Bot 0.1 | mark lee ✓

By F0RTUNECOKIEE

3.4M 667K 327K

❝don't you dare to block me. Or you'll be the next.❞ was #2 in nct on march 2021 was #2 in stalker on decembe... More

0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1.0
1.1
1.2
1.3
1.4
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
2.1
2.2
2.3
2.4 [end]
trailer 🎬
bonchapt

1.5

111K 25.5K 9.9K
By F0RTUNECOKIEE

Chapter terpanjang WOY. spesial karena 127 q mau comeback huhu jangan lupa streaming guys!

Jangan lupa vomments juga ༎ຶ‿༎ຶ

° ° °

🔸15.20 pm 🔸

Dengan kepala yang masih memakai tudung hoodie hijaunya, cowok itu menoleh ke arahku ketika kupanggil namanya.

"Eby?!" teriaknya sumringah sambil berdiri dari kursi penunggu. Kemudian ia tersenyum lebar.



Hendery.

Cowok itu yang tadinya sibuk memegang koper beralih membentangkan tangannya dengan lebar ketika aku berlari menghampirinya sembari tersenyum kikuk kepadanya.

Oh katakan apakah dia mau memelukku?

Saat jarak kami sudah hampir dekat, dan dia semakin merentangkan tangannya, aku beralih menuju koper milik Hendery yang ada disampingnya.

"ayo pulang," ujarku sambil mengambil kopernya lalu berjalan mendahuluinya.

Diam diam aku ketawa. Hendery terlihat kebingungan. Kasihan. Banyak orang di bandara yang tertawa melihat tingkah Hendery.

"Hey kamu tidak kangen apa? Kenapa gamau peluk??" kudengar Hendery protes di belakangku.

Aku berbalik badan untuk menghadap Hendery. Aku hanya tersenyum lalu mengambil tangannya agar bisa kugandeng.

"gandengan aja gausah pelukan," ujarku pelan.

Tidak Hendery, bukan aku menolak. Aku hanya tidak mau rasa itu datang lagi.

° ° °

Kami sampai di rumah Hendery dan juga rumahku yang hanya berada tepat di rumah Hendery.

Aku rasa atmosfer di sekitar cukup membuat diantara kami canggung walau tadi di mobil sempat bercanda.

"welcome home Hendery!!"

Hendery hanya terkekeh pelan saat kami tiba di depan rumahnya. Dia terdiam cukup lama sambil mengepalkan tangannya.
Mungkin sedang rindu dengan rumahnya yang sudah ia tinggal selama sebulan.

Tidak lama kemudian, dia mengajakku duduk di ayunan kecil di samping pekarangan rumahnya.

Kami diam tanpa suara. Menyisakan suara burung dan bunyi kendaraan di jalan.

"kenapa?" tanyaku ketika mulai sadar ternyata Hendery sedang menatapku cukup lama.

"kamu baik baik aja kan selama ini?"

Gantian aku yang menatapnya lama.

"selama ini yang kamu liat gimana?"

Hendery diam. Aku diam. Kami hanya saling menatap tanpa ada yang mau bicara duluan.

"aku seperti diteror, Hendery..." ucapku akhirnya dengan suara gemetar.

Hendery menatapku sedih. Ia memutar badannya untuk menghadap penuh ke arahku lalu dengan pelan ia mengusap pipiku.

"Hey look at me! it's okay. Kan udah ada aku disini. Tidak ada yang lagi perlu kamu cemaskan, okay?" ucap Hendery dengan lembutnya.

Aku masih menatap matanya yang bulat dan tajam. Namun indah disaat bersamaan.

"cause I'm here for you..." lanjutnya. Hendery beralih menepuk pundakku pelan.

"sekarang kamu gak usah takut lagi. Kalau ada sesuatu ketuk aja pintu rumahku,"

"lalu?"

"Ya paling aku usir,"

Hendery tertawa pelan. Disaat itulah aku langsung mencubit lengannya. Sialan. Masih sempatnya dia bercanda.

"Aw! aduh sakit... Ini kamu nyubit berapa putaran derajat si?!" Hendery menggerutu sambil mengelus lengannya yang baru saja ku cubit.

Maaf Hendery tapi aku kesal.

"oleh oleh untukku mana?" aku menengadahkan tangan di depan wajah Hendery.

Hendery langsung menepuk jidatnya. "oh iya! Wait,"

Hendery langsung bergegas mengambil ranselnya dan mengubek seperti sedang mencari sesuatu di dalam.

"mana tanganmu?" tanya Hendery.

Aku bingung lalu tanpa berpikir apa apa aku mengulurkan tangan kananku kepada Hendery.

"tadaaaa!" Hendery memberikanku sebuah gantungan kunci pahatan kayu dengan ukiran nama "Eby" disana. Ia meletakkan benda itu di telapak tanganku lalu ia menepuk pelan.

"di simpan baik baik ya, maaf cuma bisa ngasih ini soalnya kamu kan suka ngoleksi gantungan kunci..."

