Young God(s) || KookV [ √ ]

By fantae-ssi

239K 33.5K 2.1K

"But, do you feel like a young God?" Ketua OSIS bernama Kim Taehyung itu punya suatu rahasia, namun apa jadi... More

✨ Intro: Heaven
✨ His Smile Is A Thorn
✨ What's His Name?
✨ I Saw You Hiding
✨ Are You Real?
✨ Don't Smile At Me
✨ Another Step to You
✨ You Can Call Me
✨ ✨
✨ I Can't Show You Me
✨ Put A Mask and Go
✨ Flower Like You
✨ Need To Be Hidden
✨ I Am Afraid
✨ I Am Shattered
✨ Will You Leave?
✨ The Only Thing
✨ In This World
✨ Want To Breathe You
✨ A Little Too Much
✨ Stand Before You
✨ But I Still Want You
✨ Back Then
✨ If I Was Brave
✨ Show You Me
✨ Be Young and Wild-Free
✨ Can't See You Again
✨ My Heart Is Breaking
✨ Everything Has Fallen
✨ You Know It All
✨ Love's Maze
✨ Darkness Isn't Eternal
✨ I Want To See You
✨ A Little Longer
✨ Can You Stay?
✨ Until Spring Comes Back
✨ The Winter
✨ Epilogue: It's Ending.
✨ Read More

✨ Bloom For You

4.2K 638 24
By fantae-ssi

Am I in love with you? Or am I in love with the feeling? Trying to find the truth. Sometimes the heart is deceiving.
-The Feeling-

💫💫♠💫💫

Mencintai seseorang itu tidak mudah. Menurut Taehyung, jika mencintai seseorang, maka ia harus menerima apa yang telah dilaluinya, menemani apa yang sedang dilaluinya, dan bertahan untuk apa yang akan dilauinya. Mencintai seseorang tidak membuat salah satu dari mereka menjadi lebih baik. Mencintai seseorang itu membuat keduanya sama-sama tahu bahwa mereka tidak berjalan sendirian. Bahwa mereka tidak harus menanggung beban dan air mata sendirian.

Taehyung mencintai Jeongguk, sangat-sangat mencintainya. Ia tidak ingin melihat Jeongguk menangis lagi. Pria yang terlihat begitu tangguh di hari pertama mereka bertemu itu, Taehyung tidak pernah membayangkannya serapuh ini. Tangannya mengelus-elus punggung Jeongguk yang masih terisak dan sesekali mencium puncak kepalanya untuk menenangkan.

Tidak peduli jika kaus yang dikenakannya sudah basah air mata atau jam di dinding telah menunjukkan dua dini hari. Taehyung akan terus terjaga dan memeluk Jeongguk sampai rasa sakit pria itu habis tersalurkan.

"Jangan tinggalkan aku, Tae."

"Tidak akan pernah."

Pria bersurai cokelat terang itu tidak berbohong. Ia tidak akan pernah meninggalkan Jeongguk lagi, karena itu sama saja dengan menyakiti dirinya sendiri. Seperti menarik keluar oksigen dari rongga paru-parunya. Sesak, menyakitkan, Taehyung tidak bisa melakukannya. Jeongguk adalah segalanya.

"Maafkan aku yang sudah cemburu."

"Bukan salahmu." Jeongguk akhirnya mendongak setelah berjam lamanya menangis di dada Taehyung. Matanya merah dan sembab. "Waktu itu aku ingin mengatakan pada Yoongi bahwa aku memang mencintainya, tapi itu dulu. Lalu kau terlanjur membuka pintu dan ucapanku langsung terpotong."

Taehyung meringis kecil dan menghapus jejak air mata di wajah kekasihnya. Mengelus pipinya lembut sembari berkata, "Aku mencintaimu, Gguk."

Jeongguk mengangguk. Tak mampu menjawab karena tenggorokannya begitu kering setelah bercerita sampai menangis. Menyadari hal itu Taehyung segera mengambil segelas air putih di meja nakas dengan tangannya yang bebas. Ia mendekatkannya ke bibir Jeongguk dan membantunya untuk minum.

"Sudah lebih baik?"

"Boleh aku menginap di kamarmu malam ini?"

