KeGATELaN [END]

By PrimadonnaPinky

2.6M 109K 95.7K

(Follow me, first) Adult_Romance_Comedy --PROSES REVISI N Re-Post --TOLONG BERITAHU JIKA ADA TYPO, TERIMA KAS... More

Sinopsis...
Part 1 (Lemparan Kaleng Minuman)
Part 2 (Kesayangan Besan)
Part 3 (Meet again)
Part 4 (Get Married)
Part 5 (FiancΓ©e)
Part 6 (Dinner)
Part 7 (Sisy weakness)
Part 8 (Angry)
Part 9 (First KISS..??++)
Part 10 (In a moment..++?)
Part 11 (Agreement canceled..++)
Part 12 (I want..++)
Part 13 (It's hard++)
Part 13 (It's hard chapter 2++)
Part 14 (Marriage is complicated)
Part 15 (Mine!!++)
Part 16 (New assignment)
Part 17 (should love!!)
Part 18 (Will not change)
Part 19 (Player)
Part 20 (One Love)
Part 20 (One love chapter 2++)
Part 21 (Must!!!)
Part 22 ( Reality!!!)
Part 23 (Fish and Cat...)
Part 24 (Balanced...)
Part 25 (And again++..)
Part 26 (Singa Betina..)
Part 27 (Ali Cingkuh?)
Part 28 (Ketakutan Sisy ++)
Numpang Lewat!!!
Part 29 (Feels weird?++)
Part 30 (Ex crazy)
Part 31 (Brother n Sister!!)
Part 32 (Murka Ali)
Part 33 (Choose bitch)
Part 34 (Sisy disappear!!)
Part 35 (Jelous!!)
Part 36 (My secrets...)
Part 37 (Kingsley gay??)
Part 38 (What to do??++)
Part 39 (Silent and Fragile)
Part 40 (Us divorce??)
Part 41 (Fault)
Pengumuman
Part 42 (Uninvited Guests)
Part 43 (A Reason++)
Part 44 (Sisy medicine??)
Part 45 (Ali weakness??)
Part 46 (Kill me++)
Part 47 (My choice??)
Part 48 (The last hug)
Part 49 (Say Good Bye++)
Part 49 (Say Good Bye chapter 2)
Part 50 (Restless and Broken)
Part 51 (Proof??)
Part 52 (Lost...)
Part 53 (Finally...)
Part 54 (Don't go away...)
Part 55 (Lost feeling)
Part 56 (Good at Swimming...)
Part 57 (I know...)
Part 58 (Kingsley Comeback)
Part 59 (A Little Flashback)
Part 60 (Poor Lily)
Part 61 (My Baby!!)
Part 63 (This cardiac for you)
Part 64 (Sisy bed)
New Story
Part 65 (Incident...??)
Part 66 (A new life)
PBB [Project Big Boss]
Part 67 (Surprise...)
Part 68 (A very spoilt)
Part 69 (Melakukan itu??)
sekilas info
Inspire Stories
Extra Part 1 (Malam panjang++)
Extra Part 2 (Honeymoon n Baby)
Extra Part 3 (Baby Oreo)

Part 62 (I'm in Love...)

24.5K 1.5K 4.1K
By PrimadonnaPinky

Pemain Putra Alingga Chandra
Sisy Queen Dirga
Lily Queen Dirga
Kingsley Altair


NO COPAS NO BULLY!!!

(Yg baru baca siapkan tissue coz mereka yg udah baca bilang ini menimbulkan airmata)

Ali terpaku hampir semenit saat Kingsley mengatakan Sisy koma. Seandainya Ali wanita mungkin dia sudah pingsan jatuh ke lantai. Seandainya dia wanita dia pasti menangis meraung-raung seperti Lily. Tapi Ali laki-laki dan dia tidak ingin menampakkan kesedihan, kepedihan di sekitar orang asing.

Orang asing? Bagi Ali Kingsley maupun Lily adalah orang baru, walaupun mereka sudah sangat dekat dengan Sisy tapi tidak dengan Ali. Mereka masih baru, bukan seperti Gisell dan orang tuanya juga teman gengnya.

