Love Is Not Over ✔

Por ririrrrii

8.4K 745 347

"Aku tahu Kookie-ya, tapi tidak bisakah kau menahan diri? Kau sudah berada di tingkat akhir." "Kalau aku mena... Más

(1) Noona
(2) Holiday
(3) Dream
(4) Love is Not Over
(5) Date
(6) In Luv
(7) Drive
(8) Boyfriend
(9) Relationship
(10) Stuck
(11) First Love
(12) Jealousy
(13) Jealousy 2
(14) Confession
(15) Gloomy
(17) Date 2
(18) So Sorry
(19) Girlfriend
(20) Annoy
(21) Be My Lover
(22) Caught Up
(23) Stay Strong
(24) Happiness

(16) Break Up

206 19 5
Por ririrrrii

*

*

*

*

*

Taehyung POV

Hyung, kau tahu tidak, apa yang sedang terjadi antara Yoongi Hyung dan Jungra Noona?” Jungkook yang awalnya bermain dengan ponsel itu tiba-tiba mengajukan pertanyaan yang tak terduga. Aku yang juga sedang bermain ponsel pun ikut menghentikan kegiatanku. Hey, dari mana bocah ini tahu mengenai Yoongi hyung dan Jungra?

“Ada apa?” Tanyaku pura-pura tak tahu.

“Tak perlu pura-pura. Kemarin Jungra Noona tiba-tiba menyebut namamu saat kami sedang membicarakan Yoongi Hyung. Kalian selingkuh ya?”

Rasanya ingin tertawa mendengar pertanyaan polos dari Jungkook. Namun aku tahan. “Memangnya kalian membicarakan apa sampai aku dibawa-bawa?”

“Tak perlu pura-pura tidak tahu Hyung. Aku tahu kalau Hyung itu tahu semuanya. Jadi cepat katakan padaku apa yang sedang terjadi.”

“Kau ini mau tahu sekali ya?” Aku kembali memainkan ponsel.

Hyung, aku serius.”

“Ini urusan orang dewasa, kau tak perlu tahu.” Aku pura-pura cuek, ingin melihat segigih apa Jungkook berusaha mengorek informasi.

“Aku juga sudah dewasa Hyung. Lagi pula ini mengenai Noona-ku, jadi aku tidak bisa tinggal diam kalau terjadi apa-apa padanya. Aku tak suka melihat Noona terus-terusan murung.” Ucap Jungkook penuh tekad.

Aku mengerjap beberapa kali sebelum mengarahkan pandanganku padanya. Aku menyadari satu hal. Bocah ini sedang serius. Wah, tak disangka si Jungkook yang selalu manja pada sang noona itu kini telah banyak berubah. Lebih memperhatikan noona-nya, lebih ingin terlibat perihal suka dan duka yang noona-nya alami. Jungkook, aku bangga padamu nak.

Hyung.” Dia memanggilku karena tak segera merespons. Aku ini sedang merasa bangga, jadi harap maklum jika aku lama dalam memberi respons.

Dan sekarang apa yang harus aku lakukan? Haruskan aku menceritakan semuanya pada Jungkook?

Bocah itu mengangkat kedua alisnya, menunggu penjelasan dariku. Baiklah, tak ada alasan untuk merahasiakan apa pun. Jungkook bukan lagi bocah. Dia berhak tahu apa yang sedang terjadi antara aku, Jungra dan Yoongi hyung.

“Jadi begini....”

Taehyung POV End

*

*

*

“Jungkook-ah, apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Chaeyeon yang baru saja keluar dari café dan mendapati Jungkook sudah berdiri di depannya.

Jungkook menunjukkan senyumnya. “Menjemputmu.” Ucapnya santai.

“Dari mana kau tahu aku bekerja di sini?”

“Rahasia.” Jungkook menjawab diiringi wajah menyebalkan, berniat menggoda Chaeyeon.

Chaeyeon memukul ringan lengan Jungkook. “Aku serius.”

Jungkook terkikik, merasa senang karena setidaknya telah berhasil bermain-main dengan Chaeyeon. “Aku mengikutimu ke sini beberapa hari lalu.”

Chaeyeon membulatkan kedua matanya, tak menyangka Jungkook akan melakukan hal seperti itu.

“Ayo, kita pulang.” Jungkook mengambil tangan Chaeyeon untuk dia genggam.

“Aku membawa motor sendiri.”

“Iya, aku tahu. Makanya aku ke sini tanpa membawa apa-apa. Kau membawa dua helm kan?” Tanya Jungkook saat dua anak manusia itu sudah mulai menggerakkan kaki.

Chaeyeon mengangguk.

“Bagaimana kalau kencan sebentar?” Tawaran menggiurkan dari seorang Jeon Jungkook.

“Ini sudah malam.” Yang ditolak dengan halus oleh seorang Jung Chaeyeon.

Jungkook maklum, kekasihnya memang tak suka kelayapan malam. Lagi pula dia juga tidak serius mengajak Chaeyeon kencan. Terlihat sekali jika si kekasih sangat lelah. Mengingatkan Jungkook pada noona-nya yang selalu kelelahan jika baru pulang dari kerja lembur.

“Ini, pakailah.” Jungkook menyerahkan helm Chaeyeon, kemudian memakai miliknya sendiri. “Aku yang akan di depan.”

Chaeyeon hanya mengangguk pasrah. Café cukup ramai hari ini. Pekerjaannya menjadi lebih banyak. Tak dipungkiri, dia merasa sangat lelah. Dan kedatangan si Jungkook yang tanpa diundang itu benar-benar telah meringankannya. Paling tidak dia tidak perlu menyetir sendiri. Paling tidak dia bisa meletakkan kepalanya pada punggung lebar Jungkook. Nyaman.

Hey, kau tidur ya?” Tanya Jungkook karena tak mendapati Chaeyeon berkutik.

Ani.” Jawab Chaeyeon lirih.

Jungkook tersenyum mendengarnya. Ini adalah kali pertama Jungkook melihat Chaeyeon kelelahan.

“Apakah biasanya kau juga kelelahan seperti ini? Bukankah aku sudah sering bilang kalau kau jangan bekerja terlalu keras. Kau itu masih muda, masa depanmu masih panjang. Kau harus mencintai tulangmu.”

“Kau ini bicara apa sih? Cerewet sekali.”

Jungkook terkekeh. Pria itu merasa iba sekaligus senang. Iba karena Chaeyeon sedang kelelahan tapi secara bersamaan juga merasa senang karena bisa berkencan secara tak terduga seperti ini. Walau hanya berboncengan motor di tengah jalanan sepi malam hari, anggap saja itu kencan.

“Oh iya, akhir pekan kita belum jadi bertemu Noona.”

Chaeyeon menjauhkan kepalanya dari punggung Jungkook. “Aku sudah terlanjur bilang pada bosku kalau—”

Hey hey hey dengar dulu.” Jungkook memotong kata-kata Chaeyeon. “Kita hanya belum jadi bertemu Noona. Tapi kita tetap akan pergi kencan dan aku juga akan tetap berkunjung ke rumahmu untuk bertemu Imo.”

Chaeyeon lega mendengarnya. Pasalnya, dia terlanjur bilang pada bosnya kalau mulai akhir pekan ini, dia akan mengurangi jam kerjanya.

*

*

*

Jungra POV

Aku sedang larut dalam tontonan drama terbaru yang diperankan D.O EXO saat tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Siapa lagi yang berani memasuki kamarku tanpa mengetuk lebih dahulu kalau bukan si Kookie.

“Baru pulang?”

Jungkook mengangguk, kemudian merebahkan dirinya di sisi ranjangku yang kosong.

Ya! Kau belum mandi. Jangan tiduran di sini. Mandi sana.”

Jungkook malah berguling-guling, membuatku kesal saja. “Jungkook! Jangan begitu, nanti kasurku kotor.”

Bocah ini tetap saja bersenang-senang, cekikikan seolah memang sengaja membuatku kesal. Aku membiarkannya. Tak ada gunanya meladeni. Nanti juga berhenti sendiri.

Benar saja, tak berselang lama bocah ini berhenti. “Sudah selesai?” Tanyaku santai sambil lanjut menonton drama yang sempat aku pause.

Bukannya menjawab, Jungkook malah mendekat padaku. Kepalanya terulur, sedikit menghalangi pandanganku pada laptop. “Noona sedang menonton apa sih?”

“Menyingkirlah.”

“Drama ya? Aku juga ingin menonton.” Seenak jidat Jungkook mengambil laptopku dan memindahkan ke hadapannya.

Aish kau ini mengganggu saja. Katakan, apa maumu?” Aku sudah mengenal Jungkook seumur hidupnya, jadi aku tahu betul bocah ini sedang ada mau.

Sssstt. Jangan berisik. Aku sedang menonton.”

Aku memutar mata jengah. Bocah ini semakin hari semakin menyebalkan saja. Aku yakin, dia pasti tertular virus menyebalkan dari Taehyung.

Akhirnya aku pun pasrah. Ikut menonton sambil bersandar pada headboard.

Noona, sudah lama ya kita tidak pergi makan dengan Yoongi Hyung?”

Aku melirik Jungkook yang sedang fokus dengan laptop itu. Kenapa tiba-tiba membahas Yoongi oppa?

“Aku ingin makan di kedai naengmyeon yang waktu itu. Besok kita ke sana dengan Yoongi Hyung ya?” Kali ini Jungkook menatapku.

“Kita bisa ke sana sendiri, besok setelah aku pulang kerja. Tidak perlu mengajak Yoongi Oppa.”

