EL [Eternal Love] ✔️ [TERBIT]

By winka24

1.2M 25.5K 1.9K

PROSES PENERBITAN. "Datangmu seperti hujan. Tanpa kondisi jua tanpa permisi. Tiba-tiba." Sebelumnya, ia tak p... More

p r a k a t a
EL 1 - Perkenalan Resmi
EL 2 - Tentang Dia dan Hujan
EL 4 - Ghazanfar Foundation
EL 5 - Sederhananya Jatuh Cinta
Ready Stock Eternal Love (EL)

EL 3 - Apartment

45.6K 4K 348
By winka24

EL 3. Apartment

🍁🍁🍁
Bagaimana aku bisa lupa denganmu,
Sedangkan di masa kini dan masa lalu,
Kau hadir sebagai pengobat rindu.
-Elnaeera Navishe Ashadiya

Gadis itu menghela napas panjang, menepuk-nepukkan kedua telapak tangannya. Lanjut menyandarkan punggungnya di sofa. Memperhatikan ruangan yang baru saja dibersihkannya. Senyum ceria yang selalu terpancar di wajah cantik itu semakin membuatnya mempesona. Navishe baru saja pindah ke apartemen karena merasa tak nyaman berada di flat sendirian tanpa Gemintang. Membuatnya bisa menatap kota Kairo dari lantai dua puluh dengan nyaman, saat berdiri di balkon kamarnya.

"Alhamdulillah. Selesai juga," gumamnya seraya berdiri. Berjalan menuju dapur yang lumayan luas untuknya bereksperimen tanpa chef Gemintang yang lebih berdedikasi. Gadis itu membuat segelas cokelat hangat, sebelum dibawa menuju kamarnya.

Navishe langsung menuju balkon yang menjadi spot favoritnya, sejak pindah ke apartemen ini dua hari lalu. Gadis pinky lovers itu menyempatkan untuk mengambil Sirah Nabawiyah sebagai teman membacanya. Dan sesampai di balkon, senyum itu semakin melebar ketika menyaksikan gerimis telah mengundangnya untuk menikmati aroma renjana menyerbu sukma.

"Bersyukurlah. Hujan itu rejeki. Allahumma soyyiban nafi'an." Navishe kembali terkekeh pelan. Mendudukkan tubuhnya di bangku jati yang ada di sana, seraya meletakkan Sirah dan cokelat hangat di atas meja. Melupakan sejenak tujuannya untuk membaca, sebelum memilih berdiri di pinggir balkon. Sembari mengulurkan tangannya untuk memainkan tetesan hadiah langit hari ini.

"Sayang banget orangnya gak ingat sama kamu, Vee. Andai Kak Za tahu kalau aku itu Naeera. Dia bakal bereaksi kayak gimana ya? Pasti lucu," ucapnya dengan kekehan pelan. Membayangkan wajah yang selama ini tak banyak berekspresi, akan membelalak mengetahui sesuatu yang selama ini ia sembunyikan.

Navishe mengenal Elzaid. Bahkan perkenalan resmi mereka di masa kini, hanyalah pengganti perkenalan di masa lalu. Masa dimana gadis itu masuk ke dalam kehidupan Zaid secara tiba-tiba dan menghilang jua tanpa berita. Hingga mereka terpisah dan tak saling kabar sampai waktu mempertemukan kembali keduanya. Di sini, di kota Kairo. Beratus kilometer dari negara yang memberi kenangan bagi mereka. Indonesia, negeri pertiwi yang mempesona.

• • •

Seragam merah putih, rambut panjang berkuncir sepuluh, topi kerucut yang talinya dibuat dari rafia. Dengan semua atribut itu berwarna favoritnya. Merah muda. Hingga Elneera N. Ashadiya Wiryawan itu mendapatkan julukan pinky girl, nama yang melekat padanya bahkan ketika Masa Orientasi Sekolah di SMP Al-Azhar Jakarta telah berakhir.

