Man Anta? ✔ [SUDAH TERBIT)

De ariskakhurnia

464K 60.5K 8.3K

Man Anta مَنْ أنْتَ (Siapa Kamu?) Pernahkah kamu merasa kagum pada seseorang yang sosoknya saja belum pernah... Mais

Sumber Rujukan
Zel Maira Nuray Pavreen
Rizal Arvanio Rajendra
INFO!
02 Hijrahmu Palsu?
03 Hakikat Perjuangan
04 Tujuan Pulang
05 Ayu dan Mimpinya
Seminar Kepenulisan #1
06 Susah Dijemput
07 Penantian Untukmu
08 Hampir Dipersatukan
09 Pertemuan Pertama
INFO EVENT MAN ANTA
10 Bersama Kakak
11 Kafe dan Tarawih
12 Sahur Ceria
13 Bahagia Yang Sesungguhnya
14 Cerita Tentangmu
15 Selangkah Lebih Dekat
16 Masih Misteri
17 Kotak Pandora Mulai Terbuka
18 Rahasia Takdir
19 Hikmah Di Balik Ketetapan-Nya
20 Luka Yang Terusik
21 Jawaban Atasmu
22 Tanggal Penentuan
23 Interaksi Kedua
24 Ujian Arvan
25 Perasaan Ayu
26 Bertemu Denganmu Dalam Hijrahku
27 Malam Terbaik
28 Hampers Bermakna
29 Silaturrahmi yang Sesungguhnya
30 Permintaan Maaf [SELESAI]
Q&A (Info Terbit)
GIVEAWAY NOVEL MAN ANTA GRATIS
OPEN PRE ORDER MAN ANTA

01 Seulas Kenangan Indah

31.6K 3.6K 255
De ariskakhurnia

Memori indah itu datang kembali, mengulas ingatan yang telah lama terpendam dalam hati. Bolehkah aku berharap waktu berputar ke masa indah itu kembali, dimana aku tertawa bahagia sepanjang hari.

***

Maira memarkirkan motornya di parkiran masjid At-Taubah seperti biasa. Hampir setiap hari ia datang ke masjid tersebut karena memiliki jadwal kajian rutin. Biasanya Maira akan absen jika kajian malam di hari biasa—weekdays—dan Mina, mamanya, tidak bisa ikut lantaran gejala fatigue yang dialaminya mulai mendera.

Beberapa bulan belakangan ini Maira kerap kali menemukan Mina yang menampakkan wajah pucat pasi. Awalnya Mina menolak untuk dirujuk ke rumah sakit, tetapi lambut laun akhirnya pasrah karena tidak ingin membuat Maira khawatir berlebihan.

Dokter mengatakan, Mina terlalu kelelahan atau biasa disebut fatigue—mudah lelah, lesu, dan kurang tenaga. Faktor penyebabnya bisa beragam seperti gaya hidup karena aktivitas berlebih, kurang tidur, stres dan lainnya, serta kondisi medis.

Maira tentu mengingat seperti apa kenangan saat ia berdua bersama Mina, bagaimana mamanya merawatnya seorang diri sejak ia berusia tiga belas tahun—enam tahun yang lalu. Dulu mereka tidak seperti sekarang yang sudah mempunyai penghasilan lebih dari cukup. Dulu keduanya harus berpikir dengan keras cara memutar uang dari hasil penjualan online yang hanya masuk satu atau dua kali dalam satu minggu atau bahkan tidak sama sekali.

Sehingga ketika mengetahui mamanya dalam kondisi seperti sekarang, cukup mampu membuatnya merasakan nyeri di ulu hatinya.

"Assalamualaikum."

Maira membuka resleting cadarnya yang menyatu dengan jilbab sebetisnya begitu masuk ke dalam masjid. Ia menjabat tangan setiap orang yang dilewatinya sebelum mengambil tempat duduk kosong di sana.

Hari Ahad pukul sembilan pagi, kajian tauhid. Yakni, menjadi dakwah paling utama karena tentang agar beribadah kepada Allah semata, dan tidak menyekutukan-Nya.

"Anti di sana? Ana di sini ya?" Maira berbicara tanpa suara ketika melihat Jihan, teman dekatnya yang duduk dua barisan di depannya.