"Ini sudah pagi, Gguk."

"Jadi, tidak boleh?"

"Tentu boleh. Kau boleh menginap di kamarku pagi ini."

Agar tidur lebih nyaman, Taehyung meminjamkan Jeongguk celana pendek dan kaus putih yang besar, setelah ia selesai mengganti pakaiannya dengan piyama. Awalnya Taehyung menawarkan piyama seperti miliknya, namun Jeongguk menolak karena ia lebih suka pakaian yang terbuka untuk tidur. Taehyung mengangguk lalu menyuruh pria itu untuk membasuh wajah di kamar mandi. Supaya jadi tampan kembali, katanya.

Tak lama Jeongguk kembali lagi ke kamar dengan pakaian tersebut. Rambut depannya sedikit basah dan Jeongguk menyisirnya dengan sela jari ke belakang. Katakanlah Taehyung terpesona apalagi saat melihat lengan kausnya itu membungkus bisep besar Jeongguk dengan baik. Yang dipandangi hanya tersenyum sebelum ikut naik di atas kasur. Posisi mereka saling berhadapan dan Jeongguk tidak bisa untuk tidak menarik Taehyung ke dalam pelukan.

"Apa yang bisa kulakukan jika tidak ada kau, Taehyung." Bisiknya.

"Kuharap aku tidak akan pernah tahu jawabannya." Taehyung tersenyum. Mendekatkan kepalanya ke dada Jeongguk untuk mendengarkan detak jantung yang menenangkan. "Karena aku akan selalu berusaha ada untukmu, Jeongguk."

💫💫♠💫💫

Jeongguk dan Taehyung kencan hari ini. Hapus semua bayangan romantis kalian, karena mereka berdua hanya dua pria sederhana yang saling jatuh cinta. Jika tahun sebelumnya Jeongguk menonton dan Taehyung berkeliling, maka tahun ini keduanya menonton sembari berkeliling bersama. Selamat datang di festival musim gugur tahun 2016!

Kafe tidak lagi berada dalam ruang kelas, melainkan kafe terbuka di lapangan. Ekskul memasak memakai lapangan teduh yang berada di depan panggung mini untuk dijadikan kafe. Ditambah ada lomba seni disana, mulai dari bernyanyi sampai bermain drama. Taehyung benar-benar bangga dengan ketua OSIS angkatan bawahnya yang bernama Choi Soobin itu.

"Taehyung-hyung!" Teriak Soobin yang kali ini memakai bandage merah tanda ketua OSIS dari Taehyung.

Taehyung buru-buru melepaskan pegangannya pada Jeongguk saat Soobin berjalan ke arah mereka. Awalnya Jeongguk membuat suara merajuk, tapi karena Taehyung mencubit pinggangnya, pria itu pun pasrah. Ia memandang Soobin yang jauh lebih tinggi dari mereka dengan dahi berkerut. Pria yang lebih muda itu terlalu mengumbar senyum pada Taehyung dan hanya merunduk kecil saat menatapnya.

"Apa kau menikmati festivalnya, hyung?"

"Tentu saja! Sebelumnya lomba seni tidak sekeren ini, Soobin-ah!"

"Panggung mini itu ideku loh, hyung."

"Aku memang tidak salah memilihmu sebagai ketua OSIS."

"Terima kasih, hyung." Soobin tersenyum dan Taehyung merasa de javu melihatnya. "Jangan lupa tonton aku, ya! Nanti aku dan anak ekskul seni lainnya akan tampil."

"Tentu saja. Kalian menampilkan apa?"

"Dance cover Euphoria, hyung. Kau tahu itu solonya vokalis utama BTS!"

"Ah, aku suka sekali lagu itu! Aku pasti akan menonton di barisan terdepan—"

"Aku mendengar suara perutmu yang lapar. Ayo kita cari makan!" Potong Jeongguk.

Taehyung meringis sembari melambaikan tangan pada Soobin ketika Jeongguk tiba-tiba menarik lengannya. Ia tidak yakin dengan apa yang diucapkan Jeongguk tentang suara perutnya. Perasaannya mengatakan bahwa Jeongguk hanya tidak ingin dirinya mengobrol lama dengan Soobin. Meski mereka benar-benar pergi ke booth makanan dan Jeongguk memesan dua kentang gulung yang besar.

