My Rival is My Brother (End)...

By Tys_131

398K 40.4K 13.3K

Squel My Family, bxb rate bisa berubah yang tidak suka fujo get out. - 14/03/19 -18/04/19 @tys_131 2019 More

Prolog
Cast (2)
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 10_ REAL
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Special Chapter 1
Special Chapter 2
Special Chapter 3
Special Chapter_
Special Chapter 4
Special Chapter 5
Special Chapter 6

Epilog

12.5K 982 237
By Tys_131









"Wonnie, ayolah jangan seperti ini. jangan membuat Mama sedih, kita mandi terus makan ya atau Wonnie mau minum susu. Dari tadi pagi Wonnie belum makan apa-apa, Ya. Mau ya"

Jaemin berbicara selembut mungkin, tangannya terulur ke depan. Mencoba meraih Jiwon yang kini sedang duduk di bawah meja sambil memeluk boneka beruangnya. Bersandar di dinding sambil melihat Jaemin yang berjongkok di depannya.

Tidak tau harus berbuat apa, Jaemin rasanya ingin menangis melihat bagaimana anaknya menatap dia seperti sedang kesal. Mata Jiwon basah, bibirnya mengerucu kedepan. Dia tidak menangis, hanya saja kadang saat berkedip airmatanya turun atau saat penglihatannya mulai buran karena airmata tangan kecilnya menghapus dengan kasar.

"Jiwonnie, ayolah. Jangan membuat Mama sedih. Jangan seperti ini ya" bujuk Jaemin

Tapi tetap saja, Jiwon tidak mendengarkan apa yang di katakan Jaemin. dia masih duduk pada posisinya semula. Sebenarnya jika mau Jaemin bisa menarik Jiwon keluar dengan paksa, tapi jika melakukan hal itu yang ada Jiwon makin kesal dan marah padanya. Dan berujung Jeno yang mengamuk jika Jiwon sudah seperti itu.

"Jiwonnie, sayang kemari ya. Nanti Jiwonnie bisa sakit"

Jaemin terduduk di lantai, tidak tau lagi bagaimana cara membujuk anaknya itu. Rasanya Jaemin ingin ikut menangis saja saat ini.

"Jaemin, ada apa?"

Menoleh, Jaemin melihat Taeyong dan Haechan yang mendekatinya. oh iya ini sudah hari ke 4 Jaemin dan Jeno menginap di keluarga Jung. Tadinya mereka ingin menginap 1 atau 2 hari, tapi karena nanti malam Jaehyun mengadakan pesta entah itu pesta apa terpaksa mereka masih menginap.

"Wonnie kenapa ada disitu, kemari sayang" ucap Taeyong

Tetap, Jiwon masih diam dan menatap mereka dengan mata berkaca-kaca tangannya memegang kuar boneka beruangnya.

"Jiwon kenapa Jaem?" tanya Haechan

"Dia kesal, dan merajuk. Aku khawatir dia akan sakit jika seperti ini"

"Apa yang membuatnya merajuk?" tanya Taeyong

Jaemin menghela napas, dia berdiri dan masih membiarkan Jiwon di bawah meja.

"Dia.."

"Wonnie"

Ucapan Jaemin terpotong saat tiba-tiba Jeno berjalan kearahnya. Bahkan Jeno sampai harus mendorong Haechan dan juga Jaemin karena menghalangi meja tempat Jiwon bersembunyi.

"Papa~"

Jiwon akhirnya membuka suara, perlahan dia bergerak saat Jeno mengulurkan tangan. Meningalkan boneka beruangnya, kini Jiwon memeluk Jeno yang menggendongnya. Melihat itu Jaemin hanya bisa tersenyum. Berbeda dengan Taeyong dan Haechan yang tidak paham dengan situasinya.

"Kenapa kumpul disini?" tanya Jaehyun yang tiba-tiba ikut bergabung dengan Mark.

Mata mereka tertuju pada Jiwon yang sesegukan di gendongan Jeno. Jiwon bahkan memeluk leher Jeno seperti akan mencekiknya.

