Bastard Devil [#TDS1] (Repost)

Od MadeInEarthh

7.5M 195K 7.8K

SELURUH KARYA MADE IN EARTH DILINDUNGI OLEH PROFESIONAL HUKUM PURE PUBLISHING!! PLAGIAT AKAN DIKENAKAN DENDA... Více

Prolog
Bastard 1 : Jebakan Alarick And Friends
Bastard 2 : Alarick Goyang Dua Jari
Bastard 3 : Beban Dunia Akhirat Vale
Bastard 4 : Kaos Kaki Alarick
Bastard 5 : Velerie Yang Sangat Lemas
Bastard 6 : Valerie Kesal, Alarick Marah
Bastard 7 : Aktifitas Kotor nan Bejat
Bastard 8 : Firasat Buruk Alarick
Bastard 9 : Valerie Tak Habis Pikir
Bastard 10 : Valerie Melakukan Semuanya
Bastard 11 : Alarick Tidak Menyukainya
Bastard 12 : Wanita Alarick Kabur
Bastard 13 : Meyakinkan Diri Sendiri
Bastard 14 : Mr. Damian Pingsan
Bastard 15 : Iblis Tetaplah Iblis
Devil 17 : Ci Manggo
Devil 18 : Calon Istri
Devil 19 : Calon Istri
Devil 20 : I Love You
Devil 21 : Sehati Sejiwa
Devil 22 : Menyadari Hal Itu
Devil 23 : Namanya Feli
Devil 24 : Aku Bersumpah
Devil 25 : Sadarkan Dirimu!
Devil 26 : You Good?
Devil 27 : Yang Terbuang
Devil 28 : Tears
Devil 29 : Pergi?
Devil 30 : Just Phone
Devil 31 : Kunjungan Dokter Alex
Devil 32 : Budak Resmi
Devil 33 : Bams Cinta Pertama Valerie
Devil 34 : CT-Scan Valerie
Devil 35 : Panggil Aku Feli
Devil 36 : Aku Mencintai Valerie
Ayo dibaca juga
Cara Membaca Alarick Sampai Tamat
Giveaway
Open PO Batch 2
BASTARD DEVIL DAN OH MY XAVIER SUDAH ADA DI KARYAKARSA
Promo 5-14%

Devil 16 : Memberikan Dirinya Sendiri

146K 4.3K 67
Od MadeInEarthh

Sisa perjalanan itu hanya diisi oleh keheningan. Alarick maupun Valerie tidak membuka suara lagi ketika Valerie tidak membalas ucapan Alarick soal keinginannya agar Valerie tidak hamil.

"Stop di depan gedung yang berwarna putih itu." Kata Valerie, mengejutkan Alarick.

Alarick segera berdeham dan menepikan mobilnya di depan gedung yang Valerie tunjuk. "Apa ini? Motel?" tanyanya penasaran.

"Bukan. Itu apartemenku."

"Apartemen??? Kenapa bentukannya seperti motel??"

"Hm." Jawab Valerie dingin sambil membuka sabuk pengamannya.

Alarick menghela napas panjang dan mematikan mesin mobilnya.

"Kenapa Anda mematikan mesin mobilnya?" tanya Valerie sambil menaikan sebelah alisnya.

Alarick terdiam kaku seketika. "Hm? Aku hanya ingin berkunjung."

"Tidak."

"What?? Kau melarang calon suamimu berkunjung ke gedung kumuh itu???"

"Ada orang lain yang menghuni kamarku di dalam gedung kumuh itu. Dan untuk pertanyaan Anda yang kedua, apakah Anda yakin akan menjadi calon suami saya?? Apa setelah mendengar ucapan Anda barusan, saya masih mau menerima Anda sebagai suami??"

"Valerie! Kau sudah berjanji pada Kakekku!"

"Janji bisa dilanggar."

Alarick menggeram kesal. "Kakek akan mati lebih cepat." Katanya kejam.

Valerie menatap Alarick dengan tatapan kaget luar biasa sekaligus marah. "Anda mengucapkan itu dengan santainya?? Apa Anda benar-benar tidak punya hati?? Ah, saya mengerti. Bagi seseorang yang mengatakan untuk menggugurkan janin, Anda benar-benar iblis!"

"Ya! Aku memang kejam. Dan jangan pernah lupakan kekejamanku karena aku bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan tubuhmu."

Valerie menatap geram pada Alarick. Dia memukulkan tasnya pada wajah bengis Alarick. "Lakukan itu, dan saya akan membunuh diri saya sendiri di hadapan Anda." Katanya.

