The Rejected (TELAH TERBIT)

By SanyPthsn

497K 41.9K 4.6K

"Sudahlah, kau sudah membuatku terlalu muak dengan hanya mendengar namamu saja dan sekarang kau menjadi mate... More

Chapter One: The Rejected
Chapter Three: The Rejected
Chapter Four: The Rejected
Chapter Five: The Rejected
Chapter Six: The Rejected
Chapter Seven: The Rejected
Chapter Eight: The Rejected
Chapter Nine: The Rejected
Chapter Ten: The Rejected
Chapter Eleven: The Rejected
Chapter Tweleve: The Rejected
Chapter Thirteen: The Rejected
Chapter Fourteen: The Rejected
Chapter Fifteen: The Rejected
Chapter Sixteen: The Rejected
Chapter Seventeen: The Rejected
Cuap cuap ehe
Chapter Eighteen: The Rejected
Chapter Eighteen pt 2: The Rejected
Chapter Nineteen: The Rejected
Chapter Twenty: The Rejected
Chapter Twenty-One: The Rejected
Cuap cuap pt.2 ehe
Chapter Twenty-two: The Rejected
Chapter Twenty-three: The Rejected
Chapter Twenty-four: The Rejected
Chapter Twenty-five: The Rejected
Chapter Twenty-six: The Rejected
Chapter Twenty-seven: The Rejected
-Season 1, End-
Chapter One: The Rejected S.2
Chapter Two: The Rejected S.2
Chapter Three: The Rejected S.2
QnA?
Chapter Four: The Rejected S.2
Chapter Five: The Rejected S.2
Chapter Six: The Rejected S.2
Chapter Seven: The Rejected S.2
Chapter Eight: The Rejected S.2
Chapter Nine: The Rejected S.2
Chapter Ten: The Rejected S.2
Chapter Eleven: The Rejected S.2
Chapter Twelve: The Rejected S.2
Chapter Thirteen: The Rejected S.2
Chapter Fourteen: The Rejected S.2
Chapter Fifteen: The Rejected S.2
Chapter Sixteen: The Rejected S.2
Chapter Seventeen: The Rejected S.2
Chapter Eighteen: The Rejected S.2
Chapter Nineteen: The Rejected S.2
Chapter Twenty: The Rejected S.2
Chapter Twenty-One: The Rejected S.2
Chapter Twenty-two: The Rejected S.2
Chapter Twenty-three: The Rejected S.2
Chapter Twenty-four: The Rejected S.2
Chapter Twenty-five: The Rejected S.2
Chapter Twenty-six: The Rejected S.2
Chapter Twenty-seven: The Rejected S.2
Chapter Twenty-eight: The Rejected S.2
Chapter Twenty-nine: The Rejected S.2 (END)
The Rejected: Bedah Karakter
Extra Chapter: Alpha Gerald Story
Contract With Devil
Ayo kumpul dulu!
Cast
TELAH TERBIT (E-book Version)
Cara pembayaran

Chapter Two: The Rejected

14.8K 1.1K 56
By SanyPthsn

"Lihatlah dia. Di usia nya yang sekarang, dia masih belum bisa berganti shift."

"Ya, sangat lemah. Aku bahkan merasa aneh jika dia bisa berada di pack ini."

"Ku dengar, dia seorang penjilat, mungkin itu alasan kenapa dia bisa tinggal di pack ini."

"Bukan hanya itu, katanya Tuan Abraham dan Nyonya Jane meninggal karena ulahnya"

"Ohh ya?? Mengapa orang seperti dia masih dibiarkan tinggal disini sih?? Bukannya lebih baik dia diusir."

Alice hanya menunduk diam saat mendengar orang orang yang membicarakannya secara terang terangan.

Seharusnya ini hari yang menyenangkan untuknya, karena hanya untuk hari ini dia diliburkan dari semua tugasnya.

