Love Is Not Over ✔

By ririrrrii

8.4K 745 347

"Aku tahu Kookie-ya, tapi tidak bisakah kau menahan diri? Kau sudah berada di tingkat akhir." "Kalau aku mena... More

(1) Noona
(2) Holiday
(3) Dream
(4) Love is Not Over
(5) Date
(6) In Luv
(7) Drive
(8) Boyfriend
(9) Relationship
(10) Stuck
(11) First Love
(12) Jealousy
(13) Jealousy 2
(14) Confession
(15) Gloomy
(16) Break Up
(17) Date 2
(18) So Sorry
(19) Girlfriend
(20) Annoy
(22) Caught Up
(23) Stay Strong
(24) Happiness

(21) Be My Lover

178 18 9
By ririrrrii




Jungra masih belum sepenuhnya merasakan kelegaan dalam hatinya. Jungkook memang sudah kembali ceria seperti semula, sudah mau mengantar dan menjemputnya lagi, tapi Taehyung masih menghindar. Sama sekali tak menampakkan diri di sekitar Jungra. Panggilan via telepon dan pesan pun tak ditanggapi oleh pria tersebut.

Tapi Jungra tak mau terus-terusan berada dalam keresahan. Dia masih muda, tak sepatutnya bersusah hati terlalu dalam. Ada saat di mana dia harus bersenang-senang. Seperti saat ini contohnya. Dia sedang asyik bermain game kuno yang ada di komputer kerjanya.

Alasan Jungra memainkannya sebenarnya karena dia melihat teman satu ruangnya juga memainkan itu saat jam istirahat tadi. Dan Jungra mendapati hal tersebut sangat menyenangkan. Maka di saat pekerjaannya sudah selesai dan waktu kerja telah habis, dia memutuskan untuk memainkan game dengan nama spider solitaire itu.

Sesekali tersenyum, sesekali terlihat frustrasi, sesekali berteriak tertahan. Tak masalah, di ruangan hanya ada beberapa orang yang duduknya cukup jauh. Tak akan mendengar teriakan Jungra yang sengaja dibuat pelan itu.

“Sial. Sudah tidak ada jalan.”

Beberapa kali bermain, Jungra sudah merasakan yang namanya menemui jalan buntu dan juga menang. Cukup menghibur mengingat dia akan mendapat kembang api saat dia berhasil menyusun kartu-kartu dengan sempurna. Gadis itu kemudian melirik arlojinya. Belum waktunya Jungkook menjemput, maka kembalilah dia bermain. Masih game yang sama. Membuat dia benar-benar mencurahkan segala konsentrasinya.

“Sedang apa?”

Jungra terperanjat. Kaget luar biasa saat tiba-tiba ada orang bertanya tepat di sebelahnya. Salahkan saja konsentrasi Jungra yang sudah sepenuhnya jatuh cinta terhadap game ketinggalan jaman tersebut.

Ya! Kau mengagetkanku!” Jungra tak bisa menahan diri untuk tidak berteriak. Jantungnya sedang tidak baik sekarang ini. Berdetak dengan sangat kencang karena dibuat terkejut saat dia sedang sangat berkonsentrasi.

Mian.” Hanya itu yang keluar dari mulut Taehyung. Wajah pria itu terlihat datar. Padahal biasanya jika berhasil membuat Jungra kesal, dia akan meringis sambil cekikikan. Namun kali ini tidak ada. Hanya wajah datar.

Eo-eoh.” Jungra tersadar. Tidak seharusnya dia meneriaki Taehyung mengingat hubungan mereka sedang tidak dalam kondisi baik. Taehyung sedang tidak berbaik hati padanya.

Game-mu tuh.” Ucap Taehyung sambil dagunya menunjuk komputer tapi tatapannya tertuju pada Jungra.

Jungra tergagap. “Eo-eoh. Ne.” Tatapannya beralih pada monitor kemudian buru-buru menutup permainannya.

Taehyung tersenyum tipis melihat itu. “Sudah selesai?”

Ne.” Sungguh, tidak seperti Jungra pada umumnya.

