My Family (End) {Book 2}

By Tys_131

421K 42.5K 6.4K

Tidak banyak bicara, Ini hanya sequel. Pasti kalian juga sudah tau isi dari cerita ini. warning bxb fujo -22... More

Prolog
Instagram
Part 1
IG-CHAT
Part 2
Jeno Spam
Part 4
Chatting (Putus)
Part 5
Part 6
Part 7
Instagram
Part 8
Part 9
love letters from...
Part 10
Part 11
IG Jung
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Instagram
Part 16 (End)

Part 3

18.3K 2K 444
By Tys_131




Jaehyun tersenyum saat melihat tingkah manja Taeyong saat ini. menelusupkan wajahnya di leher Jaehyun dengan jarinya yang menyentuh dadanya dengan gerakan random. Hampir 15 menit mereka seperti ini, tanpa kata dan tanpa suara. Mereka hanya diam dan melakukan kesibukan sendiri-sendiri.

"Ayo mandi dan kepenginapan. Kurasa anak-anak nanti siang akan datang"

Taeyong mengerucukan bibirnya, kesal dengan Jaehyun saat ini. entahlah, dia sebenarnya ingin kesal dengan anak-anaknya tapi rasa cintanya pada anak membuat Taeyong memilih untuk kesal dengan Jaehyun.

"Itu anakmu kenapa tidak bisa di tinggal sih. Kan aku menyusulmu untuk berdua denganmu"

"Mereka kan juga anakmu sayang" balas Jaehyun

Jaehyun yang gemas kini memeluk erat Taeyong dan mengunci pergerakan Taeyong dengan kakinya. Bibirnya menciumi telinga hingga rambu Taeyong.

"Mereka benar-benar mirip denganmu, menyebalkan"

"Ya namanya juga anakku kalo mirip orang lain jadi pertanda lain itu namanya"

Taeyong mendorong dada Jaehyun, hingga membuat dia bisa melihat wajah Jaehyun yang begitu menyebalkan saat ini.

"Kamu menuduhku selingkuh?" nada Taeyong meninggi

"Siapa juga yang menuduh, tapi kamu memang selingkuhkan. Kan selingkuhnya sama aku" tawa garing Jaehyun

Taeyong kembali menenggelamkan wajahnya di dada Jaehyun, kembali memeluk suaminya itu

"Jangan ingatkan aku, kalau kamu tidak suka ya sudah kita bercerai saja"

"Ini kenapa kamu jadi sensitif sih sayang. kamu hamil lagi apa gimana?"

"Enak saja, memangnya enak hamil itu. Kamu sih enak hanya tinggal buat bukan menampung"

Taeyong semakin kesal pagi ini, entahlah dia juga tidak tau kenapa rasanya ingin sekali memaki Jaehyun saat ini. sedangkan Jaehyun malah senyum-senyum tidak jelas saat ini

"Kalau begitu bisakah aku menampung lagi sebelum kita kembali ke penginapan?"

Taeyong mengerutkan keningnya saat Jaehyun tiba-tiba berada di atasnya. Membuka lebar kedua kakinya dan dengan lancangnya langsung memasukkan miliknya. Membuat Taeyong memekik terkejut.

Ingatkan mereka masih tidak memakai apa-apa sejak mereka sampai di hotel ini.



~~








Mark berjalan dengan tangannya mengandeng tangan kecil David. Di sampingnya Jeno berjalan dengan menarik troli untuk koper mereka. Sesuai dengan rencana Mark, siang ini mereka sudah tiba di Jepang dengan aman dan selamat. Walaupun sebelumnya Mark harus menghadapi drama Jeno dan David sebelum berangkat ke Jepang. Tapi buat Mark sangat mudah mengatasi mereka.

"Kak Mark" David berhenti dan itu membuat Mark menoleh padanya

"Ada apa?"

