Game Over: Falling in Love

By sirhayani

6.8M 511K 54.7K

[1] TERBIT 📖 - Aku jadi target Geng Rahasia selanjutnya? Tidak mungkin aku dijadikan target, tapi aku juga... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Hanya Pertanyaan Tentang 5 Cowok
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
44
45
46
47
48
49
50
53
Info, Beberapa Hal Penting
TERSEDIA DI TOKO BUKU
Part Spesial [2]
Wallflower (kisah Masha dan Gama)

43

82.8K 9K 898
By sirhayani


Sudah beberapa hari terlewati setelah perkataan Kak Erlang waktu itu dan sekarang kencan itu berlangsung. Aku tidak tahu bagaimana orang-orang akan menyebut ini kencan. Apa itu kencan? Memikirkannya saja membuatku ingin menangis.

Kenapa juga hari itu aku mengiakan ajakan Kak Erlang?

Untung saja Kak Erlang mau diajak kompromi. Aku melarangnya menjemputku di rumah karena kalau sampai itu terjadi, bagaimana kalau Kak Sean melihatnya?

Aku tidak akan membuat Kak Sean berpikir bahwa aku dan Kak Erlang dekat. Ah, bukankah orang-orang yang melihatku dengan Kak Erlang akan berpikir bahwa kami sedang dekat?

ARGH!

Kami memang berangkat bersama, tetapi Kak Erlang menjemputku di minimarket yang sama dengan minimarket yang pernah dia datangi. Aku menyuruhnya menjemputku di minimarket itu dengan alasan aku sekalian ini membeli minyak kayu putih.

Sudah berapa kali aku menjadikan kebohongan kecil sebagai alasan melarikan diri dari kenyataan?

Kak Erlang menghentikan motornya di depan sebuah kafe. Aku turun dari sana dan segera membuka helm.

Aku bukan anak kafe dan Kak Erlang membawaku ke tempat ini daan yang lebih mengejutkannya lagi adalah 90% pengunjung yang datang ke kafe ini adalah cowok.

Wajar bila laki-laki memenuhi sebuah kafe, entah dari remaja sampai yang berumur lebih dari 30 tahun. Namun, dengan semua laki-laki yang terlihat masih sebaya dengan Kak Erlang atau setara dengan anak SMA dan kuliah, apakah itu masih tidak akan membuatku terkejut?

Kafe ini dipenuhi cowok-cowok yang terlihat asyik mengobrol. Apa jangan-jangan mereka adalah bagian geng rahasia itu?

Aku berjalan di belakang Kak Erlang seperti anak ayam. Kak Erlang terkadang menyapa cowok-cowok yang dilewatinya. Terkadang dia dan cowok-cowok itu melakukan high five.

"Lancar nggak, tuh?" Seseorang sedang bicara dengan Kak Erlang. Kak Erlang menatapku, lalu menarikku mendekat.

"Lihat aja nanti," balas Kak Erlang. Membuatku hanya bisa bertanya-tanya dalam hati.

Kak Erlang berhenti di dekat sebuah kursi dan menoleh ke arahku. Aku melihat Kak Erlang tersenyum miring. "Mikirin apaan?"

Aku menggeleng-geleng. Dia menarik sebuah kursi dan menyuruhku duduk. Kak Erlang duduk berhadapan denganku setelah memesan minuman.

"Pasti geng rahasia?"

Aku melotot. "Kok bisa nebak?"

"Apa lagi?"

"Jadi, apa mereka...." Aku menatap cowok-cowok yang duduk di kafe ini. "Geng rahasia?"

"Sebagian udah lo lihat hari itu, kan?"

"Udah, sih. Tapi nggak terlalu gue perhatiin."

Aku menautkan jemari di atas meja dan menatap Kak Erlang yang kelihatannya biasa-biasa saja saat membahas geng rahasia. Apa aku perlu menyelidiki lebih dalam soal geng rahasia dan permainan ini lebih jauh?

"Kenapa permainan ini ada?" Aku akhirnya berani bertanya. Jujur saja, di antara lima pemain Game Over, hanya kepada Kak Erlang aku berani bertanya. Kak Sean? Sampai detik ini aku tak pernah berani karena aku sadar membicarakan Game Over kepada cowok yang jelas-jelas aku sukai adalah hal yang salah. Kak Gama? Oh, jelas tak akan pernah terjadi. Aku sudah kabur lebih dulu saat baru melihat batang hidungnya. Kak Malvin? Aku sudah pernah menanyakan beberapa hal, tetapi diawali dengan rasa takut. Elon? Dia itu menyebalkan!

Kak Erlang bersedekap. "Lo kepo soal itu?"

"Banget!" Aku berujar antusias.

"Padahal, gue ke sini pengin kepo-kepo soal kehidupan lo."

Aku mengalihkan perhatian karena salah tingkah.

"Bercanda gue." Kulihat Kak Erlang tersenyum lagi. Kenapa dia terlalu murah senyum? "Tapi lo anggap serius lebih bagus lagi."

Aku tidak tahu harus mengatakan apa.

"Soal kenapa permainan ini bisa ada, nanti lo bisa tanya ke orang yang tepat."

