My Family (End) {Book 2}

By Tys_131

421K 42.5K 6.4K

Tidak banyak bicara, Ini hanya sequel. Pasti kalian juga sudah tau isi dari cerita ini. warning bxb fujo -22... More

Prolog
Instagram
Part 1
IG-CHAT
Part 2
Part 3
Jeno Spam
Part 4
Chatting (Putus)
Part 5
Part 6
Part 7
Instagram
Part 8
Part 9
love letters from...
Part 10
Part 11
IG Jung
Part 13
Part 14
Part 15
Instagram
Part 16 (End)

Part 12

13.8K 1.5K 274
By Tys_131

Jangan bapar ya
^_^












Taeyong menutup pintu begitu pelan, takut membangunkan David yang tidur bersama Jeno malam ini. Tadinya Taeyong ingin mengambil David dari kamar Jeno dan membawanya. Tapi melihat bagaimana David memeluk Jeno dan begitu juga sebaliknya, Taeyong jadi tidak tega memisahkah kakak-adik itu. Biarkan saja David bersama Jeno. Mungkin dia merindukan kakak nakalnya itu.

Saat Taeyong mulai menjauh dari kamar Jeno, telinganya mendengar langkah kaki yang sangat dia hapal. Saat ini jam menunjukkan pukul 10 malam, dan pastinya langkah siapa lagi yang terdengar di jam-jam seperti ini.

Taeyong tersenyum, bersandar di tangga atas sambil menunggu suaminya menghampiri. Jaehyun yang berada di 2 anak tangga bawah Taeyong tersenyum saat tubunnya lebih rendah dari Taeyong. sedikit mendongak, Jaehyun mendapat kecupan singkat dari istrinya itu. Tangannya menarik pinggang Taeyong hingga tubuh mereka saling menempel, dengan gerak cepat Taeyong melingkarkan tangannya di bahu Jaehyun.

"Kenapa masih di luar kamar?" tanya Jaehyun

"Tadinya ingin mengambil David dari kamar Jeno. Tapi sepertinya David sangat merindukan Jeno jadi aku biarkan saja dia disana" jawab Taeyong sambil menahan desahan karena tangan Jaehyun yang meremas pantatnya, "Kamu sudah makan? Ingin aku siapkan makanan?"

"Tidak perlu, tadi sebelum pulang aku makan dengan Minhyungie di dekat kantor"

"Mark tidak pulang ya?" ucap Taeyong cemberut

Menggeleng pelan sambil menberikan ciuman di pipi, Jaehyun tau jika Taeyong sedang merindukan anak sulungnya. Sudah beberapa hari Mark ada di rumah Johnny dan sejak saat itu juga Mark tidak bertemu Taeyong.

"Kamu merindukannyakan?"

Taeyong mengangguk, menenggelamkan wajahnya dan naik ke gendongan Jaehyun. membiarkan Jaehyun berjalan ke kamar mereka. Dengan senang hati Jaehyun mengendong Taeyong sambil memberikan tepukan di punggung istrinya itu. Memberi sedikit pengertian pada Taeyong.

"Kamu harus terbiasa sayang, nanti Minhyungie akan memiliki kehidupan sendiri"

Tubuh Taeyong yang tidak terlalu berat membuat Jaehyun dengan mudah membuka dan menutup pintu kamar mereka dengan satu tangan.

Membawa Taeyong untuk duduk di sofa, kini Jaehyun memeluk Taeyong begitu erat. Dia tau ini akan sulit untuk Taeyong, tapi bukankah memang ini sudah saatnya mereka melepas Mark untuk hidup mandiri.

Jaehyun mengerutkan keningnya saat merasa pundaknya basah, dengan pelan dia menarik kepala Taeyong.

"Jangan menangis sayang," ucap Jaehyun lembut

Tangannya menangkup pipi Taeyong dan menyeka airmatanya. Mencium sekilas pucuk hidung Taeyong sebelum mencium kening Taeyong

"Tapi ini terlalu cepat Jaehyun."