Kaja.” Taehyung bangkit, membuat Jungra menatap pria itu penuh tanya.

“Pekerjaanmu sudah selesai kan?”

Jungra mengangguk.

“Kalau begitu ayo, kita jalan-jalan.”

Bak dihipnotis, Jungra bangkit mengikuti Taehyung. Bahkan dia tidak teringat sama sekali dengan Jungkook yang mungkin sebentar lagi akan menjemputnya.

*

*

*

Hyung.”

Panggilan pertama dari seorang Jeon Jungkook yang sama sekali tak dihiraukan oleh seorang Min Yoongi.

Hyung, kau tahu di mana Noona?”

“Pergi dengan Taehyung.”

“Eh, mereka sudah berbaikan?”

“Memangnya mereka bertengkar?” Yoongi sedang bercakap-cakap dengan Jungkook namun tatapan matanya tercurah penuh pada lembaran yang hampir terisi penuh dengan kata-kata di hadapannya.

“Hanya sedikit berselisih.” Jungkook mendudukkan diri di sofa. “Hyung, kau sedang menulis lagu ya?” Pengalihan topik, tak ingin membahas lebih lanjut mengenai kisah sang noona yang beberapa hari ini merana karena tak diganggu oleh Taehyung. Tak enak hati mengingat Yoongi adalah mantan kekasih sang noona. Walau yang terlihat adalah mereka baik-baik saja, namun tetap saja tidak pantas.

Emm.” Hanya gumaman yang Yoongi lontarkan.

Jungkook maklum. Yoongi memang cuek seperti itu. Lagi pula ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengobrol mengingat mereka tidak sedang berada di warung kopi melainkan berada di salah satu studio JJ yang dikhususkan untuk seorang Min Yoongi. Jungkook memilih merebahkan diri di sofa, sekalian menemani Yoongi kalau-kalau pria itu bosan dengan pekerjaannya dan ingin bercengkerama.

Mengenai sang noona, Jungkook merasa tak perlu menunggunya. Jungra pasti akan diantar pulang oleh Taehyung.

*

*

*

Taehyung membawa Jungra ke tepian sungai Han. Menikmati angin sore yang jarang sekali Jungra rasakan karena malas. Jika tidak sedang lembur, gadis itu lebih memilih untuk langsung pulang dan bermalas-malasan di kamar. Sama sekali tidak tertarik untuk sekedar jalan-jalan menikmati pemandangan.

Cukup lama mereka jalan-jalan tanpa mengucapkan apa-apa. Hanya bergandengan tangan layaknya anak remaja yang sedang berkencan.

Jungra POV

Aku benar-benar tidak mengerti Taehyung. Setelah mengabaikanku bahkan aku sempat berpikiran dia tidak lagi mengingatku, kini dia datang padaku. Menjemputku ke kantor kemudian mengajakku jalan-jalan. Lucu sekali, bahkan setelah kami turun dari mobil, dia langsung menghampiriku kemudian menggenggam tanganku. Tentu saja aku bingung. Namun aku tak protes sama sekali, hanya menurut dan membiarkannya menuntunku.

Tidak banyak orang yang ada di sekitar kami. Hanya ada beberapa orang yang sempat mendahului karena sedang jogging sore. Ada juga gerombolan pelajar yang sedang berkumpul di salah satu titik. Membuatku kembali mengingat masa sekolah di mana aku jarang atau bahkan tidak memiliki teman. Temanku hanya Na Eun yang sekarang ini sudah pindah ke Jepang, mengikuti sang ayah yang memiliki bisnis di sana.

Bukan berarti aku tidak mau berteman, tapi aku tidak memiliki waktu untuk itu. Sejak aku kecil, sejak eomma pergi, aku harus mengurus Jungkook. Pulang sekolah aku harus langsung pulang. Aku harus menemani Jungkook bermain karena tidak ingin dia terluka jika dia bermain dengan orang lain. Barulah saat aku menginjak high school, aku mulai berani tidak langsung pulang ke rumah karena pada hari-hari tertentu aku pergi dengan Taehyung.