Wajah Jeongguk masih masam dan Taehyung tidak bisa diam saja. Ia menusuk-nusuk pipi sang kekasih dengan telunjuknya yang kemudian pergelangan lengkapnya ditangkap oleh Jeongguk. Bibirnya mengerut kecil dan Taehyung tersenyum kotak melihatnya. Jarang sekali ia melihat Jeongguk yang merajuk seperti ini.

"Gemasnya~"

"Aku tidak gemas." Jawab Jeongguk. "Apa kau dan Soobin selalu sedekat itu?"

"Mungkin?"

"Mungkin? Jadi kalian itu dekat?"

"Apa kau cemburu?"

"Buat apa aku cemburu." Jeongguk lalu melepaskan genggamanya pada tangan Taehyung untuk menerima dua tusuk kentang gulung. "Toh kau hanya mencintaiku."

"Benar." Taehyung mengambil salah satu tusuknya. "Aku hanya kagum pada anak itu. Sepertinya dia punya talenta dan pilihannya tepat untuk masuk ke ekskul seni sekaligus menjadi ketua OSIS."

"Aku tidak pernah melihatmu masuk ekskul manapun."

"Aku memang tidak ikut ekskul. Melelahkan."

"Eh? Tapi di sekolah ini setiap siswa wajib ikut eksul loh."

Jeongguk mengerutkan dahinya pada Taehyung. "Bukannya ekskul itu wajib di sekolah ini?"

Taehyung menggeleng dengan cepat. "Siapapun yang mengatakan itu padamu, itu hanya bualan. Yang namanya ekstrakulikuler itu tidak wajib, Gguk."

Si pria bertindik panah itu tidak ingin berpikiran negatif pada Eunwoo. Mungkin pria itu mengataknnya karena ia sangat menginginkan Jeongguk untuk bergabung dengan ekskul taekwondo. Lagipula Jeongguk senang-senang saja bergabung, toh ia hanya berlatih sebentar karena ia masuk mendekati tahun akhir kelas sebelas. Sekarang ia tidak perlu peduli lagi mau ekskul itu wajib atau tidak, toh kelulusan nanti bukan ditentukan dari sana.

Jeongguk tersentak dari lamunannya saat Taehyung menarik lengannya untuk membeli makanan yang lainnya. Sampai tiba suara Soobin memperkenalkan diri bersama teman-temannya di panggung. Sekali lagi Jeongguk membiarkan dirinya ditarik Taehyung kemana pun ia mau dengan membawa segelas plastik caramel macchiato di tangannya. Kerumunan sudah terbentuk dan Taehyung menyelusup dengan semangat untuk sampai di barisan terdepan. Ia menepati janjinya.

Neoneun nae salme dashi tteun haetbit
You are the sunlight that rose again in my life

Mungkin beberapa puluh detik awal Jeongguk fokus menatap bagaimana adik-adik kelas itu menari. Namun, ketika ia sampai ke bagian lagu yang paling disukai, matanya menarik diri hanya untuk menatap pria di sampingnya. Kim Taehyung yang sibuk melambaikan tangan diatas kepala sesuai irama sembari menggumamkan lirik Euphoria.

"Ada apa?"

"Kau... Kau indah."

Pipi Taehyung langsung memerah. "Jangan lihat ke arahku. Lihat ke panggung sana!"

"Aku hanya ingin melihatmu."

Malu karena terus-terusan digoda, akhirnya Taehyung balas menggodanya. Menarik lengan kemeja Jeongguk agar lebih dekat dengannya. Taehyung tersenyum aneh dan mulai memajukan kepalanya ke arah Jeongguk. Sebenarnya si surai hitam malu untuk berciuman di tempat terbuka seperti ini, namun ia tidak bisa menolaknya. Maka Jeongguk hanya memejamkan mata menunggu bibir itu sampai di bibirnya.