"Ini bukan masalah terlalu cepat atau tidaknya sayang. jika memang sudah waktunya mau bagaimana lagi. Minhyungie saja yang menjalani sangat bersemangat. Kenapa kamu jadi seperti ini?"

Taeyong masih tidak bisa berhenti menangis, walaupun tanpa isakan tapi airmata terus mengalir dari mata cantiknya. Entah apa yang dirasakan Taeyong saat ini, yang pasti dia masih belum rela kehilangan Mark.

"Bagaimana kalau nanti dia sakit, kalau dia makan tidak teratur, lalu kalau dia kelelahan siapa yang akan menyiapkan air hangat untuknya. Lalu.."

Jaehyun yang gemas membungkam bibir Taeyong dengan ciumannya. Jaehyun hanya memainkan bibirnya, tidak mencium Taeyong dengan benar. Dia hanya berniat untuk membuat Taeyong diam. Karena sungguh, kekhawatiran Taeyong terlalu berlebihan untuknya.

Melepas ciumannya, Jaehyun menghapus airmata Taeyong lagi. Tersenyum manis pada istri cantiknya itu.

"Kan ada Haechan sayang, dia bisa merawat Minhyung dengan baik. Lagipula Minhyung masih beberapa bulan lagi menikahnya. Acara besok hanya tunangan, dan Minhyung masih bisa tinggal disini."

Taeyong memukul dada Jaehyun, kesal dengan ucapan suaminya yang sama sekali tidak mendukungnya.

"Beberapa bulan itu cepat Jaehyun. tiba-tiba saja nanti Mark pindah ke apartemantnya dengan Haechan"

"Sayang, jarak apartemant Minhyung dan rumah kita tidak lebih jauh dari sekolah David. Dan Minhyung juga tidak langsung tinggal disana setelah tunangan. Dia masih disini"

"Ihh, kamu menyebalkan. Dari tadi kenapa membela Mark." Taeyong turun dari pangkuan Jaehyun, pergi ke ranjang dan menutup dirinya dengan selimut. Meninggalkan Jaehyun yang hanya menatap prihatin dengan apa yang ada di depannya ini.


~~





"Mama~, Kak Jeno menginjak baju David"

Taeyong yang sedang memakaikan dasi pada Jaehyun hanya menghela napas pelan. Sedangkan Jaehyun hanya menahan tawa saat melihat bagaimana ekspresi Taeyong saat ini.

"David, itu kemeja Kak Jeno mau di pakai. Kenapa di buat bersihin tumpahan susu"

"Mama~~,, huwaa"

Taeyong yang tadinya masih memakaikan dasi pada Jaehyun menghentikan kegiatannya, menoleh pada Jaehyun yang juga sedang menatapnya.

"Urus dulu mereka berdua, aku bisa mengurus diri sendiri. Aku tidak ingin David menangis sepanjang hari karena Jeno." Ucap Jaehyun

"Aku sudah menyiapkan jasmu, kamu tinggal pakai dan tunggu kami di depan. Aku tidak akan lama" balas Taeyong

Mengangguk pelan, Jaehyun mencium sekilas pipi Taeyong sebelum meninggalkan kamarnya.

Taeyong berjalan kearah kamar Jeno yang didalamnya ada David. Saat membuka pintu Taeyong hanya menghela napas dengan apa yang dilihatnya.

"Maaf nyonya. Saya tidak bisa melerai mereka" ucap Wendy dengan sedih

"Tidak apa-apa, kamu bisa keluar. Terimakasih sudah membantu"

Wendy mengangguk dan menunduk untuk keluar dari kamar Jeno. Meninggalkan Jeno dan David yang sedang tarik menarik baju satu sama lain.

"Jika kalian seperti ini Mama tinggal. Percuma Mama bawa kalian. Kakak kalian juga tidak akan suka jika kalian seperti ini" ucap Taeyong pelan namun tegas

David berlari kearah Taeyong memeluk kaki Taeyong dan menjulurkan lidah kearah Jeno yang terlihat kesal

"Kemejaku kotor Ma, aku harus pakai yang mana" desah kesal Jeno yang hanya memakai kaos putih tipis dengan celana dan sepatu yang sudah siap untuk pergi.

