My Rival is My Brother (End)...

By Tys_131

398K 40.4K 13.3K

Squel My Family, bxb rate bisa berubah yang tidak suka fujo get out. - 14/03/19 -18/04/19 @tys_131 2019 More

Prolog
Cast (2)
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 10_ REAL
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Epilog
Special Chapter 1
Special Chapter 2
Special Chapter 3
Special Chapter_
Special Chapter 4
Special Chapter 5
Special Chapter 6

Part 32

11.4K 1K 461
By Tys_131







Duduk diam sambil melihat keluar jendela mobil adalah apa yang sedang Jeno lakukan saat ini. membiarkan sang istri menyetir dan sang anak yang sedang bermain di kursi belakang, Jeno hanya diam tak bersuara. Bahkan saat Jaemin dan Jiwon berbicara dia hanya acuh. Tidak terlalu peduli.

Tidak biasanya Jeno seperti ini, dan Jaemin tau jika mungkin saja Jeno masih ragu untuk kembali pulang. Tapi Jaemin yakin jika inilah waktu yang tepat untuk Jeno kembali.

Masalah bagaimana respon mereka nantinya, itu tidaklah penting. Yang terpenting bagi Jaemin adalah Jeno bisa berkumpul dengan keluarganya.

Tangan Jaemin meraih belakang kepala Jeno, membelainya dengan lembut hingga membuat Jeno menoleh padanya.

"Apa yang kamu pikirkan?"

"Bisakah kita pulang saja Na. Aku tidak siap"

"Ya kita memang akan pulang Jeno, pulang ke tempat asalmu."

Jeno hanya menghela napas, percuma saja mengubah apa yang ada di pikiran Jaemin. dia tidak akan pernah bisa.

Jaemin menghentikan mobilnya, sebelum turun dia menatap Jeno, tangannya menangkup wajah suaminya itu.

"Semua akan baik-baik saja Jeno. aku bersamamu" ucap Jaemin sedikit tersenyum, dan itu juga membuat Jeno tersenyum.

Membuka pintu, Jeno mengambil napas dalam, dia menunggu Jaemin yang mengendong Jiwon. Mengenggam tangan Jaemin, dia mulai masuk. Beberapa penjaga seperti menatap Jeno dengan tidak percaya. Bahkan ada beberapa dari mereka yang diam tak berkedip saat Jeno melewatinya.

"Tuan Muda" seru seorang pelayan

"Apa mereka di rumah?" tanya Jeno pelan

"Mereka ada di ruang tengah. Mari saya antar"

Jaemin memberikan senyum manisnya pada Jeno saat dia meliriknya. Mereka berdua mengikuti salah satu pelayan tadi. Sejenak Jeno melihat sekeliling, masih sama tidak ada yang berbeda. Mungkin hanya ada beberapa berang tambahan yang tersusun disini.

Jeno tidak tau apa yang sedang dia rasakan saat ini, yang jelas saat dia melihat Taeyong dan Mark yang duduk di depan sana dengan Jaehyun dan Haechan membuat dada Jeno begitu sesak. Bahkan pernapasan Jeno tidak stabil saat ini, dia hanya menghembuskan napas lewat mulut. Mengambil udara begitu banyak dan membuangnya kasar.

"Tuan, Nyonya"

Jaehyun dan Taeyong menoleh saat di panggil, begitu melihat siapa yang datang Taeyong membuka mulutnya. Matanya berkaca-kaca melihat siapa yang ada di depannya. Begitu juga dengan Mark.

Jeno tersenyum walaupun masih diam, Jaemin yang seperti sadar keadaan melepas ganggaman tangan Jeno, dia sedikit mundur dari samping Jeno bersama Jiwon di gendongannya

"Jeno"

Jeno memejamkan matanya saat Taeyong berlari dan memeluknya. Sekuat tenaga dia mencoba untuk tidak menangis saat ini juga. Membalas pelukan Taeyong, Jeno menenggelamkan wajahnya di pundak Taeyong.

Mereka berdua hanyut dalam keadaan. Tak ada yang berani menghampiri mereka berdua, bahkan Jaehyun ataupun Mark masih diam melihat bagaimana Taeyong memeluk Jeno.

Jayden yang tadinya ingin berlari kearah Jeno di tahan oleh Haechan. Dan sejujurnya Mark juga sangat ingin mendekati Jeno, tapi di urungkan. Dia memilih menunggu Taeyong.