Take my hands now
You are the cause of my euphoria

Ciuman itu tidak pernah sampai. Hanya suara menyedot yang keras dan gerakkan kecil di gelas yang dipegangnya. Jeongguk membuka mata dan Taehyung yang tengah merunduk untuk menyedot minuman di tangannya itu menyeringai. Demi Tuhan, Jeongguk akan benar-benar mencium Taehyung kalau saja mereka tidak berdiri di barisan paling depan seperti ini. Jeongguk malu sumpah.

"Tae—"

"Aku akan menciummu kok." Bela Taehyung sebelum Jeongguk meluapkan kekesalannya. "Hanya saja tidak disini, tapi di tempat yang lebih privat."

Kerlingan nakalnya dan Jeongguk sudah lelah menahan nafas. Taehyung dan segala pancingannya.

"You're such a tease."

"Yet you like it."

"Yeah." Giliran Jeongguk yang menyedot minuman di gelasnya. Tepat dimana bibir Taehyung sebelumnya berada. "I like it—I like our indirect kiss in this cup."

💫💫♠💫💫

"Bangsat! Aku akan menuntutmu!"

"Aku tahu."

Jimin hanya menyandarkan tubuhnya di bingkai pintu. Tidak ingin mengganggu Yoongi yang tengah mengeluarkan semua pakaiannya dari lemari. Hanya menatap pria pucat yang tengah memasukkan pakaiannya ke dalam koper dengan kasar. Mengambil beberapa barang penting lainnya sebelum menutup resleting kopernya. Ia meninggalkan bingkai foto yang kacanya telah retak di meja nakas.

"Apa kau tidak ingin membawanya?"

"Bingkai itu?" Yoongi menunjuk bingkai itu dengan marah. "Bingkai jelek itu?"

"Ya, bingkai jelek itu."

"Dibanding membawanya, aku akan melakukan ini."

Tidak. Min Yoongi tidak membantingnya karena itu hanya menambah pekerjaan untuk membersihkan serpihan kacanya. Ia memilih untuk membuka kayu penutup dan mengambil foto di dalamnya. Merobek-robek foto dirinya dan Jimin yang sedang meringis bahagia ke kamera itu. Potongannya ia kumpulkan di tangan yang kemudian di lemparkan ke wajah Jimin saat ia melewatinya bersama kopernya.

Jimin memejamkan mata untuk beberapa detik. Tidak mempedulikan isi kamar yang berantakan, pria itu mengejar Yoongi yang bersiap memakai sepatunya.

"Tidakkah kau ingin mendengarkanku barang sedikit saja?"

"Kau hanya akan membual."

"Min Yoongi, aku mencintaimu."

Gerakkan tangannya yang tengah mengikat tali sepatu langsung membeku. Menatap Jimin yang tiba-tiba berlutut di hadapannya.

"Rasa iri telah membuatku melukai sahabatku sendiri. Rasa benci telah membuatku buta dan justru menyakitimu. Dan rasa menyesal membuatku ingin berhenti untuk melanjutkan hidup—"

"Berhenti membu—"

"Namun rasa cinta yang tidak pernah aku minta untuk menghampiri apalagi bertahan, membuatku ingin terus hidup. Aku lupa bagaimana hangatnya cinta sampai aku melukaimu. Selama proses kesembuhanmu, aku menjadi orang lain. Aku ingin menjadi orang baik dan hanya satu-satunya yang ingin kau andalkan—"

"Jangan terlalu dipikirkan."

Park Jimin menepuk-nepuk puncak kepalanya pelan.

"Beristirahatlah sampai beberapa hari ke depan. Aku akan terus mengunjungimu... Min Yoongi."

Yoongi bisa melihat cairan bening di mata Park Jimin siap untuk merembes keluar kapan saja. Kedua telapak tangan pria itu menopang tubuhnya di lantai sehingga matanya hanya tertuju pada Yoongi.

"—dan selalu ada disana saat kau kesakitan, karena akulah penyebabnya. Aku yang membuatmu menderita. Kemudian aku menyadari ada perasaan cemburu saat kau sembuh dan masih terus ingin melihat Jeon Jeongguk.

"Kau jelas masih mencintainya. Tapi kau tahu apa yang aku lakukan 'kan, Min Yoongi?"

"Kau memberitahuku dimana Jeongguk berada."