"Jiwon merajuk, entah apa yang membuatnya seperti itu" balas Taeyong

"Na, badan Jiwon hangat" tanya Jeno

"Kamu tau alasannya jangan menatapku seperti itu" ucap Jaemin saat melihat Jeno menatap tajam padanya.

"Siapkan bubur dan obat untuknya, aku akan membawanya ke kamar"

Jeno pergi begitu saja, membuat yang lain heran dengan raut wajah Jeno yang terlhat kesal, terkecuali Jaemin yang sudah tau.

"Tadi Jiwon, sekarang Jeno. kenapa dengan mereka?" tanya Haechan

Jaemin hanya tersenyum, dia begitu canggung saat ini. ingin jujur masalah Jiwon tadi tidak enak dengan Jaehyun. karena Jiwon merajuk karena Jaehyun membawa Jeno keluar pagi-pagi sekali dan baru pulang jam siang.

"Jiwon kesal karena pas dia bangun dia tidak melihat Jeno, gara-gara itu juga sejak tadi pagi Jiwon tidak makan, dan berujung badannya hangat. Jika sudah seperti itu gantian Jeno yang akan kesal karena anaknya sakit" jelas Jaemin

Mendengarkan penjelasan Jaemin, Jaehyun jadi merasa tidak enak. Secara tidak langsung dia membuat cucunya sakit.

"Astaga, maafkan aku. Seharunya aku tidak mengajak Jeno pergi pagi-pagi sekali"

"Tidak apa-apa, Jiwon akan baik- baik saja jika sudah bertemu dengan Jeno. tidak masalah" kata Jaemin

"Aku tidak menyangka Jeno sedekat itu dengan Jiwon" ucap Taeyong

"Jeno terlalu memanjakannya, jadi Jiwon tumbuh seperti iu" balas Jaemin lagi.









Jaemin masuk kamar dengan nampan di tangannya. Dia melihat Jeno yang masih mengendong Jiwon. Bahkan Jeno masih menggunakan setelan formalnya. Meletakkan nampan di meja, Jaemin mencoba melepas jas dan juga dasi Jeno.

"Maaf aku tadi kesal denganmu" ucap Jeno

"Tidak apa-apa, sekarang suapi Jiwon. Aku akan menyiapkan baju untuk kalian. Jiwon belum mandi dari pagi"

"Kamu memang terbaik Na" ucap Jeno sambil mencuri ciuman di bibir Jaemin.

"Tentu saja"

Jaemin membuka lemari dan mencari baju untuk dua orang itu. Sedangkan Jeno sedang duduk memangku Jiwon. Anak itu sudah tidak menangis, hanya masih saja mengerucukan bibirnya.

"Wonnie makan ya. Papa tidak mau Jiwon sakit"

"Papa jahat"

"Iya, maaf ya. Besok kita beli mainan. Atau Wonnie mau pergi main kemana. Besok Papa temani. Tapi sekarang makan ya"

"Wonnie ingin liat singa Pa" ucapnya lucu

"Besok kita lihat, asal jangan membuat Mama kesal Ok"

Mengangguk lucu, Jiwon mulai membuka mulutnya. Menerima suapan dari Jeno. Jaemin yang ada disana seperti tidak terlihat, Jeno dan Jiwon sibuk dengan dunianya sendiri.

Selesai menyiapkan baju, Jaemin mendekati mereka. Duduk disamping Jeno.

"Kalian berdua mengabaikanku" rajuk Jaemin

"Mama nakal"

"Iya,Mama sangat nakal" sambung Jeno

"Ah, apa yang Mama lakukan?" tanya Jaemin

"Mama membialkan Papa pelgi"

Jeno menahan tawa saat Jiwon berekspresi seperti sedang memarahi Jaemin. dan Jaemin yang memasang wajah sedih.

"Wonnie tidak sayang Mama?"

Melihat Jaemin yang cemberut, Jiwon langsung mengulurkan tangannya untuk memeluk leher Jaemin. menciumi pipi ibunya dengan mulut penuh bubur

"Wonnie sayang Mama"

"Mama juga sayang sama Wonnie"

Jaemin dan Jiwon saling berpelukan, dengan ini Jeno mengambil kesempatan. Dia menunduk, mengambil ciuman di bibir Jaemin. memainkan bibir istrinya itu di belakang anaknya.

