My Family (End) {Book 2}

By Tys_131

421K 42.6K 6.4K

Tidak banyak bicara, Ini hanya sequel. Pasti kalian juga sudah tau isi dari cerita ini. warning bxb fujo -22... More

Prolog
Instagram
Part 1
IG-CHAT
Part 2
Part 3
Jeno Spam
Part 4
Chatting (Putus)
Part 5
Part 6
Part 7
Instagram
Part 8
Part 9
love letters from...
Part 10
Part 11
IG Jung
Part 12
Part 13
Part 14
Instagram
Part 16 (End)

Part 15

11.3K 1.4K 130
By Tys_131






Mengerjapkan mata, Mark terbangun dari tidurnya. Sinar matahari yang langsung mengenai wajahnya mambuat dia menyipitkan matanya.

Menegakkan tubuhnya di kursi mobil, mata Mark melirik Jeno yang masih tidur di kursi sampingnya. Entah jam berapa mereka tidur tadi malam yang jelas mata Mark masih sangat mengantuk saat ini.

Drrttt...drrrtt

Mark melihat ponsel Jeno berdering. Mata Mark membaca nama Jaemin di layar itu

"Iya Jaem,"

"Jeno"

"Aku Mark, Jeno masih tidur"

"Ah kak Mark. Bilang pada Jeno nanti suruh menelponku ya kak"

"hmmm"

Melempar ponsel Jeno asal, Mark memposisikan dirinya untuk kembali tidur. Percuma dia pulang sekarang jika rasa kantuknya masih sangat terasa.

Tapi baru memejamkan mata sebentar, kini giliran ponselnya yang bergetar. Tanpa melihat siapa yang menghubunginya, Mark langsung mengangkatnya

"Iya"

"kak Mark"

Mark menjauhkan ponselnya, saat mendengar teriakan disebrang telponnya

"Ada apa Baby?"

"Kak Mark, dimana Jeno?"

"Masih tidur kenapa?"

"Aku ingin berbicara dengannya"

"Nanti saja ya."

"Ist kak Mark"

Mark mematikan ponselnya, melempar ponselnya seperti apa yang dia lakukan pada ponsel Jeno. Mark sedikit kesal, kenapa orang-orang malam mencari Jeno bukan dirinya.




Mark mematikan mesin mobilnya. Bersiap untuk keluar dari mobil tapi sial, lengannya di tahan. Menoleh sebentar, Mark menahan tawa melihat wajah Jeno saat ini

"Ada apa?"

"Kak Mark saja ya yang masuk, aku langsung pergi"

"Kamu tidak ingin pulang?"

"Nanti kalau Mama marah gimana kak?"

"Ya gimana, yang di marahi kan kamu bukan kakak"

Jeno mencibirkan bibirnya, percuma dia bicara dengan Mark jika seperti ini. Masalah tidak selesai, yang ada masalah tambah karena kini Jeno merasa sangat kesal dengan Mark

"Kak Mark serius"

Mengambil napas dalam, Mark kini merubah posisinya menjadi menghadap ke Jeno. Senyum Mark tidak hilang dari tadi. Berbeda dengan Jeno yang terlihat begitu tegang.

"Mama marah itu wajar. Kamu bertindak tidak sopan tadi malam. Tapi apa kamu tau, Mama marah karena dia menyayangimu Jeno. Mama hanya tidak ingin kamu terluka sama sepertiku. Kita selesaikan semua masalah ini. masalah Mama marah atau tidak itu tidak penting. Yang terpenting kamu pulang kerumah minta maaf sama Mama. Itu yang terpenting. Aku yakin Mama khawatir denganmu"

Jeno menunduk, kenapa semua yang di ucapkan Mark selalu benar. Kini Jeno mulai sadar jika memang dia tidak bisa seperti Mark. Mark terlalu sempurna untuk Jeno gapai.

