My Rival is My Brother (End)...

By Tys_131

398K 40.4K 13.3K

Squel My Family, bxb rate bisa berubah yang tidak suka fujo get out. - 14/03/19 -18/04/19 @tys_131 2019 More

Prolog
Cast (2)
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 10_ REAL
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Epilog
Special Chapter 1
Special Chapter 2
Special Chapter 3
Special Chapter_
Special Chapter 4
Special Chapter 5
Special Chapter 6

Part 26

7.6K 880 147
By Tys_131






Tersenyum saat membuka pintu, Jeno langsung masuk ke dalam. Menutup pintu itu dengan pelan dan berjalan ke arah sofa di ujung kamar.

Tanpa banyak bicara dia langsung memeluk orang yang sedari tadi sedang asyik membaca buku. Menyusup ke bahu itu seperti anak kucing.

"Ada apa sayang. tidak biasanya seperti ini?"

Merasa nyaman dengan elusan di kepalanya, Jeno semakin menyusup lebih dalam.

"Hanya ingin saja Ma, memangnya tidak boleh"

"Pasti ada yang ingin kamu katakan. iyakan?"

Tertawa pelan, Jeno masih tetap memeluknya. Rasanya sangat sulit untuk melepas pelukan ini

"Ma"

"Iya"

"Mama pasti merindukan David , kak Mark dan Daddy kan?" tanya Jeno pelan

Taeyong tidak menjawab, dia hanya diam dengan tangan yang masih membelai kepala Jeno. lagipula jikapun dia merindukan mereka, memangnya dia bisa apa. Tidak mungkin dia pergi dari tempat ini. Taeyong bahkan tidak tau rumah Jeno ada di korea sebelah mana. Karena jika dia bertanya tidak ada yang menjelaskan dengan pasti letak rumah ini.

"Nanti sore aku akan membawa Mama pulang. Mama bisa bertemu dengan mereka. Tidak seharusnya aku membawa Mama kesini." Jeno menunduk, menyandarkan keningnya pada bahu Taeyong, "Maafkan Jeno Ma, maaf karena mengurung Mama disini"

"Kamu akan ikut pulang kan, kita pulang bersama?"

"Tidak Ma, tempat Jeno disini, bukan disana. Memang seharusnya dari awal Jeno disini. Sebelum kekacauan ini terjadi"

Bayangan Mark tiba-tiba saja muncul, Jeno merasa buruk saat mengingat kakaknya itu. Merasa bersalah karena dia yang menyebabkan Mark mengidap penyakit seperti itu. Coba saja dariawal dia tidak ada. Mungkin Mark tidak akan terobsesi kekuasaan seperti ini.

"Bagaimana bisa ini tempatmu. Rumahmu bukan disini sayang. kita pulang bersama ya"

Taeyong menangkup wajah Jeno, Jemarinya membelai wajah Jeno yang semakin tampan. Mata Taeyong terlihat sedih berbeda dengan mata Jeno yang terlihat biasa saja

"Rumahku disini Ma, aku memiliki tanggung jawab lain di tempat ini. aku memiliki orang yang seharusnya aku jaga. Bukannya Jeno ingin meninggalkan Mama, hanya saja.." Jeno memberi jeda, kepalanya bersandar pada tangan Taeyong yang ada di wajahnya. "Hanya saja masih ada Daddy, Mama tidak mungkin meninggalkannya, David juga membutuhkan Mama. Dan kak Mark lebih membutuhkan Mama daripada Jeno. Jeno bisa melalui semuanya sendiri Ma, Jeno janji. Jeno tidak akan terluka ataupun membuat Mama kecewa. Walaupun Jeno ada disini, tapi Jeno selalu di hati Mamakan. Jadi Mama tidak perlu khawatir. Semua akan baik-baik saja"

Mata Taeyong basah. Dia sama sekali tidak pernah berfikir jika Jeno-nya akan menjadi seperti ini.