Ayolah, biarpun ini hanya hari ini setidaknya dia bisa keluar dari rumah kan??

Alice tertawa getir, mengingat jika kata 'rumah' tampaknya tidak pas dengan kondisinya.

Ralat, sangat sangat tidak pas.

Brukk

"Hei bodoh, perhatikan langkahmu. Tidak punya mata ya?" suara seseorang yang membuat Alice seketika ingin menghujat dirinya sendiri yang sempat sempatnya melamun saat berjalan.

"Maafkan saya." ucap Alice sambil menunduk dalam dalam dan segera pergi menuju tempat yang ingin di kunjungi nya.

Abraham dan Jane, nama itu masuk kedalam pikirannya.

Nama orang yang dia sayangi.

Nama yang akan selalu Alice ingat sampai kapanpun.

Nama orangtua nya.

Alice menunduk dan  menggosok matanya saat dirasa air mata yang sedaritadi dia tahan akan segera jatuh.

"Tidak. Kau harus kuat Alice, ada saatnya kebahagiaan akan datang kepadamu. Sampai saat itu tiba, kita akan baik baik saja" gumam Alice sambil tersenyum dan memperbaiki tudung merah yang dipakainya.

Alice pun segera mempercepat langkahnya yang mengarah menuju ke jantung hutan tempat dia menghabiskan waktu dulu.

Alice tersenyum saat melihat rumah pohon yang masih kokoh tidak termakan usia. Dan dengan segera, Alice memasuki rumah pohon tersebut.

Dalam ingatannya, dia melihat dirinya sendiri beserta Mom dan Dad nya sedang bermain di dalam rumah pohon tersebut.

Flashback

"Dad, lihat! Aku berhasil membuat flower crown!" ujar Alice kecil sambil menunjukan flower crown yang dibuatnya

"Wahh, coba Dad lihat. Kau membuatnya sendiri??" kata sang ayah sambil tersenyum menatap putrinya

"Emm, tidak sih. Awalnya aku dibantu Mom. Ah tapi, kan sisa nya aku yang membuat. Berarti ini buatanku" jawab Alice sambil tertawa

"Mom kan juga membantu, berarti itu buatan kita" suara lembut ibunya memasuki pendengaran Alice

"Hehehehe, terimakasih Momm" sahut Alice sambil memeluk ibunya

Flashback off

Kenangan yang membuat air mata yang sedaritadi ditahannya tumpah begitu saja.

"Hiks.. Mom, Dad. Aku lelah berbohong pada diriku sendiri. Aku lelah bersikap seolah olah aku baik baik saja. Aku lelah dengan semua ini. Apa jika aku pergi semua nya akan kembali seperti semula?? Jika iya, maka aku akan pergi. Asalkan semua kembali seperti semula." Tangis Alice

Alice jatuh terduduk mengingat perlakuan anggota pack padanya yang membuat jiwa nya lelah.

'Tubuhku mungkin masih baik baik saja. Tapi tidak dengan jiwa ku' pikir Alice

Alice menenggelamkan kepalanya dalam lipatan tangannya.

Dan tertidur dalam tangisannya.

⭐⭐

Sementara itu, di Pack House..

"Jade. Apa benar, Britney akan kau jadikan Luna pack ini??" tanya Darren yang masih belum percaya dengan sahabat nya itu

"Hmm" jawab Jayden tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Kau yakin?? Entah mengapa aku merasakan ada yang tidak benar tentangnya" ucap Darren

"Berhenti berbicara hal itu. Kau membuatku muak" jawab Jayden acuh yang membuat Darren menatapnya serius

"Kau tahu?? Jujur saja aku juga muak denganmu. Jika kau tidak mau mendengarku sebagai Beta, maka dengarkan ucapanku sebagai seorang sahabatmu dan saudaramu, kemarin Alice melihat Britney sedang berpelukan dengan seorang rogue di bawah tanah. Bukankah itu mencurigakan?? Belum lagi, aku juga sempat melihatnya menggoda warrior." jelas Darren

