The Prince Mermaid

By floweryum

150K 10K 325

[fantasy-romance] Berganti judul dari "The Little Mermaid" "Apa yang harus aku lakukan?!" Aku kalang kabut... More

p r o l o g
πŸŒ€ 1
πŸŒ€ 2
πŸŒ€ 3
πŸŒ€ 4
πŸŒ€ 5
πŸŒ€ 6
πŸŒ€ 7
πŸŒ€ 8
πŸŒ€ 9
πŸŒ€ 10
πŸŒ€ 11
πŸŒ€ 12
πŸŒ€ 13
πŸŒ€ 14
πŸŒ€ 15
πŸŒ€ 16
πŸŒ€ 17
#bukan part
πŸŒ€ 18
πŸŒ€ 19
πŸŒ€ 20
πŸŒ€ 21
πŸŒ€ 22
πŸŒ€ 23
πŸŒ€ 24
πŸŒ€ 25
πŸŒ€ 26
πŸŒ€ 27
πŸŒ€ 28
πŸŒ€ 30
πŸŒ€ 31
πŸŒ€ 32
πŸŒ€ 33
πŸŒ€ 34
πŸŒ€ 35
✿bukan part 2
πŸŒ€ 36
BONUS CHAPTER
πŸŒ€ 37
halo!

πŸŒ€ 29

1.6K 98 21
By floweryum

Pangeran melirik ke sebelah kanannya. Gadis itu tertidur sangat pulas. Hingga dengkuran halusnya terdengar, napasnya teratur dan begitu ... menenangkan.

Pangeran menghela napasnya, pandangannya kini terarah ke ikan-ikan kecil yang bercahaya di atas sana. "Lyzi, apa aku sudah bisa mengembalikannya sekarang?" tanya pangeran seperti bergumam. Dia sedang berbicara dengan Lyzi lewat telepati.

"Belum pangeran, saya sudah menyuruh ikan Oxu untuk melihat keadaan di daratan," jawab Lyzi.

Helaan napas lagi-lagi keluar dari mulut pangeran. Dia diam. Menatap kosong ikan-ikan di atas sana. Pikirannya melayang, mencoba mencari jalan keluar dari masalahnya ini.

"Pangeran? Pa—" sapaan Lyzi terdengar dan langsung terpotong oleh kalimat pangeran.

"Iya. Aku masih belum tidur," sambungnya datar.

Di sana, Lyzi menghela napas lega. Namun sayangnya, telepati ini tidak bisa mendengar itu. Hanya bisa mendengar suara orang yang berbicara saja. Bukan napas. "Syukurlah. Saya tengah merencanakan sesuatu untuk mengembalikan anak itu. Saya akan bantu pangeran sebisa mungkin," ucapnya panjang.

Pangeran menunduk, "Baguslah. Bantu aku. Akan kuberi imbalan yang setimpal untukmu."

"Baik pangeran. Tapi untuk imbalan, saya rasa tidak perlu. Pangeran, Raja, dan Ratu sudah memberi pekerjaan sebagai tabib kerajaan saja sudah lebih dari cukup," ujarnya lagi.

Pangeran tersenyum tipis, "Tidak apa. Ini hadiah dariku karena kau telah membantuku banyak."

Lyzi menundukkan kepalanya, "Te-terimakasih pangeran. " Lyzi menunduk hormat.

"Tidak perlu menunduk begitu."

"E-eh?"

"Hahahaha." Pangeran mengakhiri telepatinya dengan Lyzi, setelah tertawa kecil.

Dan di seberang sana, Lyzi terdiam mendengar suara tawa itu. Berapa tahun dia tidak mendengar tawa pangeran? Gadis itu benar-benar bisa mengubah pangeran. Dan... mungkin gadis itu juga bisa menghilangkan keresahan pangeran. Batin Lyzi.

Lyzi ikut tersenyum mendengar tawa itu. Pangeran sudah bisa tertawa lagi.

***

Tanpa pangeran ketahui, seseorang yang sedang tertidur di sampingnya itu mendengar sedikit obrolan singkat itu. Matanya memang tidak terbuka, namun telinganya cukup peka untuk mendengar suara samar itu, dan dia belum terbangun di saat obrolan sebelumnya.

Vloryne mendengar hanya dibagian hadiah-hadiah itu, dan juga tawa pangeran. Selebihnya dia tidak mendengar karena suara itu begitu pelan dan kecil.

Mendengar pangeran tertawa, membuat Vloryne ingin tersenyum. Namun, dia akan ketahuan nanti karena sudah menguping pembicaraan.

"Aku tahu kau terbangun," ujar Rafeyz tiba-tiba.

Jelas saja Vloryne kaget, sangat kaget. Dari sebelum-sebelumnya, Vloryne juga dikagetkan oleh Rafeyz karena tahu apa yang tengah dipikirkan Vloryne. Apa pangeran bisa membaca pikiran? Batin Vloryne bertanya.

Vloryne tetap menutup matanya, dan mulai tertidur lagi. Lebih baik dia menghindar daripada kena amarah pangeran.

"Aku akan menyelamatkanmu," gumam Rafeyz. Namun, entah kapan.

Mata Rafeyz kembali kosong menatap langit-langit gua. Ya, itu —gua—tempat kesayangan Rafeyz yang dibuatkan oleh Lyzi.

Saat itu, di taman belakang istana, ada sebuah peristiwa sangat tidak enak untuk diingat.

