Cute but Psyco

By Rega_asr

68.1K 4.5K 393

Highest Rank #283 of 33,1k in Random [18/04/20] #432 of 23,7k in Roman [16/01/2021] #428 of 36,6k in Indonesi... More

1. Korban 🔪
3. Guru Baru🔪
4. Senior🔪
5. Berbeda 🔪
6. Neraka!
🔪CAST of Cute but Psyco🔪
7. Meninggal 🔪
8. Malvin 🔪
9. Menakjubkan 🔪
10. Menusuk 🔪
11. Pembohong! 🔪
12. Telah Mati 🔪
13. Penggal Malvin
14. Kamu!
15. Buruk 🔪
16. Sinis 🔪
17. Bunuh Anneth 🔪
18. Melebihi batas 🔪
19. Resiko🔪
20. Malaikat penjaga Anneth🔪
21. Penjelasan Anneth🔪
22. Lyra Pergi?
23. Pindah sekolah?🔪

2. Lyra 🔪

7.5K 471 17
By Rega_asr

Lyra Zalora Roozelt, Anak pertama dari seorang Pengusaha kaya raya, Alexander Roozelt.

Lyra memiliki otak yang cerdas, IQ nya diatas rata-rata, tidak heran jika ia sudah memegang cabang perusahaan keluarga Roozelt atau yang sering disebut RZ Corp saat ia masih berusia 18 tahun.

Ia memegang cabang yang berada di Jakarta, tempat tinggalnya sekarang bersama Anneth, sedangkan Alexander sering pulang pergi ke luar Negeri untuk mengurus kantor pusat RZ Corp.

Gadis jenius itu sudah sangat dipercayai oleh Alexander untuk menjadi penerusnya dan memimpin kerajaan bisnis keluarga Roozelt.

Kini usia Lyra 19 tahun, jadi ia sudah menjalankan perusahaan itu kurang lebih satu tahun.

Tentunya Lyra menjalankan perusahaan sambil berkuliah, gadis itu masih belum puas dengan prestasinya, jadi, ia ingin mendalami pengetahuan tentang bisnis agar dapat meningkatkan RZ Corp lagi.

Lyra mengeluarkan ponselnya, menelepon supir untuk menjemput Anneth.

"Hallo, Pak, tolong jemput Anneth ya," ucap Lyra, ia tidak bisa menjemput Anneth karena sedang mengurus pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.

"Baik, Non," balas supir itu.

Tanpa berkata apa apa lagi, Lyra langsung menutup teleponnya, ia masih sedikit kesal karena kehilangan surat sponsor yang sudah disetujui oleh kedua pihak. Kekacauan itu disebabkan oleh kelalaian karyawan nya.

Sedangkan diposisi lain, Anneth tengah bersenang-senang bersama korbannya.

Anneth mengikat kedua tangan dan kedua kaki wanita seksi itu dikursi, lalu ia menyumpalkan sebuah kain kedalam mulut si wanita.

"Tante tau hal yang paling Anneth suka? Anneth suka mendengar suara jeritan dari orang yang Anneth ajak bermain!"

Anneth memegang tangan wanita itu, mengelus jari jemarinya, ia sangat tertarik dengan kuku wanita ini, kukunya berkilauan dan dihiasi dengan aneka macam gambar.

"Kuku Tante cantik, boleh gak Anneth minta? Kalau bisa, dengan Jarinya juga."

Gadis manis itu berjalan menuju sebuah meja, meja yang dipenuhi berbagai macam pisau. Lalu ia mengambil sebuah pisau kecil di sana .

"Kita mainnya pelan-pelan aja ya Tante," ujar Anneth sambil mengelus pisau yang ia pegang.

Wanita itu menangis histeris, ia sangat takut, dirinya hanya bisa berdoa agar selamat.

"Ohiya, Anneth minta tangan Tante juga ya, buat dijadiin ... aksesoris," bisiknya di kata terakhir, Anneth melepaskan kain yang disumpalkan ke mulut wanita itu.