"Tidak Jeno, kamu tidak bisa tinggal disini. Mama tau ini rumahmu. Tapi kamu tidak bisa meninggalkan keluargamu"

"Aku tidak akan meninggalkan keluargaku Ma. Maaf waktu itu membuat Mama kecewa. Tapi Jeno mohon, beri Jeno kehidupan sendiri. Aku janji akan selalu mengunjungi Mama, selalu menyempatkan diri untuk Mama. Tapi untuk kembali tinggal disana. Jeno tidak bisa Ma"

"Apa karena Jaemin?"

"Bukan Ma,"

"Lalu?"

"Untuk anakku"

"Jeno"

"Ma, sebentar lagi Jeno akan menjadi seorang ayah. Aku hanya ingin menjadi ayah yang baik untuk anakku. Aku hanya ingin nanti anakku bangga padaku karena aku bisa membimbing Jaemin untuk lebih baik. Hanya itu saja Ma"

Menghela napas dalam, Taeyong tidak bisa berkata apa-apa. Rasanya terlalu sulit untuk menerima semua yang dikatakan Jeno padanya.

"Maafkan Jeno, Ma. Jeno hanya tidak ingin membuat kak Mark semakin tertekan dengan kehadiran Jeno kembali" batinnya

"Kamu janji akan selalu mengunjungi Mama kan?"

"Iya, Jeno janji."

"Berjanjilah untuk menjadi yang terbaik"

"Pasti Ma"








Membiarkan Taeyong sedikit beberes, Jeno kembali ke kamarnya. Saat membuka pintu, Jeno mematung melihat bagaimana bentuk dari kamarnya.

Bantal di lantai, seprai ada di pojok kamar, selimut ada di sofa. Belum lagi beberapa laci terbuka. Dan yang membuat Jeno terdiam adalah Jaemin yang ada di ruang ganti sedang mengacak-acak baju.

"Na, apa yang kamu lakukan?"

"Jeno~"

Mendengar suara Jeno, Jaemin langsung berlari kearahnya. Memeluk Jeno sambil memasang wajah sedih.

"Ada apa? Kenapa membuat kamar berantakan?"

"Cincinku hilang" Jaemin mengerucukan bibirnya, "Bagaimana ini?"

"Cincin?"

Mengangguk, Jaemin sedikit mendongak. "Iya cincin darimu"

"Aku tadi melihatnya di meja makan, dan ini. aku membawanya untukmu" balas Jeno sambil memberikan cincin pada Jaemin

"Ah iya, aku tadi melepasnya saat makan"

Jaemin langsung mengambil cincin itu, memakainya di jari manis dan tersenyum pada Jeno

"Terimakasih"

"Sama-sama, sekarang suruh orang membereskan kekacauan ini. jangan bereskan sendiri, aku tidak ingin kamu kelelahan"

Jeno mencium kening Jaemin sebelum berlalu meninggalkannya di depan pintu

"Jeno mau kemana?"

"Mau mandi"

"Ikut" Jeno hanya tersenyum saat Jaemin berlari kecil padanya.

~~


Sesuai dengan apa yang di katakan Jeno, sore ini dia mengatar Taeyong pulang ke kediaman Jung. Niat awal hanya dia yang akan mengantarnya, tapi karena Jaemin yang tidak ingin di tinggalkan terpaksa dia juga mengajak Yeeun dan Jaemin. jika hanya mengajak Jaemin, Jeno takut Jaemin akan bosan.

Duduk malas di samping kemudi, Jeno hanya menatap jalanan dengan malas. Membiarkan Jaemin yang menyertir. Dari pada banyak bicara tapi salah, bukankah lebih baik dia diam saja.

Perjalanan baru memakan waktu 15 menit, tetapi Jaemin menepikan mobilnya.

"Ada apa?"

"Aku lelah Jeno" cemberut Jaemin

"Ya sudah, tukar posisi"

Jaemin turun, begitu juga dengan Jeno. berjalan ke sisi yang berlawanan kini posisi Jeno ada di kursi kemudi dan Jaemin ada di sebelahnya. Di belakang ada Yeeun dan Taeyong yang duduk dengan tenang.




