[END] [Markhyuck] Me & You

By ChiiSalun

268K 37.7K 3.1K

Ringkasan : Awalnya Renjun tidak mempermasalahkan apa yang Haechan lakukan. Satu atau dua kali melakukannya t... More

1. Haechan is Back
2. Mark
3. Note
4. Love Sick
5. Voice
7. Kiss
8. First Meet
9. Beginning
10. Closer
11. Lets go on a Date
12. Loving U
13. I Love You
14. Confession
15. Us and The World
16. Boyfriend
17. Choosing Side
18. Pilihan
19. Getting U
20. Feeling Alone
21. Morning
22. Day One
23. Work
24. Fighting
25. Fighting 2
26
27.
28. James
29.
30.
31.
32. END (PART 1) skip aja
33. Lanjut sini
34.
35.
36.
37.
38.
39. End
40. Epilogue

6. His Story

8.1K 1.3K 111
By ChiiSalun

Aku belum baca ulang chapter ini. Rasanya tidak T.T

Jeno berjalan dengan cepat di lorong rumah sakit, diikuti Renjun dan Haechan di belakangnya. Jaemin tidak ikut karena kursi penumpang mobil keluarga Jeno hanya bisa menampung tiga orang lebih dengan ibu Jeno duduk di kursi depan karena wanita itu perlu pergi ke suatu tempat juga. Renjun ikut karena dia yakin Lucas ada di sana, sementara Haechan bersikeras tidak mau meninggalkan Jeno sendirian. Jaemin berpikir, kenapa harus Haechan ? Tapi akhirnya Jaemin mengalah. Mereka tidak tau Haechan sudah khawatir setengah mati pada keadaan Mark. Selama perjalan Haechan berusah menahan tangisannya, berbeda dengan Jeno yang terlihat pucat. Tapi Renjun bisa merasakan perbedaan dari keadaan sahabatnya dan berpikir mungkin Haechan khawatir pada kondisi Jeno.

Mereka sampai di depan kamar Mark dirawat, ada Lucas disana, menununggu yang lain datang. Jeno juga dapat melihat Baejin yang sepertinya datang karena khawatir juga.

"Apa yang terjadi ?" tanya Jeno dengan cepat.

"overdosis obat tidur" jawab Lucas pelan.

"aku tidak tau Mark hyung ternyata sedepresi itu" Baejin bergumam. Haechan yang mendengarkan sudah benar-benar akan menangis, sayang banyak mata yang akan melihatnya menangis, Haechan tidak mau itu terjadi. Tapi Mark....

"ayo masuk" Mereka bertiga masuk dan mendapat Mark dengan mata terpejam di atas tempat tidur rumah sakit, alat bantu pernafasan menempel di wajahnya,

"Apa parah ?" Lucas menggelengkan kepalanya.

"ibunya cukup cepat untuk menemukannya dan menelopon ambulans, Mark baik-baik saja, hanya perlu dirawat selama beberapa hari"

Jeno menghela nafas lega setelah mendengar penjelasan dari Lucas. Haechan juga sangat benar-benar tenang setelah mendengarnya. Haechan tanpa sadar mendekat ke arah tempat tidur Mark, menatap wajah Mark yang terlihat damai karena tertidur. Haechan ingin menangis, skenario macam apa ini ? Pertama kali Haechan melihat Mark dalam hidupnya dan keadaan harus seperti ini. Haechan kira hidup mereka di masa lalu tidak seperti ini.

"Haechan" panggil Renjun pelan. Tapi Haechan tidak mendengar, pikirannya kosong pada wajah Mark yang dihiasi alat bantu pernafasan itu. Alat seperti itu tidak cocok pada wajah tampan Mark, Haechan pikir.

"Chan... Ayo pulang, Jeno akan baik-baik saja dengan Baejin. Lucas akan mengantar kita" saat itu akhirnya Haechan sadar dan mengangguk pelan. Haechan ingin diam lebih lama, tapi siapa dirinya ? Mengharapkan bisa menemani Mark disini. Haechan menjauh dari tempat tidur Mark, menyelipkan catatan kecil di bawah bantalnya sebelum pamitan dan pergi bersama Renjun dan Lucas. Lucas terlihat sangat muda, lebih tampan dari apa yang Haechan ingat. Saat itu ketika mereka berjalan di koridor rumah sakit mereka berpapasan dengan seorang wanita yang berjalan dengan dagu terangkat dan suara high heals yang mendenting. Haechan dapat merasakannya, aura menyeramkan yang tidak bisa dibantah. Haechan berbalik, menatap wanita yang masuk ke dalam kamar Mark dirawat, dia ibu Mark.