"Berhenti mencurigai Britney. Bukankah seharusnya aku yang mencurigai kau dan jalang itu?? Entah apa yang dia berikan padamu hingga kau membela nya terus menerus. Aku muak dengannya yang selalu bertingkah polos" geram Jayden

"Seriously, Jade?? Bahkan kau lebih mempercayai Britney dibandingkan ku?? Jayden, aku bahkan tumbuh bersama denganmu. Dan kau tidak mempercayaiku?? Ohh oke, terserahlah. Mulai sekarang kau bukan lagi sahabatku" ujar Darren sambil melangkah keluar dari kamar Jayden

"Orang yang kau panggil sahabat itu keterlaluan, Darren" ujar Dylan, wolfnya

"Ya, kau benar. Dia bahkan lebih mempercayai jalang sialan itu dibandingkan denganku yang sudah tumbuh bersama dengannya sejak masih kecil" jawab Darren

"Biarkan dia. Saat dia membutuhkan bantuan, jangan harap aku mau membantunya" sahut Dylan

Yang langsung disetujui oleh Darren.

⭐⭐⭐

"Alice, hey. Wake up!" suara panggilan itu membuat Alice membuka matanya yang berat karena air mata.

"Dimana aku" gumam Alice saat menyadari bahwa yang dilihatnya sangat berbeda dengan keadaan di dalam rumah pohon

Alice pun bangkit dan melangkah menuju ke taman yang penuh dengan kupu kupu dan bunga.

Alice tersenyum saat merasakan kedamaian yang selama ini jarang dia rasakan.

Ayolah, di Pack House tidak akan pernah ada kedamaian untuknya kan??

"Alice.." suara panggilan itu membuatnya menoleh kearah sumber suara

Dan menemukan seorang yang juga menatapnya sambil tersenyum lembut.

"Hai Alice." sapa nya hangat

"Maaf tapi, dimana ini?? Kau siapa??" tanya Alice

Dan seketika terdengar suara tawa lembut yang berasal dari sosok didepannya itu.

"Entahlah, kaum mu memanggilku Moon Goddes" jawabnya sambil kembali tersenyum

"Oh, maafkan aku. Sungguh, aku benar benar tidak tahu" ujar Alice sambil berlutut

Dan lagi lagi, Alice ingin menghujat dirinya sendiri yang tidak mengenali sosok di depannya ini.

'Padahal sudah ada tanda bulan sabit di dahi nya. Bagaimana kau bisa tidak mengenali nya Alice, kau benar benar bodoh' rutuk Alice dalam pikirannya.

"Hei, sudahlah. Apa aku sebegitu menakutkannya?? Tidak tidak, kau tidak boleh begini. Bangunlah" ucap Moon Goddes

Alice pun berdiri dengan masih menundukkan kepalanya takut takut.

Sementara Moon Goddes masih tersenyum menatapnya, pikiran Alice mulai dirasuki oleh pikiran pikiran negatif.

Alice takut jika sosok di depannya ini menghukumnya.

Alice takut jika dirinya akan dicambuk lagi.

Alice takut jika dirinya akan menerima hukuman yang berat atas kesalahannya.

Moon Goddes tersenyum sedih saat menyadari betapa kalutnya Alice saat ini. Ditambah tubuh nya yang tidak berhenti bergetar ketakutan dan matanya yang tidak fokus.

'Mereka melukaimu hingga seperti ini, Alice. Bertahanlah, suatu saat kebahagiaan pasti akan menghampirimu. Maafkan aku yang membuatmu menerima takdir seperti ini.'

"Hei Alice, hentikan. Aku tidak akan melakukan hal kejam seperti itu" kata Moon Goddes sambil memeluk hangat tubuh Alice yang gemetaran sambil mengucapkan kata kata yang menenangkan.