Ali seakan tak tahu harus bagaimana, dia terkurung di atas awan yang perjalanan tempuhnya baru berjalan tiga jam itu artinya mereka masih harus menunggu empat jam lagi untuk sampai di Tokyo, Jepang.

Rasanya dia sudah tidak tahan untuk segera sampai ke Jepang.

"Sial!" umpat Ali menahan kekesalannya.

Ali menekan ke dua pelipis kanan dan kiri di wajahnya, menekannya sangat kuat. Entah kenapa rasanya kepalanya terasa sakit. Ini kenyataan yang sangat tiba-tiba bagi dirinya. Terasa kepalanya ingin meledak.

"Put? Lu gak pa-pa?"

Wajah Ali yang tersirat kepedihan hanya terlihat dingin tanpa ekspresi tapi terkesan kaku juga kosong.

Seakan Kingsley tahu raganya disini tapi jiwanya melayang ke tempat Sisy.

"Lu gak usah mikirin gua, lu tenangin aja cewek lu. Gua keluar dulu gua mau bicara sama pramugari,"
Nada suara Ali yang terdengar getir hanya di balas anggukan oleh Kingsley.

Tanpa bertanya sekalipun Kingsley tahu Ali shock mendengarkan ucapannya barusan tentang Sisy. Dan Ali butuh sendiri.

Tatapan Ali kosong menatap keluar jendela pesawat. Awan putih yang menjulang tinggi di angkasa membawanya ke tempat Sisy tapi terasa lama dan sangat di rasakannya penerbangan hari ini tidak nyaman sama sekali.

Mata Ali berkaca-kaca dia terus saja memikirkan Sisy. Ali diam tanpa kata duduk manis di tempat duduknya padahal di sampingnya sejak lima menit yang lalu berdiri anggun seorang pramugari menunggu, menunggu tuannya berbicara kepadanya.

"Mr Chandra?" Ini ke empat kalinya pramugari itu berseru padanya.

Tanpa menoleh ke arah pramugari tersebut Ali memerintah, "Minta Kapten mempercepat penerbangan ke Jepang."

"Ta..pi Mr."

"Lakukan saja yang aku perintahkan!"

Setelah mengatakan itu Ali menoleh mendongak menatap dingin dan tajam ke arah pramugari. Membuat pramugari tersebut tidak dapat berkata-kata lagi.

Pramugari memberi hormat lalu berkata, "Baik Mr. Chandra," dan berlalu pergi dari hadapan Ali.

Setelah pramugari pergi barulah Ali menutup kedua matanya dengan ibu jari dan jari telunjuk kanannya.

Sebenarnya Ali sedang menghapus air matanya yang hendak jatuh dari bola matanya yang berwarna hitam.

"Baby... Jangan tinggalkan aku, jangan," Ali membatin perih. Dadanya terasa sakit. Sangat sakit.

"Apa ini yang di rasakan Sisy? Apa sama rasanya sesakit ini? Kenapa rasanya perih? Kenapa rasanya sesak? Apa begini rasanya baby? Jawab baby? Kenapa aku gak mendengar suara mu? Jawab baby sekali saja, jawab aku."

Ali bertanya di dalam hatinya sambil terus menahan air matanya agar tidak tumpah.

....

--Di rumah sakit, Tokyo, Jepang--

Tab...

Tab...

Tab...

Bunyi langkah sepatu Ali, Kingsley dan Lily terburu-buru saat mereka sudah keluar dari lift di lantai sembilan. Wajah cemas mereka jelas tersirat terutama Ali, sejak dia turun dari Bandara Haneda jantung Ali tidak bisa berhenti berdetak sangat cepat. Dia tak bisa berhenti memikirkan istrinya, Sisy.

Bau obat-obatan sudah tercium sejak mereka memasuki pintu masuk rumah sakit. Ali, kingsley maupun Lily tidak memperdulikan aroma menyengat itu mereka lebih memikirkan tentang keadaan Sisy.