"Jeno"

"Aku bisa gila jika kalian berdua bersikap manis seperti ini"

Jeno ikut memeluk keduanya. Membawa dua orang yang sangat dia cintai ke dalam dekapannnya. Memberikan beberapa kecupan di kepala Jaemin dan Jiwon.

~~

Malam ini kediaman Jung benar-benar ramai. Banyak orang yang datang ke pesta yang diadakan Jaehyun. semuanya telah bersiap, Mark-Haechan-Jayden sudah turun dan bergabung dengan yang lain. Sedangkan Jaemin masih di kamar bersama Jiwon dan Jeno.

Jaemin dan Jiwon sudah selesai, hanya Jeno yang masih rewel dengan baju yang akan dia kenakan. Ini ketiga kalinya Jeno menganti bajunya. Dan dengan sabar walaupun hampir kesal Jaemin membantunya.

"Jeno sudah ya, ini sudah bagus. Kamu terlihat begitu tampan seperti ini" ucap Jaemin

"Tapi bajuku dan Jiwon terlihat berbeda Na."

"Bagaimana kalau kita tidak perlu keluar, kita tidur saja?"

"Ya, mana bisa begitu" jawab Jeno

"kalau begitu pakai ini Jeno. mau ganti pakai apa lagi. Kita tidak bawa banyak baju, lagian baju yang aku beli kemarin kamu tidak mau pakai" Jaemin kesal, bibirnya mengerucu kedapan sambil tangannya memasangkan dasi Jeno.

Cup

"Iya iya maaf, jangan bersikap manis seperti itu. Bisa-bisa aku tidak akan membiarkanmu keluar" goda Jeno

Jaemin tidak menanggapi, dia sibuk dengan dasi Jeno. tak lama mereka kini mulai keluar kamar, ikut turun dan masuk kedalam pesta itu.

Ini termasuk pesta yang besar, banyak tamu yang datang. Rekan bisnis Mark dan juga Jaehyun semua datang. Jeno tersenyum saat melihat Jaehyun dan Mark melambaikan tangan padanya. menunduk untuk melihat Jiwon, Jeno juga menatap Jaemin.

"Kamu akan bergabung dengan Mama dan Haechan kan?" tanya Jeno

"Iya, kamu bisa bergabung dengan Daddy dan kak Mark"

Mata Jaemin dan Jeno kini melihat Jiwon yang juga menatap mereka. Matanya berkedip saat kedua orang tuanya menatapnya seperti itu.

"Wonnie mau ikut Papa apa ikut Mama?" tanya Jaemin

Jiwon masih berkedip, kedua tangannya masih berpegangan pada kelingking Jaemin dan Jeno. tapi setelahnya dia mengulurkan tangan pada Jeno.

"Ikut Papa"

Oke, Jaemin tidak terpilih lagi. Melihat Jeno yang langsung mengendong Jiwon, Jaemin mengelus rambut anaknya.

"Baik-baik ya, jangan membuat Papamu kesal"

Jiwon mengangguk, mencium pipi Jiwon dan meninggalkan mereka berdua. Jaemin mulai berjalan ke arah Taeyong dan Haechan.

Begitu juga dengan Jeno kini dia ikut bergabung dengan Jaehyun dan Mark. Mereka mengobrol banyak hal, Jiwon yang tadi masih anteng di gendongan Jeno kini mulai melorot dan turun. Berjalan bergandengan dengan Jayden, mereka berdua mendekati meja yang tidak jauh dari Jeno-Jaehyun-Mark.

"Wonnie"


Jiwon menoleh, tersenyum saat melihat siapa yang mendekatinya. begitu juga dengan Jeno, dia juga ikut menoleh tapi tidak tersenyum, melainkan dia malah terlihat kesal saat orang yang memanggil Jiwon tadi mencium anaknya sembaragan.

"Woonnie" itu suara Jayden yang memanggil seseorang.

