Halo, Mantan! (Tersedia Di Gr...

By DhetiAzmi

5.1M 262K 31.4K

Fika sangat suka sekali dengan sebuah tantangan. punya wajah cantik yang akan dengan mudah menarik perhatian... More

Blurb
Bab. 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
QnA
Open Pre-Order

Bab 17

131K 10.2K 952
By DhetiAzmi

Menunggu? 

ayok kita ramaikan dengan spam Vote dan komentar. kalau bisa tiap paragraf kalian komentarin biar mood emak naik!

Sejauh ini, kalian suka sama cerita ini?

enjoy, koreksi kalau typo:*


Fika masih bengong ketika tangannya di tarik Geovan. Entah kenapa, semua yang menyangkut dengan gerakan mendadak Geovan selalu saja membuat otak Fika melambat.

Duta yang melihat pemandangan itu menggeleng. "Nyesel gue kasih tantangan itu,"

"Kenapa Bro?" salah satu teman Duta bertanya.

"Sama, gue juga." Tasya tiba-tiba ikut menimpali membuat Duta dan teman-temannya menoleh.

Dahi Duta mengerut. "Kenapa seragam lo basah?"

Tasya menatap kerah bajunya, lalu berdecak malas. "Kena sembur Jin."

Salah satu teman Duta bertanya. "Sejak kapan Jin bisa nyembur?"

Tasya mendelik. "Sejak rambut lo baru tumbuh di kepala. Dah ah, gue duluan. Yuk Kak,"

Tasya pergi begitu saja, bahkan dia lupa kenapa dirinya bisa ada di sini sendirian karena si tersangka yang menyeretnya justru di seret oleh orang lain.

Sementara Fika yang sekarang sudah tiba di parkiran menatap Geovan bingung setelah berhasil mengembalikan kesadarannya. "Lo ngapain Ge? Katanya mau rapat basket,"

Geovan menatap Fika. "Lo gak denger tadi gue bilang apa?"

Fika menggeleng. "Gak tuh. Yang gue denger lo bilang gue bakal ganggu kalau nunggu lo,"

"Emang," balas Geovan enteng.

Fika menggeram gemas. "Tuh kan, terus ngapain ngajak balik? Sana rapat basket, kasihan si Yuki juga gak bisa nempel lagi sama lo."

Satu alis Geovan terangkat. "Lo cemburu?"

Fika mendelik, tersenyum sinis. "Cemburu? Gak, makasih. Siapa lo?"

"Pacar lo,"

Blush!

Kalimat padat dan jelas itu berhasil membuat wajah Fika memerah. Fika mengalihkan pandangannya dari Geovan lalu menunduk dengan senyum di kulum.

"Kenapa lo cengengesan gitu? Mau balik gak?" lagi, suara Geovan kembali normal seperti biasanya. Datar dan dingin menusuk ulu hati.

Fika mendesah, kenapa sih Geovan itu selalu saja bisa membolak-balikan hatinya? Dan kenapa juga jantungnya berdebar-debar kadang terasa sakit secara bersamaan.

"Lo balik aja sediri. Gue mau balik sama Kak Duta," tidak, Fika tidak bercanda kok. Apa lagi mengingat Duta akan membelikannya Ponsel yang diimpikan Fika. Oh, tentu saja Fika lebih memilih ponsel itu untuk kali ini.

Ketika kaki Fika baru saja melangkah beberapa langkah, pertanyaan Geovan berhasil membuat Fika diam membisu.

"Penting banget ya tantangan itu buat lo?"

Fika terkejut, matanya membelalak. Bagaimana Geovan bisa tahu? Fika buru-buru membalikan badannya.

"Ma─maksud lo apa, Ge?"

Geovan mendengkus. "Jangan kayak orang idiot Fik. Lo pikir gue gak tahu, lo nembak gue di kantin buat menuhin tantangan dari cowok itu?"

Cowok yang di maksud Geovan adalah Duta, Fika tahu. Tapi, bagaimana bisa Geovan tahu?

"Lo lagi mikir dari dari mana gue tahu? Lo emang bener gak berubah ya Fik. Bukan Cuma gue, anak-anak di kantin juga tahu lo baru ngelakuin tantangan," Geovan menjelaskan panjang lebar.

Fika mengerjapkan matanya. Jadi, semua orang tahu kalau Fika sedang melakukan tantangan? Ah, itu sudah pasti. Mengingat citra Fika sebagai seorang penantang yang begitu kental dengan reputasi buruk di sekolah.

"Terus, kenapa lo nerima tantangan gue?" tanya Fika, tidak paham.

Geovan mengangkat bahu. "Bagus kan? Emang lo mau gue tolak di depan banyak orang? Gue yakin lo bakal ngadu sama Bunda."

Fika melotot. "Gak akan lah, gila aja gue ngadu Cuma gara-gara di tolak sama lo,"

"Banyak alesan. Udah naik cepetan,"

Fika membuang wajah kesal. "Ogah, balik sendiri sana. Gue mau─ Geovan!" Fika berteriak, dengan tiba-tiba Geovan mengangkat tubuh Fika dan mendudukan cewek itu di jok belakang motornya.

