Allya Theo Perjodohan? [On Go...

By antka_sptrii

53.6K 1.8K 111

"Bruk!' "Aduhh pantat gue!" ringis Alya lalu menepuk-nepuk pantatnya yang baru saja berciuman dengan lantai... More

Prolog
1. Alya Salsabilla Pratama
2. Badmood
3. Mall
5. Hello Indonesia
6. Murid Baru
7. There Girls
8. Queen Racing
9. Pingsan
10.Traktiran
12.Nebeng?
13.Tiara dan Zia
14.Ratu Cabe-cabean
15.Deg-degan
16.Mantan nelfon?
17.Perdebatan_-
19.Benci dan Cinta
20.Pahlawan
22.Baikan:)
21.Basket

18.Kenangan Theo

1.7K 64 2
By antka_sptrii

~Happy Reading Guyss!~

Author pov

"Guee--" Alya sengaja menggantung kan ucapannya agar membuat para sahabat nya itu penasaran lagi.

'Bwahahahhahaa muka mereka lucu banget sihh coba tadi gue bawa ponsel udah gue foto pasti tuh' -batin Alya.

"Gue apaan Al? Jangan buat penasaran dongg!" ucap Gisell geram dan diangguki oleh yang lain.

"Emm gu-gue ya nggak mungkin suka lah!" ucap gue sengaja dibuat gugup. Melihat ekspresi Gisell, Tiara, Zia, dan Shara membuat tawa Alya seketika meledak.

"Bwahahahhahaha muka... Lo lucu banget anjirr hahahhaha" ucap Alya disela-sela tawanya.

Sedangkan Gisell, Tiara, Zia, dan Shara hanya mengendus kesal dan menatap Alya datar yang masih terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.

"Udah puas lo ketawanya?" tanya Zia datar.

"Hahaha oke oke, udah puas" jawab Alya yang masih tertawa kecil.

"Si anzeng udah penasaran tingkat dewa juga" ucap Gisell mengendus kesal.

"Iya nih gue kira tadi itu lo beneran suka sama Theo, mana jawabnya pake gugup segala lagi eh ternyata malah ngerjain kita" omel Tiara.

"Ck mana mungkin gue suka sama dia" ucap Alya.

"Ya awas aja lo kalo besok lo jatuh Cinta duluan ke Theo baru tau rasa tuh!" ucap Zia.

"Idih jangan deh, jangan!"

"Terus tadi ngapain lo balik sama Theo coba?" tanya Shara.

"Tadi itu gue sengaja pengen buat Lauren panas aja, kayaknya tuh orang suka sama si Theo deh" jawab Alya.

"Ohh gue juga gedek banget sama tuh cewek, mana sok berkuasa, tukang bully, sok cantik pula" ucap Gisell berapi-api.

"Cewek yang mana loh?" tanya Tiara penasaran.

"Udah besok lo juga bakalan tau kok Tia, pasti besok dia bakal buat onar dikantin" jawab Alya membuat Tiara ber'oh'ria.

Lalu mereka melanjutkan cerita absurd mereka, dan perdebatan kecil diantara mereka tapi setelah itu mereka tertawa bersama. Persahabatan itu tidak lah harus dengan cara yang ribet, cukup berkumpul bersama, bercanda, bercerita absurd,kadang dalam persahabatan juga terjadi perdebatan kecil tapi selalu diakhiri dengan sebuah tawa.

••••

Theo pov

Setelah pulang dari rumah Twins gue nggak langsung pulang gue malah justru pergi ke sebuah danau, walaupun Mentari sudah tergantikan dengan rembulan tapi di danau ini malah suasananya terlihat cukup indah.
Disini juga terdapat beberapa kursi taman, dan disini juga diterangi dengan lampu taman. Terlihat juga ada beberapa pasangan yang sedang berkencan di danau ini.

Sekarang gue duduk di salah satu kursi yang tersedia di danau ini, biasanya setiap gue kesini itu saat suasana hati gue sedang kacau. Dan sekarang gue mood gue masih buruk maka dari itu gue milih pergi ketempat ini. Tempat dimana hati gue bisa merasa lebih baik karena di danau ini terlukis sebuah kenangan Indah waktu gue masih kecil.

Flashback on

"Theo jangan lari-lari sayang nanti kamu jatuh" peringat seorang lelaki yang sangat gue sayangi.

"Enggak apa pa! Theo gak bakal jatuh kok" ucap Theo kecil.

'Brukk!'

Waktu itu gue terjatuh dan menangis kencang papa gue berlari dan langsung menenangkan gue.

"Cup cup jangan nangis lagi dong sayang, makanya kalo papa bilang itu didengerin jadi jatuh kan, udah ya anak cowok gak boleh nangis nanti kalo nangis ganteng ilang loh" ucap papa gue menenangkan.

