"Kenapa kau tidak memakai alas kaki?"
Aku mendudukkan diri sejenak pada salah satu pohon dengan ranting yang ditumbuhi dedaunan lebat. Sinar matahari bahkan tak dapat menembusnya. Mendongakkan kepala sebentar, aku dapat melihat ekspresi Taehyung yang begitu dingin. Kendati demikian, sepasang obsidian itu menatap lamat pada batang pohon yang tengah kusandari.
"Tae?"
Ia tersadar. Lekas mengerjapkan mata dan mengambil posisi tepat di sisiku. Detik selanjutnya, aku menyadari kalau Taehyung ini tipikal pemuda yang cukup pendiam. Barangkali ia kesulitan untuk bergaul dengan teman-teman sebayanya. Ya, tidak jauh berbeda denganku sih. Tapi, kurasa aku lebih baik. Karena aku masih memiliki satu sahabat, namanya Ash.
"Eum ... apa yang kau katakan tadi?"
"Kenapa kau tidak memakai alas kaki?" ulangku sembari menatap ujung sepatu ketsku. "Maksudku, kakimu bisa tertusuk ranting atau pecahan benda lainnya jika tidak memakai alas kaki."
Taehyung mengangguk-anggukkan kepalanya sebanyak dua kali sebelum menyahut dengan kalimat yang mampu membuatku mengerutkan kening hingga menimbulkan tiga lipatan, "Aku sengaja menanggalkannya. Barangkali sebagai petunjuk." []