Mobil Jeno memasuki kediaman Jung ketika matahari sudah hilang. Tidak seperti biasa dimana Jeno langsung memarkirkan mobil di garasi samping. Kali ini dia hanya memarkirkan mobilnya asal.

Jeno ragu untuk turun, matanya melihat jika mobil Mark dan Jaehyun sudah ada dirumah. Berarti mereka jelas sudah ada dirumah.

Yeeun dan Taeyong keluar lebih dulu. Tetapi Jeno masih diam tak bergerak. Matanya terlihat bergetar.

"Kenapa?"

"Na~"

Mengerti situasi Jeno, Jaemin memengang tangan Jeno yang masih ada di atas stir mobil. Jemarinya mengelus punggung tangan Jeno dengan lembut.

"Tidak perlu khawatir. Kita masuk, memastikan Mama selamat setelah itu kita pergi. Aku selalu disampingmu"

Merasa lebih baik, Jeno membawa tangan Jaemin untuk di ciumnya. "Terimakasih"

"Apapun untukmu Jeno"

Jeno dan Jaemin berjalan di belakang Taeyong dan Yeeun. Mengenggam tangan Jaemin, Jeno berjalan dengan malas

"Mama~"

Senyum Jeno terukir saat melihat David berlari kearah Taeyong. memeluknya dengan sangat erat.

Mata Jeno tidak sengaja bertemu dengan Jaehyun yang juga sedang menatapnya. Tapi dengan cepat Jeno memutus kontak mata itu, tapi sialnya saat Jeno mengalihkan pandangannya dia langsung bertatap dengan Mark.

Sial,

Seharusnya Jeno hanya menunduk tadi.

Jeno hanya diam, tidak mengatakan apapun. Dia hanya melihat bagaimana Mark dan David melepas rindu pada Taeyong. sejenak Jeno jadi merasa bersalah karena membuat mereka berdua berpisah dengan Taeyong.

Tapi mau bagaimana lagi, dijuga menginginkan Taeyong. bukankah dia juga anaknya.

Jeno ingin berbicara, tapi tidak jadi karena Taeyong sudah berbicara terlebih dahulu

"Kalian makan malam disini ya. Mama mohon"

Jeno ingin menolak, tapi melihat Jaemin menggelengkan kepala. Dia jadi meng-iyakan ucapan Taeyong.

Sambil menunggu makan malam siap Jeno duduk di sofa bersama yang lain. Rasa canggung begitu terasa disini. Apalagi setelah kejadian terakhir antara Mark dan Jeno, juga bagaimana sikap Jeno pada Jaehyun.

Rasanya Jeno ingin menghilang saat ini juga. Yang berbicara hanya Taeyong dengan Haechan, kadang Mark juga ikut menambahi. Dan Jaehyun yang sedari hanya diam saja. Sepertinya Jaehyun sedang mengawasi interaksi Jeno-Mark yang sedari tadi tidak terjadi.

"Mama terlihat sehat, pasti Jeno merawat Mama dengan baik" ucap Haechan

"Ya begitulah, kamu terlihat kurus? Apa Mark membuatmu bekerja keras?" tanya Taeyong pada Haehcan, dan pertanyaan Taeyong itu sukses membuat Mark maupun Haechan saling memandang sekilas

"Tidak Ma, aku hanya terlalu fokus ke Jayden jadi lupa pada diri sendiri" balas Haechan

Mengabaikan obrolan mereka, Mark kadang melirik ke arah Jeno. Sebenarnya Jeno tau jika Mark meliriknya, tapi mana dia mau untuk melihat Mark. Jadi dia hanya diam, mendengarkan apa yang Haechan dan Taeyong katakan.

Drrtt..drrtt.

Ponsel Jeno bergetar, dan sialnya ponsel itu Jeno letakkan di atas meja. Menyadari siapa yang menghubunginya, mata Jeno langsung menatap Mark yang ternyata melihat ponselnya.