"Hiskk.. Iya pa.. Maafin Theo ya pa... Theo janji bakal dengerin ucapan papa" ucap Theo kecil.

"Papa! Theo! Kesini dulu kita makan dulu yuk" teriak mama gue dari bawah pohon yang tak jauh dari gue dan papa.

"Yuk kita kesana mama sama bang Geral udah nungguin kita tuh" ajak papa.

"Ayok pa!" ucap Theo kecil lalu menarik lengan papanya.
Papanya hanya tertawa melihat tingkah laku Theo kecil dulu.

Flashback off

Danau ini menjadi saksi bahwa dulu keluarga gue itu adalah keluarga yang harmonis, dulu gue adalah anak yang ceria dan peduli, tapi sampai sebuah kejadian itu menimpa keluarga gue dan merubah sikap ceria gue menjadi sikap yang dingin dan cuek terhadap keberadaan sekitar gue. Kejadian itu pula yang membuat hubungan gue sama papa gue jadi renggang.

"Coba kalau kejadian itu nggak datang pasti semua nggak akan seperti ini dan mungkin gue gak bakal kecewa sama papa" gumam gue sambil menatap danau didepan gue.

Drtt... Drttt... Drt....

Gue mengambil ponsel yang ada di saku celana gue lalu melihat siapa yang menenlfon gue.

Mama is calling

Gue menggeser tombol hijau lalu terdengar suara mama di sebrang sana.

"Halo Theo"

"Iya ma kenapa?"

"Nak kamu kemana? Kok sampai sekarang kamu belum pulang?" tanya mama gue dengan nada khawatir.

"Ini masih dijalan ma, Theo tadi abis maen kerumah temen. Maaf tadi nggak ngabarin mama dulu" jawab gue.

"Ya sudah nak, cepat pulang ya hati-hati dijalan ya sayang" ucap mama.

"Iya ma"

"Mama tutup dulu nak, Love you dear" ucap mama lembut.

"Love you too ma" balas gue sambil tersenyum tipis.

Tut... Tutt.. Tut...

Suara panggil terputus pun terdengar, lalu gue memasukan ponsel gue kesaku celana gue lagi.

Gue beranjak berdiri dari duduk gue lalu menatap bulan yang sedang bersinar terang.

'Tuhan semoga suatu saat nanti keluarga gue bisa kembali seperti semula' -batin gue

Setelah itu gue pun berjalan menuju dimana mobil gue terparkir dan langsung pulang menuju rumah.

••••

Author Pov

Sinar mentari masuk melalui cela-cela jendela dikamar seorang cowok yang masih tertidur pulas di atas kasur nyamanya.

Tok.. Tok... Tok..

"Nak mama masuk ya" ucap wanita paruh baya yang berada diluar kamar putranya merasa tak mendapat jawaban wanita itu pun memasuki kamar putranya.

Wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya melihat putranya yang masih tertidur pulas di atas kasurnya.

"Sayang bangun nak, udah siang ini" ucapnya sambil mengelus kepala anaknya.

Cowok itu pun menggeliat lalu mulai membuka kan matanya perlahan untuk menyesuaikan dengan cahaya Mentari.

"Ma jam berapa sekarang?" tanya cowok itu.

"Sekarang jam enam lewat lima Theo" jawab Karin-mama Theo.

Theo mengangguk lalu beranjak dari posisi tidurnya menjadi duduk.

"Kamu siap-siap buat kesolah ya sayang, mama mau nyiapain sarapan buat kamu dan yang lain" ucap Karin dibalas anggukan oleh Theo, Karin melangkah pergi meninggalkan kamar anaknya untuk pergi ke dapur membuatkan sarapan.

Setelah mamanya pergi Theo kini bejalan masuk ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.

Hanya butuh waktu 20 menit kini Theo sudah rapih dengan seragam sekolah nya. Theo mengambil tas sekolahnya lalu disampirkan dibahu sebelah kananya tak lupa dia juga mengambil kunci motor sport nya.

Hari ini Theo memang akan membawa motor sport nya ketimbang mobilnya, kata biar cepet sampai.

Theo turun kebawah menuju ruang makan yang ternyata disana sudah ada anggota keluarga nya yang lain. Papanya yang sedang membaca koran ditemani dengan kopinya, Geral yang seperti juga baru duduk di kursinya, adiknya yang sudah rapih dengan seragam TK nya, dan mamanya yang sibuk mengoleskan selai ke roti yang pasti itu untuk Papa, adik, dan abangnya.

Theo baru saja akan berjalan keluar terpaksa harus menghentikan langkahnya karena mamanya memanggilnya.
"Theo sarapan dulu nak" ucap Karin-mama Theo mengalihkan perhatian papanya.