Jeno merasa lega dan bahagia, tapi ada sisi lain dalam dirinya yang membuat rasa bersalahnya kembali muncul. Hilang begitu saja selama bertahun-tahun dan tidak memberi kabar membuat Jeno merasa menjadi anak yang buruk untuk Taeyong. bahkan setelah apa yang di lakukan Taeyong untuknya dia malah meninggalkan ibunya itu.

"Jeno pulang Ma" lirihnya di samping telinga Taeyong

"Iya, Mama tau kamu akan pulang" balasnya

Taeyong menangis sedari tadi, hanya dia tidak mengeluarkan suara. Airmatanya mengalir begitu saja. Bahkan dia tidak tau bagaimana cara mengungkapkan rasa bahagianya saat ini. dia hanya terus memeluk Jeno dan mengusap anak keduanya itu. Sama sekali tidak ada niatan darinya untuk melepaskan pelukan Jeno.


~~



Mata Taeyong tidak lepas dari Jeno, dia duduk dengan begitu tampan dengan Jaemin di sampingnya. Mereka kini duduk di ruang tengah. Lengkap tanpa terkecuali, ya karena memang ini adalah akhir pekan.

"Jadi dia.." tanya Jaehyun sambil melihat anak kecil yang sedari tadi memajukan bibirnya, dia duduk di pangkuan Jeno tapi tangannya mengenggam tangan Jaemin. kebiasaan Jiwon adalah dia akan diam ketika ada di lingkungan baru. Tapi setelah beberapa saat dia kan terbiasa jika ada yang mengajaknya bermain atau mengobrol

"Dia Jiwon"

Jaemin mengambil Jiwon dari pangkuan Jeno, mendudukkan anaknya itu di antara dirinya dan juga Jeno. Jiwon melihat wajah Jaemin dengan berkaca-kaca tanda jika dia tidak suka di pisahkan dengan Jeno, tapi dengan membelai kepala Jiwon dengan lembut dan tersenyum Jaemin sedikit menunduk.

"Wonie, sapa mereka. Jangan seperti itu, tidak sopan Oke"

Jiwon menoleh pada Jeno, melihat ayahnya tersenyum Jiwon turun dari sofa di bantu Jaemin. dia berdiri tegak di depan Taeyong dan yang lainnya.

Dia menunduk malu-malu, matanya menatap lantai dengan bibir mengerucu kedepan.

"Hai, namaku Jung Jiwon" lirihnya

Membungkuk sedikit, Jaemin dan Jeno saling memandang kagum. Begitu juga dengan Taeyong dan Jaehyun yang gemas dengan tingkah cucu kedua mereka. Bahkan David dan Jayden sedari tadi tidak berkedip melihat kelakuan menggemaskan Jiwon.

Melihat dia jadi pusat perhatian, Jiwon langsung naik kepangkuan Jeno dan menenggelamkan dirinya di balik jaket Jeno. sontak saja semua tertawa dengan tingkahnya.

"Dia sangat berbeda dengan Jeno kecil, jika Jeno kecil suka malu-maluin tapi dia tidak" ucap Mark

"Yak, mana bisa seperti itu" balas Jeno

Mark tersenyum pada Jeno, begitupun dengan Jeno. walaupun mereka tidak berpelukan seperti apa yang dilakukan Taeyong padanya. tapi tatapan mata dari keduanya sudah bisa mewakili semua yang mereka ingin katakan. Jeno juga tau jika Mark mungkin sudah menerimanya, dan Mark juga tau jika Jeno mungkin sudah memaafkannya. Tatapan mereka berdua kini terlihat seperti mereka remaja, tidak ada dendam ataupun amarah.

Melihat itu Taeyong juga bisa bernapas tenang. Lagipula Mark juga sudah kembali seperti dulu. Jadi tidak perlu di takutkan lagi

"Jadi selama ini kalian tinggal dimana?" tanya Jaehyun

"Tentu saja di korea" balas Jeno, dia tersenyum jail saat Jaemin menyenggolnya, "Kami tinggal di pinggir kota. Ya tidak jauh dengan peternakan"

"Kurasa kalian hidup dengan baik disana" sahut Mark

"Ya begitulah" balas Jeno.