Mata Mark beralih, kini dia menatap Jeno dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan. Menelan ludah kasar, Jeno meraih ponselnya. Namun gagal karena Mark lebih dulu mengambilnya. Membawa ponsel itu jauh dari mereka.

"Sial" lirih Jeno

Semua orang kini melihat kearah Jeno, "Ada apa sayang?" tanya Taeyong

Tanpa menjawab, Jeno memilih untuk mengikuti Mark. Rasanya dia ingin mengutuk dirinya sendiri karena kecerobohannya.

"Kak" panggil Jeno

Menoleh, Mark langsung melempar ponsel Jeno kepadanya. Dan dengan sigap Jeno menangkapnya.

"Kamu menyelidikiku?"

Menggelengkan kepala, Jeno menatap lembut pada Mark. "Bukan seperti itu kak, aku hanya.."

"Hanya apa? Jelas-jelas dokter Heechul menghubungimu. Kalau kamu tidak menyelidikiku kamu tidak akan kenal dengan dia"

"Maafkan aku" lirih Jeno

"Jadi, kamu tau seperti apa diriku saat ini?" tanya Mark, Jeno mengangguk. Matanya menatap ke arah lain. "Kamu merasa jijik padaku. Kamu tau seperti apa aku ini? apa kamu akan meninggalkanku. Tidak menganggapku lagi kakakmu?"

"Bukan seperti itu kak, aku membawa Mama kesini karena aku tau kondisimu."

"Aku tidak butuh belas kasihanmu Jeno. kenapa kamu memandangku bergitu rendah. Aku masih bisa melakukan semuanya. Aku tidak gila" mark mulai tersulut emosi.

"Aku tidak mengangapmu gila Kak. Itu bukan hal yang seperti itu. "

"Lalu apa? Semua orang pasti akan menganggap seperti itu. Jangan munafik Jeno, kamu juga berfikiran seperti itu kan"

"Sama sekali tidak kak, aku tidak pernah berfikir seperti itu"

Mark bungkam, tidak tau harus berkata apa. Hingga sesuatu muncul di pikirannya.

"Apa yang dokter itu katakan padamu. Katakan padaku Jeno?"

"Dia tidak mengatakan apa-apa kak"

"Jangan bohong" Mark mendekat, tangannya meraih kerah kemerja Jeno

"Kak, jangan seperti ini ku mohon"

Mendorong kasar tubuh Jeno, Mark melewatinya begitu saja. Tapi dengan cepat Jeno menahannya.

"Kak, aku akan memberikan semuanya padamu. Tapi ku mohon hentikan obsesimu. Aku tidak ingin kamu hancur"

Memejamkan mata, Mark mencoba menahan amarahnya. Dalam hati Mark menyalahkan dokter Heechul yang dengan bodohnya memberitau dirinya pada Jeno.

"Kita bisa melakukan pengobatan, kita bisa melakukan terapi"

Mark membuka matanya, tidak menyangka jika Jeno; adiknya menganggap dia gila. Dia sama sekali tidak gila, dia hanya tidak bisa mengontrol apa yang dia inginkan.

"Kak.."

Prank

"Diam Jeno"

Jeno mendesah, merasakan nyeri pada kepalanya. Tangannya reflek melepas genggamannya pada tangan Mark. Menyentuh kepalanya, dia merasa jika sesuatu menetes melewati lehernya.

"J-Jeno"

Mark mundur, menyadari apa yang dia lakukan pada Jeno. Mata Mark membola saat melihat cairan merah keluar dari kepala samping Jeno.

"Sial" desis Jeno

Mata Jeno kini melihat kearah vas bunga yang sudah hancur di bawahnya. Sebelum dia melihat kearah Mark, dia melihat darah di tangannya

"Kak, ku mohon dengarkan apa yang ku katakan sekali ini saja"

Mata Mark tidak bisa lepas dari leher Jeno yang kini tertutup oleh darah. tangannya bergetar, hatinya terasa hancur saat ini. dia baru saja menyakiti adiknya. dan ini pertama kalinya Mark melukai Jeno.

"Gara-gara dia aku menyakitmu. Gara-gara dia aku membuatmu terluka. Kakak macam apa aku ini"

"Tidak seperti ini kak, ini hanya luka kecil. Ku mohon tenangkan dirimu"

"Tidak Jeno, ini kesalahannya. Jika saja dia tidak banyak bicara padamu aku tidak akan marah denganmu dan melukaimu."

Mark berbalik, berjalan menjauh dari Jeno. Jeno masih meringis dengan luka di kepalanya. Tapi jika dia membiarkan Mark pergi, maka dia akan membiarkan kakaknya melakukan hal gila lainnya. Jadi dengan menahan rasa sakit dia mengikuti Mark

"Mark, mau kemana?" tanya Taeyong.

Tidak menjawab, Mark terus berjalan keluar rumah. Dan itu jelas membuat Taeyong dan Jaehyun merasakan hal aneh.

"Jeno" teriak Jaehyun

Taeyong yang terkejut dengan apa yang terjadi pada Jeno langsung berdiri. Begitu juga dengan yang lain.

"Apa yang terjadi?" tanya Taeyong

"Aishh" ucap Jeno, matanya menghindari tatapan dari semua orang. Sepertinya dia salah jalan, seharusnya tadi dia mengikuti Mark dari samping sehingga tidak melewati beberapa orang ini.

"Jeno~"

Jeno menghela napas saat Jaemin mendekatinya. membiarkan tangan Jaemin meraba lukanya.

"Semua akan baik-baik saja. Tetap disini bersama Yeeun. Aku pergi sebentar, setelah itu kita pulang" ucap Jeno lembut,

"Jangan pergi kumohon, kita pulang saja. Ayo" mata Jaemin sudah basah

"Hanya sebentar Na, tidak lama. Aku janji setelah ini kita pulang. Jangan menangis"

Jaemin tetap menggelengkan kepalanya. Rasanya begitu berat melihat Jeno akan pergi meninggalkannya.

"Jangan pergi Ku mohon"

"Maaf Na, tapi aku harus pergi"

Jeno membelai wajah Jaemin sebelum berlari mengikuti Mark keluar rumah

"Jaemin apa yang terjadi?" tanya Taeyong

Jaemin menggelengkan kepala, Jeno pergi begitu saja darinya. Dan itu membuat Jaemin tidak suka. Ingin berbalik untuk melihat Jeno tapi gagal, Jaemin oleng. Perutnya mendadak merasakan nyeri.

"Jaemin"

Yeeun berlari kearah Jaemin, mencoba menahan tubuh Jaemin agar tidak terjatuh.








Jeno mengemudi dengan kecepatan penuh, begitu juga dengan Mark yang ada di depannya. Tujuan Mark hanya satu. Pergi kerumah sakit dan bertemu dengan dokter Heechul, meminta pertanggung jawaban atas apa yang dia katakan pada Jeno.

Tangan Jeno meraih tissu yang ada di kursi samping. Mengambil beberapa lembar dia mencoba untuk membuat pendarahan di kepalanya berhenti. Ya walaupun nyatanya sia-sia, dia yakin jika luka sobek pada kepala tidaklah kecil.

Membuka kaca mobil, Jeno mencoba berteriak untuk menghentikan Mark. Tapi kaca Mobil Mark yang tertutup membuat Jeno mengurungkan diri.

Keduanya tidak memperhatikan lalu lintas, mereka terlalu buta dengan pikiran mereka masing-masing.

"Kak, kumohon jangan melakukan hal aneh" ucap Jeno

Jeno masih sibuk dengan luka di kepalanya. Tapi matanya tidak lepas dari mobil Mark yang ada di depannya.

Mereka mulai masuk kedalam jalan besar. Mengabaikan klakson dari mobil lain, Mark terus mengemudi dengan liar.