"Aku takut.." gumam Alice yang masih bisa didengar oleh Moon Goddes

"Kau tidak boleh seperti ini Alice. Maafkan aku yang membuatmu harus menerima takdir seperti ini." Ujar Moon Goddes

"Nah, sekarang bangunlah. Seseorang menunggu mu dengan khawatir disana. Lain kali, kita bertemu lagi ya. Sampai jumpa anakku" lanjut Moon Goddes

Bersamaan dengan itu, cahaya yang sangat terang membawa Alice menuju dunia nya.

"Alice?? Huh, akhirnya kau bangun. Sudah kuduga kau ada disini." ucap Darren saat melihat Alice membuka matanya

"Kenapa kau disini??" tanya Alice

"Di rumah pohon?? Aku menyusulmu karena aku khawatir, kau sudah pergi terlalu lama" jelas Darren

"Ohh, maafkan aku."

"Tak apa, ayo pulang. Sepertinya kau demam" ajak Darren sambil mengulurkan tangan untuk membantu Alice berdiri

"Jika kau mengantuk, pulanglah ke rumah. Jangan tertidur disini, tubuhmu akan sakit" nasehat Darren yang melihat Alice meringis saat berdiri

Dan entah kenapa, Darren seketika mendesis mengingat pilihan katanya.

'Rumah. Seakan akan aku menjanjikan kenyamanan. Hahh, aku bahkan ragu menyebut itu Rumah. Bagaimana bisa aku memberi saran seperti itu pada Alice' pikir Darren

"Darren?? Kau baik baik saja??" tanya Alice

"Ahh, tentu. Ayo Alice, kita harus segera kembali sebelum gelap." jawab Darren

"Alice?? Hmm, nama yang bagus"

Deg, Alice diam membeku saat mendengar suara dari dalam kepalanya.

"Alice?? Apa ada yang sakit??" tanya Darren yang membuat Alice mengalihkan atensi nya pada Darren

"Darren, apa aku sudah gila??" tanya Alice sambil menatap Darren dengan cemas dan polos

Yang tentu saja membuat Darren melongo.

"Hah?? Kenapa kau bertanya seperti itu??"

"Aku mendengar suara seseorang di dalam kepalaku." jawab Alice

"Astaga apa aku mulai gila??" gumam Alice

Dan Alice terkejut ketika tiba tiba Darren memeluknya dan mengusap kepalanya lembut.

"Alice, selamat. Kau sudah mendengar suara wolf mu."

"Ehhh?? Jadi itu suara Wolf ku??" tanya Alice memastikan

"Iya, itu suara wolf mu." jawab Darren

"Darren, ternyata aku mempunyai wolf! Darren, ternyata aku tidak cacat!" Seru Alice melompat lompat antusias sambil tersenyum lebar.

Yang tanpa sadar membuat Darren menatapnya dengan wajah sendu.

'Ya, Alice. Kau tidak cacat' Pikir Darren sambil tersenyum tipis melihat Alice yang tersenyum lebar

-TBC-

Continue Reading

You'll Also Like

244K 18.9K 67
JUDUL AWAL Alpha's Dunia yang diciptakan oleh para Dewa dan Dewi, kini dikuasi oleh Dewi Bulan. Dengan dipilihnya seorang mahluk yang dianggap sempur...
712 154 12
Di pulau Vrykolakas, terdapat larangan yang sudah melegenda. "Jangan pernah memasuki hutan terlarang." Konon katanya, tak ada yang dapat keluar setel...
719K 44.7K 63
#1 in Fantasy [24/12/2018] ❝Cause, when fate unites us. Believe me, Princess. You can't run away from me. Because, I'm Destiny of the Princess Demon...
834K 69.9K 50
Jordan Dandelion seorang Alpha yang memimpin Lightmoon Pack. Ribuan tahun lamanya sendiri tanpa kehadiran Mate. Sampai suatu saat, dirinya mulai ingi...