"Ku kira kak Jeno tidak akan kembali?" kini David yang bersuara. Dia terlihat sedih saat mengatakan hal itu

"Mana mungkin, Jiwon sangat ingin bertemu dengan Om-nya. Masa aku tidak pulang"

Mendengar kata Om, David menatap Jeno tidak suka. Dan Jeno hanya membalas dengan tawa pelan. Dia sangat-sangat merindukan adiknya itu. Jeno kagum dengan pertumbuhan David, bocah yang belum genap 12 tahun itu kini tumbuh manis dan tampan seperti Taeyong. bahkan David benar-benar seperti Taeyong. tidak ada yang beda dari mereka berdua..

"Ah aku akan menyiapkan makan siang. Jaemin, bisa bantu Mama dengan Haechan?"

Jaemin menoleh pada Jeno, seperti meminta ijin pada suaminya. Dan Jeno hanya membalas dengan anggukan.

"Iya Ma" balas Jaemin








Mereka bertiga meninggalkan 3 jung yang masih duduk santai. David memilih ikut bersama Taeyong, meninggalkan Jayden berdua dengan Jiwon.

Kini Jaehyun bisa mengobrol bebas dengan Jeno dan Mark. Membahas apapun yang memang harus mereka bertiga bahas.

"Kamu hidup dengan baik selama ini?" tanya Jaehyun

"Iya, berkat Daddy yang melatihku aku bisa hidup mandiri dengan apa yang aku miliki"

Hati Jaehyun menghangat mendengar semua itu, "Terimakasih Jeno"

"Untuk?" tanya Jeno ragu

"Karena telah kembali. Terimakasih telah memaafkan kami semua" lanjut Jaehyun

Jeno tidak bisa menutupi rasa bahagianya. Entahlah bagaimana perasaan Jeno saat ini, yang jelas dia merasa sangat lega mendengar semua itu dari Jaehyun.

"Maafkan aku Jeno. aku benar-benar minta maaf dengan semua yang aku lakukan padamu. Aku memang bodoh, aku bahkan tidak menghargaimu sebagai adikku" sambung Mark

"Semua sudah terjadi, bukankan itu sudah berlalu. Waktu juga cepat berlalu, jadi semua itu bagiku juga sudah berlalu. Biarkan itu menjadi kenangan yang tidak perlu kita kenang. Biarkan itu menjadi salah satu hal yang harus kita hindari kedepannya"

Mark dan Jaehyun merasa jika dirinya begitu rendah daripada Jeno. merasa jika Jeno benar-benar orang yang luar biasa.

"Terimakasih telah menjadi anakku.."

"Dan terimakasih telah menjadi adikku"

Jaehyun berkata di ikuti dengan Mark, dan dengan begitu Jeno juga ikut mengatakan hal yang sama

"Iya, dan terimakasih telah menjadi keluargaku, Dad. Kak"











Mereka kini mengobrol hal random, sambil menunggu makan siang siap. Hanya tinggal Mark-Jeno dan anak-anak mereka. Jaehyun yang tadi di panggil Taeyong belum kembali juga.

Mereka masih terus berbicara hingga, pembicaraan mereka terpotong saat interaksi antara Jayden dan Jiwon menarik perhatian mereka.

"Wonnie manis. Kak Jayden suka. Nanti menikah ya sama kak Jayden"

Jeno melonggo mendengarnya. Tatapannya kini fokus ke Jayden dan Jiwon yang duduk berdua dengan Jayden memeluk Jiwon dari samping. Entah kenapa, Jiwon langsung bisa akrab dengan Jayden begitu dia mengajak ngobrol

"Wonnie suka Soi"

"Tidak boleh, Wonnie harus suka dengan Kak Jayden nanti kalau besar Wonnie nikah sama Kak Jayden ya"

Jiwon menatap Jayden sambil mengerucukan bibirnya. Dan tiba-tiba saja Jayden mencium Jiwon begitu saja. Membuat Jeno membolakan mata terkejut.

"Tidak, Wonnie suka Soi"

"Siapa Soi?" tanya Mark

"Dia putrinya Hyunjin" ucap Jaemin yang tiba-tiba duduk di samping Jeno, begitu juga dengan Haechan yang duduk di samping Mark

Jeno cemberut saat Jaemin mengatakan nama itu di depannya. Apalagi Jaemin terlihat begitu semangat menyebutkan nama itu.

Sedangkan Mark kini tersenyum penuh arti saat melihat wajah tidak suka Jeno.

"Ah jadi Jiwon suka Soi anaknya Hyunjin" ucap Mark

"Tidak perlu di perjelas bisa kan" balas Jeno

Mark tertawa begitu juga dengan Haechan,

"Jadi bagaimana Jeno?"