Awalnya Taehyung adalah anak middle school yang bahkan tidak aku tahu keberadaannya. Kemudian suatu ketika aku bertabrakan dengannya saat sama-sama sedang membeli ice cream. Aku langsung jatuh cinta pada pria itu. Tidak mau munafik, aku menyukainya karena dia tampan.

Dan jadilah seperti waktu itu. Kami berkencan. Dan yah, aku yang menyatakan perasaan terlebih dahulu. Tak masalah bukan? Nyatanya kami menjalin kasih cukup lama waktu itu. Terkadang ingin tertawa jika mengingat waktu dulu. Waktu di mana aku dan Taehyung sama-sama masih muda, belum sepenuhnya paham tentang dunia perkencanan tapi kami malah berkencan.

“Kenapa tersenyum?” Tanya Taehyung memecah keheningan. Jadi aku tersenyum ya? Aku bahkan tidak sadar.

“Ti-tidak apa-apa.”

Tangan Taehyung masih menggenggam tanganku. Atau kini bisa saja disebut saling menggenggam karena aku juga menggenggam tangannya. Memberikan cengkeraman lembut seperti cengkeramannya padaku.

“Kau senang?”

“Senang kenapa?” Aku menoleh. Wah, tampan sekali pria ini jika dilihat dari samping begini. Hidung mancungnya, bibir seksinya, kulit mulusnya…

Aish membuatku iri saja.

“Karena bisa jalan-jalan denganku seperti ini. Kau senang?” Saat bertanya ‘kau senang?’, dia menoleh. Membuatku dapat melihat wajah tampannya secara utuh.

Tak bisa aku tahan, aku meleleh dibuatnya. Pun aku segera mengangguk dengan senyum merekah. Tak ingin menunjukkan kesan jutek di hadapan Taehyung. Dan betapa berdebarnya jantungku ini saat dia membalas senyumku.

Kemudian dia menoleh lagi, membuatku melihat sisi wajahnya. “Baguslah.”

Dia menghentikan langkah, membuatku turut berhenti. Kini kami saling berhadapan. Saling tatap dengan aku yang menyorotkan kekaguman penuh pada wajah tampan Taehyung. Menanti penuh harap, barangkali dia akan menyatakan cinta padaku. Berharap tidak ada salahnya kan?

“Langsung saja ya? Aku tak pandai basa-basi.”

Hei hei, tunggu dulu. Jantungku kenapa berdetak tidak karuan begini sih? Entah apa yang akan dia katakan selanjutnya, aku penasaran. Sangat ingin tahu tapi juga waswas. Tapi sungguh, bukannya besar kepala atau apa, tapi aku memiliki perasaan baik mengenai ini. Buktinya, kini dia menggenggam kedua tanganku.

“Dulu kita pernah menjalin kasih dalam kurun waktu yang lama kan?”

Aku mengangguk. Ya, kami berkencan hampir empat tahun waktu itu. Konyol memang, seorang pelajar high school tingkat pertama berkencan dengan seorang pelajar middle school tingkat akhir.

“Tapi kita juga terpisah cukup lama kan?”

Aku mengangguk lagi. Ya, kami berpisah juga sekitar empat tahun lamanya. Hei, ke mana arah pembicaraan ini? Kenapa harus membawa masa lalu? Bukankah Taehyung sendiri yang mengatakan untuk memulai lagi tanpa memikirkan masa lalu?

“Walau berpisah lama, tapi kau tahu kan kalau hatiku ini masih untukmu?” Dia membawa tangan kananku menuju dadanya. Tipikal adegan dalam melodrama yang sering aku tonton. Biasanya aku akan merasa geli dengan adegan seperti ini. Sekarang pun aku merasa geli, namun rasa gugup sekaligus euforia lebih mendominasi.

Tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya mengangguk.

Dia tersenyum. Ugh, tampan.

“Mau menjadi kekasihku?” Cukup tenang dia menanyakan itu. Sorot matanya memancarkan keseriusan.

Aku memang sudah memprediksi ini akan terjadi, dia akan memintaku untuk menjadi kekasihnya. Dan ya, prediksiku benar. Tapi tetap saja aku merasa terkejut. Apa yang harus aku lakukan? Sebenarnya hanya tinggal menjawab ‘iya’ karena aku memang mau menjadi kekasihnya. Ingin kembali menjalin kasih dengan orang yang aku cinta. Tapi entah kenapa aku hanya diam membeku. Mungkin karena aku terlalu senang.

“Kali ini aku serius.” Ucapnya karena tak kunjung mendapat jawaban dariku. “Bagaimana? Kau mau kan?” Woho, Kim Taehyung sepertinya sudah tidak sabar menunggu jawabanku. Hihi.

Wajahku yang semula kaku, kini mulai kusisipkan senyum. “Iya, aku mau. Ayo kita berkencan.”

Jungra POV End

*

*

*

Jungkook POV

Aku langsung menghampiri noona ke kamarnya begitu tahu dia sudah pulang. Aku sedang ada tugas dan malas mengerjakan, jadi meminta bantuan noona adalah pilihanku. Hanya perlu menunjukkan wajah memelas dan noona pasti akan membantu atau bahkan mengerjakan semuanya untukku.

Namun aku harus bersabar untuk itu. Harus menunggu noona membersihkan make up-nya, lalu menunggunya mandi, kemudian menunggunya duduk berlama-lama di hadapan cermin. Katanya sih night skincare routine. Terserahlah apa katanya yang penting dia mau merampungkan tugasku.

Dan kini kesabaranku benar-benar diuji saat noona tak kunjung menghampiriku yang sedang duduk di kursi menghadap meja. Aku memutar badan, mendapati noona masih duduk di kursi rias. Bermain ponsel sambil senyum-senyum, membuatku bertanya-tanya apa yang sedang dia lihat.

Noona, kau sehat?”

Noona mengalihkan pandangan padaku. Tapi senyumnya tak menghilang. Sepertinya dia sedang sangat bahagia. Aku jadi penasaran.

“Kenapa tersenyum seperti itu?”

“Memangnya kenapa? Bukankah tersenyum seperti ini baik untuk kesehatan?” Tanyanya sambil berjalan menghampiriku.

Iya sih, baik.

“Jadi mana yang harus aku bantu?”

Eh, tumben sekali noona langsung bertanya? Biasanya dia akan menolak secara halus lebih dahulu, kemudian baru mau membantu saat aku sudah mengeluarkan jurus wajah memelas.

Tak mau ambil pusing, aku pun menunjukkan mana saja yang menjadi tugasku. Noona mengangguk paham.

“Kita ke ruang Appa saja. Sepertinya di sana banyak buku yang bisa membantu.”

Ruang appa? Ah iya mengenai appa, sejujurnya aku masih kesal padanya. Aku bahkan tidak mengajak bicara sama sekali karena aku sengaja menghindar. Aku takut jika nanti appa menyuruhku berpisah dengan Chaeyeon.

Hey, kenapa diam? Ayo.”

Aku ragu. “Appa ada di sana tidak?”

“Entah, mungkin Appa ada di kamar. Ayo.”

“Aku akan ke sana setelah Noona memastikan tidak ada Appa di sana.”

Noona menatapku, seperti sedang keheranan. “Memangnya kenapa sih?” Lalu mulut noona terbuka sedikit lebar. “Ah iya, kau sedang menghindari Appa ya?”

Bagaimana noona tahu?

“Tidak apa-apa Jungkook, Appa tidak melarangmu berkencan dengan Chaeyeon kok. Ayo.” Noona mengambil beberapa lembar tugasku kemudian berjalan keluar dari kamarnya.

Benarkah appa tidak melarangku? Tapi kata-katanya waktu itu seolah berkata sebaliknya. Aku jadi bingung. Sebenarnya appa menyetujui hubunganku dengan Chaeyeon atau tidak sih?

Jungkook POV End

TBC





___________
2019-04-11

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 35.5K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
80.7K 8.2K 35
FIKSI
1.7M 65.1K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...