“Kenapa tidak boleh mengajak Yoongi Hyung?”

Ah ya mengenai Yoongi oppa, aku sama sekali belum berkomunikasi bahkan bertemu dengannya. Sejak peristiwa di apartemennya, kami sama sekali tak saling tahu keadaan masing-masing. Aku tak menghubunginya, begitu pun dia.

Tiba-tiba aku teringat dengan percakapanku bersama Taehyung tempo hari. Dia memberiku tawaran untuk membantu memperjelas hubungan dengan Yoongi oppa. Atau lebih tepatnya membantuku mengakhiri hubungan. Penawaran yang menarik, mengingat aku dan Yoongi oppa tak saling cinta bahkan sejak pertama kali kami menjalin hubungan.

Noona.” Jungkook menyadarkan aku yang sedang tenggelam bersama pikiranku.

“Kenapa tidak boleh mengajak Yoongi Hyung?” Dia mengulang pertanyaannya.

“Yoongi Oppa sedang sibuk, jangan mengganggunya.”

“Aku tidak mengganggu, hanya ingin mengajak makan malam bersama seperti biasanya.”

Aish sudahlah, sana pergi. Lagi pula aku besok tidak bisa. Kau pergi saja dengan temanmu. Aku sibuk.”

Jungkook merengut. “Menyebalkan.” Ucapnya lirih sebelum turun dari ranjangku. Dengan langkah malas dia keluar dari kamar. Aku hanya menggelengkan kepala, heran dengan tingkahnya yang tak jelas itu.

*

*

*

*

*

Satu hari berlalu. Entah angin sialan macam apa yang membawaku dalam situasi canggung saat ini. Duduk berhadapan dengan Yoongi oppa yang bahkan sama sekali tidak masuk dalam daftar rencanaku malam ini. Rencananya aku akan melanjutkan menonton drama di rumah. Namun apa daya aku terlanjur terjebak.

Awalnya aku pergi bersama Taehyung. Eh, maksudku Taehyung menjemputku saat pulang dari kantor. Tidak, tidak. Bukan begitu. Maksudku, Jungkook sedang ada urusan, jadi bocah itu menyuruh Taehyung untuk menjemput.

Kemudian Taehyung mengajakku mampir ke coffee shop, ingin minum americano katanya. Aku mengiyakan dan aku kena tipu. Ternyata sudah ada Yoongi oppa di lokasi. Setelah memesan, Taehyung berpamitan ingin ke toilet. So, di sinilah aku berakhir.

“A-apa kabar?” Tanyaku basa-basi. Sungguh, selama mengenal Yoongi oppa baru pertama ini kami berada dalam kecanggungan yang luar biasa. Bahkan saat pertama bertemu dulu kami tidak secanggung ini.

“Baik.” Ucapnya singkat.

Tak ada lagi percakapan. Kami sama-sama diam.

Beberapa saat kemudian, kudapati Taehyung berjalan ke arah kami. Entah aku harus menyambutnya baik atau harus menyiramnya dengan iced cappuccino yang ada di hadapanku.

“Sudah putus?” Pertanyaan yang kelewat kurang ajar keluar dari mulut Taehyung. Sungguh, aku terkejut dibuatnya. Taehyung jika sudah bicara memang suka seenaknya sendiri.

“Kenapa kalian menatapku seperti itu?” Tanyanya pura-pura ketakutan. Seriously Kim Taehyung, kau benar-benar kelewatan. Aku ingin memaki, tapi tidak bisa mengingat aku sedang berada dalam situasi canggung bersama Yoongi oppa.

Taehyung menghela napas panjang. Wajahnya menjadi lebih serius sekarang. “Belum ya? Baiklah, kita perjelas saja sekarang. Jungra, katakan putus.”

Mwo?” Lagi, aku dibuat terkejut dengan mulut ceplas-ceplos itu.

Taehyung mengangguk mantap. “Ayo katakan.”

Sumpah, ingin rasanya mencabik-cabik mulut itu. Dia bahkan sama sekali tidak merasa bersalah atau apa. Dia terlihat sangat santai. Tak ada harapan, Taehyung bukannya membantu justru terkesan memojokkanku.

Perlahan aku menoleh pada Yoongi oppa, berharap setidaknya dia membantuku dalam memusnahkan Taehyung. Sungguh aku terkejut dibuatnya saat ternyata melihat Yoongi Oppa dalam mode santai sama seperti Taehyung. Pria di hadapanku itu sedang asyik mengaduk-aduk minumannya menggunakan sedotan. Apa-apaan ini?

“Jungra-ya.” Aku menoleh pada sumber suara. Bahkan kini Taehyung sudah berani memanggil namaku tanpa embel-embel noona di hadapan Yoongi oppa. Kurang ajar.

