The Prince Mermaid

By floweryum

150K 9.9K 325

[fantasy-romance] Berganti judul dari "The Little Mermaid" "Apa yang harus aku lakukan?!" Aku kalang kabut... More

p r o l o g
πŸŒ€ 1
πŸŒ€ 2
πŸŒ€ 3
πŸŒ€ 4
πŸŒ€ 5
πŸŒ€ 6
πŸŒ€ 7
πŸŒ€ 8
πŸŒ€ 9
πŸŒ€ 10
πŸŒ€ 11
πŸŒ€ 12
πŸŒ€ 13
πŸŒ€ 14
πŸŒ€ 15
πŸŒ€ 16
πŸŒ€ 17
#bukan part
πŸŒ€ 18
πŸŒ€ 19
πŸŒ€ 20
πŸŒ€ 21
πŸŒ€ 22
πŸŒ€ 23
πŸŒ€ 24
πŸŒ€ 25
πŸŒ€ 26
πŸŒ€ 27
πŸŒ€ 29
πŸŒ€ 30
πŸŒ€ 31
πŸŒ€ 32
πŸŒ€ 33
πŸŒ€ 34
πŸŒ€ 35
✿bukan part 2
πŸŒ€ 36
BONUS CHAPTER
πŸŒ€ 37
halo!

πŸŒ€ 28

1.7K 107 1
By floweryum

Makasih untuk _KiraraPutri_

Yuta's POV

Lama aku memerhatikan pergerakan apa yang akan dia lakukan. Hah! Aku tidak percaya dia benar-benar seekor duyung. Mana mungkin duyung ada, mereka semua itu hanya makhluk mitologi.

Mungkin dia sedang melakukan adegan peran, dan karena kekurangan biaya untuk membeli make up makanya mereka menangkapku dan akan meminta tebusan nanti. Ya mungkin saja.

"Apa maumu?" tanyaku berusaha tenang.

Monster itu tidak bergerak seincipun. Hanya mata ambernya terus menatapku tajam.

"HIAAAA!!!"

Aku terhempas setelah monster itu menjerit kuat. Dia murka. Matanya sudah bukan amber lagi. Melainkan merah. Merah darah.

Tubuhku terasa hancur saat bergesekan dengan lantai kasar ini. Sepertinya darahnya bertambah banyak.

"Kau sangat berani menentangku! Akan aku habiskan kau setelah aku puas memanfaatkanmu!" serunya hingga ruangan ini dipenuhi gema.

Aku bergidik, badanku gemetaran. Mataku melotot saat dia merentangkan tangannya lebar-lebar dan kepala yang menengadah ke atas. Angin kencang berhembus hebat. Rambut panjangnya berseliweran kemana-mana.

Dia semakin menakutkan.

Cahaya yang entah datang dari mana menyelimuti seluruh tubuhnya. Dia mengerang. Tongkat panjang melayang dari atas. Dia terbang ke atas dan mengambil tongkat itu.  Mulutnya merapalkan sebuah kata yang sama sekali tidak terdengar olehku.

Detik berikutnya, matanya menajam ke arahku. Tepat di manik mataku.

"Kau berani melawan! Biar kau rasakan dulu akibatnya!"

Tongkatnya melayang, mengarah tepat ke kepalaku. Aku menutup mataku, meringis karena takut hidupku akan berakhir sebelum aku menemukan Vloryne.

"HYAAA!!"

Tepat aku membuka mataku, tidak ada yang terjadi padaku. Tongkat itu tertancap di samping telinga kiriku. Aku menghela napas sejenak. Mataku naik, menatap monster perempuan yang kini melayang di depanku.

"Jika kau mau bertarung, lepaskan kuncian ini dari tubuhku," ujarku. "Kita akan bertarung secara wajar. Bukan aku diikat dan kau leluasa melancarkan seranga—"

Plakk...

Tamparan keras itu terjadi di pipiku, begitu aku mengucapkan kalimat yang belum usai. Kulihat darah meluncur ke lantai kasar ini.

"Kau anak manusia, jangan pernah berbicara sekenamu! Aku bisa saja menghabisimu detik ini juga," celotehnya panjang.

Dia pergi. Menghilang dengan membawa cahaya. Keadaan kembali gelap. Hening. Dan sakit...

Badan dan wajahku terasa diparut dengan serutan keju. Keadaanku pasti sangat mengenaskan sekarang. Aku tidak bisa bergerak untuk menyeka darah yang keluar ini. Ah... Darah ini pasti akan mengering pagi nanti. Aku hanya bisa merasakan sakitnya, dan kemudian tertidur.

Aku kuat. Aku bukan Yuta yang bisa dihabiskan dengan satu tangan saja. Mama dan Papa pasti marah jika aku pulang dengan tubuh penuh darah seperti ini.

Ya... semoga usahaku tidak sia-sia mendapatkanmu Vloryne.

***

Mau pagi ataupun siang, ini sama saja. Tidak ada bedanya. Yang membedakan adalah tanganku yang bisa bergerak bebas, dan seluruh tubuhku bisa leluasa bergerak.