"Tapi kak,,"

"Tidak ada alasan lain. Ayo turun atau aku yang akan menyeretmu"

"Baiklah"

Jeno menatap sendu pada punggung Mark. Sebenarnya banyak pikiran yang jeno sembunyikan saat ini. dan tidak tau harus mengatakan hal itu pada siapa. Tidak mungkin pada Jaehyun ataupun Mark. Itu sangat tidak mungkin.

Menghela napas, Jeno mengikuti Mark. Mulai memasuki rumah mereka. Mengabaikan beberapa pelayan yang memberi hormat pada mereka.

Dan baru juga tiga langkah Jeno masuk kedalam rumah, dia sudah mendapat pelukan dari seseorang. Tau siapa orang itu, Jeno membalas pelukannya. menenggelamkan wajah di pundaknya

"Kemana saja, Mama khawatir padamu sayang"

"Maafkan Jeno Ma, maaf membuat Mama khawatir"

Taeyong hanya bisa bersabar menghadapi Jeno, tangannya dengan lembut membelai kepala Jeno. Membawa anak keduanya kedalam pelukan hangatnya.

"Mandi dulu sana, nanti kita bicara. Kamu bau"

Taeyong menarik diri dari Jeno, tangannya memegang pudak Jeno dan matanya meneliti bagaimana rupa Jeno saat ini. dan detik berikutnya mata Taeyong terhenti saat melihat lengan Jeno

"Sayang kamu terluka?"

Jeno berkedip beberapa kali, tapi selanjutnya Jeno tersenyum setelah tiba-tiba ide muncul di kepalanya.

"Iya Ma, tadi malam kak Mark membawaku ke klinik dan aku mendapat beberapa jahitan."

"Ke klinik, kenapa tidak ke rumah sakit?"

"Tidak tau"

"Kenapa bisa terluka sayang?"

"Gara-gara kak Mark, Mama tau sendiri kan tadi malam Kak Mark tiba-tiba menyerangku. Dan aku terluka. Ini sakit Ma" rengek Jeno

"MARK"

Taeyong berbalik, meninggalkan Jeno untuk masuk kedalam rumah dan mencari anak pertamanya itu. Dalam hati Jeno menjerit bahagia. Setidaknya Taeyong marahnya pada Mark bukan padanya.

"Saatnya mandi dengan tenang"

Jeno berjalan di belakang Taeyong dengan senyum yang begitu indah.

"Mark,"

Yang di panggil menoleh, menemukan Taeyong yang bermuka kesal. Mark kemudian melirik ke Jeno yang tersenyum

"Ada apa Ma?"

"Kamu apakan adikmu, kenapa bisa terluka?"

"Tidak aku apa-apakan, Jeno terluka dengan sendirinya. Bukan aku"

"Lalu kenapa tadi malam hanya ke klinik tidak kerumah sakit. Bagaimana jika tangan Jeno parah lukanya?"

Mark hanya bisa menghela napas, seperti sudah terbiasa mendapat fitnah dari adiknya itu.

"Ya paling kalau terluka tangan Jeno di amputasi Ma."

"Kak Mark" kini Jeno yang berteriak

"Apa?, sudahlah Ma. Jeno baik-baik saja. Dia hanya melebih-lebihkan. Aku lelah, aku ke kamar dulu."

Selesai berkata, Mark mencium pipi Taeyong dan pergi ke kamarnya. Meninggalkan Jeno yang masih kesal.












Jeno keluar dari kamarnya, berjalan mendekati Taeyong yang menunggunya.

"Ma~"

"Iya"

"Jangan marah ya"

"Beri Mama alasan yang kuat agar Mama tidak marah"

"Aku hanya tidak ingin orang yang aku sayangi di hina Ma, tadi malam Hyunjin menghina Jaemin. Dan aku tidak suka itu. Aku sendiri juga tidak tau kenapa aku bisa melakukan hal seperti itu. Tapi jauh didalam lubuk hatiku, aku merasa puas dengan apa yang aku lakukan"

Taeyong membolakan mata saat mendengar pengakuan Jeno padanya. Taeyong melihat ada hal berbeda didalam diri Jeno yang tidak pernah dia sadari sebelumnya

"Jika Mama ingin marah, Jeno terima. Ini memang salah. Caraku memang salah"

Jeno yang tadinya menunduk kini mengangkat wajahnya dan menatap Taeyong disampingnya.

