My Rival is My Brother (End)...

By Tys_131

398K 40.4K 13.3K

Squel My Family, bxb rate bisa berubah yang tidak suka fujo get out. - 14/03/19 -18/04/19 @tys_131 2019 More

Prolog
Cast (2)
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 10_ REAL
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 32
Epilog
Special Chapter 1
Special Chapter 2
Special Chapter 3
Special Chapter_
Special Chapter 4
Special Chapter 5
Special Chapter 6

Part 31

9.7K 937 194
By Tys_131

3 years later







Jaemin sedang menata ulang beberapa foto di rak yang terletak di ruang tengah. Menambah beberapa foto keluarga kecilnya. Bibirnya sedari tadi tersenyum saat melihat dan mengingat beberapa foto dirinya dan Jeno.

"Aku tidak menyangka akan menua bersama orang bodoh ini." lirih Jaemin, seketika matanya menoleh pada sosok anak kecil yang sedang tiduran di depan tv dengan beberapa mainannya.

"Aku juga tidak menyangka memiliki anak dari si bodoh itu"

Mata Jaemin beralih ke jam dinding. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore dan Jeno belum ada tanda-tanda pulang. Padahal dia bilang akan pulang jam setengah 5 tadi jam segini dia belum pulang.

Kesibukan Jaemin setelah anaknya berumur 1 setengah tahun, dia kembali menjadi model. Tetapi bukan dia yang menjadi modelnya, tetapi anak mereka. Awalnya Jeno menolak, tapi entah karena apa Jaemin membuat Jeno luluh.

Sebenarnya Jaemin hanya iseng memposting foto anaknya, tapi beberapa saat kemudian banyak tawaran produk untuk bayi padanya. mau tidak mau Jaemin menerimanya, ya hitung-hitung Jaemin biar tidak merasa bosan saat dirumah.

Senyum Jaemin melebar saat mendengar pintu rumah terbuka. Mengintip siapa yang datang, Jaemin berjalan ke arahnya. Tapi terdiam saat orang itu tidak memanggilnya, melainkan memanggil anaknya.

"Wonie" teriaknya

"Papa~"



( Jiwon )



Yang di panggil menoleh dengan lucu, Jaemin yang melihat interaksi mereka hanya bisa menahan tawa. Terlalu manis untuk di lewatkan.

"Apa yang Wonie lakukan?"

Wonie, atau

Jung Jiwon. Putra pertama Jeno dan Jaemin.

Jeno menunduk saat Jiwon berlari kearahnya. Dengan cepat Jeno menangkap tubuh kecil Jiwon dan membawanya kedalam gendongannya. Menciumi pipi anaknya adalah hobi baru dari Jeno

"Liat kaltun Pa. Lucu" ucap Jiwon sedikit tidak jelas tapi Jeno dapat mengerti dengan baik

"Dimana Mamamu?" tanya Jeno lagi

Jiwon menggelengkan kepala, matanya menatap lucu pada Jeno. mendengar Jeno mencarinya, Jaemin muncul di antara mereka

"Aku disini" ucap Jaemin

Mendekati Jeno, Jaemin mengambil tas dan juga jas Jeno sebelum melepas dasi yang di gunakan Jeno. setelahnya dia memberi kecupan di bibir suaminya itu. Mengabaikan Jiwon yang melihat mereka. Sepertinya bocah itu memang sudah terbiasa dengan apa yang dilakukan orang tuanya

"Wajahmu lelah, apa pekerjaan hari ini melelahkan?"

"Tidak terlalu, aku hanya lelah karena sepanjang hari mendengarkan orang presentasi. Rasanya telingaku hampir tuli" protes Jeno

"Ya sudah, aku akan menyiapkan air hangat untuk kita berendam. Aku juga ingin bercerita banyak padamu."

Jeno mengangguk, membiarkan Jaemin meninggalkannya bersama Jiwon. Saat Jaemin sudah tidak ada, Jeno berjalan kearah sofa, merebahkan tubuhnya disana dengan Jiwon di atasnya.

"Apa yang Wonie lakukan hari ini?"

"Wonie punya teman Pa"

"Benarkah? Siapa namanya?"

"Soi, orangnya cantik" senyum Jiwon,

Jeno ikut tersenyum saat melihat bagaimana Jiwon tersenyum. Bibir kecilnya terangkat hingga membuat gigi kecilnya terlihat.

"Apa dia ikut berfoto bersama Wonie?"

"Hmm"

Berfoto maksud Jeno adalah apa dia ikut menjadi model bersama Jiwon. Ya karena hari ini Jaemin bilang jika Jiwon ada pemotretan untuk merk baju anak.

Tangan Jeno memainkan pipi Jiwon, kadang dia juga mengalus rambut lembut Jiwon. Membayangkan akan hidup bersama dengan Jaemin dan memiliki seorang sangat tidak pernah terfikirkan sebelumnya.

Saat SMA bahkan Jeno sempat mengira jika jodohnya adalah Renjun. Tapi mau bagaimana lagi jika ternyata dia jatuh ke dalam pelukan Jaemin. dan sampai saat ini juga dia hanya mencintai Jaemin, bukan hanya saat ini. tapi untuk kedepannya, dia hanya akan mencintai Jaemin.

"J J, kemari"

Jeno dan Jiwon langsung menolah saat mendengar teriakan Jaemin. dan dengan segera Jeno bangun, berjalan mendekati Jaemin yang kini hanya memakai bathrobe putih miliknya.

Jaemin mengambil Jiwon dari Jeno, mengendongnya ke dalam kamar mandi  mereka.

"Buka bajumu, aku akan membuka baju Jiwon."

Jeno hanya menurut, dia melapas semua bajunya terkecuali celana pendeknya. Dia langsung masuk ke bathup yang sudah berisi air hangat dan sabun yang di siapkan Jaemin.

Rasanya begitu menenangkan saat masuk kedalam air hangat ini. tak lama Jaemin juga masuk bersama dengan Jiwon.

Bathup ini terbilang cukup besar. Jadi Jaemin meletakkan Jiwon di pelampung kecil. Agar dia bisa bebas bergerak dan tidak tenggelam. Melihat Jiwon yang bebas bergerak dan sedikit jauh dari Jaemin, perlahan Jeno mengubah posisinya. Kini dia bersandar pada dada Jaemin.

Jaemin tidak masalah dengan Jeno yang seperti ini, dia tau Jeno mungkin saja lelah. Jadi dia membiarkan Jeno bermanja padanya. lagipula Jiwon juga terlihat sedang asyik bermain sendiri.

"Kamu ingin aku memijitmu?" tanya Jaemin

"Jika tidak membuatmu keberatan"

Perlahan jemari Jaemin memijat pundak hingga kepala Jeno. tapi hanya sebentar, setelahnya dia hanya memeluk Jeno dan meletakkan wajahnya di pundak suaminya itu. Matanya kini melihat kearah Jiwon yang sedang asyik bermain dengan mainannya.

"Ada apa Na?" tanya Jeno saat menyadari raut wajah Jaemin berubah

Dia menoleh kesamping. Mengambil ciuman di bibir Jaemin. memberikan beberapa kecupan di sana

"Bukankah ini sudah terlalu lama"

"Maksudmu?"

Jaemin mengeratkan pelukannya pada Jeno. tangannya mengambil tangan Jeno dan memainkannya.

"Ayo kembali Jeno, sudah hampir 3 tahun lebih kita tidak mengunjungi mereka. Bukankah mereka juga keluargamu. Sepertinya ini waktu yang tepat. Jiwon juga sudah besar, dan kurasa Jayden-David bisa menerima Jiwon nantinya."

Jeno terdiam, matanya menatap bagaimana wajah Jiwon saat ini. dia memang ingin kembali, tapi kadang dia ragu untuk kembali. Dia terlalu nyaman seperti ini dan itu membuatnya tidak ingin beranjak

"Apa sudah waktunya?"

Tangan Jaemin memegang dagu Jeno, memaksanya untuk menoleh padanya. Dengan cepat dia mencium Jeno, memberikan sedikit ketenangan pada Jeno lewat ciumannya.

"Aku tidak ingin memaksamu, aku hanya memberi saran. Itu terserah padamu. Apapun keputusanmu, kami berdua akan mengikutimu"

"Aku hanya takut Na" lirihnya

"Apa yang kamu takutkan?"

Jeno melepas tangan Jaemin yang ada di dagunya, kini dia menunduk. Menyembunyikan rasa gugupnya saat memikirkan keluarganya.

"Aku takut kak Mark masih belum menerimaku"

Jaemin mengerti perasaan Jeno, kali ini dia tidak akan berkata apapun lagi. Memang sepertinya kali ini bukan waktu yang tepat untuk memulai pembicaraan seperti itu.

"Baiklah, Maafkan aku ya" kata Jaemin

"Kamu tidak salah jangan meminta maaf"

Jeno mengubah posisi, kini dia berhadapan dengan Jaemin. matanya menatap mata Jaemin dengan penuh arti, dan Jaemin tau apa arti tatapan Jeno

"Jangan macam-macam Jeno. ada Jiwon disini. Kembali ke posisimu"

Jeno cemberut, kesal karena niatnya ketauan Jaemin. kini dia kembali bersandar di dada Jaemin. tangannya meraih pelampung Jiwon agar lebih dekat dengannya.

"Oh iya Na, Wonie bilang dia punya teman baru?"

"Iya, dia punya teman baru untuk pemotretan baju. Tunggu aku ada fotonya"

Jaemin sedikit berdiri, meraih ponselnya yang tidak jauh dari tempatnya berendam. Matanya berbinar saat melihat bagaimana lucunya Jiwon bersama anak itu

"Jeno lihatlah, dia lucu kan"

( Soi & Jiwon )

Mata Jeno melebar saat melihat anak itu mencium Jiwon. Rasanya Jeno tidak terima jika anaknya di perlakukan seperti itu.

"Siapa dia, berani sekali mencium Jiwonku?"

Jaemin memutar mata malas saat melihat ekspresi cemburu Jeno pada anaknya. Ayolah ini hanya foto untuk produk baju, kenapa juga dia cemburu.

"Namanya Soi, dia umurnya hampir sama dengan Wonie"

"Tapi dia manis dan cantik. Pasti orang tuanya juga manis dan tampan"

Jaemin tersenyum saat mendengar Jeno memuji keluarga Soi. Dia langsung sana menyimpan kembali ponselnya. Lalu memeluk Jeno begitu erat. bahkan dia menciumi pipi Jeno yang sedang bermain bebek karet bersama Jiwon

"Bagaimana kalau Jiwon suka sama Soi?"

"Tidak masalah, jika dia memang baik. Aku tidak akan melarang. Dia juga terlihat menggemaskan untuk ukuran anak. Dia bisa menjadi teman Jiwon" balas Jeno

"Kamu tidak masalah?"

"Tidak Na, asal Wonie ku senang. Aku juga penasaran bagaimana keluarganya. Aku ingin tau seberapa tampan ayahnya hingga bisa membuat anak semenggemaskan itu"

Senyum Jaemin semakin melebar, dia jadi penasaran bagaimana ekspresi Jeno saat tau siapa orang tua Soi sebenarnya.

"Kalau begitu apa boleh aku mengundang orang tua Soi untuk makan malam bersama kita"

"Tentu saja, mungkin Wonie juga akan senang"

"Benar kamu setuju?"

"Iya Jaeminku sayang. memangnya kenapa?"

Jaemin melingkarkan tangannya di leher Jeno, mendekatkan bibirnya ke telinga Jeno

"Kamu tau Sayang, Soi adalah teman baru Jiwon. Dia baru beberapa kali bertemu dengan Jiwon tapi mereka berdua sudah akrab"

"Lalu?" perasaan Jeno mulai tidak enak saat Jaemin mencium telinganya.

"Soi, namanya Hwang Soi. Teman Jung Jiwon. Dia adalah putri dari Hwang Hyunjin. Yang tidak sengaja bertemu dengan putra Jung Jeno. dan istrinya juga tidak sengaja bertemu dengan istri Jung Jeno. jadi bolehkan aku mengundang Hwang Hyunjin kerumah ini, Jenoku sayang"

Jeno membeku. Dia hanya berkedip beberapa kali hingga tiba-tiba saja dia berdiri dan mengambil Jiwon dari bathup itu.

"Jeno mau kemana?" tanya Jaemin saat melihat Jeno membawa Jiwon ke arah watafel.

"Mandi, tiba-tiba aku tidak mood berendam denganmu"

Jaemin tersenyum saat melihat Jeno memandikan Jiwon dan meninggalkannya di bathup sendirian. Rasanya begitu lucu melihat Jeno merajuk seperti itu.