"David lelah, gendong"

Tangan kecilnya terangkat, meminta Mark untuk mengendongnya. Dan dengan suka rela Mark mengangkat David. Di sampingnya terlihat Jeno yang berdecak kesal melihat betapa manjanya David dengan Mark

"Manja sekali" lirih Jeno

"Aku mendengarkanmu Jeno" balas Mark

"Iya iya, Maaf. David benar aku yang salah. Tidak perlu mengomel di tengah-tengah bandara seperti ini. cepat jalan Kak, itu mobilnya sudah nunggu"

Jeno mengerucukan bibirnya, kesal dengan Mark yang selalu memanjakan David. Berjalan cepat, Jeno meninggalkan Mark yang hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mencoba sabar dengan tingkal Jeno yang kembali seperti anak kecil setelah adanya David.

"Ku kira dia akan bertambah dewasa saat David lahir, nyatanya aku salah" lirih Mark, tangannya memeluk David yang kini sudah tertidur di gendongannya. Terlihat manis dan menggemaskan.










Tidak terlalu susah bagi Mark untuk menemukan penginapan Jaehyun. koneksi Mark di kantor Jaehyun hampir sama dengan koneksi Jaehyun. lagipula semua orang Jaehyun juga sudah mengenal Mark dengan baik. Mark hanya perlu bertanya sedikit dan informasi akan mengalir baik.


Turun dari mobil, Mark membiarkan David berlari dan masuk kedalam penginapan itu. Sedangkan dirinya dan juga Jeno menurunkan koper mereka dan membawanya ke dalam.

"Kak, nanti kalau Mama mengomel gimana?" tanya Jeno was-was

"Mama tidak akan mengomel jika ini menyangkut David. Kita nikmati saja liburan kali ini"

Jeno hanya mengangguk, sepertinya ide Mark memang benar-benar bagus. Dan Jeno akui jika Mark lebih baik dari siapapun. Ya walaupun kadang dia membuat kesal tapi itu tetap tidak membuat kebanggaan Jeno pada Mark luntur.

"Om Minho~"

Yang merasa punya nama itu membolakan mata saat seorang anak kecil berlari dan memeluk kakinya. Setelahnya dia melihat dua orang lagi yang berjalan masuk ke dalam penginapan ini.

"kenapa kalian disini?" tanya Minho sambil membawa tubuh kecil David. Mendudukkan diri di sofa dengan David yang ada di pangkuannya.

"Hanya menyusul Mama, memannya kenapa?" balas Mark

"Mama dimana Om?" tanya Jeno

"Taeyong belum ke penginapan. Sepertinya dia menginap di hotel dengan Jaehyun"

Mark dan Jeno hanya saling memandang dengan diam. Berfikir tentang kemungkinan yang terjadi. Dan sepertinya memang pikiran mereka kini sedang memikirkan hal yang sama.

"Mark kamu disini?" suara Johnny membuat Mark mengalihkan pandangannya dari Jeno, tersenyum pada Johnny dengan begitu manis.

"Iya Om, baru juga sampai"

"Istirahatlah, kurasa kalian lelah. Biar aku menyuruh orang menyiapkan kamar untuk kalian"

Jeno dan Mark hanya mengangguk, berbeda dengan David yang sibuk bermain dengan Minho.
















"Aku masih ingin disini sayang"

Taeyong hanya bisa tersenyum saat Jaehyun memeluknya dari belakang. Memberikan beberapa kecupan di leher dan pundaknya.

"Lalu bagaimana dengan anak-anak?" tanya Taeyong sambil mengusap kepala Jaehyun yang ada di pundaknya

"Bukannya tadi kamu kesal karena anak-anak kesini. bagaimana jika kita disini saja. Biarkan anak-anak dengan Johnny dan Kak Minho. Nanti Yuta juga ke penginapan"

"Kamu menelantarkan anak-anakku?"

"Bukan seperti itu sayang. Kita ketemu anak-anak nanti malam saja. Sekalian di acara makan malam"

Jaehyun menarik tangan Taeyong, membawa istrinya itu kembali berbaring di ranjang. Jaehyun benar-benar masih ingin bersama Taeyong saat ini. rasa rindunya masih belum terobati walaupun semalaman sudah bersama dengannya.

"Memangnya mereka mau?"

