Lady in Red (21+)

By NathanHendrata

69.3K 2.2K 263

"Cinta itu buta dan tuli. Jika dia tidak buta dan tuli maka itu bukan cinta, melainkan logika." "Apakah kau... More

1. Who Is It
2. I Wanna Take Forever Tonight
3. I Wanna Sex You Up
4. Breakdown
5. Unbreak My Heart
6. I Wanna Dance With Somebody
7. Be Mine
9. Fake Love
10. Complicated
11. We Like to Party!
12. One Night
13. Monster
14. Bad Romance
15. Chatty Chatty Mouth
16. Grind Me Down
17. Basket Case
18. Rock The Boat
Find Me There

8. Red Light Special

3.2K 108 8
By NathanHendrata

Red Light Special
- T.L.C. -
||

Vince merunduk ke Feiying yang tergolek pasrah, mulutnya memenjarakan puting kiri sang gadis, sedangkan tangan lain meremas bongkah padat Feiying, mengakibatkan si lugu melenguh lirih.

Suara manja Feiying kian membakar libido Vince. Meski ia menganggap Feiying hanyalah sarana balas dendam, namun ia tak keberatan menaruh nafsunya pada gadis itu. Tak ada yang rugi.

Sebutlah Vince lelaki brengsek. Ruby lah yang membuat dia kembali menjadi brengsek. Dia yang sudah mentobatkan diri dari segala berbau playboy, kini kembali dalam kubangan tersebut.

Feiying menggeliat geli ketika putingnya dijajah lidah beringas Vince. "Viinhh... ernghh..."

Pemuda di atas itu kian bersemangat. Bara libido terus dipompa. Guliran lidah kian liar ke area bawah dan bercokol di pusat peka Feiying. Gadis itu kian gelisah geliatkan tubuh. Dua tangan tanpa sadar meremas-remas seprei sekenanya sembari kedua paha dilebarkan di luar kesadaran.

Pelan-pelan, Vince susupkan satu jari ke dalam liang intim Feiying. Gadis itu pun terlonjak hingga setengah duduk.

"Vin, jangan!"

Tuan muda lekas kembali ke utara sana untuk menenangkan mangsanya. "Percaya padaku, itu agar kau nanti tidak terlalu kaget bila benda sejatiku masuk."

Feiying merona akan kata-kata Vince. Benda sejati masuk. Otaknya langsung memproses maknanya. "Sakit kah? Kata teman-temanku... sakit."

"Mungkin sakit sedikit dan sebentar pada awalnya, tapi selanjutnya kau akan merasa enak sekali. Makanya aku masukkan jariku agar lubangmu tidak terlalu kaget. Oke, sayank?" bujuk Vince, yang agaknya berhasil, karena Feiying kembali rebah.

Tanpa membuang waktu, Vince melanjutkan aksi. Lidah binal menggoda klitoris Feiying, sedangkan satu jari masuk dan mengaduk pelan.

Kian lama setelah yakin Feiying mulai terstimulasi, jari lain masuk juga. Ia aduk pelan karena hanya ingin agar lubang bisa lebih elastis, sekaligus berharap menemukan jackpot di dalam.

"Angh!"

Nah! Rupanya upaya Vince berhasil. Feiying mengejang sambil memekik ketika jari Vince menekan sebuah area di dalam vagina. Ingin kepastian, Vince tekan dan usap titik tadi. Respon Feiying kian kuat. Pria itu pun yakin dia telah menemukan jackpot yang dicari.

Jari Vince terus mendera spot tadi meski Feiying merintih erotis sembari tubuh menggeliat gelisah. Vince tak peduli. Kocokan kian ganas di area tersebut.

"A-AARGHH!" jerit Feiying tanpa sanggup meredam suaranya. Sesuatu menyembur dari vaginanya. Gadis itu mendadak panik, mengira dia kencing di kasur. "V-Vin! Maaf! Ma-ARRGHH!"

Pekikan Feiying makin keras ketika Vince tiba-tiba sudah melesakkan batang perkasanya ke vagina sang gadis.

"Sakiiitt! Vinnhh, sakiitt!" Air mata meleleh karena memang terasa sangat menyakitkan di bawah sana.

"Memang harus dimasukkan ketika kau orgasme, sayank. Kalau tidak akan jauh lebih sakit lagi. Tahan, yah sayank," dusta Vince. Jelas itu hanya omong kosong. Padahal dia sengaja agar dia merasa nikmat saat penisnya terhujam secara kilat begitu.

Vince masih berbaik hati tidak langsung bergerak usai menenggelamkan penis. Ia ciumi wajah basah Feiying. Bibir pun ditautkan agar si gadis rileks. Payudara kembali digoda, puting dipilin.