"Nai, itu tuh yang katanya kakak olimpiade. Banyak fans-nya loh! Namanya Kak Elzaid. Katanya sih, queen sekolah kita tahun lalu di tolak sama dia. Anaknya rajin kebangetan, pinter kebangetan, suaranya bagus kebangetan, cueknya kebangetan, tapi gantengnya juga kebangetan. Pokoknya yang banget-banget ada sama dia deh!" Informasi itu Elnaeera terima begitu saja dari sahabat baiknya, yang akan segera mendaftarkan diri di Ektrakurikuler Jurnalistik. Cocok.

Karena Trifia Andaresta ini tipikal gadis yang sangat khatam informasi. Jadi, Naeera tak pernah susah payah mencari tahu tentang informasi penting di sekolah barunya. Bahkan sampai anak-anak nerd di sekolahnya pun, Trifia tahu. Padahal mereka murid baru. Membuat Naeera hanya bisa menggelengkan kepala.

"Ih Nai! Lo kok gak excited gitu sih." Trifia menoel lengan gadis cantik yang sejak tadi tak menjawab ucapannya. Naeera memilih mengamati si objek pembicaraan, yang sedang mengobrol dengan seorang wanita bersanggul, yang ia tahu merupakan Wakil Kepala Sekolah mereka.

"Kita nih ya Nai, disuruh buat surat cinta ke kakak kelas. Aneh-aneh aja sih! Tapi gak papa deh. Kali aja ada kakak kelas ganteng yang mau jadi pacar ...," ucapan Trifia terhenti.

Gadis itu meringis kesakitan karena tadi Naeera menjitak kepalanya. Sebelah alis gadis berambut panjang itu naik tanda tak suka mendengar ucapan Trifia.

"Iya ... iya maaf. Yaelah gue cuma ngomong pacaran doang kali, Nai," sungutnya.

"Masih kecil loh Trif! Udah mau pacar-pacaran aja!" deliknya.

Trifia mendengkus mendengarnya, ikut mengalihkan pandangannya seperti Naeera. Memperhatikan satu per satu siapa kakak kelas yang akan dirinya kirimi surat.

"Menurut lo ... gue kirim surat ke siapa ya Nai?" tanyanya.

Naeera tak menjawab. Tapi tangannya terarah pada seorang pemuda yang berdiri tak jauh dari mereka. Dilihat dari postur tubuhnya yang tinggi, Naeera bisa menebak jika pemuda itu termasuk cowok populer di sekolah baru keduanya.

"Wah! Bener juga. Kak Aryan itu ketua tim basket, Nai. Aku kirim ke dia aja deh!" ucap Trifia setuju. Naeera mengangguk saja mendengarnya dan kembali menoleh ke arah seseorang yang telah hilang dari pandangannya sejak tadi.

Pemuda itu sekarang duduk di salah satu bangku koridor. Terlihat mengobrol dengan salah satu teman sebayanya. Membuat Naeera menyeringai kecil dan segera mengeluarkan kertas untuk menuliskan sebuah surat yang diperintahkan oleh kakak kelas mereka.

Assalamu'alaikum.
Halo Kak El,
Saya juga El. Elnaeera Ashadiya Wiryawan.
Saya diminta membuat surat cinta untuk kakak kelas. Tapi saya tidak tahu harus memberikannya pada siapa. Dan juga tidak mengerti bentuk surat cinta itu seperti apa. Lagian ya, kakak kelas sekarang aneh. Untuk apa coba menulis surat cinta? Mereka menyuruh kami yang baru saja khatam aljabar sederhana ini untuk belajar pacaran atau gimana? Gak penting banget 'kan Kak? Aku harap sih kakak setuju dengan pendapatku. Eh ... aku pakai 'aku' aja ya. Aneh juga rasanya pakai saya-saya, dikira aku ngomong sama guru.

Nah ... Kak El, ini surat curhatku. Jangan dikasih tau sama kakak kelas yang lain ya, aku gak bisa beneran nulis surat cinta. Gak mau sok-sok hebat juga buat nyontek di Mbah Gugel. Dosa tau nyontek. Padahal aku gak pernah nyontek selama sekolah. Suer! Semoga kakak percaya deh hehe.
Udah gitu aja surat curhatku. Makasih Kak El sudah mau baca.

Wassalamu'alaikum.
Salam,
Elnaeera.