Demi Tuhan.

Ini indah sekali.

Aku menutup mulut sambil tersenyum bahagia.

"woahh.. Ini bagus banget deryy! Makasih ya... " aku tersenyum senang. Hendery ikut tersenyum sambil memamerkan deretan gigi putihnya.

Ah aku merasa ada sesuatu yang terbang di perutku.

Apa ini definisi dari quotes quotes tumblr
"butterflies in your stomach"

is that feeling being in love huh?





"Hey eby, mau masuk ngga? Udah sore nih duduk di dalam aja," tanpa aku sadari Hendery yang tadi masih duduk disampingku sudah berdiri di ambang pintu sambil mencari kunci rumah di kantong ranselnya.

Tunggu-

Kalau kunci rumah Hendery bawa... Selama ini yang selalu ada di kamarnya siapa?

Maling?

Kalau seandainya maling... Dia masuk lewat mana?

Tidak. Ini bukan saatnya berpikir aneh aneh. Setidaknya Hendery disini sudah membuatku merasa cukup aman.

"Hey nyonya eby, dengar tidak? Mau masuk dulu atau kamu mau langsung pulang kerumahmu?"

Pulang? Oh tidak. Itu bukan ide yang bagus. Lagian aku masih ingin bersama dengan Hendery. Menghabiskan waktu bersama cowok yang memiliki rahang lancip itu.

"aku di rumahmu aja dulu...gapapa kan?" tanyaku.

"chill eby, rumah masih sepi sampe besok. Orangtuaku gak pulang ke rumah dulu. Mereka masih ada urusan,"

Aku ikut masuk ke dalam rumah Hendery lalu duduk di sofanya. Hendery melepas hoodie hijaunya dan hanya menyisakan Kaos hitam yang sudah ia kenakan daritadi.

" kamu lapar gak? Mau delivery pizza?" tanya Hendery.

"Boleh, kebetulan aku belum makan siang.." jawabku sambil melihat foto foto masa kecil Hendery yang dipajang di dinding ruang tamu.

"Ok sebentar," Hendery mengambil handphonenya lalu ikut duduk di sampingku. Ia menekan nomor lalu menempelkan handphonenya di telinga.

Beberapa saat ia menunggu hingga sepertinya seseorang menjawab panggilannya. Hendery mulai berbicara.

"halo, dengan Wong kun hang Hendery, bolehkah aku memesan pizza dengan topping jamur dan keju italia diatasnya?"

Hendery diam cukup lama. Ekspresinya tampak kebingungan.

Mungkin pizza yang dia pesan sudah habis?

"ah maaf, mungkin aku salah sambung..."

Hendery seperti ingin menutup sambungan telfonnya namun ia kembali mendekatkan handphonenya ke telinga.

Ekspresinya kembali dibuat bingung. Aku penasaran lalu mendekatkan telingaku ke handphonenya agar bisa mendengar apa yang dibicarakan.

Namun Hendery sudah terlanjur mematikan sambungannya.

"gak jelas,"

"kenapa?" tanyaku penasaran.

Hendery mengendikkan bahunya tidak peduli. "entahlah kayaknya salah sambung,"

"kamu mau ikut?"

"Kemana?" tanyaku bingung.

"kayaknya kita harus ke minimarket buat beli stok ramen dan cemilan," seru Hendery sambil menyambar hoodie hijaunya dan kembali memakainya. Ia segera keluar rumah sedangkan aku mengikutinya.

"kayaknya minum Americano coffee enak juga," hendery bicara sendiri sambil sibuk mengunci pintunya.

Aku hanya berdiri di belakang Hendery dan mengabaikannya.

saat aku berbalik, tidak sengaja mataku menangkap seseorang berpakaian gelap sedang berdiri dari kejauhan di bawah lampu jalanan trotoar.


Seseorang itu kembali melambaikan tangannya.



Tidak. Bukan ke arahku.


Tapi yang ada di belakangku.




Hendery.

° ° °

Yang pinter baca clue, pasti ngeh sama clue part sebelumnya.

Btw ini maljum, tiati.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5K 85 4
Thorn seorang pemuda manis nan polos yang tertipu oleh daya pikat seorang solar dibalik sikap manis solar terhadap thorn, solar hanya menjadikan thor...
216K 46.7K 33
Rendi Juanda Huang, cowok yang terkenal judes namun akan berubah drastis menjadi sok manis nan clingy saat bersama sang kekasih. © Love Agæn Series...
167K 473 6
(FIKSI) Vivi terbangun dari tidurnya dalam kondisi tanpa busana... cairan lendir yg masih merembes dari Lubang surgawi miliknya membuat gadis itu pah...
3K 1.9K 30
Start: 15.05.2021 End: 30.11.2021 Meskipun kita tak tau kapan kita akan berakhir, Meskipun sesuatu terjadi dan kita tak bisa bertemu lagi, Bersandar...