Jihan membalasnya dengan anggukan sembari menebar senyum sebelum kembali menghadap ke depan ketika mendengar salam pembuka dari salah seorang ustadz yang mengisi materi.

Maira mengenal Jihan ketika menghadiri kajian tabligh akbar bersama dengan Mina, dan di sanalah Jihan memberi tahu mengenai adanya kajian rutin di masjid At-Taubah yang cukup dekat dengan rumahnya.

Sebelumnya, Maira tidak mengetahui adanya kajian sunnah di sana, karena seperti apa yang Jihan sampaikan, masjid ini juga baru selesai dibangun kurang dari satu tahun lalu.

Yang Maira tahu juga, masjid ini dibangun oleh pemilik yang sama dengan pendiri pondok pesantren At-Taubah yang berlokasi tidak jauh dari sana. Pondok tersebut juga baru dibangun empat tahun lalu, dan mulai penerimaan santri satu tahun setelahnya.

"Cara paling baik menginginkan kebaikan kepada keluarga kita adalah dengan mengajak mereka untuk beribadah kepada Allah, agar bisa masuk surga tertinggi dan berkumpul bersama melihat wajah Allah Ta'ala serta terhindar dari neraka."

Allah Ta'ala menceritakan tentang dakwah Ibrahim 'alaihis salam kepada papanya (yang artinya), "Wahai papaku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar dan tidak melihat, bahkan tidak bisa memberikan manfaat kepadamu barang sedikit pun? Wahai papaku, sesungguhnya telah datang kepadaku suatu ilmu yang belum datang kepadamu, maka ikutilah aku niscaya akan kutunjukkan kepadamu jalan yang lurus itu.

Wahai papaku, janganlah engkau memuja setan. Karena sesungguhnya setan itu durhaka kepada ar-Rahman." (QS. Maryam: 42-44)

Maira menundukkan kepalanya sembari mencatat poin-poin yang disampaikan. Tema tentang 'pentingnya dakwah tauhid kepada keluarga' cukup mampu membuatnya bersedih. Bagaimana cara ia untuk berdakwah jika ia tinggal terpisah dengan papa dan kakaknya?

Meskipun Maira sudah berhasil mengajak Mina untuk kembali ke jalan Allah yang lurus, tetapi bagaimana dengan Rifa'at dan Ramazan, papa dan kakaknya?

Dulu Mina memang melarang Maira menemui Rifa'at dan Ramazan, tetapi itu dulu sebelum mamanya berhijrah. Tetapi sekarang, seharusnya Mina tidak akan melarangnya karena sudah mengatahui mana yang benar dan salah, hanya saja Maira tidak sampai enak hati untuk mengatakan bahwa ia menyimpan rindu pada papanya.

"Lawan dari tauhid, yakni syirik yang mana merupakan larangan terbesar dalam agama. Jika ada anggota keluarga kita yang jatuh dalam kesyirakan, tentu tidak akan bisa berkumpul bersama di Surga. Karena dosa kesyirikan jika dibawa mati, sementara pelakunya belum bertaubat sebelum meninggal maka dosanya tidak akan diampuni dan bisa masuk ke dalam Neraka."

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An Nisa' : 48)

"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam," padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." (QS. Al Maidah : 72)

"Loh, anti pulang?"

Maira menghentikan sejenak kegiatannya memasukkan buku catatannya, menatap Jihan yang menghampirinya ketika kajian telah selesai. "Iya, soalnya mama ana sakit di rumah."

"Oh, syafahallah. Berarti habis ini anti nggak ikut kajian tahsin-nya ummu Nisa?"

"Qadarullah sepertinya hari ini absen dulu." Maira memasang wajah sedih.

"Oh qadarullah, yasudah fii amanillah ya."

***

Maira mengendarai motor matic hitamnya dengan santai menuju perjalanan pulang. Motor ini merupakan bukti kerja keras Mina dalam empat tahun terakhir—motor dibeli dua tahun lalu. Bisa saja mamanya membeli motor satu tahun sebelumnya atau lebih cepat daripada itu, tetapi fakta Maira yang harus sekolah dan membutuhkan biaya tentu yang menjadi prioritas Mina saat itu.

Setiap kajian mengenai keluarga, hati Maira selalu merasa tiba-tiba tercubit. Seperti yang sudah-sudah ketika usai kajian, alih-alih berbelok ke kanan dari arah perempatan jalanan masjid At-Taubah, ia justru ke arah sebaliknya.

