Valerie kira, dia akan di usir dari dalam mobil dan di suruh pulang ke negaranya dengan usaha sendiri. Tapi tidak. Valerie ternyata dikurung. Dikurung di dalam mobil yang dikunci oleh Alarick yang duduk di kursi pengemudi dan Valerie yang gugup di kursinya.
"Naik ke pangkuanku." Ucap Alarick kemudian.
Valerie diam dengan perasaan gamang. Dia menelan ludahnya dengan susah payah, lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak mau."
"Kalau begitu, kita tidak akan ke mana-mana."
Jantung Valerie berdebar kencang akibat ucapan Alarick. Valerie benar-benar dikurung di dalam mobil. Berdua dengan Alarick. Beberapa menit kemudian, hanya hening di sana. Alarick maupun Valerie, tidak ada yang mau menyerah di antara keduanya. Alarick akhirnya menghela napas panjang. "Baiklah. Aku mengganti ancamanku. Naik ke pangkuanku, atau aku yang akan naik di atasmu, Valerie. Kau takkan suka dengan opsi ke dua itu. Setidaknya, ruang gerakku dengan kau di panguanku akan berkurang."
Valerie menghela napas panjang. Dia melepaskan sabuk pengamannya, lalu melangkah dengan membungkuk saat perlahan duduk di pangkuan Alarick. Untungnya, rok mini Valerie yang ketat membuat kewanitaan Valerie berada jauh di kejantanan Alarick.
Namun, Alarick tetaplah Alarick. Pria itu mengelus paha Valerie dari atas lutut ke paha dalamnya, membuat Valerie meremang saat roknya terlipat ke atas. Valerie memegang lengan kekar Alarick kuat-kuat untuk menghentikan hal apapun yang dilakukan oleh Alarick. "Sir."
"Syuut." Potong Alarick sambil mencium Valerie di bibir. Tangan Alarick meraih bokong Valerie dan mendorongnya, membuat tubuh Valerie mengangkang dan kewanitaannya yang terbalut celana dalam menyentuh kejantanan Alarick yang terbalut celana. Tangan Alarick menekan bokong Valerie dengan kuat dan tangan satunya naik untuk menekan tengkuk Valerie.
Bibir lembab nan dingin Alarick melumat keras bibir Valerie. Menjilat bibir dalamnya, dan menerobos masuk ke dalam mulut Valerie. Menjelajahi mulut panas Valerie dan menjilat gigi-gigi Valerie dengan penuh nafsu. Valerie merintih dalam ciuman keduanya.
Alarick menjauhkan wajah mereka. Dia menatap Valerie lurus-lurus. Seperti biasa, mata Valerie berkaca-kaca. Bibir serta pipinya merona akibat serangan dari Alarick. Tangan Alarick kemudian meraih celana dalam Valerie.
Srekk
"Sir!" Seru Valerie, kaget saat Alarick merobek celana dalamnya.
Alarick tidak menghiraukan seruan Valerie. Dia membuka kancing celananya lalu membuka resletingnya.
Valerie makin panik dan mencoba turun dari pangkuan Alarick. Namun tangan Alarick menahan tangan Valerie dengan kuat. "Sir, jangan lakukan ini!"
Alarick tidak menghiraukan. Dia membuka celananya cepat. Tanganya kemudian memegang pinggul Valerie dengan kencang.
"Sir, ini namanya pemerkosaan!"
"Dan aku tidak peduli." Kata Alarick, lalu mencium kasar bibir Valerie. Valerie mencoba mendorong bahu Alarick. Dan ia mencoba menjauhkan pinggulnya saat Alarick mencoba menyatukan tubuhnya ke dalam Valerie.
Saat Alarick maju mengejar vagina Valerie, Valerie mengangkat tubuhnya dan terantuk pada atap mobil.
Duk
"Aw!" seru Valerie sambil meringis sakit.
Suara yang beradu kencang itu membuat Alarick menghentikan kegilaannya dan menatap Valerie khawatir. "Apa kau bodoh??? Kenapa kau memukulkan kepalamu ke atap mobil??" Bentaknya.
Valerie yang merasa pening, tanpa sadar menurunkan tubuhnya. Dan sialnya, vagina Valerie menyentuh kejantanan Alarick, membuat Alarick mengerang dan Valerie mendesah.
"Aku tak peduli. Aku ingin memasukkimu sekarang."
"Stop! Saya yang akan memimpin!" seru Valerie panik saat Alarick kembali mencengkram pinggulnya. Alarick terdiam seketika.
Alarick tersenyum senang. Tangannya melepaskan pinggul Valerie dengan senyum miring. "You do it. Or I do it."
Valerie menelan ludahnya dengan susah payah. Vagina dan kejantanan Alarick masih menempel dan itu membuat Vaginanya basah karena bersentuhan dengan benda keras yang hangat itu. Valerie kemudian memajukan tubuhnya, dan memulai semuanya dengan ciuman lembut dan pelan. Alarick tersenyum dalam ciuman keduanya saat tangan Valerie meraba dada Alarick dan melepaskan dasinya. Tangan Valerie lalu menelusuri lengan Alarick dengan lembut. Menggenggam keduanya tangan Alarick, menyatukannya dan... Mengikatnya?