"David duduk dulu disana Ok. Mama mencarikan kemeja Kak Jeno dulu" David mengangguk patuh pada Taeyong

Melewati Jeno yang masih berdiri kesal, Taeyong membuka lemari Jeno. Membongkar dengan rapi untuk menemukan kemeja baru yang cocok di gunakan Jeno nanti. Tak butuh waktu lama untuk Taeyong menemukan kemeja yang cocok.

"Pakai ini, baju luarnya Mama sudah siapkan. Pakai nanti saat acara jangan pakai sekarang. Mama tidak ingin bajumu kusut sebelum acara"

"Makasih Ma" balas Jeno dengan senyum manisnya.

"David kemari"

David dengan patuh mendekati Taeyong yang sedang berjongkok. Mengambil pakaian David, Taeyong dengan telaten menganti semua yang ada di tubuh David dengan yang baru. Tentu saja David belum memakai Jas sama seperti Jeno. Dia sangat tau jika David dan Jeno memakai jas sekarang yang ada jas itu akan rusak sebelum waktunya.

Taeyong tidak ingin anaknya berpenampilan buruk nantinya. Jadi sebisa mungkin Taeyong mengatur semuanya.

Jaehyun hampir termakan rasa bosan menunggu kedua anak dan istrinya itu. Apa yang dilakukan Taeyong pada anak-anaknya hingga menjadi lama seperti ini.

"Maaf Jaehyun lama, anakmu sangat berisik" ucap Taeyong sambil berbisik

"Mereka juga anakmu sayang"

"Ya sudah ayo"

Jaehyun hanya mengikuti Taeyong di belakangnya, heran dengan Taeyong yang kadang tidak mengakui anaknya.

"Jeno dan David pakai mobil yang satu ya. Aku dan Taeyong pakai yang ini"

Jeno dan David hanya mengangguk. Masuk ke dalam mobil yang di tunjuk Jaehyun saat seorang supir membukakan pintu untuk mereka. Begitu juga dengan Taeyong dan Jaehyun.


~~





"Mark, dimana Jaehyun?"

Mark menahan napas saat Johnny tiba-tiba ada di belakangnya. Begitupun juga dengan Haechan yang ada disamping Mark. Terlalu terkejut dengan Johnny yang mengagalkan kegiatan mereka.

"Mungkin dijalan, seperti biasa paling David dan Jeno bertengkar." Balas Mark santai

"Awas saja jika telat, aku akan gagalkan pertunangan ini"

"Yakk" teriak Mark dan Haechan bersama.

"Astaga kupingku"

"Papa sabar dong. Namanya juga orang punya anak kecil pasti akan ribet saat ada acara seperti ini" balas Haechan

Dan Johnny hanya diam saja saat anaknya angkat bicara.

"Ya sudah," kata Johnny dan kembali meninggalkan anak dan calon menantunya itu.

Haechan cemberut, dan Mark tau alasan kekasihnya itu berwajah kesal. Bukan salahnya jika ciumannya tadi gagal. Salahkan saja Johnny yang datang dengan seenaknya.

"Jangan seperti itu, acara akan dimulai"

Mark menarik Haechan kedalam pelukannya. memberikan kehangatan yang sangat Haechan sukai dari seorang Mark Jung.

Tapi sepertnya kegiatan pelukan mereka harus selesai sampai disini saat tiba-tiba Taeyong ada di belakang Mark. Tapi berbeda dengan kedatangan Johnny, baik Haechan dan Mark malah tersenyum dengan adanya Taeyong di antara mereka.

"Apa Mama menganggu?"

"Tidak Ma" balas Mark

Haechan yang tau posisinya, memilih untuk sedikit mengalah. "Kak Mark, aku kesana ya. Aku ingin bertemu Jeno"

Mark mengangguk, membiarkan Haechan pergi darinya.

