"Hai Alice. Kau belum gila, kau hanya mendengar suara ku. Ta-daaa, aku wolf muuu. Oh ya Alice, apa yang kemarin itu mate mu?? Astaga aku akan sangat bahagia jika dia mate ku. Wolf nya sangat tampan."
Celoteh suara dari dalam kepalanya kembali terdengar.
Sangat ceria.
Alice tersenyum saat mendengar wolfnya kembali mengajaknya berbicara.
Kemarin, wolfnya tidak mengeluarkan lagi kata kata selain pujian terhadap namanya.
Dan sekarang, wolfnya kembali mengawali pembicaraan denganya.
"Apa benar, kau adalah wolf ku?? Dan mengenai pertanyaanmu, bukan. Sepertinya dia bukan mate kita" mindlink Alice
"Ohh dear, tentu saja aku wolfmu. Kau tahu?? Aku sangat ingin bertemu denganmu. Tapi dia belum mengizinkannya. Dan ta-da, sekarang dia sudah mengizinkan dan aku bisa bertemu denganmu. Yaampun aku sangat kecewa" jawab wolfnya suaranya terdengar merajuk
"Siapa namamu??" tanya Alice
"Kau bisa memanggilku Hannah." jawab wolfnya
"Itu namamu??" -Alice
"Emm, sebenarnya aku menyukai nama itu. Jadi aku berharap aku bisa memiliki nama itu" jawab Hannah yang membuat senyum Alice menjadi semakin lebar
"Hei, bodoh. Berhenti tersenyum seperti itu. Kau membuatku muak." suara berat Jayden membuat Alice memutuskan Mindlink nya dengan Hannah
"Maafkan saya Alpha." sahut Alice sambil menunduk
"Kerjakan tugasmu. Jangan hanya terdiam seperti orang idiot. Kau membuatku semakin muak melihat wajahmu di pack ku"
Deg
Perkataan Jayden membuat Alice merasakan sesak yang entah datang darimana. Belum lagi dengan raut wajah Jayden yang dingin.
"Hei Alice. Siapa orang bodoh tadi itu??" suara Hannah kembali memasuki telinga nya setelah Jayden keluar dari dapur.
"Hannah, kau tidak boleh seperti itu. Dia Alpha di Pack ini" jawab Alice menegur Wolfnya
"Dia bilang dia muak melihatmu. Memangnya dia tidak tahu, jika dia jahat seperti itu, Moon Goddes saja mungkin muak melihatnya hidup." sahut Hannah yang terdengar dendam kepada Jayden
"Hannah, kau tidak boleh seperti itu. Bagaimanapun dia adalah Alpha. Ini juga kesalahanku yang lalai dalam bekerja" tegur Alice
"Aish, sudahlah. Aku doakan semoga nantinya dia tidak akan mengalami kesulitan dengan sikapnya yang seperti itu" jawab Hannah dan memutuskan Mindlink
Alice terdiam dan kembali mencuci piring kotor yang menumpuk.
Alice memikirkan Hannah yang sangat berkebalikan dengan dirinya. Alice tidak akan seberani itu menyampaikan pendapatnya, berbeda dengan Hannah yang justru terang terangan menilai seseorang.
Alice keluar dari dapur pack karena tugasnya sudah selesai. Dan terdiam saat melihat banyaknya orang di aula Pack house.
Ahh, Alice baru ingat jika besok adalah hari pengangkatan Alpha Jayden secara resmi. Dan jika beruntung Alpha Jayden akan menemukan Mate nya.
Dan hari ini pasti pack house akan sangat sibuk, mengingat Darkmoon pack merupakan pack yang besar.
"Hei bodoh. Cepat bantu kami, jangan terdiam seperti itu. Wajah bodohmu terlihat semakin menggelikan" suara dingin seorang omega memecah lamunannya
Tanpa berkata apapun, Alice segera melangkahkan kaki nya masuk ke dalam aula dan membantu maid lain membersihkan aula.
"Alice. Kenapa anggota pack mu banyak sekali orang bodoh??" tanya Hannah yang tentu saja membuat Alice tercegang
Well, Hannah dan kejujurannya.
"Apa maksudmu orang bodoh??" balas Alice yang kebingungan
"Mereka.. Seperti mengambil langkah yang sangaaaatt fatal. Ayolah, menghina mu seperti tadi itu termasuk kesalahan yang fatal. Sepertinya yang bukan orang bodoh disini hanya kau dan pria yang kemarin berjalan bersama denganmu." jelas Hannah yang membuat Alice tersenyum tipis
"Hannah, mereka tidak melakukan kesalahan fatal. Aku yang melakukan kesalahan fatal." jelas Alice sambil menahan sesak
"Aish. Kesalahan fatal apanya?? Alice, apa kau berfikir, jika orang tua mu itu pergi karena mu?? Itu kesalahan besar Alice. Mereka pergi, karena tugas yang di berikan Moon Goddes pada mereka sudah selesai." suara Hannah terdengar marah
"Jika kau berfikir lebih baik kau yang mati, maka hentikan pikiran itu. Kau istimewa, Alice" lanjut Hannah dan mengakhiri mindlink nya
'Apanya yang istimewa.. Bahkan sepertinya aku tidak berguna' pikir Alice
Yang dibalas oleh suara decakkan dari Hannah.
Tak lama kemudian, suara pukulan yang lumayan keras di tengah aula yang sedang hening membuat semua orang di aula mengalihkan perhatian nya menuju keluar ruangan.
"Jina, ada apa??" tanya Alice saat melihat kerumunan di pintu aula menghalangi pandangannya
"Entahlah. Seperti suara pukulan?? Tapi jujur saja itu menyeramkan" jawab Jina
"Ohh, ternyata masih ada seorang yang waras disini selain kau dan Darren ya" komentar Hannah
Setelah Alice pikir pikir, Jina memang tidak pernah membully nya seperti anggota pack yang lain.
Tapi saat Alice di bully, Jina juga tidak pernah membantunya.
Pikir Alice yang seketika tersenyum cerah.
'tak apa, setidaknya dia tidak pernah berbuat jahat padaku' pikir Alice
"HENTIKAN INI! APA APAAN KALIAN"
Suara teriakan diluar aula membuat Alice kembali mengarahkan pandangan ke arah sumber suara.
"SEMUANYA, TIDAK ADA YANG PERLU DILIHAT. KEMBALI KE DALAM, LANJUTKAN PEKERJAAN KALIAN." Teriakan itu kembali terdengar membuat semua orang kembali melanjutkan tugas masing masing.
Tapi tidak dengan Alice, dia tetap di tempatnya untuk melihat apa yang terjadi.
Saat sudah ada celah, Alice segera berjalan dengan cepat menuju ke arah keributan tadi.
Dan setelah nya Alice terkejut, melihat Darren dengan kondisi yang tidak bisa dibilang baik.
Banyak bekas luka dan wajahnya penuh dengan memar.
"Astaga, Darren. A-ada apa ini??" tanya Alice sambil berjalan ke arah Darren dengan tatapan cemas
"Tanyakan pada calon Alpha yang disana itu. Entah dia sudah dibutakan oleh apa hingga menuduhku berpacaran dengan Britney dibelakang nya. Padahal kau tahu sendiri, aku tidak pernah menyukai Britney" jelas Darren sambil menatap Jayden dengan wajah marah
"SUDAH JELAS JELAS AKU MELIHATMU SEDANG MERAYU BRITNEY, KAU-"
"Jayden, jelaskan ada apa ini??"
Bentakan Jayden terpotong oleh suara seseorang.
Jayden hanya terdiam dan menatap Darren dengan sangat tajam.
"Jayden, apa apaan ini. Dan Darren?? Kenapa kau seperti itu?? Ada apa ini sebenarnya." tanya ayah Jayden sambil menatap Jayden
"Apa kabar Alpha, Luna??" sapa Darren sambil menunduk hormat kepada Alpha Harry dan Luna Gissele
"Aku baik, Darren. Astaga kau semakin tampan ya. Dan Alice?? Ini kau?? Astaga aku sangaaat merindukanmu. Bagaimana kabar kalian??" sapa Luna Gissele saat melihat suami nya sedang ingin berbicara dengan Jayden.