"Pasti mau sayang, lagipula acara makan malam nanti juga terbuka. Jadi anak-anak juga bisa ikut"

"Lalu apa yang akan kita lakukan disini?"

"Aku hanya ingin melakukan ini sepanjang hari. Dan kamu tidak boleh menolak"

Jaehyun membawa Taeyong di atas tubuhnya, memeluk Taeyong seperti guling dan memberikan beberapa kecupan di kepalanya.

"Nanti kamu bosan jika seperti ini?"

"Mana bisa aku bosan denganmu"

Taeyong mencari tempat yang nyaman, membiarkan punggungnya di elus Jaehyun dengan begitu lembut.

"Jaehyun"

"Iya sayang"

"Apa kamu ingin membuat Mark mengambil alih semua yang kamu miliki?"

Taeyong bertanya sangat hati-hati, takut jika ucapannya nanti menimbulkan kesalahpahaman di antara mereka. Taeyong hanya penasaran dengan bagaimana pemikiran Jaehyun tentang masa depan anak-anaknya nanti.

"Aku tidak memaksanya sayang, jika Minhyungie mau dan bisa melakukannya dengan baik kenapa tidak"

"Lalu bagaimana dengan Jeno?"

Jaehyun sedikit berfikir, mengingat-ingat bagaimana pertumbuhan Jeno beberapa tahun ini yang sepertinya tidak ada perubahan sama sekali. Berbeda dengan Mark yang mampu membuat tanggungjawab yang kuat untuk dirinya sediri dan orang-orang di sekitarnya.

"Aku saja masih tidak tau Jeno mau jadi seperti apa. Kurasa Jeno masih ingin bermain-main dengan masa mudanya sayang. jalan pikiran Minhyung dan Jeno berbeda. Dan kita tidak boleh menyamakan ataupun membedakannya. Itu akan membuat salah satu di antara mereka tersakiti."

Taeyong tersenyum mendengar penjelasan Jaehyun yang terdengar begitu dewasa.

"Biarkan saja Jeno seperti itu, nanti jika waktunya sudah tepat dia akan berfikir sendiri. Kita hanya perlu mengawasinya, tidak perlu mengaturnya. Tidak baik bagi seorang anak yang mendapat kekangan dari orang tuanya. Aku tidak ingin Jeno bertindak nekat nantinya"

Taeyong mendongakkan kepalanya, memberikan ciuman singkat di rahang Jaehyun.

"Terimakasih sudah menjadi ayah yang baik untuk mereka"

"Terimaksih juga sudah menjadi istriku"





~~















Semua orang yang ada di ruangan menatap Mark, Jeno dan David tanpa berkedip. Bahkan beberapa istri dari rekan kerja Jaehyun yang ikut makan malam mendampingi suaminya seperti terhipnotis dengan ketampanan 3 Jung muda itu.

Berjalan memasuki ruangan ini, Jeno yang mengandeng tangan David berjalan di belakang Mark dan Minho. Matanya terlihat berbinar saat dia sadar jika orang-orang di sekitarnya membicarakannya.

"Minho, siapa yang kamu bawa ini?" tanya salah satu teman Minho

"Ah mereka anak-anak Jaehyun" balas Minho

"Mereka sangat tampan ya" ucapnya

"Terimakasih Uncle" balas Mark

"Oh iya kenalkan dia God Itthipat. Rekan kerja ayahmu dari Thailand" ucap Minho

Mark dan Jeno bersalaman dan berbincang sedikit dengan rekan kerja Jaehyun dari Thailand itu. Untung saja obrolan mereka bisa nyambung. Ya walaupun Mark kadang harus menggunakan bahasa inggris tapi itu tidak terlalu masalah untuk Mark.

Kini Minho membawa 3 Jung itu untuk duduk di meja yang di sediakan. Menunggu Jaehyun dan Taeyong datang dan bergabung dengan mereka.

"Hai Uncle Minho"

Minho menoleh, tersenyum saat melihat salah satu anak rekan kerjanya menyapa dirinya. Orang itu kini duduk di antara Minho dan 3 Jung. Mengobrol sedikit dengan Minho.