Kini hanya tinggal Mark dan Taeyong. rasanya begitu aneh saat ini. entah apa yang akan terjadi tapi Mark merasakan emosional yang sangat luar biasa dalam dirinya.

"Mama"

"Kemari sayang"

Taeyong merentangkan tangannya, membiarkan Mark memeluknya dengan sangat erat. Tak bisa ditahan lagi, Taeyong kembali menangis saat ini. Mark yang tau itu hanya membiarkan Mamanya itu. Dia hanya bisa mengelus punggung Taeyong.

Sebenarnya Mark juga ingin menangis saat ini. rasa bahagia bercampur sedih ada didalam hati Mark

"Ma, Mama"

"Iya sayang"

"Maafkan aku jika selama ini aku selalu membuat Mama marah, membuat Mama kesal. Membuat masalah, selalu membangkang sama Mama. Aku bukan anak yang baik untuk Mama. Aku selalu membuat Mama kesal dengan semua yang aku lakukan dengan Jeno saat masih kecil. Aku yang selalu membuat Jeno menangis dan membuat Mama kelelahan setelahnya. Aku minta maaf Ma, aku benar-benar minta maaf"

Tangis Mark pecah, dia tidak bisa menahan rasa emosional dalam dirinya. Ini adalah awal dari hidup barunya. Awal dari dia mulai mengabaikan Taeyong, orang yang sangat dia cintai dan sayangi melebihi apapun itu. Awal dari semuanya. Meninggalkan Taeyong dan Jeno. Terlebih lagi ada Jaehyun dan juga David.

"Kamu tidak salah sayang, jangan meminta maaf. Mama sangat-sangat beruntung memilikimu. Kamu adalah hal yang paling berharga untuk Mama. Kamu adalah pelengkap kesempurnaan dalam hidup Mama" Taeyong mengambil napas sebelum melanjutkan ucapannya, "Bahkan Mama tidak tau apa yang akan terjadi pada Mama jika kamu tidak ada"

"Ma, bisakah Mark sekuat Mama. Bisakah Mark membahagiakan Haechan nantinya. Bisakah Mark memiliki keluarga yang bahagia"

Taeyong melepas pelukannya, menangkup wajah tampan Mark. Taeyong tersenyum dengan tulus saat ini. bangga dengan Mark yang semakin dewasa.

"Tentu sayang, kamu akan bahagia dengan Haechan. Mama yakin itu"

Ibu jari Taeyong menghapus airmata Mark. Kembali memeluk Mark. Taeyong masih belum rela untuk melepas Mark dari pelukannya. biarlah orang lain menunggu. Taeyong mana peduli

Mark juga sama, dia masih sangat-sangat ingin memeluk Taeyong, rasa rindunya juga belum terobati saat ini.

Grepp,,

Mark mengangkat wajahnya dari pundak Taeyong saat merasakan pelukan lain dari samping. Itu Jeno, Jeno yang tiba-tiba memeluknya dan juga Taeyong.

"Kak Mark tidak akan melupakanku kan?" ucap Jeno

"Tentu saja tidak, kenapa berfikiran seperti itu?"

Pelukan mereka terlepas, kini tangan Taeyong beralih pada wajah Jeno. Membelai pipi anak keduanya itu.

"Kak, maaf ya. Aku selalu membuat kakak marah. Aku tau aku masih belum bisa seperti kak Mark. Aku masih banyak kekurangan." Jeno menunduk, tidak berani menatap Mark maupun Taeyong saat ini

"Kakak mengerti" balas Mark sambil membelai kepala Jeno

"Kak"

"Hmm"

"Bisakah kak Mark percaya padaku?"

Taeyong dan Mark saling menatap satu sama lain, "Tentang apa?"

"Bisakah Kak Mark percaya padaku jika aku bisa membuat Mama bahagia. Aku bisa menjaga Mama seperti apa yang kak Mark lakukan selama ini. bolehkan aku mengantikan posisi Kak Mark"

Hati Mark dan Taeyong seperti ada ribuan kupu-kupu yang memenuhinya. Merasa terharu dengan apa yang dikatakan Jeno saat ini. sangat bangga dengan Jeno mereka yang kini tumbuh menjadi lebih baik.

