My Rival is My Brother (End)...

By Tys_131

398K 40.4K 13.3K

Squel My Family, bxb rate bisa berubah yang tidak suka fujo get out. - 14/03/19 -18/04/19 @tys_131 2019 More

Prolog
Cast (2)
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10_ REAL
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Epilog
Special Chapter 1
Special Chapter 2
Special Chapter 3
Special Chapter_
Special Chapter 4
Special Chapter 5
Special Chapter 6

Part 10

7.3K 879 288
By Tys_131








Jeno menghembuskan napas lega saat keluar dari ruang interogasi. Kemeja coklat yang tadi dia gunakan sudah berubah menjadi sedikit gelap karena noda darah yang hampir mememuhi semua pakaiannya.

"Bereskan yang di dalam" ucap Jeno pada bawahannya.

Jeno memang tidak pernah membunuh tahanannya, dia hanya menyiksa dan membiarkan mati dengan sendirinya. Atau jika tidak cepat mati, Jeno akan menyuruh anak buahnya untuk membereskan.

Jeno hanya membunuh orang-orang yang menurutnya pantas untuk di bunuh. Orang-orang yang menganggu hidupnya.

Jeno berjalan ke lantai atas, keluar dari ruang bawah tanah ia pergi keruangannya. Setidaknya dia harus membersihkan tubuhnya sebelum keluar dari markas ini. tidak mungkin kan dia keluar dengan banyak darah di tubuhnya.

Masuk kedalam ruangan, Jeno mengambil beberapa baju sebelum pergi ke kamar mandi. Menyegarkan tubuh dan juga pikirannya.




Disisi lain, kini Jaemin sedang menyetir dengan tidak aturan. Beberapa lampu merah dia terobos, bahkan dia tidak melihat jika sedari tadi dia hampir membunuh banyak orang. Tujuan Jaemin hanyalah pergi ke Jeno saat ini.

Mengigit bibir bawahnya, Jaemin menahan tangis. Jeno yang tidak bisa di hubungi berarti dia sedang melakukan tugasnya, dan Jaemin tau apa yang di lakukan Jeno jika seperti itu, tanpa pikir panjang dia pergi ke markas Jeno.

Jaemin memberhentikan mobilnya dengan cara menabrakannya pada mobil lain. Jaemin tidak peduli itu mobil siapa yang jelas dia harus segera menemui Jeno.

Membuka pintu asal Jaemin mengabaikan beberapa bawahan Jeno. Berjalan tergesa kedalam gedung ini.

"Dimana Jeno?" tanya Jaemin saat berpapasan dengan Yeeun di lobi

"Boss, sepertinya sedang ada di ruangannya"

Tanpa menunggu lama, Jaemin pergi kesana. Sedikit menaiki tangga Jaemin mencoba membuka pintu ruangan Jeno yang sialnya terkunci.

"Jeno" lirih Jaemin

Tangannya mengedor pintu itu, tangisannya pecah. Jaemin merosot dipintu menunggu Jeno membuka dan menemukannya.

Tangan Jaemin memukul-mukul dadanya. Mengurangi rasa sesak yang dia rasakan. Lama menunggu, Jeno tak kunjung membuka pintu; Pikiran lain tiba-tiba muncul di otak Jaemin. perlahan dia berdiri dari duduknya, kembali menuruni tangga kini Jaemin berjalan ke ruang bawah tanah.

"Jaemin kamu mau kemana?" teriak Yeeun saat dia melihat Jaemin

Jaemin hanya diam, matanya melihat kearah lantai. Airmata terus mengalir mengingat apa yang terjadi padanya. Mengingat semua itu membuat Jaemin merasa jijik pada dirinya sendiri.

Kali ini mungkin Jeno akan kecewa lagi dengannya.

Membuka pintu Jemin memasuki ruang interograsi Jeno. Matanya melihat beberapa alat di sana. ruangan ini kedap suara, Jaemin tidak bisa mendengarkan suara dari luar begitu juga orang luar yang tidak akan mendengar apapun jika Jaemin berteriak.

Berlutut di tengah ruangan kini Jaemin menangis dengan keras. Mengeluarkan semua yang dia rasakan.








Yeeun yang tadi mengikuti Jaemin kini berlari keruangan Jeno saat pintu ruang interogasi di kunci oleh Jaemin. Dengan cepat dia mengedor pintu ruangan Jeno, Yeeun tidak peduli jika nanti Jeno marah yang pasti dia tidak ingin jika sesuatu terjadi pada Jaemin

"Boss, buka pintunya" teriak Yeeun. Bahkan beberapa bawahan Jeno melihat aneh pada Yeeun saat.

Tak menyerah Yeeun tetap berteriak dan menggedor pintu. Membuat kerubutan untuk membuat Jeno keluar.

"Boss, Jung Jeno" teriak Yeeun

Saat ingin mengedor kembali Yeeun tertegun ketika Jeno membuka pintu, wajahnya jelas terlihat sangat tidak suka. Belum lagi tatapan Jeno yang sangat mengintimidasi. Yeeun berjalan mundur saat Jeno berdiri tegak di depannya.

"Jangan berteriak padaku" ucap Jeno dengan begitu keras

"M-maaf boss, itu. Jaemin di ruang bawah tanah"

Mendengar nama Jaemin, Jeno membolakan matanya; menyingkirkan Yeeun dari hadapannya dan berlari ke ruang bawah tanah.

Sampai di sana Jeno kembali terlihat kesal saat mencoba membuka pintu tapi di kunci.

"Sial, percuma aku berteriak. Jaemin tidak akan mendengar"

Memijit pelipisnya Jeno mencoba untuk berfikir, "Yeeun. Suruh orang buka ruangan ini cepat" teriak Jeno

"Na, ku mohon jangan melakukan hal yang aneh" monolog Jeno

Tak lama beberapa orang mulai datang dan mencoba untuk membuka pintu itu. Jeno dengan gelisah mencoba bersabar dan menunggu

"Sebenarnya ada apa, kenapa Jaemin bisa masuk kesana?" tanya Jeno asal pada Yeeun

"Aku tidak tau, tiba-tiba Jaemin datang mencarimu. Dia mengedor pintu ruanganmu sambil menangis." Jelas Yeeun

Jeno semakin khawatir saat ini, pasalnya baru tadi pagi Jaemin bersama dengannya dan semua terlihat baik-baik saja. Jika di hitung-hitung Jeno baru berpisah dengan Jaemin tidak lebih lama dari 4 jam.

Pikiran Jeno mulai berputar, menerka-nerka apa yang terjadi pada Jaemin tanpanya. Ingat sesuatu, Jeno mencoba menghubungi seseorang

"Apa yang terjadi pada Jaemin. dimana kalian?" ucap Jeno saat sambungan ponselnya tersambung

"Boss, aku tidak bisa menjelaskannya. Sebaiknya boss lihat saja apa yang terjadi" ucap seseorang di seberang sana

Jeno mematikan telponnya saat mendapat notifikasi. Membuka email, Jeno langsung mengunduh sebuah video yang dia terima.

Dengan ragu dia membuka dan melihat video itu. Baru juga beberapa detik melihat,wajah Jeno sudah terlihat memerah. Tangannya mengepal.

"Sial" teriaknya. "Aku benar-benar akan membunuhmu Mark Jung"

"Boss"

Perhatian Jeno teralih saat seseorang memanggilnya, memberi tau jika pintu berhasil di buka. Jeno langsung masuk kedalam, matanya membola saat melihat Jaemin yang meringkuk di tengah ruangan.

"Jaemin"

Kaki Jeno terasa berat saat melihat genangan darah di sekitar Jaemin. Matanya mulai panas saat mata itu melihat wajah pucat Jaemin.

"Na, Nana. Bangun" ucap Jeno

Tangannya menepuk pipi pucat Jaemin. mengoyang-goyangkan tubuh kecil Jaemin di dalam pelukannya.

"Na jangan bercanda, cepat buka matamu" ucap Jeno lagi

Beberapa bawahan Jeno tidak berani mendekat, mereka hanya berdiam di ambang pintu.

"Siapkan mobil" ucap Yeeun, "Boss kita harus bawa Jaemin ke rumah sakit"

Jeno menunggu dengan gelisah di depan ruang operasi. Wajahnya jelas terlihat khawatir. Yeeun yang ada di sebelahnya hanya bisa diam, tidak tau apa yang harus dia lakukan.






Dokter keluar dari ruangan itu, Jeno yang tadinya duduk langsung berdiri begitu juga dengan Yeeun.

"Bagaimana dengannya?" tanya Jeno

"Aku tidak tau apa yang terjadi, tapi tusukan pada perutnya sangat dalam dan dia kehilangan banyak darah. kondisinya saat ini masih kritis. Kita tunggu perkembangannya beberapa jam lagi. Untuk saat ini di mohon jangan menganggunya." Jelas Dokter itu

Kaki Jeno melemah, tubunya ambruk saat dokter tadi pergi.

"Yeeun, jangan biarkan orang lain tau keadaan Jaemin. Bawa beberapa penjaga kesini"

Yeeun hanya bisa mengangguk di belakang Jeno.




~~






Suasana kediaman Jung sangatlah ramai saat ini. Taeyong mengundang keluarga Johnny dan juga keluarga Minho. Lama tidak berkumpul membuat Taeyong merindukan sahabatnya itu. Tadinya ia ingin mengundang teman-temannya yang lain, tapi mereka semua sibuk dan ada beberapa dari mereka yang tidak ada di korea.

Hari ini Lucas dan Mark pulang lebih awal, mereka ikut berkumpul disini. Lucas yang menemani Jungwoo kini sedang asyik mengobrol dengan Mark di sudut lain. Mereka berdua terlalu malas untuk bergabung dengan para orang tua mereka. Jungwoo dan Haechan yang bermain dengan Jayden juga membiarkan orang tua mereka mengobrol.

"Tae, dimana Jeno.? Dia tidak terlihat dari tadi?" tanya Ten

"Dia sedang ada urusan, sepertinya nanti dia akan datang dengan Jaemin" balas Jaehyun

"Sayang sekali David tidak bisa membolos hari ini," sahut Minho

"Kapan Jeno akan meresmikan hubungannya. Dia terlalu bermain-main dengan Jaemin" sambung Taemin

"Biarkan saja, nanti juga resmi. Mungkin Jeno masih belum siap" ujar Johnny, "Oh iya kapan kalian kembali kesana?" lanjut Johnny

"Sepertinya bulan depan" Jaehyun,

"Masih belum pasti, kurasa lebih enak disini" kata Taeyong sambil melirik Jaehyun yang sepertinya tidak setuju.

Mereka semua mengobrol banyak hal, berbicara random. Membahas kehidupan mereka.

Prank,,

Mata mereka melihat ke arah sumber suara, sepertinya terjadi sesuati di luar rumah. Suaranya seperti dua benda keras yang saling bertabrakan

"Suara apa itu?" tanya Ten

Semua menggelengkan kepala, mereka masih duduk. Tak ada rencana untuk melihat apa yang terjadi di luar sana.

Tapi tak lama Taeyong berdiri dari duduknya saat melihat Jeno yang berjalan kearah mereka. Menyeret kakinya dengan berat, Jeno mengabaikan beberapa tatapan dari pelayan karena penampilanya. Kaos yang penuh dengan darah dan wajah yang begitu kacau. Tak hanya Taeyong yang terkejut dengan penampilan Jeno, semua orang disini juga terheran dengan apa yang mereka lihat

"Jeno, sayang ada apa?" tanya Taeyong

Jeno hanya melewati Taeyong, kini matanya tertuju pada satu orang yang ternyata juga sedang menatapnya. Tangan Jeno mengepal, amarah benar-benar menguasai dirinya saat ini.

"Jeno" lirih Haechan

Tangan Jeno menarik kerah baju Mark, membuat ia dengan terpaksa berdiri dari duduknya. Dengan cepat Jeno menarik dan memojokkan Mark di tembok

"Kamu benar-benar ingin kita saling membenci?" tanya Jeno pelan

"Kenapa? Apa yang membuatmu marah? Apa kekasihmu mengadu padamu tentang apa yang aku lakukan padanya?" tanya Mark. "Lalu apa kamu marah denganku?"

Jeno mengertakkan giginya. Tangannya menekan tubuh Mark. Ucapan Mark membuat emosinya semakin tidak terkontrol

"Kamu benar-benar menjijikkan Mark Jung. Kamu terlihat lebih rendah dari apapun"

Mendengar ucapan Jeno yang merendahkannya, Mark ikut terpancing emosinya. Dengan cepat ia membalikkan kondisi, membuat Jeno terpojok di tembok sama sepertinya.

"Lalu apa yang kamu inginkan, memberi tau Haechan atau memberi tau Mama. Ku rasa kamu tidak akan bisa melakukannya. Kamu akan membuat mereka hancur, dan terlebih lagi jika Haechan meninggalkanku.." Mark menyeringai pada Jeno, "Bagaimana nasib keponakan tercintamu itu. Jung Jeno"

Jeno melotot mendengar apa yang dikatakan Mark. Tangannya kini meraih kerah kemeja Mark dan mencengkramnya.

"Jadi kamu melakukannya dengan sengaja?" lirih Jeno. "Apa kamu tau sekarang Jaemin kritis karena mencoba bunuh diri. Kenapa kamu begitu tega Kak?"

Mendorong kasar, Mark terkejut dengan apa yang dikatakan Jeno padanya.

Percakapan Mark dan Jeno yang sangat pelan membuat beberapa orang di sini tidak begitu jelas dan paham dengan apa yang diributkan kakak-adik itu.

Mereka hanya bisa melihat jika Jeno sedang marah, dan Mark yang seperti kebingungan dengan aksi Jeno yang seperti itu.

"Mark-Jeno apa yang kalian lakukan?" teriak Taeyong

"Tidak ada Ma, Jeno hanya salah paham. Sepertinya ada seseorang yang mencoba menghasut kami" jawab Mark

Hati Jeno terasa sakit saat ini, Mark benar-benar menguji kesabarannya. Bagaimana bisa dia berbicara seperti itu setelah apa yang dia lakukan.

Perlahan tangan Jeno bergerak kearah punggungnya. Mengambil sesuatu dari balik kaosnya.

"Jeno" teriak Jaehyun saat tiba-tiba Jeno menodongkan pistol kearah Mark.

Semua orang terdiam, tidak ada yang bergerak. Mereka terlalu terkejut dengan apa yang terjadi disini.

Jeno yang biasanya bersikap lembut pada Mark kini berubah. Bahkan semua orang di sini dapat melihat jika mata Jeno memandang Mark dengan penuh kebencian.

"Apa yang kalian berdua lakuan? Turunkan senjatamu Jeno. Apa yang kamu lakukan pada kakakmu" ucap Jaehyun

Jeno hanya tertawa sinis mendengar pertanyaan dan pernyataan Jaehyun.

"Kakak, dia bukan kakakku lagi."

Mata Taeyong mulai memanas melihat bagaimana Jeno saat ini, tangannya meremas lengan Jaehyun yang ada disampingnya.

"Jeno" lirih Taeyong

Mendengar itu,Jeno mencoba menguatkan hatinya. Mengabaikan tatapan terluka Taeyong saat ini.

"Kamu akan membuat Mama sedih jika melakukan hal ini Jeno. Kita bisa bicara baik-baik" ucap Mark

Dor..

Semua orang menjerit, menutup mata dan telinga mereka. Kecual Mark yang masih diam tak bergerak di depan Jeno. Bahkan saat Jeno menarik pelatuk pistolnya, Mark hanya diam. Dia yakin jika Jeno tidak akan bisa melakukan hal itu.

Dan nyatanya benar, Jeno hanya menembak asal belakang Mark. Membuat sebuah guci pecah.

"JUNG JENO" teriak Jaehyun

Mengabaikan teriakan ayahnya, kini fokus Jeno teralihkan pada seseorang yang sedang menarik-narik ujung kaosnya.

"Om Jeno, mau itu" ucap Jayden

Menunduk, Jeno mengendong Jayden. Membuat Mark mengepalkan tangannya. Sekilas ia melihat ke arah Haechan yang juga terkejut saat Jayden tiba-tiba pergi dari sisinya dan mendekati Jeno.

"Kamu menyakiti milikku Mark Jung. Jadi bagaimana jika aku juga menyakiti milikmu" ucap Jeno sambil menyeringai

Berjalan mundur, kini Jeno melangkahkan kakinya keluar dari rumah ini. membawa Jayden bersamanya.

"Jeno, berhenti. Satu langkah kamu maju. Ku pastikan kamu akan menyesal" teriak Mark

Jeno berbalik, "Kamu yang akan menyesal Mark Jung. Ku pastikan kamu merasakan apa yang aku rasakan"

"Jeno turunkan Jayden" ucap Jaehyun

"Untuk apa?" sahut Jeno

"Jeno, kamu sedang emosi. Tidak baik Jayden bersamamu. Katakan pada Mama apa yang terjadi?"

"Jeno, kumohon bawa Jayden kemari" mohon Haechan

"Seberapa bahaya aku di mata kalian?" tanya Jeno. "Jika aku adalah orang paling bahaya, lalu bagaimana dengan seseorang disana. Seberapa bahaya dia hingga bisa membuat Jaemin hampir mati" ucap Jeno

"Apa?" Haechan/Taeyong

Mark terdiam, matanya bergetar saat sadar jika Taeyong kini menatap penuh padanya. belum lagi Haechan yang mendekatinya.

Mengabaikan semua itu, Jeno kembali berjalan keluar bersama dengan Jayden. Mendudukkan Jayden di sampingnya. Jeno memberikan permen pada Jayden.

"Om Jeno mainan" rengek Jayden.

Tau apa yang di maksud keponakannya, Jeno membuang semua peluru di pistolnya setelah itu memberikan pistol itu pada Jayden.

"Duduk yang tenang ya. Kita akan pergi sekarang" tangan Jeno mengelus rambut hitam Jayden

"Hmmm"












Tbc










Flashback chapter depan.












Happy reading

Maaf jika ada typo

Continue Reading

You'll Also Like

88.9K 10.1K 35
Two billion gone wrong. "Aku sudah mendapatkannya. Ayo bercerai" Read tags before read !! Start: 7/01/22 End: -
972K 71.6K 28
𝑫𝒂𝒍𝒂𝒎 𝑷𝒊𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕 |Tamat| Kisah manis keluarga Jaeyong dengan anak-anak mereka, si kembar Mark & Jeno ft. Beomgyu, si bu...
142K 14.5K 34
Jaemin yakin betul bahwa ia hanyalah seorang pemuda biasa.Tetapi mengapa ibunya selalu bersikeras membawanya pergi seolah dia adalah sebuah ancaman b...
452K 47K 50
"Omega merasa berharga ketika jiwa mereka mutlak dimiliki sang Alpha takdir. Tapi, takdir begitu lucu dengan memberi Jaemin tidak hanya satu, tapi tu...