"Theo sarapan disekolah aja ma" tolak Theo lembut.

"Enggak mama gak nerima penolakan!" ucap Karin tegas terpaksa mau tak mau Theo harus menuruti perintah mamanya dan pada akhirnya Theo duduk di samping Geral.

"Masih pagi juga muka udah kayak es kutub" ucap Geral lalu terkekeh pelan.

"Serah lo bang" ucap Theo acuh.

"Kalo aja ada penghargaan manusia dengan wajah datarnya pasti lo bakal jadi pemenangnya deh yo" canda Geral membuat yang lain terkekeh pelan tapi tidak untuk Theo.

"Hm"

"Theo kamu mau pake sekali rasa apa nak?" tanya Karin.

"Coklat kacang ma" jawab Theo diangguki oleh Karin.

"Bang Theo nanti Kana berangkat sekolahnya ikut abang ya?" tanya Kana adik Theo.

"Emm maaf ya Kana hari ini abang gak bawa mobil, abang naik motor jadi Kana gak bisa ikut" jawab Theo membuat Kana mengerucut kan bibirnya.

"Enggak mau! Pokonya Kana mau berangkat dianterin abang Theo!" rengek Kana.

"Em besok aja ya Kana, besok abang bawa mobil kok hari ini Kana berangkat bareng bang Geral ya" bujuk Theo.

Walaupun diluar Theo terlihat cuek dan dingin, tapi Theo bisa menjadi sosok paling hangat dan perduli apa bila menyangkut mama, kakak dan adiknya. Sebernarnya Theo juga bisa hangat kepada Papa tapi Theo tidak pernah menunjukannya.

"Iya Kana hari berangkat bareng bang Geral ya nanti abang beliin boneka beruang deh" ucap Geral ikut membujuk Kana.

"Beneran kalo Kana berangkat bareng bang Geral nanti bakal dibeliin boneka beruang?" tanya Kana dengan mata berbinar.

"Iya nanti abang beliin yang paling besar oke?" ucap Geral sambil terkekeh pelan.

"Oke!" ucap Kana sambil mengacungkan jempolnya.

Membuat mereka tertawa kecil, tapi tidak Theo dia hanya tersenyum tipis menanggapi nya.
"Sudah-sudah sekarang kita makan dulu ya" ucap Karin menyuruh merak melahap sarapan nya.

"Theo nanti malam temui papa di ruang kerja papa, papa ingin berbicara serius" ucap Didi-papa Theo.

"Iya" ucap Theo datar tanpa mentap papa nya.

'Maaf kan papa mu ini nak' -batin Didi.

"Aku selesai, aku berangkat duluan. Assalamualaikum" pamit Theo lalu pergi meninggalkan ruang makan.

"Waalaikumsalam" balas yang ada diruang makan.

"Kana ayo kita berangkat juga" ajak Geral diangguki oleh Kana.

"Ma. Pa kita berangkat dulu" ucap Geral lalu pergi meninggalkan ruang makan dengan menggandeng tangan Kana.

Didi hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan anak keduanya.

"Yang sabar aja ya pa, mungkin Theo emang belum bisa melupakan kejadian waktu itu" ucap Karin sambil mengelus tangan kanan suaminya.

"Iya ma, ini juga salah papa dulu maafkan papa ya ma" ucap Didi sambil menatap istrinya dalam.

"Iya pa, mama tau dulu itu papa pasti dijebak sama mereka. Papa nggak usah khawatir nanti mama juga akan bantu agar Theo gak salah paham terus sama papa" ucap Karin sambil tersenyum hangat dan dibalas oleh Didi.

~bersambungg...

Papanya Theo mau ngomong apa ya guyss?? Penasaran kan? Makanya tetep tunggu kelanjutan dari cerita ini.

Jangan lupa vote dan comment! See you next part guyss😚

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 120K 26
Namira entah bagaimana dia masuk ke dalam sebuah novel Tampa judul, yang baru dia menamatkan bacaannya tadi malam. Tapi ketika dia membuka matanya la...
ASKANZA By 🪐

Teen Fiction

358 99 15
WARNING❗⚠️ BANYAK TYPO BERTEBARAN❗ *:..。o○ ○o。..:* Dua remaja yang harus terjebak janji suci pernikahan karna perjodohan yang dibuat kedua orangtua m...
21M 1.9M 91
[CHAPTER MASIH LENGKAP, EXTRA CHAPTER TERSEDIA DI KARYAKARSA] Sembari menunggu jadwal wisuda, Sabrina memutuskan menerima tawaran bekerja sementara d...
REY-NAI By sweetgirl

Teen Fiction

232 134 6
Shakeela Naira Azizan seorang gadis yang sedang menikmati masa masa perkuliahan yang memasuki semester 3, namun kebahagiaan itu terasa terhenti saat...