“Kau kurang ajar sekali.” Ucapku tak bisa menahan kekesalan.

Dia hanya terkekeh, membuatku semakin kesal saja.

“Jungra-ya.” Kali ini Yoongi oppa yang memanggilku. Tentu aku segera menoleh padanya.

“Katakan saja.” Ucap pria putih pasi itu.

Mataku terbelalak begitu mendengarnya. Apa-apaan?

“Nah, Yoongi Hyung menyuruhmu untuk mengatakannya. Cepat katakan.”

Aku bingung, Apa yang sedang terjadi sih? Aku harus mengatakan apa?

“Katakan putus.” Ucap Taehyung. Yoongi oppa mengangguk. Kemudian aku tersadar bahwa aku sedang berada dalam situasi yang memang sudah direncanakan oleh dua pria ini.

“Aku sudah tahu kalau kau pernah berkencan dengan Taehyung.”

What?

Oke, sudah pasti Yoongi oppa tahu dari Taehyung. Dasar mulut ember. Aku sudah mewanti-wanti untuk tidak memberi tahu siapa pun tapi justru disebarkan pada Yoongi oppa. Sialan.

Jujur, saat ini aku kesal tidak hanya pada Taehyung tapi juga pada Yoongi oppa. Enak sekali dia bersekongkol dengan Taehyung untuk memojokkanku seperti ini. Jika tahu begini aku akan mengiyakan saja tawaran Taehyung untuk membantuku putus kemudian yang dipojokkan adalah Yoongi oppa, bukan aku.

Lalu sekarang aku harus bagaimana?

“Ah lama. Hyung, kalau Jungra tidak mau, kau saja. Cepat katakan putus. Kalian tidak bisa terus-terusan seperti ini. Jangan membuang-buang waktu. Setelah putus kalian akan baik-baik saja, kalian masih akan berteman. Tenang saja.”

Ya, aku setuju dengan penuturan Taehyung kali ini.

“Baiklah.” Ucap Yoongi oppa.

Aku harap-harap cemas. Antara rela dan tak rela jika memang kami harus mengakhiri hubungan ini.

“Jungra-ya, ayo kita akhiri hubungan ini.”

Tepuk tangan Taehyung adalah yang pertama kudengar setelah satu kalimat dari Yoongi oppa selesai.

Nice. Jungra, kau setuju kan?” Tanya Taehyung dengan nada kentara sekali jika dia sedang gembira.

Aku juga gembira sih. Namun aku merasa aneh. Baru saja putus tapi malah gembira. Namun paling tidak aku tidak sendiri. Aku yakin, Yoongi oppa juga merasakan yang sama dengan apa yang aku rasakan.

Aku mengangguk.

Yoongi oppa tersenyum, aku pun ikut tersenyum. Sementara Taehyung sudah heboh sendiri.

“Mari kita berteman.” Ucap Yoongi oppa.

Aku mengangguk, setuju dengan usul darinya.

*

*

*

Aku tersenyum seperti orang tidak waras saat ingat peristiwa beberapa saat lalu. Aku dan Yoongi oppa baru saja berakhir. Maksudku kisah asmara kami yang berakhir, tidak dengan hubungan baik kami. Rencananya kami akan tetap berteman.

“Kau, kenapa senyum-senyum sendiri?” Dan aku lupa jika sedang duduk di jok penumpang dengan Taehyung yang sedang menyetir di sebelahku.

Aku menoleh padanya. Wajahnya terlihat bingung. Lucu. “Tidak apa-apa.” Ucapku sambil tersenyum. Well, untuk saat ini tidak ada alasan untuk tidak tersenyum pada Taehyung. Mau tidak mau aku harus mengakui kalau dia memiliki andil besar dalam berakhirnya hubungan kasihku dengan Yoongi oppa.

Gomawo.” Ucapku. Senyum masih ada tentunya, membuat dia terlihat semakin bingung.

“Kau sakit?” Tanyanya dengan wajah menggemaskan perpaduan antara heran, bingung dan khawatir.

Aniyo, aku baik-baik saja. Terima kasih telah membantuku memperjelas ini semua.”

Taehyung membuka mulutnya sambil mengangguk. “Oh, perkara itu. Kukira ada apa kau senyum-senyum sendiri. Biasanya kau jutek padaku.”

“Jadi kau lebih suka aku jutek padamu?”

Dia buru-buru menggeleng. “Tidak. Seperti ini saja terus. Jangan jutek.”

“Asal kau tidak menyebalkan, aku tidak akan jutek. Ah iya, kau sudah makan? Bagaimana kalau kita mampir ke kedai jjajangmyeon?”

Ekspresi girang langsung tampak dari wajah Taehyung. “Setuju.”

Jungra POV End

TBC






___________
2019-03-12

Seguir leyendo

También te gustarán

8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
30.4M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
453K 8.4K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.