Be My Boyfriend (Sequel A New...

By EkaFebi_Malfoy27

40K 4.5K 660

[COMPLETED] Saat cinta membuat kupu-kupu menari di perut dan membuat hati berbunga-bunga. Saat cinta membuat... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Epilog
Halo?

Chapter 10

1.4K 180 7
By EkaFebi_Malfoy27

"James!"

"Apollo?"

"Mengapa kau—"

Dengan sigap James segera berdiri dan membekap mulut Apollo dan membawanya pergi dari koridor itu.

"Apa-apaan kau ini?!" bentak Apollo tak suka pada perlakuan James padanya.

James cengengesan. "Tadi ada prefek disana. Jadi aku menyelamatkanmu."

"Tidak biasanya kau begitu." cibir Apollo.

"Maksudmu?"

"Kau memusuhiku, ingat?" tegur Apollo malas yang sepersekian detik telah membuat James Potter terkejut.

"Itu hanya perasaanmu."

"Mana mungkin hanya perasaanku jika telah bertahun-tahun ini kau tak pernah mau kuajak bicara."

Langkah kaki James terhenti dan hal itu ikut membuat Apollo melakukan hal yang sama. James menatap Apollo penuh arti, padahal tidak biasanya anak sulung pahlawan perang itu akan seserius ini.

"Kau memilih keduanya?"

Apollo mengernyit tak mengerti. "Siapa yang kau maksud?"

James menunjuk Apollo sarkas. "Dirimu. Egois."

Apollo yang mulai sedikit paham dengan ucapan James mulai meneduhkan pandangannya. "Aku tak memilih keduanya."

"Lalu siapa?"

"Kau mengamatiku selama ini James, seharusnya kau tahu persis siapa yang kupilih."

Kali ini James yang mengernyit. "Kau tahu aku mengamatimu?"

"Kau selalu seperti itu untuk menjaga gadismu—"

James menaikkan sebelah alisnya.

"—kau pengecut."

"Jaga ucapanmu itu!" bentak James tak suka.

"Jika kau juga menyukai salah satu dari keduanya, mengapa kau tak mengutarakan perasaanmu secara langsung? Itu lebih baik daripada hanya mengikutinya sepanjang waktu."

"Itu juga jauh lebih baik daripada memberi harapan pada keduanya." sarkas James lagi.

Apollo menghela nafas mendengar jawaban lelaki bersurai hitam legam itu. "Aku tak memberi harapan pada keduanya. Mengertilah."

"Tapi kau menemui mereka setiap hari."

"Kau tahu rasanya tak pernah dianggap oleh seseorang yang kau sukai?"

Manik mata James berkilat marah mendengarnya. Ucapan Apollo benar-benar membuatnya tersindir. Pada akhirnya James hanya diam menunggu Apollo melanjutkan ucapannya.

"Aku hanya ingin mewujudkan mimpi salah satu diantara keduanya."

James meninju pipi kanan Apollo dengan keras hingga membuat bibirnya mengeluarkan darah. "Brengsek!"

Apollo mengelap kasar darahnya dan mulai menitikkan air mata begitu mengetahui, bahwa ia sebrengsek itu di mata orang.

"Aku tak ingin membuat mereka sedih hanya karenaku."

Bugh! Kali ini James meninju pipi kiri Apollo. "Kau tahu itu salah!"

"Aku tahu itu. Kau pun juga salah, James."

James menjauh beberapa langkah dari Apollo. Ia menunduk lalu membersihkan ujung baju tidurnya.

Tak ada kata maaf setelah James membuat beberapa luka di wajah Apollo. Menurutnya, laki-laki brengsek itu pantas mendapatkan suatu pelajaran. Bahkan saat ini, entah mengapa tangan James masih terasa gatal. Ingin sekali lagi meninju wajah yang menjadi atensi penuh dua gadis kembar itu.

James mendongak menatap Apollo dengan pandangan kebencian. "Kau tak pantas—"

"Iya, aku memang tak pantas dicintai." jawab Apollo memotong ucapan James.

***

Tangan Lyra berhenti bergerak, mengambang di udara. Matanya tak berhenti menatap sang kembaran dengan nanar. Hatinya menjerit, dan entah jiwanya yang sekarang ikut menghilang.

"Apollo?" tanya Lyra memastikan.

Rhea mengangguk kuat. Tak lupa mahkota mawar itu masih senantiasa berada dalam dekapannya.

Lyra tak bisa menghentikan buliran bening yang kini menyeruak keluar. Mahkota mawar itu seharusnya diberikan kepadanya. Mahkota itulah yang seharusnya dipasangkan Apollo pada kepalanya sesuai janji yang telah mereka buat.