"Baik Luna. Tapi Alice sepertinya tidak" jawab Darren sambil melirik Alice
Alice yang melihat Luna Gissele hanya tersenyum dan menunduk hormat.
"Saya baik, Luna." jawab Alice
"Aishh. Kau selalu seperti ini?? Alice, kau sudah ku anggap sebagai anak sendiri" ujar Luna Gissele sambil tersenyum lembut
Darren yang melihatnya hanya tersenyum merasa senang.
"Baguslah, selama ada Luna disini maka Alice akan baik baik saja." ujar Darren memindlink Dylan, wolfnya
"Yah, aku juga kasihan dengannya. Entah mengapa aku merasakan ada hal buruk yang akan menimpa Alice." jawaban Dylan membuat Darren agak waspada
"Apa itu??" tanya Darren
"Entah, kau berjanji akan ada disampingnya kapanpun itu kan??" tanya Dylan
"Tentu saja"
"Lakukan itu. Kau tahu aku akan selalu mendukung keputusanmu kan??" Dylan menyerahkan kepercayaannya pada Darren untuk semua tindakannya
"Tentu Dylan. Terimakasih sudah mempercayaiku dalam setiap keputusanku." Jawab Darren
"Selama itu tidak membuat penyesalan" Ujar Dylan dan Darren bersamaan
Dan Darren menghentikan mindlink nya. Lalu kembali mengalihkan pandangannya kepada Alice dan Luna Gissele yang sedang tertawa.
Darren pun berpamitan kepada Luna dan Alice untuk menyusul Alpha ke ruangannya.
"Alpha Harry, ini aku Darren, boleh aku masuk??" tanya Darren setelah mengetuk pintu ruangan Alpha
Setelah mendengar suara sahutan dari dalam, Darren pun masuk.
Dan melihat Jayden sedang menatap kearah lain, dan Alpha Hendry yang menatap Jayden dengan pandangan kecewa.
"Maaf aku terlambat. Ada apa memanggilku, Alpha??" tanya Darren to the point setelah membungkuk memberi hormat
"Ahh, tidak perlu terlalu formal. Panggil saja seperti biasa" Alpha Harry terkekeh mendengar ucapan Darren yang kaku
"Baik paman, ada apa memanggilku??" Darren menjawab dengan senyuman
"Aku perlu mendengar penjelasanmu tentang apa yang sudah terjadi di rumah ini selama aku tidak ada." jelas Alpha Harry
Darren pun segera mengangguk dan segera menjelaskan semua nya.
"Semua berjalan lancar, paman. Hanya saja ada beberapa peristiwa kurang mengenakan terjadi disini" jawab Darren sambil melirik Jayden yang dibalas dengan lirikan tajam
"Jangan berani kau memberitahu ayah tentang sikapku pada Alice" mindlink Jayden
Yang tentu saja di abaikan Darren.
Oh, silahkan saja sebut Darren sebagai seorang Beta yang durhaka pada Alpha nya.
Tapi lebih baik seperti ini, daripada Alpha terus menerus semena mena terhadap Alice.
"Apa itu?? Dan Jayden, ku harap kau tidak melakukan hal buruk" ujar Alpha Harry sambil menatap Jayden.
Yang justru di balas senyuman oleh Darren.
"Terjadi sesuatu yang kurang menyenangkan pada Alice di pack ini, beberapa omega menyiksanya dan tentu saja itu didalangi oleh seorang petinggi di Pack ini" sindir Darren
Yang langsung membuat Alpha Harry kembali mengalihkan atensinya pada Jayden
"Ini perbuatanmu kan?? Hentikan semua nya sebelum terlambat." ujar Alpha Harry
"Jayden, aku berharap kau menganggap Alice sebagai adikmu. Bukan sebagai omega di pack ini" lanjut Alpha Harry
"Aku akan membunuhmu." mindlink Jayden
"Bunuh saja aku. Dan suatu saat nanti, saat mate aslimu datang dan kau menolaknya. Maka kau akan kehilangan sahabatmu ini, juga matemu. Kuharap mate mu akan membalas perbuatanmu selama ini terhadap Alice" jawab Darren dengan mindlink
Well, kita lihat saja nanti..
-TBC-
Sebagian partnya udah di revisi gaes :v