"Aku akan melakukan apapun demi orang yang aku sayangi Ma. Aku tidak peduli bagaimana caranya. Yang aku pedulikan hanya bagaimana membuat orang yang aku sayangi aman bersamaku"

Entah kenapa, Taeyong merasa gelisa dengan tatapan Jeno padanya. mata Jeno memancarkan sosok lain. Dan mata itu, Taeyong seperti melihat Jaehyun di dalamnya. Tapi bukan Jaehyun yang dia kenal, melainkan sosok Jaehyun lain.

"Jeno,, sayang"

Tangan Taeyong membelai pipi Jeno. "Jangan lakukan itu"

Jemari Taeyong meraba mata Jeno, membuat mata itu terpejam untuk sesaat.

"Mama tidak suka tatapan ini sayang. jangan pernah menunjukkan tatapan ini pada siapapun"

"Kenapa?"

"Tatapanmu sangat menyakitkan Jeno. Jika kamu menatap orang seperti itu, Mama takut orang itu akan membencimu"

Deg,,

Jantung Jeno hampir terhenti saat Taeyong mengucapkan hal itu. Apa yang salah dengan tatapannya.

Jeno menarik Taeyong ke dalam pelukannya. mengubur wajahnya pada pundak Taeyong

"Maaf Ma, aku tidak sengaja"

"Berjanjilah pada Mama, kamu tidak akan melakukan hal buruk"

Jeno tidak menjawab, dia hanya diam. Manabisa dia berjanji seperti itu jika dia sudah melakukan hal yang buruk. Jeno mengeratkan pelukannya, mencoba mencari ketenangan di dalam pelukan ibunya.

Sedangkan di balik pintu kamar Jeno, Jaehyun menahan napas dengan apa yang baru saja dia lihat.







~~








Malam ini Jeno tidak bisa tidur, dia teringat tentang ucapan Taeyong padanya. dan itu kembali membuatnya jadi ragu.

"Belum tidur?"

"Daddy"

"Aku tau apa terjadi padamu dan Hyunjin. Aku tidak menyalahkanmu saat ini."

Jaehyun mendudukkan dirinya disamping Jeno. Kini mereka sedang berada di balkon kamar Jeno.

"Dad,"

"Ya"

"Tidak jadi"

Jaehyun tersenyum miring, matanya melirik Jeno saat ini. Jaehyun yakin jika Jeno ingin mengatakan apa yang Taeyong katakan tadi siang padanya.

"Jika kamu ingin mundur, Daddy tidak memaksa Jeno"

"Tapi aku tidak ingin mundur"

"Kenapa?"

"Aku bisa melakukannya Dad, aku yakin aku bisa"

"Kenapa begitu yakin?"

"Karena Mama, Mama bilang tatapanku menyakitkan. Aku bisa melakukan hal itu dengan apa yang aku miliki."

Jaehyun menekuk alisnya, benar kata Taeyong. tatapan Jeno sangat berbeda saat ini. seperti ada pribadi lain didalam diri Jeno yang tidak pernah muncul.

"Kamu ingin memulainya?"

"Apakah boleh?"

Tangan Jaehyun terulur, menepuk kepala Jeno yang sedang menatapnya

"Lakukan apapun yang kamu inginkan. Aku di belakangmu"




Setelah mengucapkan kata itu, Jaehyun berdiri dan meninggalkan Jeno sendirian. Berjalan ke kamarnya

"Darimana?" suara Taeyong

"Dari kamar Jeno, kenapa belum tidur?"