Seharusnya mahkota itu miliknya. Bukan milik sang adik.

"Mahkota itu…"

Rhea langsung menatap nyalang sang kakak. "Apa?! Milikmu? Kau mau mengakui ini sebagai milikmu, lagi? Iya?"

"Tapi mahkota itu benar-benar milikku, Rhe." jawab Lyra penuh sesal.

Disela tangisnya, Rhea menyeringai. "Apollo memberi ini padamu?"

"Ia berjanji padaku." cicit Lyra. Jujur ia takut menyakiti hati Rhea. Namun jika ia mengalah pada hal ini maka sumber kebahagiaannya akan direnggut.

"Ia mengingkarinya."

"Tapi ia membuatnya."

"Mahkotanya tak sampai padamu."

"Tapi ia datang, Rhe."

"Tanpa hatinya."

Lyra mengernyit bingung. Sebenarnya apa yang terjadi antara Rhea dan Apollo hingga seolah-olah gadis itu tahu persis seluk beluk Apollo.

"Kau tak bertanya padaku, kapan aku mendapatkan mahkota ini dari Apollo?"

Rhea mendekati sang kakak lalu memeluknya. Seraya menahan kepedihan hati ia berbisik. "Saat kau menunggunya di sana."

Rhea melepas pelukan Lyra lalu menatap sang kakak sendu. "Ia mengingkari janjinya untukku. Ia datang menemuiku lebih dulu daripada dirimu, Lyr. Dan kau tahu? Aku tak membuat janji dengannya."

Wajah Lyra memerah dan air mata kembali menggenangi pelupuk matanya. "Kau mengkhianatiku!"

"Aku tidak berkhianat! Hanya waktu yang bersalah!"

"Kau ingin menyalahkan waktu daripada menyalahkan dirimu sendiri?!"

"Iya. Ia bersalah karena tak mempertemukanku dengan Apollo lebih dulu dari dirimu."

***

"Kau tahu caranya pergi ke dunia muggle?" tanya lelaki bersurai pirang itu pada gadis berambut merah yang sedang mengerjakan tugasnya.

Sang gadis mengendikkan bahunya.

"Tapi bagaimana caramu pergi ke dunia muggle?"

Kini sang gadis mengalihkan atensinya, tanpa menutup buku besarnya. "Kakekku yang mengajak jadi kami lewat jalan biasanya."

"Maksudmu lewat Diagon Alley yang menghubungkan dengan Leaky Cauldron?"

Rose mengangguk lalu kembali menggoreskan pena bulunya pada lembaran perkamen. Namun, baru beberapa goresan gadis berambut merah itu kembali mendongak.

"Jangan bilang kau ingin pergi ke dunia muggle?"

Scorpius tampak gelagapan sebelum akhirnya berkata, "Apa salahnya? Toh, kakek nenekku juga seorang muggle?"

"Kau ingin mengunjungi mereka?"

Scorpius mengangguk kaku. "Y—ya?"

"Bohong."

"Untuk apa aku berbohong padamu, Rose?"

"Aku yakin itu bukan tujuan utamamu."

"Lalu menurutmu apa tujuanku?"

Rose memilih untuk kembali menulis dan mengabaikan Scorpius. Tak berselang lama Albus datang sembari membawa tumpukan buku-buku sejarah dan ramuan.

Merasa janggal dengan keadaan disekelilingnya, Albus bertanya. "Ada apa? Aku ketinggalan sesuatu?"

Rose berhenti menulis lalu menatap tajam Scorpius. "Sahabat pirangmu itu—"

Albus menoleh pada Scorpius. Kemudian ia berpaling pada Rose meminta jawaban.

"—ingin sekali bertemu dengan laki-laki pincang yang kuceritakan."










Tbc

Update hari Minggu lagi?
Maaf soalnya besok aku harus fokus belajar lagi buat UAS. Mungkin minggu depan aku juga update hari Minggu karena UASku selesai tanggal 22.

Setelah UAS aku akan update hari Senin lagi sesuai jadwal.

See you guys ❤

Continue Reading

You'll Also Like

20.9K 511 12
Manga Sasuke Retsuden ©Masashi Kismoto ©Jun Eska
488K 36.8K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
194K 9.5K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
1.6K 50 10
RAW NOVEL TERJEMAHAN No edit (mtlnovel.com) Detail Judul Singkat : POHOS Judul Asli : 小狗只有一个夏天 Status : Completed Author : 春与鸢 Genre : Romance ° Sino...