Dan seperti itulah awal dimana Naeera memasuki kehidupan seorang Elzaid Ghany Ghazanfar. Tak pernah dia sangka jika pemuda itu menjadi orang pertama yang mengerti dirinya. Zaid tahu jika hujan menjadi manipulasi terbaik bagi Naeera dari kesedihannya. Merindukan Ayah dan Bunda yang terlalu sibuk karena pekerjaan mereka. Hingga Naeera hanya bisa membalasnya dengan lelehan air yang datang menemani hari-harinya. Hujan adalah favoritnya. Karena itulah, ketika semua orang menjulukinya pinky girl maka Zaid memanggilnya ... rainy girl. Ia, Naeera adalah gadis hujannya.

"Berhenti main hujan terus, Nai! Kamu bisa sakit. Kalau kamu sakit, kamu gak akan bisa sekolah. Kalau kamu gak sekolah, kamu gak akan bisa masuk kelas aksel. Gak bisa cepet lulus," omelan favoritnya ketika Naeera sudah mulai berlari ditengah hujan. Meninggalkan pemuda pintar yang duduk di bangku koridor sekolah sendirian. Menatap malas padanya yang hanya menyengir kuda dan membentuk eyes smile di wajahnya.

"Aku pasti masuk kelas aksel, Kak El. Tenang aja! Otakku sama pintarnya dengan kakak kok," teriak Naeera di bawah hujan. Gadis itu tak selalu ceria, wajahnya terkadang cenderung dingin tak terjamah. Mencerminkan putri pengusaha kaya raya yang dilindungi tembok tinggi untuk menyentuhnya.

Tapi tidak untuk pemuda yang kini telah menyandarkan tubuhnya di tiang koridor. Membiarkan Naeera bermain di bawah hujan. Elzaid memejamkan mata menikmati murotal yang menenangkan jiwa. Membuat gadis yang sejak tadi memandangnya, menahan senyum cantiknya.

Kak El ... terima kasih telah hadir, di duniaku yang sebelumnya hanya berteman sunyi dan sepi.

• • •

"Gawat gawat gawat!" gadis itu berjalan seraya menunduk. Sibuk mencari ponselnya di dalam tas tanpa melihat lalu lalang orang-orang di lobby apartemennya. Ia harus mengabari dosennya, bahwa ia agak telat datang ke kampusnya. Hingga dahinya menabrak seseorang, membuat langkah cepatnya terhenti seketika.

Astaghfirullah ... kemana aja mataku sampai nabrak orang begini!

"Aseef jiddan. Ana ...," ucapannya terhenti kala netra itu membola, menemukan seseorang berobsidian tajam balas menatapnya.

Pandangan Navishe menurun tepat di depan dada seseorang yang ditabraknya. Membuat netra cantik itu mengerjap-ngerjap sebelum mundur satu langkah. Membiarkan sang pemuda yang sejak tadi tak berbicara, memiringkan kepalanya. Seraya memasukkan kedua tangan di saku celana bahannya. Menatap Navishe yang sudah berusaha menelan salivanya sekuat tenanga.

Ya Allah ... aku selalu bersyukur dipertemukan dengannya. Tapi gak dalam kondisi seperti ini juga ... huhuhu maluuuu.

"Vee?" Navishe mendongak. Tak menyangka jika pemuda itu mengingat namanya.

"Hh ... heh ... Kak ... Za?" ujarnya terbata.

Lalu Navishe mendengar pemuda itu menghela napas lega. Seolah mengetahui jika orang yang menabraknya itu memang orang yang dikenalnya. Membuat Navishe kembali menatap ke arah Zaid yang mengerutkan dahi padanya.

"Kamu ... tinggal di sini?" tanya Zaid seraya berjalan pelan ke arah pinggir lift agar tak menghalangi orang-orang di dekat mereka. Membuat Navishe mau tak mau melakukan hal yang sama.

Gadis itu mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali. Menghadirkan kekehan pelan dari bibir pemuda di depannya.

"Sekali aja ngangguknya," ucap Zaid membuat Navishe menghentikan anggukannya. Tanpa sadar meringis malu dan menyipitkan matanya ketika pemuda di hadapannya itu tergelak pelan.