Di ujung sebuah koridor ruang inap mereka bertiga melihat seorang pria paru baya bertubuh tegap dengan setelan kemeja dan celana panjang hitam lengkap dengan sepatunya menyandar sambil mendongak ke arah langit. Memejamkan matanya.

Seketika Lily yang sedari tadi memang berjalan terburu-buru semakin cepat lebih cepat di banding Kingsley dan Ali.

"PAPIII!!"

Pekikkan keras Lily membuat pria itu menoleh ke arah sumber suara. Wajahnya tersenyum seketika ke arah putrinya.

Lalu Lily berhamburan memeluk Kenzi Dirga. Seakan mereka sudah terpisah sangat lama, Lily tidak ingin melepaskan pelukan itu.

"Hiks... Papi gimana keadaan Sisy...hiks..."

Kenzi yang tingginya hampir seratus sembilan puluh tersebut membungkuk menenangkan Lily mengusap rambut putrinya.

"Hiks... Sisy beneran koma Pi?...hiks."

Kingsley dan Ali hanya menatap mereka secara bergantian tidak tahu harus berkata apa. Ali tampak tidak sabaran untuk berjumpa dengan Sisy. Tapi dia tidak enak hati harus bertanya perihal keberadaan Sisy dengan Kenzi. Mertuanya. Apalagi ini awal pertama kali Ali melihat pria yang pernah menjuarai ajang balap resmi formula one balap mobil termahal baik dalam segi produksi maupun olahraganya di seluruh dunia.

Nafas Ali hampir tercekak tertahan di tenggorokan. Kenzi Dirga tampak tenang tapi jelas tersirat wajahnya menatap dingin ke arah Ali.

"Sisy sudah siuman sayang, dia baru sadar beberapa menit yang lalu."

Ali tampak lega mendengar penuturan dari bibir Kenzi begitu juga Kingsley dia menghembuskan nafasnya yang sedari tadi tertahan sejak Lily menanyakan kondisi Sisy.
Raut wajah mereka tidak lagi menegang seperti saat pertama kali datang.

"Tapi Sisy masih sangat lemah, jangan paksakan dia. Jantungnya masih sakit, selama belum ada cangkok untuk Jantungnya, kondisi Sisy akan seperti itu," tambah Kenzi sambil tersenyum ke arah putrinya. Yang hanya dibalas anggukan oleh Lily.

Lalu Kenzi melihat ke arah Kingsley. Senyumnya terukir seakan dia mengenali sosok pria itu.

"King?" cicit Kenzi masih sambil memeluk Lily.

Kingsley tersenyum menyambut sapaan pertama kali dari pria yang sangat di hormatinya itu. Sudah sangat lama memang mereka tidak saling berjumpa dan bersapa secara langsung. Sudah sejak tiga belas tahun.

Lily melepaskan pelukan Ayah dan Anak itu. Membiarkan Kenzi mendekat ke arah Kingsley.

"Apa kabar Om Ken?"

Kingsley memeluk Kenzi untuk permata kalinya. Kingsley memeluk erat pria yang sudah di anggapnya Ayah itu.

"Apa Om harus mengatakan Om baik-baik saja sekarang?"

Kenzi seakan ingin mengejek ke arah Kingsley. Memberitahukan bahwa dia sangat kacau akhir-akhir ini karena putrinya.

"Aku rasa iya, semua akan baik-baik saja Om Ken!" seru Kingsley masih di pelukan Kenzi.

Kenzi melepaskan pelukan mereka lalu melihat ke arah Ali tanpa senyuman, tanpa ekspresi yang bersahabat.

"Om Ken dia...." Kingsley ingin mengatakan Ali adalah suami Sisy. Tapi tertahan karena tangan Kenzi terangkat memberikan isyarat agar Kingsley diam.

"Mr Dirga saya---."

"Aku tau," potong Kenzi. "Tidak ada yang tidak mengenalmu juara olahraga beladiri taekwondo lima kali berturut-turut Putra Alingga Chandra, betul?"