"Bagaimana apanya?" Jeno mengerutkan keningnya pada Mark, bingung dengan apa yang di katakan kakaknya itu.

"Kamu mau anakmu menjadi dominan tapi berbesanan dengan Hyunjin, atau mau anakmu menjadi sub dan berbesanan denganku"

Jeno melonggo lagi, sungguh pertanyaan macam apa itu. Bagaimana bisa anaknya di perebutkan seperti ini. memangnya Jiwon barang.

"Bagaimana bisa seperti itu?"

"Bisa saja, Wonnie manis, Jayden menyukainya. Tapi Wonnie suka Soi. Pilihan ada di tanganmu Jeno. kamu ingin Jiwon jadi sub seperti Jaemin apa dominan sepertimu" sahut Haechan.

"Yak, tentu saja Jiwon dominan. Dia sama sepetiku"

"Jadi bersiaplah berbesanan dengan Hyunjin"

"Tidak mau" sarkas Jeno

"kalau begitu biarkan Jiwon jadi sub bersama Jayden" lanjut Mark

Jeno memilih untuk merebahkan tubuhnya, kepalanya mendadak pening memikirkan masa depan anaknya.

~~



Malam yang dingin tidak membuat Taeyong segera masuk ke dalam rumah. Kini dia berdiri sendirian di balkon samping. Matanya menerawang kedepan sana. melihat bagaimana bintang menghiasi langit malam ini.

"Apa yang Mama lakukan?"

Taeyong tersenyum saat menerima pelukan dari kanan dan kiri tubuhnya. Memejamkan mata saat menerima ciuman di kedua pipinya.

"Kalian belum tidur?" tanya Taeyong samping membelai kepala Jeno dan Mark yang kini bersandar di bahu kanan dan kirinya.

"Mama sendiri kenapa juga belum?" tanya Jeno

Taeyong membalikkan tubuhnya, kini dia berhadapan dengan Mark dan Juga Jeno. kedua tangannya membelai pipi kedua anaknya.

"Kalian sudah dewasa ya" senyum Taeyong melebar, "Kalian berdua sudah memiliki keluarga sendiri. Mama sempat takut jika kalian tidak bisa bersama lagi. Tapi Tuhan masih menyayangi Mama. Dia membuat kalian kembali padaku."

Mark dan Jeno hanya diam, mendengarkan apa yang di katakan Taeyong padanya.

"Mark. Jeno. jangan pernah saling membenci apapun yang terjadi pada kalian. Mulai saat ini berjanjilah jika kalian akan baik-baik saja"

Keduanya mengangguk, dengan kompak mereka mengenggam tangan Taeyong , membawa tangan itu ke dada mereka masing-masing.

"Terimakasih untuk semuanya Ma" ucap Jeno

"Terimakasih telah melahirkan kami" ucap Mark

Taeyong dengan segera memeluk keduanya. Mengelus kepala kedua anaknya dengan sayang.

"Ayo, kita habiskan dua atau tiga hari bersama. Tanpa mereka" ucap Taeyong

Mark-Jeno melepaskan pelukannya, mereka saling menatap satu sama lain.

"Mama sangat ingin kembali ke masa dimana Mark masih SMA dan Jeno masih SMP. Ayo kita ulang waktu itu. Bertiga, kalian berdua dan Mama"

"Ma~" ucap keduanya.

"Biarkan mereka mengurus anak-anak. Ayo bersenang-senang"

Jeno kembali memeluk Taeyong begitu erat. menciumi sisi wajah Taeyong. melihat itu Mark hanya terkekeh pelan. Dia kemudian juga ikut memeluk Taeyong tapi gagal karena Jeno mendorongnya.

"Yak, apa-apaan ini"

"Dia Mamaku bukan Mamamu" ucap Jeno sambil menjulurkan lidahnya.

Mark berdecak sambil tersenyum, "Ma, lihat adikku ini. dia menyebalkan" ucap Mark

"Kakaku juga menyebalkan"

"Tapi aku tampankan?" ucap Mark

"Lebih tampan aku iya kan Ma"

Taeyong hanya tersenyum, membiarkan kedua anaknya bertengkar di depannya. Dia jadi mengingat bagaimana keduanya tidak pernah mau mengalah jika sudah seperti ini. biarkan saja mereka berdebat hingga malam tiba, Taeyong akan dengan senang hati mendengarkan dan melihatnya.