Alarick mengembuskan napas panjang. Dia mengusap wajahnya kasar dan mengalihkan pandagannya dari Valerie. "Kau sudah berjanji, sialan." Desisnya.

Valerie membuka pintu mobil. Masih dalam duduknya, Valerie menoleh pada Alarick. "Kalau begitu, saya punya perjanjian lain jika Anda benar-benar ingin menikahi saya."

Alarick segera menatap Valerie. Sial, Alarick, kau benar-benar gampangan. Geram batinnya. "Apa itu?" tanyanya.

"Saya ingin tinggal di Indonesia."

"You kidding me!"

"Saya serius."

"Aku tidak mau!"

"Mr. Damian sakit! Apakah wajar seorang cucu membiarkannya sakit parah sendirian??"

"Dia bisa menyewa dokter pribadi dan suster pribadi, Valerie!"

Valerie diam. Matanya menatap Alarick dengan sengit. "Tega-teganya Anda mengatakan hal itu?"

"Ck, kenapa kau sensitif sekali??"

"Apa salah? Saya hanya defensif. Saya menikahi seorang Iblis dan saya tidak ingin salah jalan."

"Kau hanya perlu menikahiku dan bersenang-senang dengan hartaku, Valerie. Kau bahkan tidak perlu berkerja."

Valerie menganga mendengar ucapan Alarick. Tatapannya yang tadinya sengit berubah menjadi tatapan tidak percaya. "Apa Anda pikir saya menikahi Anda hanya untuk itu??"

"Tidak. Tapi, yang kukatakan memang benar adanya." Jawab Alarick santai.

Valerie membuang pandangannya dan tersenyum sinis. Ia kembali menatap Alarick dengan tatapan tajam. "Baik kalau Anda tidak ingin tinggal di Indonesia. Tapi, saya tetap ingin merawat Mr. Damian. 3 hari sekali, kita ke Indonesia." Katanya tegas.

Alarick mendelik. "Ayolah. Aku orang sibuk..."

"Kalau Anda tidak mau memenuhinya, saya tidak akan menikah dengan Anda sama sekali."

Alarick terdiam sejenak. Mulutnya terbuka setengah mendengar ucapan Valerie. Ia kemudian meremas rambutnya kencang. "Baiklah. 3 hari sekali. Tapi, aku tidak dapat sering menemanimu karena..."

"Saya tidak butuh ditemani oleh Anda. Saya hanya butuh pesawat dan helikopter pribadi Anda." Katanya, dan keluar dari mobil dengan bantingan pintu yang kencang.

Alarick mematung dengan mata memelototi pintu mobilnya yang tidak bersalah seolah pintu itu yang membuatnya sial saat ini. Dia kemudian menggeram dan memukul roda stirnya. Matanya melirik ke bawah, pada sesuatu yang bangun di bawah sana. "Seriously Alabird?? Kau bergairah di saat-saat yang seperti ini??? Sial, kenapa wajah marah Valerie sangat sensual dan seksi??"

Sedangkan di lain tempat, Valerie berjalan di dalam gedung apartemennya. Langkahnya terhenti sejenak saat melihat Annabelle sedang berada di depan pintu apartemennya bersama dengan Darren. Saat itulah, air mata Valerie mengalir menuruni pipinya. Dia mempercepat langkahnya, dan berhamburan memeluk Annabelle. "Huaa Anna, hiks." Isaknya.

"Vale? Kenapa menangis?" tanya Annabelle sambil membalas pelukan Valerie dan mengusap punggungnya.

"Mr. Damian. Dia sakit parah. Huaa hiks."

"Hah? Kenapa bisa?"

"Aku tidak tahu. Hik hik, dia sakit jantung saat 3 bulan yang lalu."

"Ah, seperti itu rupanya. Yasudah, kita bicarakan di dalam." Kata Annabelle santai, dan masuk ke dalam sambil masih memeluk Valerie, tidak mengacuhkan Darren seolah Darren tadinya tidak berada di sana. Annabelle mendudukkan Valerie di atas kasur dan Annabelle duduk di sampingnya. "Coba ceritakan perlahan. Mr. Damian sakit apa?"

Valerie sudah sesegukan di tempatnya. Ia menatap kesal pada Annabelle. "Kau tidak mendengarkan?? Dia sakit jantung, Anna. Aku harus bagaimana??" tanyanya sambil kembali terisak. "Aku tidak mau kehilangan lagi, Anna. Tidak sekarang. Tidak Mr. Damian."

Annabelle kembali memeluk tubuh Valerie yang bergetar. Dia mengusap pelan punggung Valerie. "Tenangkan dirimu, Vale. Jangan berpikir kemana-mana."