Ada satu yang aku sayangkan, luka semalam tidak bisa membuatku berlikuk-likuk. Rasanya seperti retak, karena kulit dan darah sudah mengering.

Uh... Aku tidak bisa mendeskripsikan sakitnya seperti apa.

Aku harus mencari jalan keluar. Bukan merenungkan keadaan tubuhku saat ini.

Kakiku melangkah pelan, tangan kupanjangkan ke depan, berjaga untuk meraba sesuatu di depanku. Mataku kusipitkan agar bisa melihat jelas. Ini sangat di luar dugaan. Kukira, dunia yang aku pijak sekarang adalah dunia yang biasa, tidak ada misteri apapun. Ternyata pemikiranku salah besar, dunia menyimpan banyak teka-teki yang sulit dinalar.

Ini adalah kejadian yang amat mengerikan dalam catatan hidupku. Kali ini, aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan, bahwa aku harus menyelamatkan nyawa yang aku sayangi.

Aku terus berjalan mengendap-endap sambil terus mencari dinding. Tidak ada jendela, bagaimana aku keluar dari sini? Tidak mungkin lewat pintu masuk kan? Karena pasti akan ada banyak penjaga di luar sana.

Mataku terus mencari meneliti ke sekelilingku. Mencari setitik cahaya yang mungkin bisa membantuku keluar dari penjara ini.

Kumohon... Tolong bantu aku. Batinku.

"Tidak ada gunanya kau ingin keluar. Kau bahkan tidak tahu dunia ini kan?"

Sarafku menegang, dan aku mematung di langkahku yang terakhir, setelah aku menyentuh tembok keras ini. Suara itu. Itu suara monster yang semalam.

Untuk kali ini saja, kumohon Ya Tuhan.

Monster itu mendengus, "Pindahkan dia sekarang!" perintah monster itu yang entah kepada siapa.

Aku tidak berbalik badan. Aku hanya mendengarkan setiap celotehannya.

Aku masih memegang tembok ini, saat segerombolan duyung jantan hendak menarikku. Kuperhatikan satu persatu para duyung ini. Mereka nyata? Ini nyata atau tidak?

Mereka menarikku, namun aku tidak memberontak. Aku masih setia menatap para duyung ini, karena ini terlalu sulit dipercaya.

Kusentuh keekornya saat salah seorang duyung berbadan tegap memapahku. "Nyata..." ucapku terkejut. Kulitnya betulan bersisik.

"Asjhgyklovayzbwosb." Dia berbicara seperti marah. Ekspresi yang kutangkap, dia geram karena aku menyentuh ekornya.

"Maafkan aku," ucapku memohon sambil menyatukan kedua tanganku sebagai permohonan maaf.

Eh? Tunggu, untuk apa aku meminta maaf padanya? Mereka salah. Mereka jahat.

Diam-diam aku mengambil satu sisik ikannya yang berada di bokongnya.

***

"Anak manusia itu sudah mencuci otak anakku. Aku harus memenggal kepalanya jika sudah kutangkap."

Dari bola berwarna biru itu, Raja Flawizeus melihat seorang anak manusia bersama anaknya, Rafeyz.

Raja Flawizeus tidak mungkin mengambil anak manusia itu langsung dengan tangannya sendiri dari anaknya. Karena anaknya pasti akan semakin membencinya. Ya, walaupun dia menyuruh para prajuritnya, tetap saja rasanya akan berbeda.

"Mereka ada di suatu tempat, Rafeyz sangat ahli dalam menyembunyikan sesuatu," sambungnya lagi sambil terus menatap bola biru di tangannya. "Cari keberadaannya dan ambil anak manusia itu tanpa ketahuan Rafeyz. Dan jangan membuat anakku mengeluarkan kekuatannya, jika sampai itu terjadi, kalian tidak akan melihat dunia ini lagi," titah Raja kepada prajurit yang berada di belakangnya.

"Baik Raja!" sahut mereka bersamaan.

"Lakukan sebelum para ikan bersembunyi, dan bulan menampakan sinarnya."

Mereka pergi dari hadapan tuannya. Melakukan perintah sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh tuannya.

Tbc

27 Mei 2019

Dahl's note :

(Iseng-iseng aja bikin. Btw, itu nama panjangnya Pangeran Ikan :p)

H-10 Idul Fitri.

Minal aidzin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin ya.

Maafkan aku kalo ada salah kata, atau kalimat yang menurut kalian tidak pantas atau menyakitkan hati. Aku minta maaf  🙏🙏

Dan untuk cerita ini,

Selamat untuk Rafeyz, Vloryne, Yuta, Athan, Fey, dan teman-temannya yang lain. Karena cerita ini sudah SATU TAHUN lewat EMPAT HARI. Hehehehe. Udah satu tahun belum juga tamat, heran :v

Papapapapai,

Ikan yang comel,

Dahlia

🐟🐟🐟

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 82.3K 41
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
92.6K 6.4K 23
Arsyakayla Attaya, biasa dipanggil Kayla seorang gadis berumur 18 tahun. Ia adalah gadis yang ramah dan lembut ia juga sangat baik dan perduli terhad...
1.2M 91.6K 36
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
186K 587 4
pak bima yang tadinya setia berubah menjadi pencinta wanita