Jeno masuk ke dalam kamarnya. Kakinya perlahan mendekati Jaemin yang sedang duduk di pinggir ranjang dengan Jiwon yang sudah tertidur. Jaemin mengerutkan keninganya saat tiba-tiba Jeno bertulut di depannya.

"Jeno"

Tersenyum Jeno mengambil tangan Jaemin, memengangnya erat dan memberikan kecupan di tangannya.

"Na, mungkin kamu akan bosan mendengarkan ini dariku. Tapi aku tidak akan pernah bosan mengatakan hal ini padamu"

Jeno mendongak, matanya menatap mata Jaemin dalam,

"Terimakasih telah menemaniku selama ini, kamu selalu ada di saat terpuruk dan terbahagiaku. Selalu membuang waktumu hanya untukku. Kamu yang selalu memenuhi hari-hariku. Na, aku sangat-sangat berterimakasih karena kamu bisa menerimaku, menerima semua kekurangan dalam diriku. Kamu juga dengan sabar membimbingku ke arah yang lebih baik. Apapun yang aku lakukan kamu selalu memaafkanku, melapangkan dadamu untukku." Jeno mencium kembali pungung tangan Jaemin.

"Aku tau aku masih banyak kekurangan saat ini. aku masih perlu belajar lagi untuk menjadi suami dan ayah yang baik untuk kalian berdua. Jaemin-ah, terimakasih telah hadir di dalam hidupku. Terimakasih telah mencintaiku setulus hatimu. Terimakasih telah hidup untukku"

Jeno berdiri, membawa Jaemin kedalam pelukannya. menyandarkan di bahu Jaemin.

"Ayo kita bahagia, hanya kamu, aku dan Jiwon. Ayo kita mulai kehidupan baru yang lebih bahagia. Aku tau aku sudah kembali ke keluargaku. Tapi saat ini, detik ini dan detik berikutnya. Keluargaku hanyalah kamu, Jung Jaemin dan Jung Jiwon. Kalian adalah keluarga asliku."

"Jeno"

"Aku mencintaimu Jaemin. aku benar-benar bisa gila jika tanpamu"

Jeno mencium kening Jaemin sekilas. Menangkup wajah manis Jaemin yang sudah mengeluarkan airmata.

"Aku juga mencintaimu Jeno."

Jaemin memeluk Jeno. melepas semua perasaan bahagianya saat ini. Kini apapun yang terjadi mereka telah menjadi satu. Tidak akan ada yang bisa melepas Jaemin dari Jeno dan juga sebaliknya. Memang sejak awal bukankah mereka berdua memang bersama. Mungkin Jaemin bukan yang pertama buat Jeno begitu juga dengan sebaliknya. Tapi baik Jeno maupun Jaemin tetaplah menjadi yang terakhir di hidup mereka.
























Ending

Epilog update besok.













Terimakasih untuk kalian semua yang sudah mengikuti perjalanan keluarga Jung dari New father, My Family dan My Rival is My Brother.

Perjalanan yang begitu panjang, dari mereka masih SMA dan SMP kini mereka menjadi orang tua. Terimakasih telah mendukung ceritaku.

Book ini, book pertamaku tentang Nomin, dan aku bersyukur mendapat respon yang baik dari kalian.

Sekali lagi terimakasih telah mendukungku. Maaf kalau ada kata yang tidak pantas ku ucapkan pada kalian.

Dengan begini, book ini selesai. Semoga kalian bisa puas dengan endingnya.


















Byebye

See u next FF.

Love you all

Salam,

Tyas. ^_^

Continue Reading

You'll Also Like

379K 46.4K 21
{Tahap Revisi} ⚠️Homo - M-preg - Cheating⚠️ Tetap di vote, comment atau saran ya walaupun udah end^^ Keegoisan dari Jung Jaehyun dan Lee Taeyong memb...
747K 91.3K 49
Hartono dan Pangestu merupakan dua keluarga yang bersaing dalam bisnis. Ada sebuah kesalahpahaman besar yang membuat keduanya tak akur. Lalu bagaiman...
88K 10.1K 35
Two billion gone wrong. "Aku sudah mendapatkannya. Ayo bercerai" Read tags before read !! Start: 7/01/22 End: -
1.2K 61 12
"Awalnya aku tidak percaya dengan adanya cinta, tapi ternyata cintaku telah tumbuh sejak kita masih bocah, Tiyyongie" #JAEYONG #FANTASY #HOMO #BXB h...