"Aku tidak bisa tenang, Anna. Mr. Damian, dia satu-satunya orang yang benar-benar menyayangiku selain Ibu Panti dan kau. Kau tahu kan, seberapa berartinya Mr. Damian untukku? Jika Mr. Damian meninggalkanku, aku benar-benar akan kehilangan segalanya. Aku akan hancur." Isak Valerie dengan histeris. "Aku harus bagaimana, Anna? Aku tidak ingin... Mr. Damian..." Valerie tidak dapat meneruskan ucapannya saat Mr. Damian yang meninggalkannya membayangi Valerie.

Valerie teringat dengan pertemuannya bersama Mr. Damian. Hanya Mr. Damian yang benar-benar menyayangi Valerie tanpa pamrih. Hanya Mr. Damian yang menerima Valerie apa adanya. Hanya Mr. Damian yang bisa membuat Valerie menemukan sebuah keluarga.

Tangis Valerie menguat. Dia memeluk Annabelle dengan eratnya. "Aku tidak bisa kehilangan Mr. Damian, Anna. Aku tidak ingin kehilangan keluargaku satu-satunya." Katanya, kemudian terisak kencang. "Aku menyayanginya, Anna. Tuhan, jangan Mr. Damian. Jangan ambil dia dariku. Ambil aku saja, jangan dia." Tangisnya.

"Ya Tuhan Vale, berhentilah ketakutan seperti ini!" Annabelle melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Valerie. Sedangkan Valerie tetap menangis sesegukan. "Dengar, selalu ada jalan dalam setiap masalah. Mr. Damian bisa mengatasinya dengan segala yang dia punya, Vale. Kau jangan berpikiran buruk terlebih dahulu. Jangan biarkan ketakutanmu ini membuatmu sedih berlarut-larut. Kau anggap aku ini apa, Val? Aku sahabatmu. Tega-teganya kau mengucapkan do'a seperti itu di hadapanku."

"Kau tidak mengerti, Ann." Isak Valerie kencang. "Dia, dia satu-satunya yang menginginkanku dengan tulus dan tanpa memanfaatkanku. Di saat semua orangtua yang datang ke panti memilih yang masih kecil dan lucu, di saat aku diangkat oleh pasangan tua yang hanya menginginkanku untuk mengasuh mereka, di saat Ibu Panti bahkan memanfaatkanku, hanya dia yang tulus padaku, Anna. Hanya dia yang mengobati lukaku saat aku jatuh, hanya dia yang memanjakanku seolah aku ini anaknya, hanya dia yang mengajakku jalan-jalan ke taman bermain, hanya dia yang mengajakku mengunjungi kebun binatang. Hanya dia, Anna. Hanya dia yang menganggapku keluarganya. Hanya dia keluargaku satu-satunya. Aku tidak bisa kehilangan dia. Tidak bisa." Jelasnya panjang lebar, dan menangis keras.

Annabelle kembali memeluk Valerie, sedangkan Valerie menumpahkan tangis yang sudah di tahannya sedari tadi. Dia terisak kencang sambil berteriak menumpahkan segala sakit yang bersarang dari dadanya.

***

"Sakit jantung?" tanya Darren saat sudah sampai di kantor Mr. Damian dan menemukan ketiga temannya beserta Mr. Damian. Semua orang di sana sontak menoleh ke arah Darren. Darren segera duduk di dekat Mr. Damian. "Kakek Dami, bukankah 3 bulan yang lalu kau mengunjungi kantorku untuk meminta red wine yang baru kubeli?"

Mr. Damian mengambil gelas berisikan wine, dan meminumnya perlahan. "Ya. Aku sehat. Kau mendengar itu dari siapa?"

"Valerie. Datang-datang, dia langsung menangisimu dan memeluk Annabelle."

Mr. Damian menganggukan kepalanya. "Valerie pasti sedang bersedih sekarang." Katanya santai sambil meminum wine-nya.

"Kakek, bagaimana cara membuat Valerie jadi Budak Cintamu?" tanya Makiel penasaran.

"Kau ingin tahu?"

Makiel menganggukkan kepalanya cepat. "Sangat! Aku akan mencontohkannya saat semumuranmu. Sangat menyenangkan mempunyai Budak Cinta seperti itu."

Mr. Damian terkekeh dan Alarick langsung menoyor kepala belakang Makiel.

"Otakmu selalu menjurus ke arah yang tidak baik." Ucap Felix.

"Ish! Diam saja kalian! Aku yakin kalian pun iri pada Mr. Damian karena punya Budak Cinta semuda Valerie." Balas Makiel.

"Tidak!" balas Alarick dan Felix berbarengan.

