Continue Reading

You'll Also Like

196K 16.3K 27
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
63.4K 4.6K 29
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
322K 24.5K 110
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
201K 9.9K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...