"Siapa?" tanyaku. Semoga Kak Erlang dengan senang hati akan menjawab dengan jelas.

"Siapa lagi kalau bukan pemain yang berhasil ngejadiin lo ceweknya? Kecuali, kalau pemenangnya nggak mau jawab pertanyaan lo. Dan pemenang yang nggak mau jawab pertanyaan dari sang target biasanya akan nyelesaiin permainan sampai tuntas."

"Maksud Kak Erlang?"

"Permainan Game Over tuntas. Lo akan tahu suatu saat nanti. Kecuali...," Kak Erlang menatapku dengan serius, "kalau lo mau jadi pacar gue dan gue akan kasih tahu sekarang."

Aku hanya bisa mengalihkan pandangan ke sekitar. Tak tahu harus merespons apa.

"Lo pernah pacaran?"

Kutatap Kak Erlang dengan canggung. "Belum...."

"Siapa cowok beruntung yang nanti bisa berhasil jadi pacar pertama lo?"

Aku menunduk.

"Kalau sama gue mau nggak?"

"Hah?"

Kak Erlang tertawa. "Baru kali ini gue berhadapan sama cewek kayak lo. Biasanya, kalau gue gombalin cewek pasti cewek itu balas ngegombalin gue."

Jadi, Kak Erlang baru saja menggombalku? Apa sejak tadi dia selalu bercanda? Termasuk saat mengatakan, kalau lo mau jadi pacar gue? dan kalau sama gue mau nggak?

Aduh! Untung saja perasaanku untuk Kak Sean. Kak Erlang ini tipe cowok yang bisa membuat cewek mudah baper karena kata-kata dan senyum manisnya dan Kak Erlang termasuk cowok yang membuat cewek bingung. Seperti tadi, bingung apakah Kak Erlang serius mengatakannya kepadaku atau hanya bercanda?

Aku pikir Kak Erlang hanya bercanda dan aku pikir juga Kak Erlang tidak serius dengan permainan ini.

Tapi ..., mengapa Kak Erlang mengajakku "kencan"?

Kami bicara tak banyak setelah itu. Hanya tentang kehidupan sehari-hari dan tak lagi membahas soal Game Over atau pun geng rahasia. Pembicaraan mengenai Game Over dan geng rahasia hanya sampai tadi saja, yaitu mengenai permainan tuntas yang aku tak tahu apa maksudnya.

"Hujan...." Aku menatap keluar kafe dan melihat turunnya air hujan yang diterangi oleh cahaya dari lampu. Kak Erlang ikut menatap keluar sana. "Kak? Nggak nyangka udah hampir jam 9 ternyata."

"Mau pulang?"

Aku mengangguk dengan gelisah. "Gue janji pulang jam 9, sih, Kak."

"Oh, ya udah, yuk? Di luar gerimis, kok." Kak Erlang bangun dari kursi. Aku mengikutinya dan berhenti di depan kafe, Kak Erlang membuka jaket kulit yang dia pakai dan menggantungkannya di kedua bahuku.

Aku mendongak ke samping dan melihat Kak Erlang mengambil kunci motornya di saku celana jeans yang dia pakainya dan dia terlihat biasa-biasa saja. Seolah tak ada sesuatu hal yang terjadi sebelumnya.

"Wah? Tumben lo ke sini?" Kak Erlang mendengkus, dia sedang bicara dengan seseorang di depannya.

Pandanganku ikut menatap ke depan dan aku rasanya ingin menghilang saat itu juga. Kak Sean...? Kami saling bertatapan dalam diam.

Kenapa Kak Sean harus ada di sini? Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang?

Aku merasakan bahuku dirangkul seseorang dan Kak Erlang yang melakukan itu.

"Gue anter Vera pulang dulu kalau gitu," kata Kak Erlang, kemudian membawaku menerobos gerimis setelah menaikkan jaketnya menutupi kepalaku.

Aku melewati Kak Sean tanpa mengatakan apa-apa dan tanpa menatapnya, membuatku rasanya serba salah dan dipenuhi penyesalan.

Apa yang harus aku jelaskan kepada Kak Sean agar dia tak salah paham?

***

note:

Ikut instagram @sirhay.ani biar nggak ketinggalan segala hal tentang Game Over yaw

#TimMasihSetiadenganPilihanSebelumnya

#TimBerubahPikiran

thanks for reading!

love,

sirhayani

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 150K 51
Ini tentang masa SMA. Masa SMA yang hanyalah fiktif belaka, di mana penindasan merajalela... Di mana harga diri direndahkan, ternoda dan terinjak-inj...
5.7M 681K 58
Spin off Arunika's World dan SHAGA BISA DI BACA TERPISAH FOLLOW SEBELUM MEMBACA *** "Lo mau nggak pacaran sama gue?" Snowy. "Gue nggak mau pacaran...
501K 2.4K 2
[Warning!] Pernikahan yang tidak pernah diharapkan, bagi Salsabilla Shireena, wanita berumur 22 tahun. Wanita itu terpaksa menikah dengan seorang bro...
6.8M 212K 38
"Aku pernah hampir diperkosa saat SMP." -Naresha Luveeana Agatha- Luvee menderita Haphephobia, sebuah penyakit psikis, di mana dia akan merasa sangat...