"Oh, ya, Darren! Apa kau tahu, Alarick minggu depan akan menikah!" kata Makiel pada Darren.

"Minggu depan?? Alarick, siapa yang kau hamili??" tanya Darren, tidak tahu diri.

"Memangnya aku ini kau??? Aku menikah dengan perempuan yang belum aku tiduri." Kata Alarick.

"Siapa? Bagaimana bisa?"

"Valerie. Pasti bisa karena aku memiliki uang dan kekuasaan. HAHAHA!"

"Valerie menolakmu, Bodoh." Kata Makiel dan mendapat pelototan dari Alarick. "Kau tahu, Darren? Valerie bahkan menendang kaki Alarick saking tidak sudinya dia menikah dengan Alarick."

"Dia hanya jual mahal!"

"Tidak. Jelas-jelas dia menolakmu jika Kakek Dami tidak membantumu. Valerie berkata kau jelek dan Felix lebih tampan."

"Aku memang yang paling tampan diantara kalian." Kata Felix sambil tersenyum miring.

Alarick mendelik. Dia jadi kesal sendiri pada Felix karena sudah mencuri perhatian Valerie.

"Ck, kenapa kalian tidak merekamnya??" tanya Darren kesal. "Aku ingin melihat momen langka itu. Seharusnya kalian mengabadikannya."

"Oh iya benar. Felix, kenapa kau tidak merekamnya?? Dasar bodoh!" kata Makiel.

"Hey, kenapa harus aku?? Kenapa tidak kau saja??" tanya Felix ikut kesal.

"Hey hey, tidak usah ribut! Tenang saja, ada CCTV di sini. Kalian bisa membawa file videonya." Kata Mr. Damian.

Makiel dan Felix langsung menggenggam tangan Mr. Damian. "Shifu!" seru mereka hormat.

"Senpai, kau belum menjawab pertanyaanku." Kata Makiel. "Bagimana bisa Valerie menjadi Budak Cintamu? Apa kau memberinya mobil? Rumah? Pesawat? Yatch? Atau emas batangan???"

Mr. Damian tersenyum. "Bukan."

"Bukan?"

"Ya."

"Lalu? Bagaimana bisa? Apa hanya karena kau memberinya pekerjaan?" tanya Felix.

Mr. Damian menggelengkan kepalanya pelan.

"Lalu?" tanya Makiel.

"Aku memberikannya: dirinya sendiri." Kata Mr. Damian, kembali tersenyum.

Semua yang berada di ruangan tersebut mengangkat alisnya dengan bingung.

"Apa maksudmu, Kek?" tanya Alarick.

Mr. Damian kembali meminum wine-nya. Matanya menerawang ke depan dan bibirnya terus menyunggingkan senyum. "Aku memberinya keceriaan miliknya, tawa miliknya, senyum miliknya, dan tangis miliknya. Aku memberinya: dirinya sendiri." Jelasnya, dan masih mendapat tatapan tidak mengerti dari semua orang di sana. Mr. Damian terkekeh. "Kalian tidak mengerti?" tanyanya dijawab anggukan. "Valerie, dia memiliki hidup yang sulit. Dia sudah banyak kesakitan. Aku hanya mengobatinya dan memberikannya apa yang seharusnya menjadi miliknya. Karena itu, Alarick, aku percayakan Valerie kepadamu. Jangan membuat hidupnya sulit untuk kedua kalinya." Katanya panjang lebar.

Teman-temannya kembali menyerbu Mr. Damian dengan pertanyaan.

Sedangkan Alarick terdiam di tempatnya. Dia menelan ludahnya dengan susah payah. Kakeknya, mempercayakan sesuatu yang sangat berat untuk Alarick.

Alarick, bahkan mungkin bukanlah orang yang seharusnya dipercaya oleh Mr. Damian.

TBC

Bagi yang belum tahu, Bastard Devil sudah pernah dibukukan dan ada Google Play Store sekarang dengan judul dan penulis yang sama.

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

1M 154K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
381K 14.1K 46
Capella Cough model berusia 26 tahun yang merupakan anak tunggal, tidak sengaja tersesat di ruang rahasia milik mafia yang bernama Lucas. Kejadian it...
570K 20.6K 82
Wajib follow, vote, n comment Rank #1 in hati Rank #2 in cry (22-11-2018) Rank #1 in cry (28-11-2018) Rank #1 in sadending (28-12-2018) Rank #1 in...
2.9M 116K 34
ADULT STORY 🔞 "Nothing Hurt more than realizing he meant everything to you but you meant nothing to him" Kata-kata itulah yang cocok menggambarkan p...