Ya Allah ... tawa ini udah lama banget gak liat. Astaghfirullah ....

Navishe langsung mengalihkan tatapannya. Zaid mungkin biasa saja, tapi tidak boleh dengannya. Jantung Navishe harus segera diselamatkan karena jika tidak, akan teramat banyak dosa yang ia ciptakan. Berada di dekat Elzaid dalam radius seperti ini tentu tak boleh sering-sering dibiarkan.

"Eum ... Kak Za, aku pamit ya." Akhirnya kata itu terucap juga.

Zaid mengangguk sekali, "Ke kampus?" tanyanya.

"Iya. Mau nemuin Prof Ustman. Aku masih hutang banyak Bab sama beliau," ucapnya dengan dua sudut mata yang membentuk senyuman.

"Okay. Good luck, Vee!" ujar Zaid.

Sebelum pemuda itu meninggalkannya sendiri di lobby apartemen. Karena jika dilihat dari pakaiannya, Zaid terlihat baru kembali dari kantornya. Pakaian pemuda itu terlihat sedikit kusut, walau wangi maskulinnya masih tertinggal. Membuat Navishe lagi-lagi menggelengkan kepala, bahkan menepuk-nepuk dahinya untuk mengingatkan bahwa ia harus segera memagari hatinya.

YaAllah ... ini wangi banget parfumnya. Innalillahi! Ini gawat. Siaga lima ini hati!

Sampai gadis itu menaiki mobilnya. Audi hitam yang membawanya membelah jalanan Kairo menuju Al-Azhar University. Membiarkan Paman Ahmed yang menyetir di depannya. Hingga Navishe tersadar akan sesuatu yang baru saja terpikirkan olehnya.

"Kalau Kak Za baru pulang kantor, itu artinya ... ini apartemennya? Bukannya dia tinggal di Egypt Apart ...," netra gadis itu terbelalak, "Paman ... Kak Za pindah apartemen?" tanyanya lagi.

Ahmed meliriknya lewat spion, mengangguk mengiyakan lalu kembali fokus pada jalanan. Menghiraukan gadis di kursi belakang yang menganga karena terkejut akan berita barusan.

Astagaaaa ... kenapa bisa satu apartemen?

🍁🍁🍁
Gak nyangka? Sama, aku juga.
Happy reading.
Baca notes di bawah baik-baik.

Notes :
1. Ada sedikit kesalahan Umur, yang aku tulis di Gemintang. Jadi, selisih usia Navishe & Gemintang itu sebenarnya 6 tahun. Kenapa? Karena Zaid-Athar-Gemintang itu selisihnya 5 tahun. Dan Zaid satu tahun lebih tua dari Navishe.
2. Elzaid dan Elnaeera itu anak Akselerasi. Mereka sekolah hanya 10 tahun (sampai SMA). Jadi jangan heran, kalau di usia 23 ~ 24 tahun, Naeera sudah S3. Dan Zaid, di usia 24 ~ 25 tahun sudah selesai S3-nya.

Yang baru pulang kantor.
Lelahnya insyaAllah Lillah. 🤭🙈



Dah jangan ditagih-tagih.
Update pas 700+ Votes dah. Wkwkwk

Salam,
Winka.

Continue Reading

You'll Also Like

Hakim By ul

Spiritual

1.3M 76.6K 51
[Revisi] Kalian percaya cinta pada pandangan pertama? Hakim tidak, awalnya tidak. Bahkan saat hatinya berdesir melihat gadis berisik yang duduk satu...
2.5K 327 38
⊱ ────── ❁ ❁ ❁ ───── ⊰ April, dia gadis kecil berusia 6 tahun yang sangat cantik. Mata sayu yang indah dengan pupil berwarna hijau kebiruan, hidung k...
461K 38.6K 39
"1000 wanita cantik dapat dikalahkan oleh 1 wanita beruntung." Ishara Zaya Leonard, gadis 20 tahun yang memiliki paras cantik, rambut pirang dan yang...
2.3K 295 40
Salah satu film yang dibuat mahasiswa Indonesia mencoreng nama baik masisir (mahasiswa Indonesia di Mesir). Melati berniat untuk membuat film untuk m...