"Oh iya, anak-anak kenalkan ini Darren Chen. Dan Darren, kenalkan ini Mark, Jeno dan David. Mereka anak-anak dari Jaehyun" jelas Minho

"Wahh, mereka sangat tampan ya. Sama seperti Uncle Jaehyun"

"Kamu juga sangat tampan, oh iya dimana ayahmu?" tanya Minho

"Di sana, aku kesana dulu ya Uncle. Selamat menikmati malam ini Mark Jeno dan David" ucap Darren sebelum meninggalkan Minho dan 3 Jung.

Jeno merapatkan tubuhnya kearah Mark, sedikit berbisik pada Mark agar tidak di dengar oleh orang lain.

"Kak, Aku pusing disini. Terlalu banyak orang sok kenal"

"Ya itulah namanya bisnis Jeno. Jika kamu ingin memiliki rekan kerja banyak kamu harus bisa sosialisasi dengan baik"

"Harus banget seperti itu ya kak"

"Iya" ucap Mark sabar

Jeno kembali ke menegakkan tubuhnya. Melirik David yang sibuk memakan coklat di antara dia dan Mark. Jeno jadi gemas dengan cara makan David saat ini, sangat berantakan dan membuat beberapa coklat tadi menempel di pipinya.

Bergerak reflek, Jeno mengambil tisu yang ada di meja. Menyeka sekitar mulut David yang ada noda coklat hingga bersih.

"Jangan berantakan makannya. Nanti kamu terlihat kotor" ucap Jeno yang hanya di beri anggukan David.

Dan mark yang melihat itu hanya tersenyum, seburuk-buruknya Jeno. Dia masih memiliki jiwa Kakak untuk David.

Beberapa orang mulai mengobrol, berbicara dengan santai membahas bagaimana bisnis mereka saat ini. bahkan kini di meja ini sudah ada Yuta dan Johnny yang bergabung. Mark yang memang sudah sedikit paham hanya bisa mengikuti pembicaraan itu dengan malas, berbeda dengan Jeno yang sedang memangku David dan bermain game bersama.

"Sudah lama disini?"

Semua orang menoleh ke sumber suara, Jaehyun datang dengan Taeyong. telat beberapa menit membuat Johnny sedikit kesal dengan pasangan suami- istri ini.

"Daddy"

David langsung turun dari pangkuan Jeno, beralih ke dalam gendongan Jaehyun. Jaehyun yang mendapatkan David langsung memberikan ciuman di pipi David.

"Darimana saja, kenapa baru datang?" tanya Johnny

"Jalanan penuh" balas Jaehyun acuh

"Taeyongie"

Jaehyun hanya menghela napas saat mendengar Yuta memanggil istrinya dengan sebutan seperti itu. Mencoba sabar saat melihat Yuta menghampiri Taeyong dan memeluknya. Menahan amarah saat Yuta mendudukkan Taeyong di sampingnya. Dan menahan segalan jenis umpatan agar tidak keluar dari mulutnya saat Yuta berbicara sok asyik dengan Taeyong.

"Dad, kenapa lama?" tanya Jeno, "Aku bosan disini?"

"Maaf ya, tadi ada urusan" balas Jaehyun sambil mengelus rambut Jeno

Bergabungnya Jaehyun dan Taeyong membuat Jeno semakin bosan. Pembicaraan mereka benar-benar tidak ada yang masuk ke otak Jeno.

Bahkan Jeno terlihat seperti orang linglung saat ini. menggelengkan kepala, Jeno hanya bisa menatap datar para orang-orang bisnis di depannya ini.

"Mark sepertinya sangat tertarik dengan dunia bisnis?" tanya Yuta

"Sepertinya, tapi aku tidak memaksa dia jika ingin masuk ke dunia bisnis" balas Jaehyun

"Aku hanya mencoba selagi aku muda" kata Mark

Jeno hanya menyerngitkan keningnya mendengar jawaban Mark saat ini. terdengar terlalu serius dan itu aneh di dalam pendengaran Jeno

"Bilang saja kak Mark ingin segera memiliki perusahaan Daddy"

"Memangnya masalah?" balas Mark

Jeno hanya mencibirkan bibirnya. Dia memang selalu kalah jika berdepat dengan Kakaknya itu.