"Chan , ayo" panggil Renjun. Haechan pun menurut, kembali berjalan bersama mereka.

"Jadi namamu Haechan ?" tanya Lucas basa basi. Haechan hanya mengangguk pelan.

"Terima kasih karena mau datang, kadang Jeno kalau ketakutan tidak bisa mengontrol diri dan Renjun akan tidak peduli kepadanya" Renjun memukul lengan Lucas pelan, tidak suka dengan pernyataan calon tunangannya itu. Haechan dapat melihat perbedaan tinggi mereka yang sangat lucu.

"Kalian akan ujian kan ? Sayang sekali Mark harus seperti ini disaat terpenting dalam hidup Jeno dan kalian, kalian berdua jadi ikut susah" Lucas menjelaskan "aku akan berusaha agar Jeno kembali fokus pada ujiannya, jadi kalian juga fokuslah pada ujian kalian, kita disini akan baik-baik saja" tambah Lucas. Mereka sampai di mobil Lucas yang sudah bisa menyetir sendiri. Haechan dan Renjun duduk di kursi belakang dan mereka pergi dari rumah sakit. Saat itu, saat Haechan melihat note kecil, note pertama yang Haechan berikan pada semua teman Jeno menempel di kaca atas dalam mobil Lucas, saat itu Haechan jatuh dan menangis dengan sangat keras, membuat Renjun dan Lucas bingung hingga Lucas harus memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Haechan tetap menangis, makin lama makin keras, tidak ada yang tau kenapa Haechan menangis. Haechan tetap menutup mulutnya sampai hari ujian tiba.

_._

Haechan menjalani harinya kembali dengan normal, tidak ada lagi bekal untuk teman Jeno, tidak ada lagi catatan kecil untuk Mark, karena grup belajar mereka sudah dibubarkan mendekati masa ujian. Jeno secara resmi menyelesaikan sesi belajar tambahannya. Ujian berlangsung dengan normal, aneh, menurut Haechan. Tidak ada lagi ketakutan menghadapi ujian, tidak ada lagi rasa cemas dirinya akan salah menjawab soal. Lucas benar-benar membuat Jeno kembali fokus pada ujiannya dan Mark keluar dari rumah sakit sehari setelah ujian selesai. Sementara Haechan, Jeno, Renjun, dan Jaemin menyelesaikan ujian penerimaan universitas mereka dengan baik. Semua berjalan sesuai rencana, menurut Haechan, tinggal menunggu hasilnya. Tapi menurut pengalamannya di masa depan, dirinya diterima, jadi seharusnya Haechan tidak usah takut lagi.

Malam itu, seminggu setelah ujian, Haechan berjalan sendiri untuk mencari udara segar. Otaknya benar-benar penuh dengan Mark, tapi Haechan bingung bagaimana menanyakan keadaan Mark pada Jeno. Tapi sepertinya Haechan tidak perlu penasaran lagi, di hadapannya, ada Mark, duduk di bawah pohon di taman itu. Haechan memakai tudung hoodienya, dengan gugup di duduk di sisi pohon sebelah kanan Mark. Mark tidak akan bisa melihat sosok Haechan jika begini. Tapi yang membuat Haechan merasa horror adalah dua benda di kedua tangan Mark. Sebuah botol obat yang Haechan yakini pill tidur dan sebuah note, catatan terakhir yang Haechan tinggalkan untuk Mark ketika mereka di rumah sakit. Haechan tentu saja mengenal kertas kecil itu. Tapi obat di tangan Mark membuat Haechan berpikir bahwa Mark akan mencoba kembali mengakhiri hidupnya.

"kau tidak apa-apa ?" tanya Haechan gugup. Mark yang mendengar suara langsung berbalik, bermaksud mengusir siapapun itu tapi Haechan keburu melarangnya.

"tetap diam disitu , jangan lakukan apapun, jangan berbalik, jangan menengok kemanapun. Pandangan tetap ke depan" entah Mark merasa bodoh atau bagaimana, tapi dirinya menuruti semua apa yang orang asing itu perintahkan.