"Menunggumu"

Jaehyun tersentuh dengan ucapan Taeyong. tapi bukannya menyusul Taeyong untuk berbaring di sampingnya, Jaehyun malah duduk di sofa.

"Sayang kemari"

Taeyong mengeryitkan dahinya, tapi dia tetap berjalan mendekati Jaehyun dan duduk di sampingnya

"Ada apa?"

"Lihat ini"

Jaehyun memperlihatkan beberapa informasi pada Taeyong di ponselnya.

"Ini apa?"

"Hanya beberapa tempat khusus untuk belajar tentang bisnis. Aku tadi bertanya pada Jeno, dia bilang ingin belajar agar bisa membantu Minhyung"

"Jeno bilang begitu?"

"Iya, makanya aku bicara denganmu, aku minta pendapat padamu. Tidak lama, hanya butuh beberapa bulan jika Jeno bisa cepat menguasai Jeno akan cepat kembali"

Taeyong terlihat lesu saat melihat alamat tempat khusus yang di maksudnya Jaehyun padanya. itu tempat bukan di korea, tapi di luar negeri. Apa dia bisa melepas Jeno beberapa bulan?

"Bukankah ini terlalu Jauh?"

Jaehyun yang mengerti pikiran Taeyong hanya bisa diam. Ya memang jauh. Tapi apasalahnya.

"Bagaimana jika kita beri waktu Jeno 3 bulan untuk belajar disana. Jika Jeno bisa itu sangat baik, tapi kalau Jeno tidak bisa tidak apa-apa"

"1 bulan"

"Sayang,,"

"Jaehyun, ini jauh. Di Itali. Mana bisa aku jauh dari Jeno. Oke 3 bulan, tapi aku ikut kesana"

"Bagaimana dengan David?"

"David juga bisa ikut, kamu dan Mark bisa tanpa aku. Tapi Jeno tidak Jaehyun. aku juga tidak bisa jauh darinya"

Jaehyun menarik Taeyong untuk bersandar padanya. tangannya memainkan jemari lentik Taeyong saat ini.

"Jeno tidak akan pernah menjadi dewasa jika kamu seperti ini sayang. di umur Jeno yang sekarang, dia sedang mencari jati dirinya. Jeno berbeda dengan Minhyung yang bisa mengenali diri dan potensi dalam dirinya dengan cepat. Jeno butuh pengarahan sayang. dan kita tidak bisa membatasi apa yang di inginkan Jeno"

"Tapi Jeno masih bergantung denganku Jaehyun"

"Itu karena kamu memanjakan Jeno sayang. coba sedikit saja, biarkan Jeno melakukan apapun yang dia inginkan"

Taeyong mendongak, membelai pipi Jaehyun sebelum mencium pipinya.

"Tapi jangan 3 bulan Jaehyun. itu terlalu lama"

"2 bulan?"

"1 bulan"

"Sayang"

"Baiklah, 2 bulan"

Taeyong menyetujuinya, walaupun berat tapi demi Jeno Taeyong akan melakukannya. Dalam hati Jaehyun tersenyum bahagia. Tapi dalam hati Jaehyun juga meminta maaf karena membohongi Taeyong.

Belajar bisnis ke Itali, mana ada hal seperti itu. Taeyong hanya belum tau bagaimana bisnis disana. Dan jika Jaehyun jujur, tentu saja Taeyong tidaka akan menyetujuinya.


















Tbc












Happy reading

Maaf jika ada typo

Continue Reading

You'll Also Like

48 By kevvvvveee

Short Story

259K 27.4K 109
48 oneshoot (Lebih ke Ch²)
307K 36.4K 17
Cerita tentang Jung Minhyung yang berusaha untuk menyatukan kedua orang tuanya kembali. JaeYong ❤
159K 24.8K 20
Kisah tentang Lee Taeyong, si mahasiswa tercantik yang terkenal pendiam yang mengirimkan pesan ke nomor yang salah.