Things You Need to Know About Loving Mas Rian (Part 1)

755 40 4
                                    

Well, berhubung sekarang Mas Rian pasti sudah tidur, karena sekarang sudah jam 1:22 AM waktu Jakarta. Aku mau share sedikit tentang beberapa hal yang perlu kalian tau tentang cerita 'cinta'ku dengan "Masjom"

1. Harus banyak sabar karena Mas Rian sangat perasa, maksudnya Mas Rian punya perasaan yang sensitif

Mas Rian mungkin dari luar kelihatannya kalem-kalem aja, pembawaannya tenang, terus apa tuh yang sekarang lagi suka dibilang, adem kayak ubin masjid ya? Tapi percayalah, Mas Rian cukup emosional, bukan tempramental - walaupun bisa aja, tapi emosional. Emosional disini maksudnya juga penyayang dan pencemburu hihi tapi sayangnya.... Mas Rian terlalu gengsi untuk nunjukkin langsung ke aku sebagai pacar. Contohnya seperti ini:

"Mas, aku mau ke Starbucks yaa sama sepupu-sepupu aku, sama temen-temennya juga"

Aku menunggu beberapa detik sebelum Mas Rian menjawab lagi di telepon, "Ooh, kamu udah kenal temen-temennya?"

"Udah sih, pernah dikenalin waktu itu"

"Oh. emang siapa aja?"

Aku menjawab dengan menyebutkan nama sepupuku dan dua nama teman sepupuku, laki-laki memang. "... boleh kan?"

"Ya.... kan aku udah bilang, aku gak mau ngelarang-ngelarang kok. jadi kalau mau pergi ya pergi aja"

"Beneran nih?"

"Iya. Have fun ya"

Aku berani sumpah waktu itu aku sudah berniat izin sama Mas Rian, bukan niat lagi malah, tapi beneran sudah izin. Tapi Mas Rian bilang, kalau dia memang tidak mau melarang-larang aku, menurut dia sebagai pacar dia hanya bisa menganjurkan aja, tapi belum bisa melarang. Sampai akhirnya aku memang nongkrong di Starbucks bersama dengan dua sepupuku dan teman-temannya.

Lalu akhirnya, dari jam 5-10 malam, Mas Rian gak kasih kabar. Chat nggak dibalas, aku memang tidak telfon waktu itu karena nggak enak sama sepupuku. Sampai akhirnya jam 10.37 malam, Mas Rian telfon lagi yang mana untungnya aku sudah kembali berada di rumah.

"Mas?"

"hmm"

"Kok daritadi gak bales chat aku?" tanyaku heran

"Iya" jawabnya singkat

"Kok iya? Emang daritadi dimanaa?"

"Di asrama"

"Oh. Ngapain aja Mas daritadi?"

"Gak tau deh"

Aku menghela napas, mencoba menangkan diri untuk gak protes ke Mas Rian yang sekarang sudah ketauan ngambeknya. Jadi Mas Rian ngambek, tapi dia yang telfon, tapi dia yang jawabnya singkat-singkat. Maksudnya gimana sih nih?

"Ih masa gak tau? Pasti main game yaa?" tanyaku lagi walau dalam hati sudah gak karuan rasanya mau ikut marah

"Nggak"

"Udah makan Mas?"

"Udah"

"Makan apa tadi?"

"Starbucks" jelas Mas Rian menyindir

"Astaghfirullah-" aku kembali menarik napas dalam, mencoba menenangkan pikiranku

"Kenapa?" sekarang giliran Mas Rian yang bertanya, dalam nadanya ada penekanan

"Gak apa-apa Mas"

"Kok jadi kamu yang istighfar?" tanyanya lagi masih dengan tekanan nada yang sama

"Loh memang harusnya Mas Rian?"

"Iya"

"Kenapa?"

Mas Rian gak menjawab, akhirnya aku berujar lagi "Mas udah laah..."

"Udah lah apa? Maksudnya ini mau udahan aja?"

"Loh? Kok Mas Rian ngomong gitu sih?"

"Habis kamu ndak mau sama salah satu dari temen-temen sepupumu itu aja?"

Urat nadiku hampir putus. "Apa sih Mas Rian?! Mas cemburu?"

"Nggak"

"Mas... kan aku udah minta izin tadi sama Mas Rian. Mas Rian bilang nggak mau larang-larang aku, tapi sekarang setelah aku pergi Mas kok ngambek?" protesku

"Ya ya ya ya"

Sudah tak terhitung berapa kali aku harus mengambil napas panjang menghadapi Mas Riang yang lagi ngambek ini. "Mas, aku ini sayangnya sama kamu lho"

"... Iya iya"

"Mas, jangan iya-iya aja"

"Iya....." kali ini nadanya sudah lebih tenang, "Maaf ya..."

"Maaf kenapa?"

"Ya.... karena aku gak kayak temen-temenmu itu yang udah sukses"

"Mas ngomong apa sih? Udah lah mas, gak usah dibahas lagi ya... Aku sayang sama Mas Rian kok. Mas Rian gak usah cemburu lagi ya, Mas Rian tenang aja"

"Huhh..." Mas Rian menghela napas, "Aku ini lebay ya? Maaf ya..."

"Ih.. nggak usah minta maaf Mas.. aku juga suka cemburu sama fans-fans mu"

"hehe" kali ini ia terkikih kecil, "Udah di rumah toh?"

"Udah Mas, udah siap tidur"

"Yo wis, tidur gih. Aku juga mau tidur"

"Oke. Goodnight Mas"

"Goodnight"

Aku menghela napas ke seribu setelah mematikan telfon dari Mas Rian. Sebelum tidur aku menyempatkan diri untuk buka timeline twitter. Kemudian aku baru menyadari sesuatu, selama tadi aku pergi, yang Mas Rian gak bales chat itu, dia ternyata aktif ngetweet.

 Kemudian aku baru menyadari sesuatu, selama tadi aku pergi, yang Mas Rian gak bales chat itu, dia ternyata aktif ngetweet

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Begitu lah cerita dibalik tweet yang sekarang hitz banget itu.

Jadi, setelah aku beberapa tahun pacaran sama Mas Rian, akhirnya aku bisa menyimpukan kalau Mas Rian itu.... hatinya lembut, banyak hal yang sebenarnya sepele tapi bisa bikin dia sedih.

Mas Rian dulu itu gampang sekali merasa insecure dan jadi gak pede sendiri, untungnya bukan di dalam lapangan sih. Tapi sebagai pacar, aku memang harus ekstra sabar menghadapi Mas Rian yang lagi insecure seperti tadi. Untungnya belakangan ini sudah tidak lagi sih, karena Mas Rian memang jadi semakin dewasa dan ngemong .

Oh ya, kadang Mas Rian bisa se-sweet itu untuk membahagiakan pacarnya, walau kadang juga Mas Rian harus pergi jauh karena turnamen-turnamennya tapi dia masih bisa menunjukkan kasih sayang. Gimana ya jelasinnya? Sebenarnya aku juga bingung karena caranya mungkin kurang bisa dipahami sama orang lain hahaha. Mungkin bisa jadi topik ceritaku lain kali.








       

🏸🏸🏸🏸🏸

Author's Note:

Hehe. Jadi ceritanya, di cerita ini Reader (sebagai pacarnya Rian) lagi cerita flashback. Aneh gak sih konsepnya? Let me know what you think!

Adoring You (Rian Ardianto)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora