Love Is Not Over ✔

By ririrrrii

8.4K 745 347

"Aku tahu Kookie-ya, tapi tidak bisakah kau menahan diri? Kau sudah berada di tingkat akhir." "Kalau aku mena... More

(1) Noona
(2) Holiday
(3) Dream
(4) Love is Not Over
(5) Date
(6) In Luv
(7) Drive
(8) Boyfriend
(9) Relationship
(10) Stuck
(11) First Love
(12) Jealousy
(13) Jealousy 2
(14) Confession
(15) Gloomy
(16) Break Up
(17) Date 2
(18) So Sorry
(19) Girlfriend
(20) Annoy
(21) Be My Lover
(22) Caught Up
(23) Stay Strong

(24) Happiness

420 28 37
By ririrrrii



Satu tahun telah berlalu.

.

.

.

“Sudah selesai?” Tanya Chaeyeon saat mendapati pria dengan pakaian serba hitam itu berjalan menghampirinya.

Jungkook hanya mengangguk, terlihat sedih. Chaeyeon memberikan usapan lembut pada lengan Jungkook. “Jangan sedih begitu.”

“Aku sangat merindukan Noona.”

“Dasar anak Noona. Padahal perginya belum ada satu minggu tapi kau sudah merindukannya.”

Tak ada tanggapan, Jungkook hanya menunduk. Dia benar-benar merindukan sang noona.

“Ayo pergi, sekarang ganti antar aku ke makam orang tuaku.”

*

*

*

Jungkook POV

Aku sedang bersandar pada sisi mobil, menunggu Chaeyeon yang sedang menangis di makam orang tuanya. Tadi sih aku menemaninya, kemudian dia menyuruhku pergi. Katanya dia ingin menangis tapi tak ingin aku melihat. Aku pun menurut.

Cukup lama aku menunggu, dia akhirnya datang. Wajah tertunduk, membuatku merasa melihat diriku sendiri. Tadi saat aku keluar dari pemakaman eomma, sepertinya aku juga terlihat seperti itu.

Hei, kenapa masih menangis?” Aku mengusap air matanya.

“Ternyata sudah lama ya, mereka meninggalkanku?”

Aku tersenyum, berharap senyuman ini bisa memberinya kekuatan. “Secara fisik mereka memang meninggalkanmu, tapi mereka tidak benar-benar melakukannya. Mereka masih ada di hatimu kan? Sudah ya, jangan sedih lagi. Mereka juga akan sedih kalau kau sedih.”

Berhasil, senyum Chaeyeon mulai terlihat. “Kau benar.”

“Ayo, sekarang kita jalan-jalan.” Aku membukakan pintu mobil untuk Chaeyeon, kemudian memutari mobil dan mengambil posisi untuk diriku sendiri.

Setahun terakhir ini kegiatanku tak banyak berubah. Kuliah, latihan dengan Bangtan, kadang tampil, kadang juga hanya jalan-jalan dengan Chaeyeon di akhir pekan. Dan akhir pekan ini aku sengaja mengajak Chaeyeon mengunjungi makam eomma-ku sekaligus orang tua dia.

Kegiatan Chaeyeon juga tak banyak berubah, dia masih bekerja di café. Namun hari ini dia mendapat izin untuk seharian penuh. Jadi bisa dibilang hari ini dia tidak akan masuk kerja. Harusnya dia berterima kasih padaku karena telah memintakan izin pada bosnya, tapi dia malah marah-marah pagi tadi. Tak berlangsung lama sih, mungkin dia hanya kesal karena aku sama sekali tak memberi tahu sebelumnya jika sudah memintakannya izin.

Oh iya mengenai Bangtan, grup rahasia itu sekarang tidak lagi rahasia. Para orang tua sudah tahu. Melalui rapat yang berlangsung selama lebih dari dua jam, akhirnya kami semua mendapat jalan tengah. Orang tua sudah memberi izin dengan syarat kami hanya akan tampil untuk menghibur orang-orang di tempat tertentu seperti rumah sakit atau panti asuhan. Kami tidak diizinkan untuk tampil di panggung secara umum. Kami tidak boleh terkenal dan memiliki penggemar. Intinya itu. Walau tetap saja merasa kecewa, tapi tak masalah karena paling tidak kami tetap bisa menghibur orang lain.

“Jadi, kita akan ke mana?” Pertanyaan Chaeyeon menyadarkanku dari fokusku sendiri.

Emmmm…” Aku berpikir. Sebenarnya aku tidak tahu akan mengajak Chaeyeon ke mana. Biasanya di akhir pekan kami hanya akan jalan-jalan di area Seoul yang dekat dengan tempat kerjanya. Namun hari ini dia tidak bekerja, sepertinya tidak masalah kalau mengajaknya pergi agak jauh. “Bagaimana kalau menyusul Noona?”

“Jangan mengganggu orang yang sedang bulan madu.”

Aku terkikik. Iya juga sih, aku tidak boleh mengganggu.

Oke, sekarang aku akan bercerita mengenai noona. Aku tidak tahu lagi harus bersyukur yang bagaimana karena Tuhan telah memberikanku hadiah yang luar biasa sekitar satu tahun silam. Noona yang lelah koma lebih dari satu bulan akhirnya membuka mata.

Betapa bahagia aku waktu itu. Benar-benar sesuai dengan apa yang aku minta pada Tuhan. Bahkan noona tidak memerlukan waktu lama untuk pemulihan. Hanya memerlukan beberapa minggu hingga dia benar-benar pulih.

Dan sekarang, noona sedang berbulan madu dengan Taehyung hyung. Itulah yang membuat aku sangat merindukan noona padahal mereka pergi belum ada satu minggu. Benar kata Chaeyeon, aku ini anak noona. Hihi.

Mengenai Taehyung hyung, aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Sebenarnya dia itu terlalu muda untuk menikah. Tapi jujur saja aku salut dengan keberanian dan tekatnya. Begitu noona sadar, Taehyung hyung langsung menyampaikan keinginannya untuk menikahi noona.

Bukan omong kosong belaka, hyung bergegas mengerjakan skripsinya. Setelah lulus, langsung mengajukan diri untuk bekerja di perusahaan ayahnya. Tak melalui jalur belakang, tapi melamar layaknya pencari kerja pada umumnya. Padahal kalaupun langsung masuk juga tak masalah, toh kelak dia juga yang akan memimpin. Tapi Taehyung hyung tak mau, katanya ingin hidup dengan benar dan bersih.

Sebagai karyawan biasa, Taehyung hyung mulai mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. Untuk modal menikah katanya. Walau pada akhirnya biaya pernikahan tetap dibiayai oleh appa-nya dan juga appa-ku mengingat tamu yang diundang tidaklah sedikit dan bukan tamu sembarangan. Tapi tetap saja Taehyung hyung sangat keren karena sudah memiliki pemikiran seperti itu.

Aku juga ingin seperti itu nanti. Aku ingin keren seperti Taehyung hyung. Aku ingin punya tekat yang kuat sepertinya.

Adakah yang ingin tahu tentang Yoongi hyung?

Haha. Aku selalu ingin tertawa setiap kali mengingat dia. Well, beberapa bulan silam dia kembali dipertemukan dengan orang yang kata Taehyung hyung adalah 'cinta pertama' seorang Min Yoongi, Lee Sera. Mereka pernah berkencan, tapi kandas di tengah jalan karena Sera noona lebih memilih mengejar karier di luar negeri. Dan kini dia telah dipindah tugaskan di Korea, membuatnya bertemu lagi dengan Yoongi hyung.

Sebenarnya mereka masih sama-sama ada rasa, tapi tidak ada yang berani mengutarakan. Astaga, Yoongi hyung benar-benar payah. Padahal dulu sempat memberiku nasehat mengenai perempuan, tapi giliran dia yang akan pendekatan, nyalinya malah ciut. Yeah semoga Yoongi hyung dan Sera noona mendapat pencerahan.

Sekian ceritaku mengenai orang-orang sekitar.

Aku melirik Chaeyeon sekilas. Senyum tipis terukir dari bibirku saat melihat dia melakukan gerakan-gerakan kecil sambil bersenandung menirukan lagu yang sedang diputar.

Jungkook POV End

*

*

*

“Kita pulang hari ini saja ya?”

“Tidak mau.” Jawab Taehyung apa adanya.

Matahari sudah semakin panas namun pria itu masih tergulung dalam selimut, hanya tampak kepala beserta sedikit bagian tangannya yang sedang memainkan ponsel. Sementara Jungra sudah berdandan cantik, siap untuk pergi.

“Kita sudah cukup lama di sini. Lagi pula kau hanya tidur, bisa dilakukan di rumah.” Jungra mengambil koper dan mulai mengemas barang-barang mereka.

Taehyung menoleh pada Jungra yang sedang sibuk itu. “Aku belum mau pulang. Kita di sini saja dulu.”

“Tidak ada gunanya lama-lama di sini. Pulang saja, besok kerja.”

Aish kau ini kerja terus yang dipikirkan. Kita di sini dulu, membuat anak.”

Yak!”

Taehyung hanya terkekeh. Pria itu selalu senang jika bisa menggoda Jungra. Namun yang lebih membuatnya senang, kini Jungra adalah istrinya. Bukan hal mudah sebenarnya mengingat dia harus berjuang keras waktu itu. Awalnya Jungra menolak saat Taehyung mengajak menikah. Jungra merasa tidak pantas untuk Taehyung karena waktu itu Jungra masih dalam masa pemulihan dan keadaannya belum seratus persen baik.

Namun Taehyung tidak menyerah begitu saja. Dia bersikukuh untuk tetap menikahi Jungra. Maka dengan segala bujuk rayu, akhirnya Jungra menerima lamaran Taehyung. Mereka sama-sama berjuang. Taehyung yang berjuang dengan kuliah dan kariernya, sementara Jungra berjuang untuk pemulihannya.

Dan jadilah mereka sepasang suami istri.

“Baiklah baiklah, kita pulang.” Taehyung menyibak selimutnya, meletakkan ponsel kemudian beranjak dari ranjang hotel yang super nyaman itu. “Kita bisa membuatnya di rumah.”

Taehyung segera berlari menuju kamar mandi bersamaan dengan terlemparnya beberapa gulung pakaian yang sedang Jungra kemas. Well, pada akhirnya Jungra juga yang memungut pakaian-pakaian itu dan menatanya ulang.

Jungra POV

Aku tidak pernah menyangka akan menikah dengan Taehyung pada usia semuda ini. Bocah itu juga berani sekali mengajakku menikah padahal waktu itu dia bahkan belum lulus kuliah. Tapi kuakui, tekatnya benar-benar kuat. Dia tidak main-main dengan ucapannya.

Aku benar-benar bersyukur bisa bangun dari koma lalu menikah dengan orang seperti Taehyung. Dalam kehidupan sehari-hari dia memang terlihat seperti hanya sedang main-main. Tapi nyatanya pria itu sangat husband material. Dia bertanggung jawab terhadapku, selalu berusaha mencukupi apa pun yang aku perlukan tanpa mengeluh.

Taehyung juga tidak pernah menuntut maupun membatasiku dalam segala hal. Dia mengizinkanku bekerja, dia juga mengizinkanku untuk tidak bekerja. Intinya, dia membebaskanku untuk melakukan apa pun yang aku mau. Jadi di sini akulah yang harus sadar diri. Aku harus tahu batasku.

Aku memilih untuk tetap bekerja, toh aku masih bisa melayani Taehyung layaknya istri melayani suami. Lagi pula Taehyung juga bekerja, jadi jika aku bekerja maka aku tidak akan mati bosan di rumah. Yeah paling tidak sampai kami memiliki anak nanti, aku akan tinggal di rumah dan mengurus anak kami.

Membahas anak, aku jadi teringat Jungkook yang sudah kuanggap sebagai anakku sendiri. Bocah itu apa kabar ya? Dia bahkan tidak menghubungiku sama sekali. Apakah dia tidak merindukanku? Padahal aku sangat merindukannya.

Hari ini sepertinya dia sedang kencan dengan Chaeyeon. Aku bersyukur sekali Jungkook bisa bersama dengan Chaeyeon. Dari yang aku perhatikan, sepertinya Chaeyeon itu sangat sabar. Jelas saja dia sabar karena jika tidak, dia pasti sudah kabur karena tidak tahan menghadapi Jungkook yang sedikit-sedikit merajuk.

Di sisi lain, aku juga merasa Chaeyeon memberikan pengaruh yang baik untuk Jungkook. Walau masih tetap suka merajuk, tapi tidak lagi sesering dulu. Tingkah laku Jungkook juga terlihat lebih dewasa, lebih mengerti tentang tanggung jawab. Ya walau tetap saja di saat tertentu dia sangat manja padaku.

Bocah itu tidak pernah bisa lepas dariku. Aku juga sama, tak bisa lepas darinya. Walau aku sudah pindah ke apartemen Taehyung, tapi tetap saja aku dan Jungkook sering bertemu. Bisa dibilang hampir setiap hari. Apartemen Taehyung yang letaknya tak jauh dari kampus Jungkook membuat bocah itu sering mampir. Kadang pagi hari, ikut sarapan bersamaku dan Taehyung. Kadang juga malam hari, bahkan menginap. Intinya, Jungkook tidak bisa jika tidak bertemu denganku. Dan ya, lagi-lagi sama. Aku juga tidak bisa jika tidak bertemu Jungkook. Jika pagi atau malam dia tidak ke apartemen, aku pasti meminta Taehyung untuk mengantarku ke rumah. Untuk apa? Hanya untuk bertemu Jungkook.

Untungnya Taehyung mau. Inilah salah satu kesuksesan Taehyung dalam menjadi suami. Dia selalu siaga. Tak pernah menunjukkan lelahnya, selalu berkata ‘ayo’ saat aku mengajak dia ke rumah. Taehyung juga sangat pengertian, tidak pernah iri jika sedikit-sedikit yang aku ingat adalah Jungkook.

Yang Taehyung katakan saat aku bertanya ‘apa kau tidak cemburu dengan Jungkook?’ adalah ‘kenapa aku harus cemburu? Aku dan Jungkook memiliki tempat terpisah dengan takaran masing-masing di hatimu. Jadi aku tidak akan pernah cemburu.’

Jika ada penghargaan untuk suami terbaik, aku akan memberikan vote sebanyak-banyaknya pada Taehyung agar dia memang. Sungguh, dia adalah yang terbaik. Tidak ada yang perlu aku tuntut darinya. Dia sudah menempatkan dirinya dengan sangat baik di sisiku. Tak aku sangka, bocah yang bertahun-tahun silam masih berusia lima belas tahun kini telah menjadi seorang suami yang luar biasa.

Aku selalu tersenyum setiap mengingat mengenai masa lalu dan juga saat ini. Sama sekali tak pernah menyangka akan terjadi seindah ini.

Mengenai mendiang eomma, aku sudah tidak mau memikirkannya. Itu hanya akan membuatku sakit hati. Aku memang kecewa dengan keputusan eomma, namun aku juga tidak bisa seenaknya membencinya. Biar bagaimanapun dia tetap ibuku. Aku sangat menyayanginya. Terlebih eomma telah melahirkan Jungkook untukku. Aku sangat bersyukur akan itu.

Aku juga tidak bisa seenaknya marah pada appa karena andai kata aku yang berada di posisi appa, aku juga akan melakukan apa yang appa lakukan. Appa pasti mengalami masa sulit pada waktu itu.

Anganku buyar bersamaan dengan Taehyung yang keluar dari kamar mandi. Hanya mengenakan handuk yang melingkari perut, menutupi bagian bawahnya.

“Sudah selesai? Cepat sekali?”

“Aku tidak tahan, lapar.” Dia buru-buru mengambil baju dan celana yang telah kusiapkan, kemudian kembali lagi ke kamar mandi

Dasar.

*

*

“Ayo, cepat.” Ucapnya setelah keluar lagi dari kamar mandi. Dia sudah rapi dengan pakaiannya.

Aku yang memang sudah siap sejak tadi hanya menurut, mengikuti suamiku turun ke lantai dasar hotel untuk mengisi perut. Lucu rasanya tiap kali aku memikirkan kata ‘suami’.

“Setelah ini baru kita pulang.” Ucapnya sambil menggandeng tanganku.

Pagi yang indah bersama Kim Taehyung.

Jungra POV End

*

*

*

Taehyung POV

Aku dan Jungra sedang dalam perjalanan menuju Seoul setelah bulan madu singkat kami di Busan. Awalnya aku sedang menyetir dengan tenang namun tiba-tiba Jungra mengomel, katanya Jungkook tak kunjung menjawab panggilan teleponnya.

“Bocah itu ke mana sih?”

Aku hanya tersenyum menanggapinya. Jujur saja, rasa cemburu kadang ada saat Jungra selalu mengutamakan Jungkook. Tapi aku sama sekali tidak merasa tersisih. Jungra selalu bisa menempatkan diri dengan baik. Dia memang mengutamakan Jungkook, namun bukan berarti dia menjadikan aku nomor dua. Dia juga mengutamakanku seperti dia mengutamakan Jungkook. Aku dan Jungkook sama-sama nomor satu untuknya. Kami sudah memiliki tempat masing-masing.

Aku sangat bangga pada Jungra. Hingga saat ini dia masih bertanggung jawab untuk Jungkook walau bocah itu bukan lagi anak-anak. Namun di sisi lain, Jungra juga memenuhi tanggung jawabnya terhadap aku, suaminya. Belum lagi Jungra yang memutuskan untuk bekerja namun dia benar-benar ada waktu saat aku membutuhkannya.

Pagi hari, dia menyiapkan sarapan untukku. Siang hari, jika waktu istirahatnya tidak tergerus pekerjaan maka dia akan menghampiriku ke kantor dan mengajakku makan siang. Malam hari saat aku pulang dari kantor, dia selalu sudah berada di rumah. Siap dengan segala yang aku perlukan. Tidak ada lagi yang perlu aku tuntut darinya. Jungra sudah lebih dari cukup untukku.

“Bukankah jam sekarang ini Chaeyeon sedang bekerja?”

Kusempatkan melihat arloji. “Aku rasa iya. Coba kau hubungi Chaeyeon saja.”

“Ah iya, benar juga. Kenapa aku tidak kepikiran sih?”

Lagi-lagi aku tersenyum. Padahal hanya seperti itu tapi sudah mampu membuatku bahagia. Aku bahagia asalkan bersama Jungra.

“Tidak diangkat juga.”

“Tinggalkan pesan saja.”

“Biar saja, nanti pasti akan menghubungi balik. Ah, benar kan?” Jungra menunjukkan ponselnya padaku. Kulirik sekilas, Kookie. “Belum ada sedetik aku bicarakan dan ternyata benar. Yeoboseyo…”

“...”

“Kau di mana?”

“...”

“Eh, Chaeyeon tidak bekerja?”

“...”

“Ya sudah kalau begitu ajak ke apartemen Taehyung saja. Aku akan memasak makan malam untuk kalian nanti. Mungkin aku akan sampai sekitar satu jam lagi.”

Jungra akan memasak makan malam? Apa dia tidak lelah?

“...”

EohNado beogosipeo.”

Begitu saja sudah rindu. Padahal hanya beberapa hari. Dasar eomma Jungkook.

“...”

Arraseo.” Pip.

“Kau akan memasak?” Tanyaku saat Jungra sudah tidak berkomunikasi menggunakan ponsel.

Eung. Kau ingin makan apa nanti? Sekalian kita belanja ya?”

“Kau tidak lelah?”

“Tidak. Aku kan hanya duduk, tidak melakukan apa-apa. Apa kau lelah? Mau aku gantikan menyetir?”

Perhatian sekali sih?

“Kenapa jadi membahas aku? Aku tidak lelah. Kau itu. Kenapa tidak makan di luar saja?”

“Hari ini Chaeyeon sedang tidak bekerja, jadi sekalian saja aku menyuruh Jungkook untuk mengajak Chaeyeon ke apartemen. Lagi pula Chaeyeon belum pernah ke apartemen kita sama sekali.”

“Iya sih. Tapi aku tidak tega kalau kau kelelahan.”

“Aku tidak lelah Sayang, tenang saja. Jadi katakan kau ingin makan apa? Akan aku buat daftar belanjanya agar kita tidak perlu berlama-lama di supermarket.”

Woho… Inilah yang paling aku suka. Saat Jungra memanggilku ‘sayang’.

Emmmm… Apa ya? Terserah kau saja. Aku suka semua masakanmu.”

Iya, aku sangat suka masakan Jungra. Benar-benar sesuai dengan seleraku. Walau beberapa kali Jungkook pernah berbisik padaku mengatakan bahwa masakan noona-nya terasa hambar, namun bagiku itu sangat enak. Jungra tahu seleraku, Jungra tahu kalau aku tidak terlalu suka makanan yang memiliki rasa kuat.

“Baiklah kalau begitu. Aku akan belanja apa pun nanti. Tidak jadi membuat daftar belanja. Kau ada uang banyak kan?”

“Tentu saja. Dompetku selalu tebal untukmu.”

“Dasar sombong.”

Aku hanya tersenyum. Jungra juga tersenyum. Percakapan kami berlanjut pada hal-hal lain yang sebenarnya tidak penting namun sangat kami nikmati.

Perjalanan yang indah bersama Jungra.

Taehyung POV End

*

*

*

Waaaaaah Noona memasak banyak sekali…” Jungkook berbinar saat noona-nya dibantu dengan Chaeyeon sedang memindahkan beberapa masakan dari dapur menuju meja makan.

“Spesial untukmu. Jungra khawatir kau tiba-tiba kurus saat kami kembali dari honeymoon.” Sahut Taehyung yang duduk berhadapan dengan Jungkook.

Wuaaaaaa ada sup kerang juga?” Jungkook semakin berbinar saat Chaeyeon duduk di sebelahnya bersamaan dengan tersedianya sup kerang favorit Jungkook.

“Itu beli jadi. Taehyung yang meminta. Katanya untuk Jungkook.” Ucap Jungra bersamaan dengan dia yang meletakkan nasi untuk Taehyung, kemudian duduk di sebelah suaminya itu.

“Tak ku sangka kau sangat perhatian Hyung. Aku jadi terharu.”

“Aku ini selalu perhatian padamu. Kau saja yang tidak peka.”

“Ya ya, terserah kau saja Hyung. Selamat makan…”

Jungkook memang tidak pernah kalah start dalam hal makanan.

“Selamat makan…” Sahut tiga orang lainnya.

Dan seperti itulah kehidupan sehari-hari Taehyung, Jungkook dan Noona. Penuh dengan kebahagiaan.

THE END






___________
2019-04-19

Continue Reading

You'll Also Like

9.8M 882K 51
#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap har...
8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
466K 46.7K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
110K 11.3K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...