Bahkan dia dengan cepat bisa melewati beberapa mobil pengangkut besar yang menghalangi jalannya. Berbeda dengan jeno yang sedikit kesusahan karena menyetir dengan satu tangan

Pandangan Mark kosong, pikirannya kini di penuhi dengan bagaimana Jeno terluka karenanya. Tiba-tiba saja pandangan Mark tertutup oleh cahaya, menyipitkan mata dia sadar jika ada truk besar didepan. Membanting stir ke kiri, tapi sepertinya itu hal yang salah.

Menghindari truk yang akan menabraknya dari depan, kini Mark malah menabrak mobil Jeno. mendorong mobil Jeno ke samping hingga ada mobil lain yang menghantam mobil Jeno dari arah lain.

Tapi bukannya berhenti, mobil Mark yang mendorong mobil Jeno sedikit terseret oleh truk tadi. Sedangkan Jeno yang memang tidak dalam kondisi baik, dia tidak bisa menghindar. Hingga mobilnya berhenti karena di apit mobil Mark dan mobil lain, sedangkan mobil Mark tertabrak truk yang hampir menabraknya dari depan.

~~


Jaemin duduk di samping Yeeun, matanya menatap kosong pada lantai di bawahnya. Begitu juga dengan Taeyong, dia hanya diam memeluk Jaehyun disampingya. Haechan yang kini diam juga merasakan hal yang sama seperti Taeyong dan Jaemin

Napas mereka seperti tidak bisa keluar dengan sempurna. Mata mereka kadang menatap pada ruang putig di depan mereka.

Ini hampir 5 jam mereka duduk berdiam diri. Tak ada yang berbicara ataupun bergerak. Semuanya hanya diam.

Hingga pintu terbuka, semuanya langsung berdiri.

"Bagaimana keadaan mereka Dok?" adalah suara Jaehyun

"Satu di antara mereka bisa melewati masa kritis. Operasi berjalan dengan lancar, tapi.."

Taeyong memengang dadanya. Tiba-tiba saja dia merasakan sesak yang hampir membunuhnya.

"Apa Dok?"

"Kami kekurangan stok darah. satu pasien benar-benar kehilangan banyak darah. belum lagi luka di tubuhnya. Aku tidak tau cara menjelaskannya bagaimana tapi, hantaman di dadanya membuat beberapa tulang rusuknya patah dan itu mengakibatkan luka dalam yang cukup parah. "

"Bagaimana dengan yang satu?"

"Dia bisa melewati masa kritis. Tapi aku tidak tau kapan dia akan sadar. Benturan di kepalanya sangat keras. Kami khawatir terjadi sesuatu dengan ..."

"Jadi bagaimana kondisi mereka" Jaehyun berteriak, ucapan dokter benar-benar membuatnya bingung.

"Satu pasien dalam kondisi stabil walaupun dia belum sadarkan diri, dan untuk satu pasien lagi kita membutuhkan donor darah agar dia bisa melewati masa kritis untuk malam ini."

"Bagaimana jika dia tidak bisa melewati masa kritis malam ini?"

Jaehyun dan Taeyong menoleh, menatap Jaemin yang tiba-tiba berbicara.

"Kita berdoa dia bisa melewatinya. Kami tidak ingin hal buruk terjadi"

Pintu kembali terbuka, Taeyong memejamkan mata saat satu dari keduanya keluar ruangan. Dia tidak ingin melihat siapa yang bisa melewati masa sulit malam ini. terlalu menyakitkan jika dia tau siapa yang bertahan dan siapa yang berjuang didalam sana.

Keduanya adalah anaknya. Mana mungkin Taeyong bisa melihat jika mereka terluka.





















Tbc


















Happy reading

Maaf jika ada typo

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 10.9K 26
'aku melepas Virgin untuk sahabatku'
77.8K 11.7K 7
Mermaid; A Jaeyong Fanfiction by shaphireavox Terdampar di pulau Fiji hanya seorang diri menjadikan Jaehyun kebingungan setengah mati. Yang ia tahu...
352K 22.2K 35
Kehidupannya yang awalnya tenang berubah, semua berubah sejak kedatangannya "Dia Papa mu, Ken!" Bugh! Bugh! Bugh! "KENNIRO!!"