~~


Jeno meletakkan Jiwon di box tempat tidurnya. Dengan perlahan dia menyelimuti anaknya itu. Jeno menoleh saat merasakan pelukan di tubuhnya.

"Masih marah denganku?"

Jeno tidak menjawab, dia menarik Jaemin kearah balkon. Terlalu berbahaya jika mengobrol di samping Jiwon. Bisa-bisa anak itu bangun dan rewel

Jeno duduk di kursi, dengan Jaemin yang duduk di pangkuannya. Tangan Jaemin yang mengalung di leher Jeno membuat wajah mereka sangat dekat

"Tidak Na, aku tidak marah denganmu"

"Tapi kenapa mendiamiku?"

Jeno menggelengkan kepala, "Aku hanya berfikir tentang sesuatu?"

"Apa itu?"

Jeno mengalihkan pandangannya dari Jaemin, mengigit bibir bawahnya, Jaemin bisa merasakan kegugupan dalam diri Jeno.

Perlahan tangan Jaemin menangkup pipi Jeno. membawa bibir Jeno untuk di ciumnya. Merasakan kehangatan dari ciuman Jaemin. Jeno mulai membalasnya, bahkan tangannya kini memeluk Jaemin.

"Katakan padaku Jeno, apa yang membuatmu ragu?" tanya Jaemin di sela ciumannya

Meyudahi ciuman Jaemin, Jeno menyatukan kening mereka. Menarik napas dalam, Jeno mengeluarkan dengan kasar.

"Ayo kembali Na"

Jaemin membolakan matanya, "Kamu yakin?"

Jeno mengangguk, walaupun dia sedikit ragu tapi sepertinya menunda untuk kembali adalah ide yang buruk

"Iya, sepertinya kita memang harus kembali, aku merindukan mereka" lirih Jeno di ujung kalimat

Jaemin tersenyum, perlahan tubuhnya memeluk tubuh Jeno. bahkan Jaemin menciumi sisi kepala Jeno

"Iya, ayo kembali. Ayo kita bertemu dengan mereka. Kita buktikan jika kita baik-baik saja"

"Kamu akan di sampingku kan?"

"Aku selalu berada di sampingmu Jeno. aku selalu disini"

Jeno tersenyum, begitu juga dengan Jaemin. kini Jeno membawa tubuh Jaemin kembali masuk. Merebahkan tubuh istrinya itu untuk berbaring di bawahnya.

"Mama~"

Jeno dan Jaemin menoleh pada Jiwon yang sudah duduk di box tempat tidurnya. Setelahnya mereka saling memandang.

"Anakmu benar-benar menganggu suasana Na" ucap Jeno

"Dia juga anakmu Jeno"

"Ayo buat anak lagi, biar Jiwon ada teman dan tidak menganggu kita,, ackk, sakit Na"

Jeno meringis saat mendapat cubitan di perutnya. Matanya melihat Jaemin yang mengambil Jiwon dan membawa ke ranjang mereka.

"Kita tidur bertiga. Bikin anaknya kapan-kapan" ucap Jaemin tersenyum bersama Jeno yang juga merebahkan tubuhnya. Membuat Jiwon berada di tengah-tengah mereka.


























Tbc














Maafkan aku gaes, ternyata aku tidak sanggup buat ending dengan cara seperti ini. jadi maafkan aku, endingnya masih menunggu Jayden-Jiwon-David bertemu. Jadi mohon bersabar untuk semua itu

Update besok malam lagi ya, hari ini cukup













Happy reading

Maaf jika ada typo

Continue Reading

You'll Also Like

141K 14.5K 34
Jaemin yakin betul bahwa ia hanyalah seorang pemuda biasa.Tetapi mengapa ibunya selalu bersikeras membawanya pergi seolah dia adalah sebuah ancaman b...
75.5K 10.2K 26
Tidak semua orang beruntung. Contohnya gadis itu... . . . FF REMAKE! Picture isn't mine, if it's yours pls let me know🖤 Warning: OOC! so cheesy, so...
649K 79.5K 38
kehidupan sekolah yang tenang tanpa ganguan yang Jaemin rasakan harus berakhir begitu saja saat ia tak sengaja membuat kesalahan kepada sunbaenya yan...
48 By kevvvvveee

Short Story

260K 27.4K 109
48 oneshoot (Lebih ke Ch²)