Adoring You (Rian Ardianto)

De ssylph

5.2K 272 28

Story compilation about Rian Ardianto x Readers! Mostly one shots ;) As usual, requests are welcome! And plea... Mai multe

The Struggles
Things You Need to Know About Loving Mas Rian (Part 1)
Things You Need to Know About Loving Mas Rian (Part 2)
10 Pertanyaan (1/2)
10 Pertanyaan (2/2)
Memulai Kembali
~NOTE~
Perasaan

Bayangan

383 22 4
De ssylph


(Photo credit to @heavenattack96 / @rianardianto_fans ig)


Kuteriakkan lagi seruan "In-do-ne-sia" di dalam Axiata Arena yang dipenuhi penonton. Banyak diantara pendukung pasangan ganda putra Jepang, Inoue/Kaneko, kini berbalik mendukung Kevin/Markus dengan berseru bersamaku.

Interval game kedua berlangsung saat kedudukan 11-9 untuk Minions saat handphoneku bergetar.

Mas Rian💞: Aku tunggu di pintu masuk pemain ya.

"Eh bentar ya" ujarku pada kedua temanku yang ikut menemaniku ke Kuala Lumpur sebelum aku beranjak pergi.

Nonton Mas Rian di pertandingannya memang agak sulit kalau di Indonesia, karena mayoritas pendukung Mas Rian kan dari negeri sendiri, walau banyak juga di sini yang setia mendukung/menonton FajRi. Tetapi mumpung sekalian aku lagi libur, dan kebetulan ada rejeki lebih, aku putuskan untuk ke Kuala Lumpur. Ceritanya sih untuk jalan-jalan sekalian ikut mendukung dan menyemangati pacar sendiri. 

Untuk kalian yang gak liat Mas Rian di story nya Fajar pas makan duren, itu karena lagi aku ajak jalan-jalan ke Ampang huehehe :p

Kulihat Mas Rian sudah berdiri di belakang signboard 'OFFICIAL ONLY BEYOND THIS POINT', wajahnya tertekuk serius memandangi layar hp, sebelum mendongak dan tersenyum, "Hai"

"Hai!" sapaku riang

"Maaf ya aku baru selesai latihan dikit nih barusan, belum bisa keluar lagi. Ini colong-colong kesempatan"

"Loh ya nggak apa-apa dong! Kan aku udah bilang, kamu serius main aja, aku nggak apa-apa, ada temen-temenku juga kan" ujarku menenangkan.

Ia tersenyum, "Iya sih. Tapi yaa..."

"Apa?"

"Pengen juga ditemenin"

"Ditemenin? Kan aku tiap hari kalau kamu tanding juga nonton"

"Iyaa... maksudnya aku lagi pengen ditemenin sekarang"

Aku tertawa, "Ini aku temeniiin Mas Rian", pasti ada sesuatu di pikirannya. Sudah jadi kebiasaan Rian Ardianto memang untuk memendam semua pikirannya sendiri, butuh waktu cukup lama buatku untuk mengerti bahwa cara Mas Rian menenangkan dirinya tidak lewat ekspresi wajah atau ungkapan verbal, tetapi hanya ditemani dan dibuat lupa.

"Masuk aja yuk?" ia mengajakku masuk ke dalam area atlit.

"Emang boleh?"

"Kan sama aku"

Tanpa basa-basi ia menarik tanganku, membuatku berjalan di belakang mengikutinya. Kita masuk ke area cukup besar yang dibuat khusus untuk atlit berlatih atau pemanasan sebelum mulai bertanding di dalam hall. 

Mas Rian berhenti di depan tasnya yang tergeletak di lantai, kemudian duduk di bawah. Ku posisikan diriku duduk di sebelah kirinya, "Si A'a kemana?"

"Cari angin katanya" jawabnya acuh, tatapan matanya bergerak mengikuti pasangan ganda campuran yang sedang berlatih tak jauh dari tempat kita duduk.

"Aku gak enak loh Mas ninggalin temen aku nonton lama-lama" 

Rian terdiam, ia tidak menjawab. Mungkin ia tau ini salah satu maksudku untuk memintanya bercerita.

"Makan di mana tadi?" tanyanya.

"Bukit Bintang"

"Makan apa?"

"Makanan jepang sih"

"Enak?"

"Lumayan. Mirip-mirip lah sama Sushi Tei"

"Uang buat jajan masih ada?"

"Mas, ih" aku melototinya, dan ia tertawa. Ia tau kalau aku nggak suka dia menanyakan masalah uang padaku. Aku tau memang pendapatan Mas Rian tidak sedikit kalau ia sedang aktif bertanding, tapi aku juga tau, sebagai pacar, hanya pacar, aku tidak punya hak untuk mendapatkan hasil keringatnya.

"Abis kamu hobinya makan mekdi terus mekdi terus." ia menyenggol lenganku dengan badannya, "Awas gendut"

"Ih kan salah kamu juga! Setiap kali abis jalan sama kamu nih, udah nonton, udah makan malem juga, tapi kamu masih belum mau balikin aku pulang, kan aku jadi bingung mau ke mana lagi. Yaudah mekdi aja, ya gak?"