"Dan kau tahu kenapa aku melakukannya meski aku cemburu?"

"Kau..." Tenggorokan Yoongi tercekat. Apa Park Jimin sungguh-sungguh tentang mencintainya?

"Karena aku mencintaimu, Min Yoongi. Aku telah membuatmu berpisah dengan orang yang kau cintai dan aku tidak akan melakukannya dua kali. Aku bahkan mendekati orang yang Jeongguk cintai untukmu! Aku sangat ingin Taehyung jatuh dalam pelukanku agar kau bisa bersama Jeongguk lagi."

"Jimin... Kau tidak perlu melakukannya—"

"Aku tahu." Jimin menangis sekarang. "Lalu takdir memutar balikkan anak panahnya kepadaku. Ternyata, Taehyung itu anak dari pria yang lima tahun lalu aku tabrak sampai mati."

Mata Yoongi membulat. Ia terkejut dengan kenyataan bahwa Jimin pernah membunuh seseorang. Ia tahu Jimin kejam, tapi ia tidak pernah menyangka sampai sejauh itu. Suara tercekat dan bola mata yang memerah ingin keluar itu menjadi indikasi bahwa Park Jimin trauma akan kecelakaan itu. Yoongi bisa melihat bahwa Jimin sangat menyesal.

"Aku hidup dalam sebuah rasa bersalah yang begitu besar, Min Yoongi. Aku hidup tanpa ada seseorang yang mau bertahan denganku. Aku mengerti jika kau tidak ingin tinggal, tapi bisakah kau memikirkannya sekali lagi?"

Bibir bawahnya ia gigit dengan kuat. Min Yoongi masih punya hati dan melihat Jimin yang menangis gemetaran begini benar-benar menghancurkan hatinya. Memang benar, selama ingatannya hilang, Park Jimin selalu bersikap baik padanya. Selalu mengumbar senyum padanya, mengingatkannya supaya tidak jatuh sakit lagi, menuruti semua yang Yoongi minta. Namun, kenyataan bahwa Park Jimin menutupi kebohongannya. Bahwa Park Jimin menjadikan Jeongguk sebagai orang yang sepenuhnya bersalah itu melukai Yoongi.

"Aku akan bertahan sedikit lagi." Ucap Yoongi pada akhirnya. Menyentuh lengan Park Jimin dengan harapan supaya ia berhenti gemetar.

"Terima kasih."

Tidak ada pelukan yang menghangatkan. Hanya ada sebuah ciuman kasar namun lembut disaat bersamaan. Jimin membulatkan matanya ketika bibir milik pria itu yang berinisiatif untuk menabrakkan dengan miliknya. Air matanya mengalir sekali lagi atas perasaan yang bercampur aduk dalam hatinya. Ia tidak ingin ditinggalkan Yoongi, ia tidak ingin ditinggalkan siapapun lagi.

Rasa asin dikecap Yoongi dan pria sipit itu membuka matanya. Mengangkat tangan untuk menghapus aliran air mata di wajah Jimin dengan ibu jarinya. Yoongi memutar saat pria itu justru terisak lebih keras. Pabo-ya, lirihnya sebelum menatap ke langit-langit untuk menyembunyikan senyum kecil.  Lalu yang perlu Yoongi pikirkan sekarang adalah bagaimana meluruskan semua masalah ke depannya. Apakah ia akan tetap menuntut Park Jimin dan meninggalkannya, atau memaafkannya dan tetap bertahan?

Tunggu dulu, apa yang membuat Yoongi mencium Park Jimin seperti ini? Kasihankah? Atau...

💫💫♠💫💫

Chapter depan ada Eunwoo sama Eunha loh 😜

Continue Reading

You'll Also Like

72.8K 8.8K 24
Menarik nafas dalam dan melepasnya dengan pelan. Mata sekelam malam itu menatap telak pada si mata hazel. " TaeHyung-ah.... " " Ya? " " Ut vos erant...
527K 5.7K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
312K 33.6K 38
[COMPLETE] Kim Taehyung lelaki berusia 21 tahun yang belum pernah mengecap bagaimana rasanya menyukai seseorang, tiba-tiba diminta untuk tinggal bers...
121K 18.6K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...