Game Over: Falling in Love

By sirhayani

6.8M 511K 54.7K

[1] TERBIT 📖 - Aku jadi target Geng Rahasia selanjutnya? Tidak mungkin aku dijadikan target, tapi aku juga... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Hanya Pertanyaan Tentang 5 Cowok
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
53
Info, Beberapa Hal Penting
TERSEDIA DI TOKO BUKU
Part Spesial [2]
Wallflower (kisah Masha dan Gama)

50

112K 12.1K 5.2K
By sirhayani


Sambil menunggu Aira datang, aku terus mengamati flashdisk di tanganku. Sejak tadi aku sudah penasaran. Tak sabar masuk ke kamar dan menyalakan laptop. Andaikan aku tak menunggu Aira, aku pasti sudah di depan laptop dan tahu apa isi dari flashdisk ini.

Apa, ya, kira-kira? Tadi Kak Sean bilang jangan heran dengan suaranya di awal. Suara Kak Sean? Kak Sean membuat video mengenai grammar Bahasa Inggris agar aku bisa mempelajarinya kapan pun aku mau? Atau apa?

Kalau memang benar, aku bisa melihat wajah Kak Sean kapan saja. Ya, meskipun hanya sebatas video.

Suara pagar didorong mengalihkanku dari lamunan. Aira masuk ke halaman rumah dengan muka sebal. Aku tersenyum semringah ke arahnya. Dia menghentikan langkah di depanku.

Sebuah kotak beludru merah dia sodorkan kepadaku, membuatku langsung terdiam saat itu juga.

"Dari Kak Sean," katanya, ketus.

"Apaan?"

"Nggak lihat ini apa, Kak? Ini kotak!"

"Ngegas banget, sih, kamu? Siapa yang ngajarin ngegas mulu?"

"Kak Vera."

"Enak aja!" Aku melotot ke arahnya. "Cuma kotak?"

"Menurut Kak Vera sendiri gimana? Kalau menurut aku sih cuma kotak. Kak Sean nggak mungkin beliin gelang kayak aku." Aira mengangkat pergelangan tangannya dan memamerkan sebuah gelang perak yang sangat cantik!

Aku mengambil kotak beludru itu lalu berkacak pinggang. "Kamu ya yang ngasih tahu Barbara kalau aku suka sama Kak Sean?"

Aira menatapku bingung. "Barbara? Kak Barbara?"

Aku mengangguk.

"Iya, emang aku ngasih tahu. Soalnya Kakak yang itu nyebelin. Masa dia ngasih aku cokelat buat nyogok aku. Dia minta nomornya Kak Sean, aku nggak kasih lah! Aku kasih nomor Pak Satpam kompleks. Cokelatnya aku makan."

Aku membelalak kaget. "Hah? Tapi, dia bilang kamu ngedukung dia buat jadi pacarnya Kak Sean!"

"Ih, aku nggak setuju. Mending Kak Vera ke mana-mana."

Aku menyipitkan mata. "Tumben?"

"Soalnya, Kak Sean suka Kak Vera juga. Eh!" Aira menutup mulutnya sendiri. Matanya melotot. Dia langsung berlari ke rumahnya tanpa mengatakan apa-apa. Dia terlihat panik.

Sementara aku sudah seperti patung di sini. Mencerna baik-baik perkataan Aira dan tingkah paniknya.

Kak Sean menyukaiku?

Benarkah?

Apa aku harus percaya dengan omongan Aira kali ini?

"Jangan heran dengan suara gue di awal-awal."

Itu yang tadi Kak Sean katakan saat memberikanku flashdisk ini. Suara? Apa mungkin Kak Sean ... menyanyikan lagu?

Aku segera belari masuk ke dalam kamar dan menyalakan laptop dengan tidak sabaran. Jantungku semakin berdegup kencang saat telungkup di atas tempat tidur. Aku menggigit bantal dengan gelisah.

Setelah aku memasang flashdisk itu di laptop, tak berapa lama muncul banyak file dengan tulisan berbahasa Inggris. Kira-kira ada lebih dari sepuluh file. Aku membaca judul satu per satu dan dan semua itu ternyata adalah judul lagu.

Aku memilih semua file itu, lalu menekan enter pada keyboard. Aku tanpa sadar mencengkeram bantal saat mendengar suara gitar. Setelah itu, suara Kak Sean mengalun.

Maybe it's intuition

But some things you just don't question

Like in your eyes, I see my future in an instant

Ini seperti bukan suara Kak Sean yang sekarang, tapi terdengar seperti suara Kak Sean yang belum seberat sekarang. Apa ini maksud Kak Sean mengatakan kepadaku untuk tidak heran mendengar suaranya di awal-awal? Maksudnya, di awal-awal dia bernyanyi?

Ini suara Kak Sean beberapa tahun yang lalu? Saat SMP, mungkin? Atau saat baru memasuki SMA? Atau entahlah.

Aku tak bisa menahan senyumku. Suara Kak Sean memenuhi kamarku dan aku hanya memandang monitor yang menampilkan sebuah software audio. Aku menyandarkan daguku di atas bantal. Kupejamkan mata dan saat itu rasanya sedang dinyanyikan lagu oleh Kak Sean di hadapanku langsung.