"Tante mohon, lepasin Tante, Tante janji akan menurutin semua kemauan kamu," mohon wanita itu yang terus mengeluarkan air mata.

"Benarkah?"

"Iya, Tante janji."

"Kalau gitu Anneth akan lepasin Tante," ucap Anneth membuat wanita itu bernafas lega.

Belum lama ia merasa tenang, Anneth kembali bersuara, perkataan gadis itu membuatnya kembali merinding ketakutan.

"Anneth lagi pengen kepala manusia, Tante mau gak nurutin keinginan Anneth?" Anneth tertawa senang, ia suka melihat ekspresi wanita ini.

"Tante pasti gak mau, jadi sekarang let's start the game!"

Gadis mungil nan imut itu menggores pipi korbannya secara perlahan, membuat si wanita berteriak kesakitan.

"TOLONG!!"

Anneth kembali tertawa, tawa yang terdengar menyeramkan. Siapa pun pasti tidak akan percaya jika gadis berwajah manis itu ternyata semengerikan ini.

"Ayo teriak! Lebih keras lagi, gak akan ada yang bisa dengar, Tante cantik!"

Anneth menancapkan pisau begitu saja di bahu kanan wanita itu, membuat si pemilik menjerit kesakitan. Anneth tertawa lagi, ia seperti tak pernah puas dengan apa yang telah dilakukannya.

Ia mencabut pisau yang tertancap tadi, membuat darah begitu banyak mengalir. Bukannya takut, matanya malah berbinar menatap pakaian Tante itu yang sudah di penuhi oleh cairan merah menjijikkan.

Anneth kembali menyumpal mulut si korban dengan kain, telinganya mulai panas mendengar permohonan wanita itu.

Tangannya dengan lihai mengukir gambar hati tepat di pipi si wanita. "Tante itu sebenarnya cantik, tapi sayang, sebentar lagi kecantikan ini akan berganti ... menjadi monster mengerikan!"

***
"Astaga! Kemana lagi anak itu." Lyra menghela nafas kasar, supir yang menjemput Anneth tidak menemukan gadis itu di sekolahnya, padahal ini sudah melewati jam pulang sekolah.

Lyra sudah menelpon adiknya, namun Anneth sama sekali tidak menjawab panggilannya, benar-benar membuat emosinya sudah di ubun-ubun.

Lyra memikirkan tempat yang kemungkinan Anneth datangi, tapi dimana, adiknya itu tidak pernah mengatakan apapun saat ia pergi.

Gadis cantik itu kembali menelpon seseorang, kali ini adalah maid yang berada dimansion, mungkin saja Anneth sudah ada disana.

Lagi lagi ia menghela nafas kasar saat salah satu maid mengatakan jika mereka belum pernah melihat Anneth memasuki mansion.

Gadis itu menghempas dirinya di sofa, memijat pelipisnya, kepalanya terasa pusing memikirkan dimana adiknya, bagaimana jika gadis keras kepala itu melakukan hal yang tidak diinginkan.

Tiba-tiba ponselnya berdering, itu dari supir yang ia tugaskan untuk menjemput Anneth, dengan segera Lyra mengangkatnya, mungkin saja ada kabar tentang Anneth.

"Hallo."

"Nona, salah satu satpam penjaga tadi melihat Nona Anneth pulang dengan seorang wanita, mobil wanita itu bahkan masih ada di halaman mansion."

"Baiklah terima kasih."

***
Anneth memutar bola matanya bosan, hanya begini, setelah ia menyayat, menusuk, dan bermain-main sedikit dengan wanita itu, hanya begini?

Sungguh sangat membosankan, kenapa wanita ini tidak mencoba melawan, ia pasti akan dengan senang hati membunuh wanita itu lebih kejam lagi.

Sedari tadi ia hanya mendengar suara tangis dan ucapan memohon saja, tidak ada yang menarik dari wanita sialan ini.