Flashback on :

"Kakek akan pergi ke daratan untuk melihat keadaannya," ucap seorang kakek kepada cucu kecilnya sambil menepuk kepalanya.

Anak kecil itu hanya diam, tidak begitu mengerti dengan ucapan yang baru saja dilontarkan kakeknya.

Tatapan kakek itu terarah ke atas, kemudian menatap anak kecil itu bergantian. "Jika ayahmu marah, katakan padanya, aku hendak mencari tanaman obat untuk tanganku."

Anak itu mengangguk, "Baik kek," sahutnya dengan suara lucu khas anak-anak.

Kakek tua itu tersenyum, kemudian menatap langit, yang jauh di atas permukaan air.

Aku akan menjemputmu. Batin kakek itu dan berenang ke atas.

Anak kecil tersebut mendongak ke atas, menatap ekor sang kakek yang terus menjauh darinya. "Aku ingin seperti kakek," ujarnya sebelum meninggalkan tempat itu.

***

"Rafeyz! Rafeyz!" Panggilan keras terdengar di gendang telinganya. Yang dipanggil pun segera menghadap ke pencipta suara itu.

"Ada apa ayah?" tanyanya sambil menunduk hormat.

Helaan napas laki-laki tegap itu terdengar, membuat si anak mendongak untuk melihatnya. "Kemana kakek?"

Yang dipanggil Rafeyz tadi terdiam, "Kakek sedang mencari tanaman obat untuk tangannya yang sakit," sahutnya. Berbohong. Karena itu yang diajarkan oleh kakeknya tadi.

"Sudah kubilang biar tabib istana saja yang mengambilnya," gumamnya sambil mengusap wajahnya kasar.

Anak laki-laki itu terdiam lagi, dalam hatinya, kenapa ia tidak mencegahnya? "Maafkan aku ayah, aku tidak mencegahnya," katanya sambil menunduk dalam. Ini salahnya. Bagaimana jika ada bahaya yang menimpa kakeknya di daratan?

Ayah dari anak laki-laki itu adalah penerus kerajaan ini. Beliau ditugaskan mendiang ratu untuk menjaga raja dan juga kerajaan beserta para rakyatnya. Jika ada sesuatu hal yang menyangkut raja atau masalah apapun tentang kerajaan, ia yang akan turun tangan.

"Sudahlah, ayah akan mencarinya jika raja belum pulang hingga cahaya bulan muncul," ujarnya sambil mengibaskan tangannya, menyuruh anaknya segera meninggalkan ruangannya.

"Baik ayah. Aku akan ikut nanti."

"Tidak perlu," tegas sang ayah kepadanya.

Niat Rafeyz untuk berdiri terurung karena sahutan tegas dari ayahnya.

"Sebaiknya kau tidur dan buat sihir pelindung di sekitar tempat tidurmu."

Rafeyz mengerucutkan bibirnya, "Ini tidak a—"

"Keluar!"

Bentakan kasar lagi-lagi dilontarkan ayahnya. Ayahnya sangat keras mendidiknya, tidak seperti kakeknya yang selalu sabar dan lembut. Sangat bertolak belakang.

Dengan berat hati Rafeyz keluar dari sana, ia menoleh sedikit untuk melihat ayahnya sebelum benar-benar keluar dari ruangannya. Ayahnya menunduk, seperti menyesali sesuatu. Tapi Rafeyz tidak tahu. Dia belum mempelajari sihir penerka ekspresi.

Mungkin dia harus segera mempelajarinya dengan baik.

Tbc

4 Juni 2019

Dahlia's note :

Mini note : Oxu adalah ikan yang bisa hidup di darat. Nama ikan ini diambil dari nama latinnya yaitu "Oxudercinae" biar gampang jadi ambil depannya aja, hahaha. Nama lainnya itu ikan tembakul, atau glodok.

==============================

Minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin 🙏🙏

Besok sudah lebaran lho. Cepat sekali bukan?

Aku minta maaf, lagi. Iya, lagi, karena kemarin sudah di note chapter sebelumnya.

Liburan kalian kemana saja? (Ah, kurasa tidak akan ada yang menjawab) hahahaha.

Apa kalian tidak mau komen di ceritaku?

Apa cerita ini kurang menarik?

Atau karena ada tulisan romancenya?

Huffttt.... untuk pertanyaan yang terakhir tadi, romance di sini tidak akan berasa, maksudnya romancenya 15+. Ya, paling kayak pegangan tangan, pelukan (sedikit), usap kepala. Udah kayak gitu-gitu aja dan ada bumbu manisnya ///yah malah bocor kan-_-/// *gapapa kok

Ohiya, chapter besok masih ada flashbacknya.

Oke,

Papapapapai,

Dahdah

🐟🐟🐟

Continue Reading

You'll Also Like

162K 931 15
cie kepo!! sabar ya ubah alur ubah judul wkwk
270K 1.5K 11
nina and papa (21+)
313K 18.3K 40
CERITA INI HANYA ADA DI PLATFORM WP LAPAK AVENLY SAJA TIDAK TERSEDIA DI APK LAIN~~~ Anggita Magnolia kini hidup di tubuh orang lain. Lebih tepatnya i...
193K 21.3K 24
NOT BXB!! NOH UDAH PAKE CAPSLOCK, BIAR KELIATAN. Ardi si CEO, Yudha si remaja narsis, dan Ozan si pencuri, tiga orang yang mengalami kejadian di luar...