"jatuhkan semua benda yang ada di tanganmu" Mark kembali menurutinya, menjatuhkan botol pill itu, Haechan dapat mendengarkan suara obat yang jatuh tapi Mark tidak bisa menjatuhkan kertas yang ada di tangan kanannya.

"Hidupmu sulit yaaa, kenapa kau sangat ingin mengakhirinya ?" Haechan memulai dengan gugup. Mark terdiam, apa-apaan orang asing ini.

"bukan urusanmu" jawab Mark ketus. Disaat detik terakhir hidupnya, selalu saja ada pengganggu.

"Karena itu bukan urusanku, kau bisa mengatakannya padaku. Kau menginginkannya kan ? Seseorang yang mendengarkan" balas Haechan lagi. Mark terdiam, berpikir, benar juga. Tidak pernah ada yang mendengarkan suara Mark selama ini, jika ini adalah saat terakhirnya tidak ada salahnya bercerita kepada orang asing kan ? Mereka tidak akan bisa menghakimi Mark.

"Aku merasa menjadi manusia yang gagal" Mark memulai. Haechan diam, mendengarkan cerita Mark dengan fokus, berusaha untuk tidak menangis di hadapan Mark, berusaha menghilangkan ketakutan dan rasa gugupnya.

"Nilai semester akhir pertamaku keluar beberapa waktu lalu, aku gagal mendapatkan nilai sempurna di keseluruhan program... Kedua orang tuaku sangat marah dan ayahku memukulku dengan sangat keras, lebih parah dari ketika waktu aku masih SMP" Haechan terdiam, rasanya sudah ingin menangis mendengar bagaimana kehidupan Mark.

"Aku jatuh cinta............."

Pada Hyeri kah ? Tapi tidak mungkin, pada siapa ? pikiran Haechan kalang kabut.

"Aku jatuh cinta pada seseorang yang bahkan tidak aku ketahui.. Hampir satu tahun semua ini terjadi, seseorang memberikan makanan melalui temanku, bukan hanya kepadaku, dengan sebuah notes kecil di dalamnya. Aku selalu bahagia ketika mendapatkan pesan-pesan itu. Notes yang aku kumpulkan setiap harinya, menempel di dinding kamarku yang isinya terlalu random untuk ditujukan kepada seseorang" Haechan masih diam, notes kecil itu semua dari dirinya.

"Aku mungkin terlalu percaya diri, tapi untuk pertama kalinya dalam hidupku aku merasa diperhatikan. Pesan-pesan kecil berisi bagaimana hari orang itu berakhir, bagaimana ia kesulitan belajar, bagaimana ia mendapat nilai terbaik di sekolahnya, membuatku sangat bahagia dan hanya memikirkan dirinya yang bahkan wajahnya akupun tidak tahu. Mungkin saat itu aku sedikit tidak fokus. Pelajaran membuatku strees, aku selalu harus minum obat anti depresi dan meminum obat tidur jika aku ingin tidur. Kedua orang tuaku tidak peduli, mereka hanya ingin anak dengan nilai sempurna, tunanganku hanya ingin boneka yang bisa ia perlihatkan pada teman-temannya dan temanku yang hanya sedikit tentu saja harus mengurus hidup mereka juga" mendengarkan Mark membuat Haechan mensyukuri hidupnya yang pas-pasan, Mark mungkin kaya dan dikelilingi harta berlimpah, tapi sangat terlihat Mark tidak pernah bahagia dengan hidupnya.

"ini adalah percobaan bunuh diriku yang kedua sekarang. Saat itu sebelum aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku, saat nilaiku akhirnya keluar dan kedua orang tuaku sangat murka, ibuku untuk pertama kalinya masuk ke dalam kamarku dan menemukannya. Notes yang aku tempelkan di dinding kamar. Mereka sangat marah, mengatakan bahwa aku selingkuh dari tunangan yang tidak pernah aku cintai dan bertanya siapa orangnya. Aku menjadi frustasi sendiri karena aku tidak mengetahui siapa dia" Haechan sudah mulai menangis dalam diam sekarang, semua pesannya untuk Mark ternyata sangat berdampak besar dalam hidup Mark. Haechan tidak tau apakah itu adalah dampak yang positif atau negatif.

"pesan itu adalah satu-satunya hal yang membuatku bahagia di dunia ini, saat mendapatkannya aku tidak perlu meminum obat anti depresi atau pill tidur setiap malam. Perasaan cinta ini terlalu dalam aku rasakan dan ketika ayahku menghancurkan semua notes yang ada di dalam kamarku, kurasa seluruh hidupku juga hancur bersamanya" Mark terdiam saat akhirnya Haechan berbicara.