"Aku ingin mengantikan posisi Kak Mark selama ini. kak Mark yang selalu menjada Mama dan aku, kakak yang selalu berjuang untuk membuat Mama bangga. Bolehkan aku mengantikannya?" kata Jeno.

"Aku ingin menjadi kakak yang baik untuk David seperti Kak Mark yang menjadi kakak terbaik untukku. Aku ingin menjaga Mama seperti Kakak yang menjaga Mama setelah Papa pergi. Aku ingin membuat Mama bangga dengan apa yang aku lakukan seperti Mama bangga dengan kakak yang selalu menerima penghargaan saat sekolah. Aku tau sekarang di keluarga kita sudah ada Daddy dan David. Tapi bisakah Kak Mark percaya lebih padaku?"

Mark mengangguk dengan semangat, tangannya masih membelai kepala adiknya itu. Begitu juga dengan Taeyong yang menggenggam tangan Jeno saat ini.

"Lakukanlah. Lakukan apapun yang ingin kamu lakukan. Kakak akan selalu mendukungmu. Apapun itu kakak selalu bangga padamu. Kakak tidak pernah tidak bangga denganmu. Kakak selalu bangga memiliki adik sepertimu. Mungkin jika kamu tidak ada, kakak bisa mati kesepian"

Jeno tersenyum, matanya mulai basah sama seperti Mark. Saling memandang diam. Taeyong tau ikatan Jeno dan Mark lebih kuat dari yang terlihat.

Taeyong menarik Jeno dan Mark kedalam pelukannya. menciumi sisi kepala Mark dan Jeno

"Mark, Jeno. Terimakasih sudah lahir. Terimasih telah menemani hidup Mama selama ini. Mama tidak tau apa yang akan terjadi jika kalian tidak lahir"

Mark dan Jeno hanya bisa memejamkan mata. Menahan agar tidak kembali menangis didalam pelukan ibu mereka. Mereka memilih merasakan bagaimana hangatnya pelukan Taeyong untuk mereka.

Disisi lain, Jaehyun bahkan hampir menangis melihat bagaimana Taeyong memeluk Mark dan Jeno. Pemandangan yang sangat-sangat indah untuknya.

"Kamu tidak ikut dengan mereka?" tanya Minho

"Tidak kak, aku masih terhitung orang baru di dalam kehidupan mereka. Aku tidak ingin merusak semuanya." Kata Jaehyun. "Kita undur acaranya setengah jam lagi, tolong beritau Johnny ya kak"

Minho hanya tersenyum sebelum pergi meninggalkan Jaehyun yang sedang menikmati pemandangan didepannya itu.















Tbc













Aku tuh mau baper sama part ini, tapi karena kelakuan Jaeyong  dan Mark jadi korban lagi. Meltingku jadi ilang tergantikan ngakak

Kenapa Mark harus menyaksikan semua kemanisan mereka




Happy reading

Maaf jika ada typo

Continue Reading

You'll Also Like

69.3K 7.4K 4
[COMPLETED] Taeyong hanya seorang pemuda yang memiliki keterbatasan fisik, di jodohkan dengan seorang Jung membuat kesuraman dalam hidupnya bertambah...
47.6K 4.7K 41
Tentang Niskala, juga sepenggal kisah kedua saudaranya, Narendra dan Nala. Tentang janji, harapan, dan kebahagiaan. Tentang kesetiaan, kasih sayang...
202K 11.4K 16
[VOTE AND COMMENT] [Jangan salah lapak‼️] "Novel sampah,gua gak respect bakal sesampah itu ni novel." "Kalau gua jadi si antagonis udah gua tinggalin...
533K 44K 70
"Salahkah aku jika mencintaimu dalam diam" - Na Jaemin Nomin Jenjaem Jeno Jaemin bxb Yaoi Fujo boylove love story family friendship