Sepertinya ia harus memilih korban lain. gadis itu duduk tepat didepan mayat Tante itu, ia berpikir, harusnya ia memilih korban yang lebih menarik tadi, bukan wanita lemah yang hanya bermodalkan tubuh seksi serta ucapan yang membual.

"Ah melelahkan, gak ada serunya sama sekali," ujar Anneth lalu mengambil tangan wanita itu, ia mencuci bersih tangan si wanita untuk dijadikan koleksi.

Sebenarnya Anneth juga ingin mengoleksi kepalanya, karena wajah si Tante yang lumayan cantik, tapi Anneth merusak wajah itu begitu saja.

Ia merobek pelipis dan menambahkan lipatan pada mata wanita itu, Anneth menambahkannya dengan cara menancapkan jarum ke kelopak mata korbannya lalu ia menarik kasar hingga membentuk lipatan mata.

Seketika gadis imut itu mempunyai ide baru untuk permainan selanjutnya, ia membayangkan saat ia menjahit setiap bagian tubuh korbannya.

Gadis itu selalu menyiksa orang dengan cara berbeda, terkadang jika ia kehabisan ide, ia akan menghancurkan tubuh korban dengan memukulnya menggunakan palu atau memotong nya seperti bawang.

"Anneth harus cari korban lagi."

***
Lyra kini bersiap-siap untuk pulang karena semua masalah dan tugasnya dikantor sudah diselesaikan.

Ia membereskan semua barang nya kedalam tas, saat ia hendak memasukkan ponselnya, lagi-lagi benda itu berbunyi.

"Hallo, Dad."

"Hallo, sayang apa kabar? Kau dan Adikmu, kalian baik baik saja kan?"

Lyra tersenyum, Daddynya ini selalu saja khawatir, sangat berlebihan, tapi Lyra suka, Daddynya tidak membiarkan anak-anaknya merasa diabaikan.

"Kami baik-baik saja, Dad."

"Syukurlah, Maaf, Daddy belum bisa pulang menemui kalian, masih banyak urusan yang harus Daddy selesaikan."

"Tidak masalah Dad, Daddy juga jangan lupa jaga kesehatan."

"Pasti, yasudah kalau begitu, Daddy tutup dulu teleponnya, kalian baik-baik disana, Daddy sayang kalian."

"Love you too, Dad."

Saat panggilan terputus, Lyra segera berjalan keluar, semua karyawan menundukkan kepala saat gadis cantik itu lewat tepat didepan mereka.

Kini Lyra sudah berada didalam mobil, ia memang membawa mobil sendiri, supir hanya ia tugaskan untuk menjemput Anneth jika ia sedang sibuk, Lyra pun melajukan mobilnya menuju mansion.

Tiba didepan gerbang mansion, tanpa menunggu lama satpam dengan sigap membuka gerbang.

"Pak, Anneth dimana?" Tanya Lyra.

"Disana, Non," ujar satpam itu menunjuk arah gudang samping rumah.

"Gudang?"

"Iya, Non."

Gadis itu kembali menjalankan mobilnya menuju garasi, setelah memarkirkan mobil, ia segera berjalan menuju gudang bawah tanah, saat Lyra memasuki gudang itu, yang bisa ia lihat hanya sedikit cahaya karena ruangan itu cukup gelap.

Gadis itu langsung membuka pintu yang berada di paling sudut gudang, ia terkejut, matanya menatap Anneth yang berlumur darah dengan jasad wanita yang sudah tidak wajar.

"ANNETH!!!"

Ayo votmen
gak boleh sider
dosaaa😉

Salam
Arsetia_

19.06.19

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 105K 119
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
149K 13.2K 100
bertahan walau sekujur tubuh penuh luka. senyum ku, selalu ku persembahkan untuknya. untuk dia yang berjuang untuk diri ku tanpa memperdulikan sebera...
410K 37.7K 90
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
400K 6.5K 16
suka suka saya.