"Tapi itu dulu Mr Dirga se___"

"Jangan Mr Dirga. Panggil Papi saja. Kamu mantu ku kan? Tidak perlu formal begitu Putra," Kenzi berucap masih tanpa senyuman.

"Ali saja Pi, sama seperti Sisy manggil Ali."

Kenzi mengangguk beberapa kali lalu menawarkan sesuatu yang di tunggunya dari tadi.

"Dia di dalam, kamu ingin menemuinya-kan?"

Nafas Ali kembali tertahan. Dia mengangguk sambil melihat pintu yang berjarak beberapa langkah dari hadapannya. Ini yang di tunggunya sejak lama. Bertemu kembali dengan Sisy.

Walaupun dia ingin bicara tentang kondisi Sisy dari mertuanya tersebut tapi bagi Ali saat ini melihat Sisy dan memeluknya terlebih dahulu adalah hal yang lebih penting dari apapun.

....

Kreekk!!

Suara pintu terbuka. Seorang pria yang raut wajahnya tampak sedih itu melihat ke sekeliling ruangan Sisy.

Tercium bau bunga mawar di mana-mana. Ali tahu itu wangi yang di sukai istrinya. Bau wangi bunga mawar. Pria itu sudah mengenakan pakaian khusus.

Lalu dia berjalan ke arah brankar Sisy melihat Sisy yang terbaring lemah. Wajahnya masih sama. Itu Sisy, istrinya. Yang lemah yang baru di sadarinya.

"Baby..," bisik Ali lembut tepat di wajah Sisy yang hidungnya masih menempel alat bantu pernapasan.

Mata Sisy terbuka dia mengerjab kaget melihat ke arah Ali.

"Ali?!" serunya tak percaya. "Ke..kenapa?"

"Gua tau..., gua udah tau..., semuanya," suara lirih Ali terdengar semakin sedih. "Kenapa bohong? Kenapa terus-terusan menyangkal? Kenapa bohongi gua Sy?"

Ali mendekat mengecup berkali-kali tangan Sisy yang tidak tersentuh jarum infus, hawa dingin di tangan Sisy sangat terasa di genggaman Ali. Sangat dingin hampir membeku.

"Maaf," airmata Sisy tak terbendung lagi. Dia menangis, menitikkan airmatanya. "Gua gak tau gimana caranya jujur sama lu kalo gua sakit."

Ali mendekati wajah Sisy sangat dekat sampai-sampai dia bisa merasakan deru nafas Sisy yang tidak teratur.

"Lu harus sembuh baby, harus," mata Ali sudah berkaca-kaca lagi menatap perih ke wajah istrinya yang masih suci.

Sisy menggeleng, "Gua gak bisa bertahan Li."

"Tapi lu udah janji gak akan ninggalin gua! Lu lupa janji lu?" air mata Ali sudah mengalir membasahi pipinya.

Rasanya sakit sekali saat melihat airmata Ali. Ali menitikkan air mata karenanya.

Dengan gerakan lambat Sisy menyeka airmata itu. Membuat Ali kembali menggenggam tangan Sisy lagi.

"Kenapa lu tangisi gua? Kenapa tangisi cewek lemah yang nyusahin lu? Gua yang gak bisa masak, yang gak bisa berenang, yang gak mau di sentuh lu, yang keras kepala, yang bisanya cuma teriak-teriak, yang bisanya cuma kegatelan sama cowok. Kenapa lu tangisi cewek kek gua Li? Kenapa Li?"

Sisy tidak bisa menyembunyikan kesedihannya lagi. Suaranya bergetar dan hatinya perih mengingat bagaimana sempurnanya Ali di matanya sedangkan dia istri yang tidak bisa apa-apa kecuali merepotkan Ali.

"Maafkan gua...hiks...maafkan gua yang selalu merepotkan lu..hiks."

Ali menggeleng lalu memeluk Sisy. Dia tidak tahan mendengar semua kalimat dari bibir gadisnya. Karena bagaimanapun Ali sudah tahu jawaban dari semua perkataan gadisnya itu.

"Lu gak merepotkan gua Sisy," Ali melepaskan pelukannya lalu dia mengecup puncak kening istrinya itu.

"Tapi gua gak pinter masak."

"Gua gak butuh istri yang pintar masak karena gue koki yang hebat kan?" seakan ingin menghibur Sisy yang sedih Ali menyombongkan dirinya.

"Gua gak bisa berenang."

"Gua masih sanggup ngajarin lu berenang, gak bisapun lu berenang gak masalah bagi gua."

"Gua gak mau di sentuh lu," Sisy semakin gencar ingin membuat Ali melerakannya.

"Gua masih mau nunggu sampe lu mau di sentuh sama gua baby."

Sisy mengerjab tidak percaya mendengar penuturan Ali barusan. Rasanya seperti tidak percaya Ali begitu menerima semua kekurangannya.

"Tapi..tapi.. Gua suka gatel sama cowok ganteng," kali ini Sisy gak berani melirik mata Ali. Dia takut Ali menatapnya dengan horror. Dia hanya menginginkan Ali tidak lagi mengharapkan kesembuhan darinya. Hanya itu.

"Gua gak masalah lu kegatelan sama cowok manapun."

Sisy masih melihat tidak percaya ke arah Ali. Kata-kata Ali barusan berhasil membuatnya terdiam. Hampir sedetik.

Apa Ali sudah berhenti dengan sifatnya yang posesif?

"Karena gua masih sanggup matahin kedua tangan cowok-cowok gila lu! Apalagi bikin mereka koma gua siap dengan senang hati," senyuman dan kekehan Ali membuat Sisy ikut-ikutan tersenyum geli.

Ternyata Ali tetaplah Ali.

"Sudah bisa tersenyum sekarang? Apa gua barusan menghibur lu?" Ali menghapus sisa airmata Sisy.

Gadis itu mengangguk. Mengangguk karena bahagia. Ternyata Sisy memang menginginkan pria di hadapannya itu.

Tapi apa Sisy masih ada waktu untuk bertahan? Apa dia masih punya banyak waktu bahagia hidup bersama Ali? Di hibur pria itu?

"Ali...."

Sisy berseru ragu memanggil suaminya yang masih mendekatkan wajahnya di wajah Sisy.

"Apa?"

Sisy menatap bola mata Ali yang pekat dan hitam. Sisy menggigit bibirnya sendiri sebelum dia mengucapkan kalimat sakral itu.

"Semoga gua belum terlambat mengatakan ini," batin Sisy perih.

"Gua beneran jatuh cinta sama lu Li."

Tbc

Target comment: 3k^^
Jgn protes 🙏

mulai spam next di sini👉👉👉👉👉

spam semangat di sini👉👉👉👉👉

spam love ❤❤❤❤ Di sini👉👉👉

Senin, 18 Maret 2019

Re-post: 07.47 wib
Rabu, 10 Maret 2021

Continue Reading

You'll Also Like

669K 27.2K 48
18+ Ketika para cewek 19 tahun yang dalam masa puber kebanyakan ngehalu .... "Gue pengin punya Sugar Daddy!" kata Kailani di kala ia, Khloe dan Isabe...
20.7K 425 29
Menjadi seorang selingkuhan memang buruk, tidak ada pembenaran bagi seorang selingkuhan. Terlepas dari semua itu selingkuhan tetap seorang manusia y...
492K 18.3K 35
Mencintai dengan segenap hati dan jiwa boleh saja, namun jika cinta itu malah menyakiti lalu untuk apa dipertahankan? Saat cinta hanya menjadi boomer...
151K 11.5K 18
CHANGLIX ONESHOOT COLLECTION BXB! Skz ChangbinΓ—Felix β€’ Various genres WARN! YAOI; BOYS LOVE; SOME MATURE CONTENTS πŸ”ž [DON'T LIKE DON'T READ! DON'T R...