Lagu berjudul When You Say Nothing At All dinyanyikan oleh Kak Sean kali ini. Kak Sean masih menggunakan gitar sebagai instrumen. Beberapa kali terdengar suara cowok lain yang tertawa dan mengejek Kak Sean yang sedang menyanyikan lagu tentang percintaan. Kak Sean tertawa di tengah-tengah menyanyikan lagu itu.

"AAA GEMES BANGET YA AMPUN!" teriakku sambil menggigit bantal tanpa kusadari. Aku membayangkan dia tertawa sambil terus bernyanyi. Pasti kelihatan manis!

Suara Kak Sean sedikit berubah di lagu-lagu berikutnya. Aku mendengar dia menyanyikan lagu yang judulnya Right Here Waiting. Masih dengan petikannya yang menyenangkan.

Aku memegang kedua pipiku saking gemasnya mendengar suara Kak Sean. Meski aku tak mengerti arti lagu itu apa.

Wherever you go

Whatever you do

I will be right here waiting for you

Whatever it takes

Or how my heart breaks

I will be right here waiting for you

Aku terus tersenyum dan terus mendengar lagu demi lagu.

Apa ini mimpi?

Aku belum tahu tujuan Kak Sean memberikan ini kepadaku. Lagu tadi berakhir. Kak Sean mulai memetik gitarnya dengan nada yang berbeda.

How would you feel, if I told you I loved you?

It's just something that I want to do

I'll be taking my time, spending my life

Falling deeper in love with you

So tell me that you love me too

Apa aku tidak salah dengar? Tadi Kak Sean bilang sepertinya I love you? Aku tertawa sendiri. Itu hanya lagu, Vera.

Aku melirik ke kotak beludru tak jauh dariku telungkup dan teringat dengan Kak Sean setelah itu. Aku mengambilnya dan membuka kotak itu. Aku terpaku melihat sebuah kalung muncul dari dalam sana.

Ini ... untukku? Dari Kak Sean?

Aku mengambilnya dan merasa ragu. Apa benar Kak sean memberikan kalung ini untukku? Aku masih kurang percaya. Di sisi lain, aku senang. Aku memasangnya ke leherku sambil terus tersenyum semringah. Tanganku tak lepas dari kalung ini. Yang penting Kak Sean sendiri yang bilang, kan, kalau ini untukku?

Aku kembali fokus dengan Kak Sean yang bernyanyi. Beberapa lagu terus mengalun. Love someone, fallin in you, I like me better. Saat Kak Sean menyanyikan lagu I like me better, aku ikut bernyanyi sesekali karena Ninik sering memutar lagu ini di kelas sampai aku hampir hafal.

Lagu berpindah. Kemudian, aku hanya tersenyum di sepanjang lagu mendengar suara gitar dan suara Kak Sean.

I found a love for me

Darling, just dive right in and follow my lead

Well, I found a girl, beautiful and sweet

Oh, I never knew you were the someone waiting for me

'Cause we were just kids when we fell in love

Not knowing what it was

I will not give you up this time

But darling, just kiss me slow, your heart is all I own

And in your eyes you're holding mine

"Baby, I'm dancing in the dark. Nanananana." Aku terkikik. Aku tak hafal lagunya. Kak Sean terus bernyanyi hingga di akhir lagu. Suara gitar kemudian berhenti, lalu judul lain muncul di atas pemutar audio itu; You are the reason.

"Vera?"

Aku mengerjap. Barusan, suara Kak Sean? Aku memutar kembali rekaman itu dari detik 0 dan mendengar suara Kak Sean kembali.

"Vera?" tanyanya di dalam rekaman. Suaranya tak jauh beda dari terakhir aku mendengarnya di ruang tamu saat mengajarku. Jangan-jangan rekaman audio ini baru dibuat?

"Ya?" balasku dengan perasaan tak keruan.

"Ini lagu terakhir," katanya. Kemudian, melodi dari gitar terdengar kembali.

There goes my heart beating

Cause you are the reason

I'm losing my sleep

Please come back now

Aku bertopang dagu. Tak bisa menahan senyuman. Kak Sean terus bernyanyi dan sesekali aku ikut melantunkan beberapa kata yang aku bisa.

I'd climb every mountain

And swim every ocean

Just to be with you

And fix what I've broken

Oh, cause I need you to see

That you are the reason

Aku mohon jangan berhenti. Aku ingin mendengar Kak Sean menyanyikan banyak lagu. Aku harus menyalin semua file ini ke laptopku!

Gitar tak terdengar lagi. Hanya ada hening. Namun, waktu terus berjalan di rekaman itu. Aku menunggu, mungkin Kak Sean ingin melanjutkan beberapa baris lagi.

"Vera?"

Alih-alih mendengarnya kembali bernyanyi, Kak Sean malah memanggilku. Aku dengan senang hati menjawab meski hanya lewat perantara.

"Kenapa, Kak?" tanyaku.

"Will you be my girlfriend?"

*


thanks for reading!

love,

sirhayani

Continue Reading

You'll Also Like

13.2M 1M 37
🔥FOLLOW DULU SEBELUM BACA, KARENA BEBERAPA PART DI KUNCI Nichol yang merasa bosan dengan hubungannya dengan Sephora semakin dekat dengan Anna, gad...
745K 35.5K 40
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
3.6M 289K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2.5M 427K 80
Mengaum di depan orang lain, tapi mengeong di depan pacarnya. Begitulah Garrel Zarvian Arkadiksa. Dia memperlakukan pacarnya, Jaseline Tamara, layakn...