Feiying terbuai, ia mengganti isakan dengan desah lenguh. Kesempatan itu dimanfaatkan Vince untuk menggerakkan pinggulnya agar penis mulai memompa di liang hangat Feiying.

Meski terasa nyeri, Feiying bertahan sesuai kemauan Vince. Dia juga yang ingin dimiliki Vin malam ini. Maka, tak perlu bertingkah bodoh dengan terus menangis seperti gadis tolol. Feiying berusaha mengontrol sugesti. Otaknya dipacu untuk merasa nyaman dan nikmat.

Dibantu sentuhan-sentuhan piawai Vince pada area lain, Feiying lama-kelamaan berhasil melupakan rasa perih di bawah.

Dorongan yang bergantian dengan tarikan di vagina Feiying kian lama mulai menghasilkan efek nikmat sekaligus candu pada si lugu. Ia telah puluhan kali keluarkan erangan manja sembari kalungkan dua lengan ke leher Vince, sembari pria itu melomoti payudaranya.

"Enak, kan sayank?" tanya Vince usai menyusu pada Feiying.

Malu-malu, Feiying mengangguk.

"Aku percepat sedikit, yah!" Vince bersiap.

"Enghh... aku... aku ikut apa kamu saja, Vin."

Puas akan jawaban Feiying, Vince tersenyum. Menit berikutnya, penis kian menghentak kencang liang intim Feiying, menghantam ke titik jackpot si gadis yang sudah tak lugu lagi.

Feiying merintih, memohon. Matanya terpejam meski erangan tak berkesudahan muncul terus dari mulutnya. "Viinh! Viinnhh! Aarrghh! Viinnhh! Rasanya! Rasanya!"

"Keluarkan, sayank! Keluarkan!" deram Vince sembari terus memompa cepat sang vagina. Ia pun sudah mulai di ambang limit.

Feiying menggeleng. Ia teringat insiden mengompol tadi. "Jangaannhh! Maluuhh! Aku... aku tak mau... ngompol! Aanghh!"

Vince paham sekarang. Feiying tak tau itu bukan mengompol melainkan orgasme. "Gadis bodoh, aku justru suka kau semburkan air seperti tadi... orrghh! Ini, terlalu nikmat, Fei! Kumohon, keluarkan airmu!"

"Nanti sepreimu bau!"

"Aku justru suka kau basahi sepreiku, Fei! Ayooo!" Ia terus menghajar jackpot tanpa ampun, tanpa jeda.

Terlena akan ucapan Vince, Feiying pun mulai konsentrasi pada rasa nikmat yang kian berkumpul di pusat intimnya. Ia cengkeraman erat pundak Vince sebelum akhirnya menyerah dan semburkan air yang dipinta sang pria, membanjiri penis.

Bunyi-bunyi kecipak erotis terdengar jelas. Vince kian giatkan hentakannya, dan semenit usai Feiying menyerah, ia juga hamburkan cairan spesialnya banyak-banyak ke liang Feiying.

Keduanya sama-sama terdiam tanpa merubah posisi. Saling tatap, saling terengah, mengatur napas.

Vince tundukkan wajah dan kecup kening basah Feiying. "Kau menakjubkan, sayank. Ummchh!"

Feiying tersipu-sipu senang. Dipuji pria pujaan, siapa yang tak girang?

Gadis itu meringis saat Vince mencabut perlahan batangnya. Ia melirik ke bawah, ada bercak darah di paha dalam, dan juga di penis Vince yang mulai mengendur. 'Darah perawanku.'

"Kita tidur, yuk." Vince bergulir menempati sisi samping Feiying.

"Aku... aku ingin bilas dulu. Rasanya aneh dan lengket."

"Oke. Jangan lama-lama, yah, karena aku tak mau menahan rindu," gombal Vince.

Feiying tersenyum lembut. Lalu bangkit menuju kamar mandi. Ia menjerit tertahan ketika vaginanya terkena air. Namun ia tetap bersihkan area itu dengan sabun, lalu kembali ke tempat tidur, bergabung dengan Vince yang lebih dulu lelap.

-0-0-0-0-

"Erngghh..." Feiying mulai terjaga. Rasanya ada yang aneh di bawah sana. Mencoba buka mata, ia pun dikagetkan karena Vince sudah bercokol di selatan sana melomoti klitorisnya secara intens. "V-Vinh!"

Vince hanya terkekeh tanpa melepaskan lomotannya. Menatap nakal ke Feiying, ia berikan kerlingan.

Feiying melenguh. Godaan Vince terlalu hebat. Dalam waktu sekejap saja gadis itu sudah terlena dan kembali biarkan Vin menusuk vaginanya.