Dan tiba-tiba saja ada anak kecil yang berjalan kearah mereka. Jaehyun dan Mark tersenyum saat Jayden mengandeng anak itu, tapi Jeno terlihat tidak suka.

"Wonnie dia siapa?" tanya anak kecil pada Jiwon

"Dia kak Jayden" balasnya

"Wonnie, dia siapa?"ini Jayden yang bertanya pada Jiwon

"Dia kak Hyunjunie" balas Jiwon

"Dia Rowoonie" kata Jayden pada Jiwon sambil mengenalkan sosok anak kecil di sampingnya.

(Rowoon)


(Hyunjun)


Kini Jeno pusing, anaknya sedang berbicara dengan 3 anak laki-laki tapi dari ke tiganya Jeno hanya kenal Jayden. Jadi dia mencoba untuk mendekati anaknya itu. Mark yang melihatnya juga ikut mendekati.

"Wonnie, siapa dia?" tanya Jeno pada Jiwon

"Kak Hyunjun Pa, teman Wonnie"

"Lalu dia siapa Jayden?" tanya Jeno lagi

"Dia Rowoon, anaknya kak Jungwoo dan Lucas. Jayden sangat menyayanginya" ini Mark yang berbicara.

Jeno mengangguk, tapi matanya masih menatap anak bernama Hyunjun itu.

"Lalu siapa anak ini?" tanya Jeno pada Mark, dan Mark hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Dia anak pertamaku Jeno, dia kakaknya Soi"

Jeno menoleh, matanya membola saat melihat siapa ayah dari Hyunjun itu. Tiba-tiba saja Jeno membeku saat orang itu mendekati Jiwon.

"H-hyunjin"

Hyunjin hanya tersenyum hingga matanya hilang. Tangannya memberi kode pada Hyunjun untuk mendekatinya.

"Sepertinya kedua anakku menyukai Jiwon. Jadi bagaimana ya. Aku tidak tau harus berkata apa" ucap Hyunjin.

Mark yang ada di samping Jeno menahan tawa saat melihat bagaimana ekspresi Jeno saat ini. tapi setelahnya perhatian mereka tertuju pada anak kecil yang sepertinya sedang ribut.

"Kamu tidak boleh menyukai Wonnie, dia milikku" ucap Jayden

"Tapi Wonnie menyukaiku" balas Hyunjun

"Wonnie suka Soi" ini Jiwon yang berbicara.

Ketiganya kini sedang beradu, membuat para ayah mereka menepuk kening dengan tingkah mereka terutama Jeno. Dia tidak bisa membayangkan jika dia harus bersatu dengan Hyunjin.

"Junnie, kamu ingin disini atau kemana?" tanya Hyunjin

"Junnie akan mencari Soi, sepertinya Wonnie ingin bertemu dengan Soi"

Hyunjin mengangguk, setelahnya dia berpamitan dengan Mark dan juga Jeno. walaupun yang menjawab hanya Mark, karena Jeno hanya diam membatu.

"Jadi, pilih Jayden apa Hyunjun-Soi?" bisik Mark

"Astaga, anakku."

Jeno langsung mengendong Jiwon. "Jangan kemana-kemana. Tetap di gendongan Papa Ok"

Jiwon hanya mengangguk patuh. Lagipula siapa juga yang akan menolak untuk di gendong sepanjang acara.

~~

Jeno menidurkan Jiwon di ranjangnya. Acara selesai hampir tengah malam, dan sepanjang malam Jeno mengendong Jiwon. Tidak membiarkan siapapun menyentuh anaknya itu. Menggerakkan lehernya, tangan dan baju Jeno rasanya begitu pegal.

"Kenapa kamu mengendong Jiwon sepanjang acara sih. Badanmu jadi sakit kan"

"Berbahaya jika aku membiarkan Jiwon berkeliaran sendirian"

Jaemin tersenyum miring. Tangannya dengan telaten membuka baju Jeno.