Beberapa murid yang kebetulan belum pulang di area parkiran memekik dan menyoraki tingkah laku dua orang itu. Fika meringis, malu juga ada rasa menggelitik di dalam perutnya.

Klek!

Geovan memakaikan helm di kepala Fika lalu menyusul duduk di depan cewek yang masih terkejut itu.

"Pegangan,"

Fika menuruti, memeluk perut Geovan dengan senyum yang disembunyikan di punggung cowok wajah datar itu. ah, rasanya Fika ingin berteriak sekencang-kencangnya sekarang. apa yang di lakukan Geovan selalu saja bisa membuat Fika lemah dan pasrah.

**

Fika tidak bisa menghilangkan senyumnya. Apa lagi mengingat tingkah Geovan di sekolah, ah benar-benar manis sekali. Yah, walau kadang-kadang sikapnya suka sekali membuat Fika sakit hati.

"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri, Fik? Gak takut apa itu bibir robek?" Mama menegur, keheranan melihat Fika yang tidak berhenti tersenyum dari pulang sekolah.

Fika menoleh, lagi memberikan senyum malunya. "Ih apa sih Ma, jangan ganggu."

Mama mengerutkan dahinya bingung. Benar-benar dengan anak perawan satu-satunya itu. "Anak muda jaman sekarang,"

Fika kembali terkekeh geli sendirian, tersenyum-senyum ketika membayangkan beberapa murid menyorakinya di parkiran. Ah, pasti bakal jadi gosip. Padahal mereka tidak tahu saja, dirinya dengan Geovan pacaran karena tantangan.

Mengingat tantangan, Fika jadi ingat masa SD dulu. Menantang Geovan untuk jadi pacarnya, setelah itu di putuskan begitu saja. Tidak lama setelah itu, Geovan pindah rumah entah ke mana. Bahkan Fika belum meminta maaf, saat itu Fika hanya bisa menyesali karena sudah jahat kepada Geovan.

Siapa sangka sekarang Ipta kecil itu kembali lagi kepadanya. Dan dejavu itu terjadi lagi.

"Fik, ada Geovan nih."

Fika mengerjap, menoleh ke sumber suara. "Geovan?"

Fika beranjak, merapikan penampilannya buru-buru dan melangkah ke depan rumah. Benar, Geovan ada di sana. Cowok itu berdiri dengan kaos polos yang di padu kemeja kotak-kotak hitam putih dan celana jeans.

"Ada apa Ge?" tanya Fika, pelan.

Geovan yang atdi membelakangi Fika membalikan badannya. "Lo sibuk?"

Dahi Fika mengerut. "Enggak, ada apa?"

"Anter gue keluar cari makan,"

"Eh? Tumben, emang Bunda gak masak?"

"Bunda gak ada kondangan pulang malem. Mau anter gue gak? Kalau gak juga gak ap─"

"Mau kok! Tungguin, gue ganti baju dulu." Fika memotong kalimat Geovan. Berlari meninggalkan Geovan yang hanya bisa diam di tempatnya.

"Idiot,"

Menunggu Fika yang entah sedang apa, hampir lima belas menit Geovan menunggu di depan rumah cewek itu.

"Yuk,"

Geovan menoleh, satu alisnya naik. "Lo mau jadi biduan?"

Fika bingung, menatap penampilannya yang menurutnya biasa saja. Dengan jeans baby blue dan kaos lengan pendek. Dia tidak tahu saja make up yang di gunakannya terlalu tebal dan berlebihan walau masih cantik untuk di pandang. "Kenapa?"

Geovan membuang napas. "Gak ada, ayok cepetan lama banget lo."

Fika merengut. "Udah ngajak, sendirinya juga yang marah-marah."

"Gue gak maksa by the way,"

Lagi Fika merengut dengan dengkusan sebal. "Ngelak aja terus,"

"Lo jadi nganter gue gak?"

"Iya iya! Gak sabar banget sih lo Ge!"

"Lo tahu gue gimana,"

Fika duduk di belakang Geovan yang sudah duduk di atas motor. "Gak tahu tuh. Karena yang gue tahu lo itu polos, baik, dan penuh perhatia─"

"Dan lo masih idiot kayak dulu,"

Fika menggeram, lalu mememik. "Lo nyebelin!"



TBC!

Aduh, jadi pengen balik jadi abege XD

VOTE KOMENTAR DAN SHARE

Sangkyu:*

Continue Reading

You'll Also Like

983K 48.2K 64
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
1.4M 63K 52
-Ketua Geng Motor -Nikah Terpaksa Arkana Septian, lelaki berparas tampan. Seorang Mahasiswa yang menjadi pelatih taekwondo di kampus nya. Dan ketua...
6.3M 167K 51
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
239K 18.2K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...