Tak lama desah keduanya berpacu di ruangan hangat itu.

Tubuh Feiying bergetar ketika Vince memacu cepat penisnya. Sang pria berhenti sebentar, membiarkan Feiying mengatur nafas.

Setelahnya, Vince mengganti posisi menjadi doggy-style. Ia cengkeram erat pinggul Feiying sembari berikan hentakan-hentakan tegas, mengakibatkan tubuh Feiying terayun-ayun.

Erang pendek-pendek Feiying ditingkahi pacu penis Vince yang berlaga beringas.

Tak puas begitu saja, Vince tarik dua tangan Feiying ke belakang hingga si gadis tegak lurus sejajar dengan Vince.

"Vinhh! Viinh! Haah! Hagh! Agh!" Feiying berusaha mencari wajah tampan orang terkasih. Vince merespon dengan memeluk dari belakang dan satukan bibir mereka meski hentakan tidak disudahi.

Saat badan Feiying bergetar kembali, Vince berhenti sejenak. Dia masih belum klimaks. Sedangkan Feiying sudah berkali-kali. Tak heran gadis itu terlihat lemas.

Vince biarkan Feiying rebah miring di ranjang dengan peluh membanjir. Remot pendingin ruangan diraih Vince dan dinyalakan agar lebih sejuk mengimbangi bara permainan mereka.

Setelahnya, Vince ikut rebah miring di belakang Feiying, dan buka kaki teratas si gadis agar dia bisa lesakkan kembali penisnya ke lobang intim Feiying, kemudian memacu lagi sembari meremas payudara di depan sana.

"Hagh! Agh! Vinh! Vinh!"

"Enak, kan? Sayank! Fei! Feifei! Orgh! Ini sangat enak, sayank!"

"Enakh! Enakgh! Aangh! Vinh! Aku... akuuhh..."

Vince berasumsi Feiying akan menyembur lagi. Maka ia pun percepat laju sodokan penisnya. Feiying menjerit-jerit tertahan, merintih, dan akhirnya melolong panjang sebelum tubuhnya kembali kejang kecil akibat orgasme.

Vince hentikan aksinya sekejap. Ia cabut penis dan telentangkan Feiying. Menekuk dua lutut sang gadis, Vince berlutut posisikan diri. Penis masih arogan menantang gravitasi, siap ditenggelamkan kembali.

"A-aanghh..." lenguh Feiying saat penis besar Vince mengisi lubangnya hingga terasa sesak.

Tuan muda tidak membuang waktu. Dia tahan dua lutut Feiying yang membuka lebar seraya penisnya menghentak cepat.

Keduanya sama-sama berpacu dalam erangan, bersahutan. Kedua kaki Feiying pun diletakkan di bahu Vin agar pria itu bisa merunduk mendekap erat mangsanya agar tidak lepas dari jerat maut.

Hentakan kian cepat dan tegas hingga pantat Feiying agak terangkat. Feiying merintih keras, tak peduli apakah suaranya akan terdengar dari luar. Otaknya penuh akan Vince dan Vince saja, sama seperti liang vaginanya yang penuh terisi penis Tuan Muda Hong.

"Vinh! Aaaaghh!" Feiying melenguh panjang.

"Horgh! Orghh! Iya! Iya, sayank! Ayo keluar sama-sama!"

Feiying menggeleng berulang-ulang sambil peluk erat tubuh atletis Vince. "Aaaaaaakgghhh! Akuh! Akuh tak tahannnn... Viiinnhhh!"

Gadis itu mulai bergetar kejang-kejang sembari merintih keras.

Vince puas melihatnya, dan ia juga sudah akan mencapai limitnya. "Haargh! Feeiii! Oorghh! Hooghh! O-oorggkhh!"

Sang pria muda pun menyemburkan peluru cair nan hangat memenuhi liang Feiying. Lantas, keduanya saling diam berpelukan dan terengah-engah bermandi peluh.

Selang sekian menit, Vince lepaskan dekapan dan cabut penisnya. Ia kecup kening Feiying. "Kau pasti lapar. Ayo kita makan?"

Feiying mengangguk. "Tapi mandi dulu. Ini sudah pagi kah?" Mata indah Feiying mencari-cari jam.

Pria tampan di atasnya tergelak. "Ini sudah siang, Fei. Lihat, sudah jam sebelas lebih." Ia menunjuk ke arah jam dinding.

Gadis itu terpekik kaget. "Ya ampun, sudah siang sekali! Aduh, memalukan aku malah bangun siang! Maaf..." Ia malu. Bangun siang bukanlah kebiasaan dia.