Tujuan Maira hanya satu, ia ingin melewati pusat departemen perbelanjaan milik Rifa'at. Maira sangat ingat dulu ketika Ahad, papanya akan meninjau pusat perbelanjaan di sana, sedangkan hari biasa pada cabang lainnya.

"Pa, Maira mau jalan-jalan." Maira melipat kedua tangannya di depan dada seraya mencebikkan bibirnya memasang raut kesal. Setelah enam hari sekolah, ia ingin menikmati hari Ahad untuk bermain.

"Iya, tapi papa ke—"

"Nggak mau ah, nanti pasti Papa lama di sana." Maira memotong ucapan Rifa'at karena sudah hapal dengan kebiasaan papanya.

Awalnya Maira dengan senang hati mengikuti Rifa'at ke pusat perbelanjaan, tetapi sampai delapan jam kemudian papanya itu baru menyelesaikan pekerjaannya, hingga akhirnyaia pulang dengan tangisan dan berkata sudah tidak menginginkan jalan-jalan.

Maira tersenyum miris di balik cadarnya. Lagi-lagi kenangan itu berhasil menggelitik perasaannya. Tidak perlu jalan-jalan, mengobrol santai saja sudah cukup untuknya sekarang.

Sekarang Maira tengah duduk di atas motornya di dekat trotoar sembari mengamati setiap orang yang berlalu lalang hendak masuk melewati pintu depan. Karena di sanalah, ia juga kerap kali melihat Rifa'at.

"Papa. Benar 'kan Papa ke sini hari ini."

Batin Maira melonjak bahagia. Matanya terlihat berbinar ketika melihat Rifa'at keluar mobil. Papanya diantar oleh sopir yang ia masih ingat dengan benar karena masih orang yang sama dengan sopir keluarga mereka dulu, yang juga selalu mengantar dan menjempurnya sekolah—terakhir pada saat sekolah dasar.

Baik Maira maupun Ramazan, wajahnya lebih didominasi oleh Rifa'at yang memiliki keturunan Turki. Hal ini juga yang membuat Maira tidak bisa melupakan Rifa'at kendati dulu Mina—sebelum hijrah—menyuruhnya untuk tidak lagi menemui papaanya.

Mau bagaimana lagi jika ketika ia bercermin yang ia lihat bukan hanya wajahnya, tetapi juga wajah papanya.

Heh! Maira segera memalingkan wajahnya ketika menyadari Rifa'at tengah melihatnya. Ia tidak ingin tingkahnya selama ini diketahui oleh papanya.

Tetapi beberapa detik kemudian setelah menyadari Rifa'at yang tidak mungkin mengenali karena wajahnya yang tertutupi, juga diikuti oleh papanya yang berlalu masuk ke dalam, membuat Maira menyesalinya.

"Kan jadi nggak bisa lihat Papa lagi."



*Anti : kamu (perempuan)

*Ana : saya

*Tabligh Akbar (Ulama Ahlus Sunnah) : semacam kedatangan ustadz dari kota lain

*Syafahallah : semoga Allah menyembuhkannya (perempuan)

*Qadarullah : takdir atau keputusan Allah

*Fii amanillah : semoga (engkau) dalam lindungan Allah, ucapan hati-hati bisa diganti dengan fii amanillah



—Man Anta?

Malang, 09 Februari 2019 published on Wattpad @ariskakhurnia

Revisi 05 April 2021

Continue lendo

Você também vai gostar

6.7M 574K 72
|| FiksiRemaja-Spiritual. || Rabelline Maheswari Pradipta. Wanita bar-bar, cuek dan terkadang manja yang terpaksa masuk pesantren sang kakek karena k...
21.6K 3.9K 3
[A DAN Z UNIVERSE] Dibaca berurutan: A dan Z, ATHARRAZKA, ATHARRAZKA 2: Aryan, ATHARRAZKA 3: Zyana. Zyana Falisha Atharrazka, anak perempuan semata w...
175K 16.5K 52
Spin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan...
182K 5K 35
Anisa putri al azizah wanita cantik , manja, bar bar ,cerewet dan baik. Anisa terpaksa menikah karena ke inginan eyang dan omah nya ____ Kalian penas...