"Kenapa kau menggantungkan hidupmu pada hal bodoh seperti itu ? Kenapa... hiks... hiks.. kenapa ?"

Mark bingung, kenapa orang asing itu menangis ? Mark ingin berbalik, menengok untuk melihat orang itu tapi tetap orang itu menghentikannya.

"aku akan membunuhmu jika kau melihat ke arah sini....hiks hiks" Mark terdiam, dirinya memang ingin mati, tapi entah kenapa Mark masih menuruti keinginan si orang asing.

"Tadinya aku berpikir kalau Tuhan memang menyelamatkanku dan memberikanku kesempatan kedua untuk memperbaiki diri dan mungkin mencari orang yang kucintai itu.. Tapi saat di rumah sakit, saat aku menemukan note ini di bawah bantalku, pikiranku kembali kepada mengakhiri hidupku adalah pilihan terbaik"

Haechan kembali menangis, mengingat pesan terakhirnya yang ia tinggalkan di bawah tempat tidur Mark, Haechan menyesal kenapa ?

Kalau kau pikir mengakhiri hidupmu adalah jawaban dari semua masalahmu kau sangat egois, aku membencimu.

Haechan mengingatnya dengan sangat jelas, apa yang ia tulis dalam keadaan kacau dan terburu-buru itu.

"dia bilang dia membenciku, catatan itu. Bagaimana ini, bagaimana aku bisa bertahan hidup kalau peganganku satu-satunya juga membenciku. Aku sudah menjadi anak tidak berguna untuk kedua orang tuaku dan dia juga sekarang membenciku, alasanku untuk hidup sudah menghilang" gumam Mark pelan.

"hiks hiks hiks. Aku.... buang kertas itu sekarang" perintah Haechan. Mark hanya diam, tidak mau melakukannya, ini adalah kepingan terakhir, hanya sepercik kertas itu yang Mark miliki sekarang, dan yang paling pahit diantara kenangan manis lain.

"aku.. aku... maafkan aku, hidupmu harus seperti.. hiks..hiks... tapi kumohon tetaplah hidup... hiks hiks... Apa yang kau lakukan, semua yang kau lakukan akan sia-sia jika kau mati seperti itu... hiks hiks.. Setidaknya hargailah semua usahamu"

Dan juga usahaku untuk mendekat padamu.

Haechan tidak menyangka, yang Mark butuhkan bukanlah harta, bukanlah nilai yang bagus.

"Mungkin aku memang egois. Aku hanya meminta seseorang yang bisa menyayangiku tanpa aku harus membuktikan bahwa aku pantas pada mereka.... Tapi bukan begitu caranya... Hidup manusia... Semua manusia harus membuktikan bagaimana mereka pantas untuk hidup.. Tidak sepertiku" Mark juga mulai menangis sekarang. Menggenggam kertas yang penuh dengan kata-kata menyakitkan itu dengan kuat.

"Tidak... Semua manusia pantas untuk hidup. Bahkan dirimu. Kau luar biasa. Kau menuruti semua apa yang orang tuamu inginkan. Kumohon, anggaplah ini adalah jalan pertamu........ hiks.. Mungkin orang tuamu menuntutmu, tapi akan ada orang yang menyayangimu tanpa menuntut apapun darimu"

Aku sudah melakukannya, menyayangimu.

"Benarkah ?"

"Tetaplah berusaha untuk hidup... aku.... maafkan aku"

Dan setelahnya Haechan berdiri lalu berlari meninggalkan Mark. Haechan tau dirinya akan jatuh jika ia terus diam disana. Mark juga berdiri, menatap tempat yang sekarang sudah kosong, tidak ada siapapun disana.

Haechan harus bersyukur, Mark mengurungkan semua niat untuk mengakhiri hidupnya malam itu.

END

Ga deng . Tapi End Deh.
Nextnya cerita maju, 00 line bukan anak SMA lagi.

Maafkan untuk segala kesalahan .

See You !

Continue Reading

You'll Also Like

458K 4.8K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
46.2K 6.3K 38
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
462K 8.5K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
78.1K 5.1K 68
Why did you choose him? "Theres no answer for choosing him, choosing someone shouldn't have a reason." - Aveline. ------------ Hi, guys! Aku kepikir...