"Tenang saja, gadis bodoh." Vince menggusak lembut poni Feiying, lalu kecup pipinya. "Ayo kita mandi."

Feiying patuh dan turun dari ranjang, ikut Vince ke kamar mandi.

Ternyata, di kamar mandi, Vince masih menagih jatah untuk kepuasan penisnya.

Feiying tak bisa menolak. Ia pasrah dipepet ke tembok dingin kamar mandi sembari satu kaki diangkat dan ditahan pada satu siku Vince sambil menerima sodokan penis sang pria.

"Agh! Hagh! Aghh!" Tubuh Feiying berayun, kian lama kian kencang. Ia sampai harus berpegangan ke bahu Vince agar tidak limbung dikarenakan kuatnya hentakan Vince.

Tak berselang lama, keduanya berhenti bergerak karena klimaks.

Setelah itu, mereka pun mandi dan mencuci rambut karena kusut dan lepek gara-gara permainan panas mereka semenjak malam hingga siang ini.

Vince menganjurkan Feiying agar mengeringkan rambut menggunakan hairdryer agar cepat sebelum mereka turun ke ruang makan. Pasti sudah ada makanan di meja karena ini sudah jam makan siang.

Untung saja koper Feiying sudah diambil dari hotel tadi malam. Gadis itu tidak kerepotan mengenai baju ganti.

Vince kerutkan dahi. Pakaian Feiying baginya tampak... suram. Tapi dia diam saja. "Ayo kita keluar sekarang." Ia gandeng tangan Feiying menuju lantai bawah ke ruang makan.

Tuan muda Hong menampakkan ketampanannya dengan busana semi kasual meski ada blazer dari beludru. Namun itu tampak elegan pada Vince yang memang pantas berpakaian apapun.

Baru saja mereka sampai di ambang ruang makan, terdengar pekik kaget Ruby. "Kenapa ada Ying'er?!"

Feiying meremas genggaman Vince, jelas terlihat gentar. "Tante..."

"Jangan bilang semalam kau--" Ruby tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Ia menatap kecewa ke ponakannya dan tatapan sinis pada Vince.

"Xuehua, sudah, jangan memulai perdebatan, apalagi di meja makan." Sang suami meremas lembut tangan Ruby.

"Ayo sayank, kita maka di luar saja. Di sini ada yang hobi marah-marah seolah dia tak punya dosa." Vince langsung cekal tangan Feiying dan keduanya berlalu dari ruangan itu.

Ruby bagai tersodok ulu hatinya mendengar sindiran Vince. Ia langsung berpikir bagaimana jika suaminya menanya Vince maksud kalimat sindiran tadi?

Tuan Hong memandang istrinya. "Mau sampai kapan kalian seperti itu? Lama-lama aku pusing, Xuehua. Cobalah untuk lebih santai menanggapi mereka. Namanya juga anak muda. Kau juga pernah muda, ya kan?"

Ruby menunduk. "A-ahh, iya, maaf. Aku... aku hanya terlalu protektif ke Ying'er."

Benetton menepuk-nepuk punggung tangan istrinya di atas meja. "Ya sudah, panggil mereka. Semoga belum sempat masuk mobil. Aku ingin punya keluarga yang harmonis di sisa hidupku."

Ruby patuh dan setengah berlari mengejar Vince serta Feiying. "Kalian! Wei, kalian, Vin, Ying'er!" panggil Ruby ketika melihat dua muda-mudi itu akan mencapai pintu ruang depan.

Keduanya sontak berhenti dan menoleh sambil memutar badan.

"Tante..." Feiying takut-takut balas pandangan Ruby.

Tangan Feiying pun diraih Ruby. "Ayo, makan bersama kami saja. Jangan makan di luar. Maaf, Tante tadi saking kagetnya. Habisnya, kau tidak cerita dulu, sih kalau menginap."

Tanpa perdulikan Vince, Ruby gamit lengan Feiying sambil membimbing ke ruang makan. Vince hela napas tak percaya. Begitu cepat mantan kekasihnya berubah sikap.

-0-0-0-0-0-

~BERSAMBUNG~

Yuk di-vote!
Thx yg udh setia ma nih ero-fic gw 😘😘😘

=[[ Nathan Ryuu ]]=

Continue Reading

You'll Also Like

4.8M 179K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
2.5M 276K 48
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
280K 17.8K 44
Masalah besar menimpa Helena, ia yang sangat membenci bodyguard Ayahnya bernama Jason malah tak sengaja tidur dengan duda empat puluh empat tahun itu...
2.1M 190K 30
Mati dalam penyesalan mendalam membuat Eva seorang Istri dan juga Ibu yang sudah memiliki 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa mendapatkan kesempa...