"Bilang saja kamu tidak ingin Jiwon dekat-dekat dengan anaknya Hyunjin"

Jeno memutar mata malas saat mendengar nama itu keluar dari bibir Jaemin. entah kenapa dia masih tidak suka dengan Hyunjin. Coba saja waktu itu dia membuat Hyunjin menghilang, mungkin anaknya tidak akan kenal dengan anak Hyunjin.

"Dari tadi kamu senyum-senyum terus. Ada yang membuatmu bahagia?" tanya Jeno

"Iya" jawab Jaemin

Matanya melirik kearah Jeno sambil tersenyum. Kini Jaemin mengalungkan tangannya di leher Jeno. berjinjit sedikit dia mengecup bibir suaminya itu.

"Apa itu?"

"Tunggu sebentar"

Jaemin berjalan kearah laci. Mengambil amplop coklat dan berjalan lagi ke arah Jeno. mata Jeno menyipit saat menerima amplop itu. Tapi tidak ingin curiga terlebih dahulu, Jeno membukanya.

Bibirnya tersenyum saat ini, matanya dengan teliti membaca surat yang ada di dalam amplop itu. Tak butuh waktu lama untuk memahami isi dari surat itu. Kini Jeno kembali memasukkan surat itu. Membuang asal amplop itu, Jeno memeluk Jaemin dengan erat.

"Jadi sudah berapa bulan?" tanyanya

"Berjalan 2 bulan"

"Kenapa baru memberi tauku?"

"Aku baru tau kemarin, tadinya aku ingin memberitaumu tadi pagi. Tapi kamu keburu pergi dan setelahnya kita sibuk dengan Wonnie"

Jeno menciumi sisi kepala Jaemin, tangannya mengelus punggung Jaemin dengan lembut. Merasakan bagaimana rasa bahagianya saat ini.

Jeno melepas pelukannya, menunduk lebih rendah. Jeno mencium perut Jaemin

"Jadi anak yang baik ya. Dan jadi adik yang baik untuk Wonnie. Papa mencintaimu" ucap Jeno

Jaemin tersenyum, rasanya dia ingin menangis saat Jeno menciumi perutnya. Kebahagiannya semakin lengkap dengan kehadiran calon anak kedua mereka.

"Jeno terimakasih"

"Aku yang seharusnya berterimakasih"

Jeno kambali memeluk Jaemin, "Apa aku harus membuka kebun binatang saat ini?" lanjut Jeno

"Aku tidak merasakan apa-apa, bukankah akhir-akhir ini kamu yang rewel. Moodmu naik turun" balas Jaemin

"Ohh"

Jeno seperti baru sadar, apa mungkin kali ini dia yang nyidam bukan Jaemin. jika seperti itu, Jeno bakalan lebih repot lagi.

"Sudah mandi sana, kamu bau" Jaemin mendorong pelan tubuh Jeno

"Mandi bersama"

"Terserah kamu" balas Jaemin yang pasrah saat Jeno menariknya kedalam kamar mandi. Berdoa saja semoga Jiwon tidak bangun dan tidak menganggu mereka di kamar mandi.

































Cukup sampai disini.

Terimakasih lagi buat yang setia sama book ini

Goodbye.

Byebye

Bertemu lagi di book lain

Love you all

Salam_Tyas

Continue Reading

You'll Also Like

26.1K 2.3K 26
--- [Cinta itu datang tanpa disadari, dan susah untuk ditebak] Eunha menyukai Jungkook. Jungkook juga menyukai Eunha. Awalnya niat Mingyu adalah mem...
234K 27.6K 28
Jeno seorang calon penerus alpha dari Pack Moon Howlers yang sudah bertahun-tahun diselimuti rasa amarah, tapi tiba-tiba hadir sesosok lelaki bermata...
199K 18.9K 40
( bxb ) Merelakan seseorang yang di cintai adalah bab yang paling sulit di lalui oleh setiap orang. Cinta dan obsesi yang dapat membuat orang baik me...
451K 47K 50
"Omega merasa berharga ketika jiwa mereka mutlak dimiliki sang Alpha takdir. Tapi, takdir begitu lucu dengan memberi Jaemin tidak hanya satu, tapi tu...