Alarick segera menjauhkan wajahnya saat Valerie membuat tali mati di tangannya. Alarick menatap tajam pada Valerie. "Kau pikir aku tak bisa melepaskannya?" tanya Alarick serak oleh gairah.
"Diamlah, Sir. Saya yang memimpin." Ucap Valerie. Dia memajukan wajahnya ke leher Alarick dan menjilat pelan dan malu-malu. Hal itu membuat Alarick mendesah kencang merasakan benda lembab, kenyal dan hangat menyentuh kulitnya.
"Goddamn it! Langsung masukan saja kejantananku, Valerie. Aku bukan pria perjaka yang butuh foreplay."
"Syuut." Desis Valerie tepat di telinga Alarick, sambil menjilat belakang telinga Alarick. "Saya bilang, saya yang memimpin." Bisiknya sambil meniupkan angin ke dalam telinga Alarick.
Alarick mendesah serak.
Valerie mengelus rahang Alarick dengan lembut, kemudian memeluk leher Alarick erat. Alarick menaikan tangannya dan memeluk erat pinggang Valerie. Valerie menaikan pinggulnya, dan Alarick menahan napasnya. Here we go! Alabird (nama kejantanan Alarick) akhirnya kita mendapatkan apa yang kita inginkan, batin Alarick bersorak senang.
Alarick menelan ludahnya, menunggu saat-saat yang paling menegangkan di saat kejantananya tegang. Tangan bergetar Valerie menggenggam kejantanan Alarick, dan kepala Alarick tersentak ke belakang dengan desahan seraknya saat tangan Valerie yang terasa panas itu mengelus pelan. Valerie menurunkan pinggulnya, dan vagina serta kejantanan Alarick kembali menempel. Ya, menempel dan tidak dimasukkan oleh Valerie.
Alarick mengeram. "Jangan main-main dengan gairah seorang pria, Valerie." Ucapnya serak.
Valerie balas dengan mengecup kencang leher Alarick. "Saya tidak sedang bermain-main." Katanya dengan desahan.
Napas Alarick memberat saat kemudian Valerie memaju mundurkan dirinya di atas Alarick. Vagina Valerie menggesek kejantanan Alarick dengan cara yang tidak pernah Alarick rasakan. Vagina basah dan hangat dari Valerie terasa nikmat saat menggesek kejantanannya. Lembut, berbanding terbalik dengan kejantanannya yang keras. Alarick akhirnya mengeluarkan desahan seraknya kembali.
Napas Valerie yang terengah terasa di leher Alarick. Alarick mencengkram bokong Valerie yang tak tertutupi kain. Tangannya memaju mundurkan tubuh Valerie dengan kencang, membuat Valerie mendesah sama kencangnya.
Alarick mengeram nikmat. Dan sialannya, tangannya yang terikat membuat rasanya lebih nikmat. Alarick ingin sekali meremas payudara lembut milik Valerie. Namun, tangannya yang terikat tetap berada di bokong Valerie untuk memaju mundurkan tubuh Valerie dengan kencang.
Valerie mencengkram bahu Alarick kuat-kuat. Dan saat itulah Alarick tidak dapat menahan diri lagi. Ia mempercepat tangannya, membuat vagina Valerie menggesek kejantanannya dengan cepat. Napas keduanya menderu. Alarick mengeluarkan geraman seraknya, dan Veleri mendesah kencang.
Geraman Alarick semakin kencang saat kejantanannya makin mengeras. Ia mengeram lirih dan menelusupkan wajahnya ke leher Valerie. Dan saat dirinya meledak, Alarick menghisap kuat leher Valerie sedangkan Valerie mendesah kuat.
Napas keduanya terengah cepat. Keringat membanjiri tubuh dan wajah keduanya. Alarick mengecupi pipi, rahang, telinga, dan kepala Valerie. Tangannya masih terikat, dan tubuh Valerie yang lemas jatuh menimpanya.
Bibir Alarick menyentuh pelipis Valerie yang basah, lalu turun ke telinga Valerie. "Kau masih menyesal dengan sentuhanku, Valerie?" bisik Alarick serak. Valerie diam. "Kalau masih, rasakanlah untuk waktu yang lama. Karena aku akan terus menyentuhmu dalam kurun waktu yang tidak dapat kutentukan."
Valerie mendesah pasrah. Sedetik kemudian, ia merasakan tangan Alarick mencengkram bahunya. "Minggirlah. Aku yang akan menyetir." Ucap Alarick.
Mata Valerie melotot. "Sir, Anda dapat melepaskan diri dari ikatan tangan Anda?"
Alarick tersenyum miring. "Aku memberimu pilihan barusan. Dan kau sendiri yang ingin memimpin. Ya aku senang-senang saja. Menghemat energi juga, kan?"
Valerie menganga tidak percaya.
Akhirnya, Valerie kembali marah lagi pada Alarick dan menghindari Alarick hingga mereka menuju bandara. Alarick tentu saja tidak tinggal diam. Dia mengancam akan melakukan lagi aktifitas di mobil di dalam pesawat jika Valerie masih marah padanya.
Dan Valerie mengalah. Sebenarnya, Valerie bukannya marah, tapi ia malu. Malu karena dirinyalah yang memimpin aktifitas kotor nan bejat yang biasanya dimulai oleh Alarick.
TBC