"Bukannya bagus ya jika Mark bisa mengambil alih milik Jaehyun saat masih muda" kata Johnny

"Bagus Om, tapi tujuan kak Mark sebenarnya juga karena anak Om" celetuk Jeno

"Maksudnya?" tanya Johnny yang tidak paham

Jeno memutar matanya malas, apa dia harus menjelaskan secara terang-terangan apa yang ada di dalam pikirannya. Kenapa orang tua tidak selalu peka.

"Kak Mark ingin segera memiliki apa yang di miliki Daddy sebelum dia menghamili anak Om"

Uhuk

Jaehyun dan Johnny langsung terdesak minumannya. Terkejut dengan ucapan frontal Jeno saat ini. Taeyong hanya bisa memijit tengkuk Jaehyun untuk meredakan batuk Jaehyun karena tersedak.

"Jeno" lirih Taeyong

"Kenapa memang benar kok, Kak Mark bahkan sudah meniduri Haechan waktu itu."

Johnny semakin tersedak, bahkan menelan airliur saja membuatnya tersedak kembali. Jeno benar-benar luar biasa dengan ucapannya. Jika Jaehyun dan Johnny merasa malu dengan ucapan Jeno, berbeda dengan Mark yang menampilkan ekspresi biasa saja. Seperti tidak ada masalah jika aibnya di bongkar oleh adiknya sendiri.

"Kamu apakan anakku Mark?" tanya Johnny setelah sedikit tenang

"Tidak ada, kami melakukannya karena kami ingin. Tidak ada paksaan. Memangnya salah?" tanya Mark datar

"Kalian belum menikah, bagaimana bisa melakukan hal seperti itu. Dan bagaimana jika anakku hamil"

"Astaga Om Johhny, jangan berlebihan. Kalau Haechan hamil ya tinggal aku nikahi"

"Lalu kamu mau memberi nafkah apa pada anakku, kamu aja belum lulus kuliah"

"Aku masih bisa menafkahi Haechan, Daddy tidak mungkin membuatku menderita karena menghidupi anak Om. Lagi pula aku juga terbentuk sebelum Mama dan Daddy menikah. Jadi apa salahnya jika Haechan juga hamil sekarang"

Jaehyun hanya bisa menganga mendengar apa ucapan Mark, rasanya nyawanya ingin hilang saat ini. dan Taeyong hanya menggelengkan kepalanya. Tidak tau harus berbuat apa dengan anak-anaknya saat ini.

"Ya tapi jangan bercinta sembarangan Mark" tambah Minho

"Bercinta itu apa Om?"

Semua orang terdiam saat kata itu terucap dari bibir kecil David.

"Bisakah kita pulang, kepalaku pusing" ucap Jaehyun.














Tbc











Abaikan dengan nama baru di atas ya. Itu hanya cameo aja kok. Gk akan di bahas di lain waktu










Happy reading

Maaf jika typo

Continue Reading

You'll Also Like

47.6K 4.7K 41
Tentang Niskala, juga sepenggal kisah kedua saudaranya, Narendra dan Nala. Tentang janji, harapan, dan kebahagiaan. Tentang kesetiaan, kasih sayang...
51.2K 5.9K 19
apalagi yang lebih menarik dari kehidupan dua sikembar yang seperti hujan dan panas yang tak pernah akur ini, terlebih ketiga kakaknya dibuat pusing...
470K 51.6K 20
[COMPLETED] Jaehyun pernah berpikir bahwa dirinya mungkin akan mati kebosanan menghadapi kejamnya nasib hidupnya yang monoton. Ingin sekali ia memili...
421K 52.3K 23
✒ 노민 [ Completed ] Kisah Nandara Jaemin menjadi sahabat sekaligus Istri? Suami. Bagi Jeno Jevanino sahabat kecilnya, biasa menjadi sahabat tiba-tiba...