Ia tertawa, lalu ia menoleh menatapku dalam-dalam kemudian senyumannya hilang saat ia menghela napas, "Tau nggak, nanti kalau aku menang malam ini, aku bakal ketemu sama Kevin di perempat final"

Ah.... ternyata ini...

"Loh kalau mereka kalah?" 

Ia menjawabku dengan menaikkan kedua alisnya, seakan berkata 'mereka tidak akan kalah'.

Aku menghela napas, "Aku tau kamu kenapa" ujarku

"Mas Riaannn" aku meletakkan tanganku di bahunya bermaksud menenangkan, "Aku udah jauh-jauh terbang ke sini, bayar tiket pesawat sendiri dan jajan pake uang tabungan sendiri bukan untuk liat kamu sedih-sedih ya!"

Ia terkikih kecil, menarik tanganku dalam genggamannya

"Mungkin kamu masih terbayang-bayang head to head kamu yang kurang bagus, tapi bukan berarti nggak bisa menang kan? Kamu pikirin aja dulu pertandingan hari ini lawan Taiwan ya. Fokus! Okay?"

"Okay"

"You are your own enemy, Mas. Semakin kamu pikirin, kamu bakal merasa semakin minder. Kamu harus main untuk menangin turnamen ini, Malaysia Open, bukan untuk nunjukkin kalau kamu bisa ngalahin Kevin dan Koh Marcus."

"Tapi aku selalu buat kesalahan," ia menundukkan kepalanya, "Aku yang di poin-poin akhir suka blunder, suka error, suka-"

"Aku bangga banget sama kamu, tau nggak?" 

"Kok?"

"Kamu selalu introspeksi dan mengakui kesalahan, kalau aku suka gengsi. Mungkin karena itu kita cocok!"

"Hahahahaha bisa aja" ia kembali tertawa, kerutan di dahinya sudah berpindah ke sisi kedua matanya saat ia tertawa

"Hehe jangan dipikirin ya! Fokus. Aku tau kamu bisa, dan kamu tau kalau kamu bisa."

"I love you"

"Apa?!!! HAHAHAH"

Kita saling tertawa terbahak saat... "WOY JOM BUKANNYA ISTIRAHAT LU MALAH PACARAN"

"Apaan sih lo, Jar"

Fajar berjalan mendekat sambil mencoba membuka tutup botol minumnya, "Duh enak ya kalau punya pacar ditemenin kalau tandingnya deket"

"Makanya cari pacar" ujarku

"Cariin dong"

"Iya nanti aku buat sayembara"

Aku menoleh ke Mas Rian yang sekarang terlihat lebih lega. Sudah cukup lama juga aku meninggalkan teman-temanku, dan saatnya aku balik lagi nonton pertandingan, membiarkan Fajar-Rian berlatih untuk pertandingan selanjutnya.

"Yah, kok balik?" tanya Fajar lagi, "Oh iya, nanti teriakkin kita yang keras ya biar dinotice netizen" ujarnya sambil tersenyum lebar

Aku menatapnya heran, "Biar apa sih emang dinotice netizen?"

"Biar masuk vlog nya Kenas, masa pacar resmi kalah sama yang di Jogja?" ujar Fajar asal, ia melingkarkan tangannya di bahu Mas Rian yang langsung ditepis.

"Gila lo Jar, sampe ngambek awas lu"

Aku tertawa, walau sedikit kesal, tapi Fajar memang suka bercanda <3

---

---

---

Sebelum Fajar dan Rian bersiap keluar dari lapangan, aku sudah mengajak teman-temanku untuk keluar dari Main Hall Axiata Arena dan menunggu mereka di dekat Ruang Tunggu Atlit. Tak lama dua sosok itu berjalan ke arah kami diikuti beberapa official yang mengawal, beberapa fans menghampiri untuk menyampaikan ucapan selamat dan berfoto dibalas mereka dengan lambaian tangan dan senyuman.

Fajar juga melambaikan tangannya padaku sambil berujar "Sampe ketemu besok"

Tetapi Rian berhenti tepat di depanku, "Aku harus langsung ke hotel"

"Iya, gak apa-apa. Istirahat ya."

Ia mengangguk-angguk, melambaikan tangan kemudian berjalan pergi. Aku masih terpaku di tempat yang sama, sebelum aku melihatnya berhenti dan berbalik, kemudian berujar kecil, "Doain aku ya"

Selalu, Mas. 

Aku mengangguk dengan semangat dan tersenyum, Mas Rian kembali berjalan dan hilang dibalik bayangan.

Continuă lectura

O să-ți placă și

1.3M 57K 103
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC
601K 18.2K 75
Hiraeth - A homesickness for a home to which you cannot return, a home which maybe never was; the nostalgia, the yearning, the grief for the lost pla...
555K 8.5K 85
A text story set place in the golden trio era! You are the it girl of Slytherin, the glue holding your deranged friend group together, the girl no...
453K 30.9K 46
♮Idol au ♮"I don't think I can do it." "Of course you can, I believe in you. Don't worry, okay? I'll be right here backstage fo...