Memulai Kembali

596 32 2
                                    


Mataku masih melekat di layar HP, memandangi wallpaper baru hasil jepret Mba Wid di Hongkong Open belum lama ini. Mas Rian yang tumben-tumbennya mau tersenyum lebar di foto, bukan Mas Rian gak pernah senyum, tapi tau sendiri kan selama ini kalau direkam-rekam untuk masuk instastory, dianya buang muka atau tutupin muka?

10:53 PM 

Rian💓: Udah tidur beluum?

Aku tersenyum kegirangan saat membaca message dari Mas Rian. Sebenarnya kita sudah berpacaran hampir 2 tahun, tapi mungkin karena jadwalnya yang padat jadi kebanyakan pacaran dihabiskan lewat telepon atau chat. Makanya waktu Mas Rian untuk ketemu langsung denganku sangat berharga banget, dan kalau lagi long-distance seperti ini, yaa.... kangen :( mau ketemu tapi jauh, mau peluk tapi gak bisa.

Me: Beluum! Kamu belum tidur?

Rian💓: Belum mau tidur kan?

Me: Belum, kenapa?

Rian💓 is calling

"Halo?" 

Sebuah desahan kecil terlepas dari mulutku, ini pasti karena aku hampir gila merindu!

"Loh?" Mas Rian tertawa, "Kamu kenapa?"

"Aku kangen" 

Ia tertawa lagi, "Aku juga hehe"

"Gimana hari ini? Tadi aku liat di instagram si A'a kok kamu disuruh jalan-jalan gitu?"

"Iya nih. Emang tadi udah jadwalnya kita mau latihan, terus harusnya dianter sama entah panitia atau LO gitu, tapi mereka nggak tau kita latihannya dimana"

"Terus jalan tuh karena gak disediain mobil atau bus gitu?"

"Habis katanya deket"

"Kok gitu sih panitianya? Apa emang dari tahun lalu kayak gitu? Terus gak pada protes?"

"Ya pada protes, Fajar apa lagi"

"Terus kamu?"

"Ya enggak"

"Ih kok enggak?"

"Kan sama aja, aku diwakilin aja sama yang lain. Daripada harus capek-capek, mending aku simpen tenaga protesnya buat nanti protes wasit aja kalau perlu"

"Ya ampun... ajarin aku sabar dong Mas Rian"

"Hahaha apa sih kamu"

Mungkin Mas Rian tidak melihat aku (masih) tersenyum sendiri di balik telepon. Aku bukan ingin membanggakan pacar sendiri, tapi sumpah, kesabaran Mas Rian ini bisa diacungi jempol. Gimana nggak? Waktu di Eropa kemarin, Fajar sakit dan mereka harus mengundurkan diri. Ranking terancam turun, kesempatan BWF world tour terancam juga. Tapi aku tidak mendengar sekalipun Mas Rian berkeluh kesah, "Jalanin aja, mungkin memang sudah diatur kayak gini sama Allah" katanya waktu itu.

Atau waktu di semi final kemarin, Mas Rian dibilang banyak melakukan error jadi banyak poin masuk untuk lawan. Gak sedikit yang kasih komentar-komentar kasar di instagram Mas Rian atau di tempat lain. Rasanya mau aku balas satu-satu komentar macam itu, mereka gak tau aja kerja keras Fajar-Rian gimana untuk mengejar ketinggalan kemarin. Oh ya, waktu aku protes panjang lebar di telepon ke Mas Rian, tau gak dia jawabnya apa? "Ya nggak apa-apa. Mereka itu kan sebenernya dukung aku sama Fajar, cuman terlalu kecewa aja. Jadi sebenernya maksud komentarnya baik"

"(y/n)*..." Mas Rian memanggil, sudah beberapa detik aku terdiam

"Ya?"

"Kalau aku sampe Jakarta lagi, peluk ya?"

APA?! Gak salah denger kan?!

"Apa?!"

Ia tertawa, lalu menghela napas, lalu tertawa lagi, "Hehe"

"KAMU GAK MINTA JUGA AKU PASTI PELUK!" jawabku dengan semangat

"(y/n)" ia memanggil namaku lagi

"Ya? Kalau cium juga gak apa-apa asal gak diliat orang banyak"

"Hehehe bukan itu"

"Yahh" aku memprotes kecewa, "Terus apa? Kirain itu"

"Aku capek..."

"Yaudah tidur gih"

"Bukan itu..."

"Oohh..." aku menarik napas panjang, "Mas"

"Ya?"

"Semangat ya. Aku gak bisa ada di posisi kamu, tapi mungkin aku sedikit bisa bayangin gimana capeknya kamu latihan, sehari dua kali, belum nanti kamu ikut turnamen harus sesuaiin lagi sama jam tempat kamu main. Pasti capek... 

Tapi kamu jangan nyerah ya? Mungkin rasanya kayak mulai lagi dari nol kemarin ini, tapi kita semua pasti ada buat kamu Mas. Kamu udah tau kok yang dukung kamu gak sedikit, gak cuma aku, Ibu atau Mbak. Kita siap semangatin kamu! Aku rela deh membagi kamu dengan istri-istri Masjom di twitter kalau emang itu yang bikin kamu semangat."

"Hahahaha kamu ada-ada aja deh! Iyaa... aku gak jadi capek"

"Mas"

"Ya?"

"Aku sayang kamu loh"

"Iya aku juga"

"Juga apa?"

"Iya juga"

"Ih apa sih!"

"Ada Fajar nih baru masuk kamar"

Aku terkikih kecil, "Jadi kamu malu nih ngakuin kalau kamu sayang aku di depan A' Fajar?" tanyaku dengan nada mengancam ngambek

Rian mendesah, ia tau aku akan tetap memaksa, "Aku sayang kamu" 

Terdengar tawa Fajar menggelegar di belakang, "HAHAHAHAHA JOOOM JOM! HAI (Y/N) AKU JUGA SAYANG KAMUU"

"Apa sih lu Jaar! Udah sana-sana jangan gangguin gua pacaran!"





Adoring You (Rian Ardianto)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz