Young God(s) || KookV [ √ ]

By fantae-ssi

238K 33.4K 2.1K

"But, do you feel like a young God?" Ketua OSIS bernama Kim Taehyung itu punya suatu rahasia, namun apa jadi... More

✨ Intro: Heaven
✨ His Smile Is A Thorn
✨ What's His Name?
✨ I Saw You Hiding
✨ Are You Real?
✨ Don't Smile At Me
✨ Another Step to You
✨ You Can Call Me
✨ ✨
✨ I Can't Show You Me
✨ Put A Mask and Go
✨ Flower Like You
✨ Need To Be Hidden
✨ I Am Afraid
✨ I Am Shattered
✨ Will You Leave?
✨ The Only Thing
✨ In This World
✨ Want To Breathe You
✨ A Little Too Much
✨ Stand Before You
✨ But I Still Want You
✨ Back Then
✨ Show You Me
✨ Be Young and Wild-Free
✨ Can't See You Again
✨ My Heart Is Breaking
✨ Everything Has Fallen
✨ You Know It All
✨ Love's Maze
✨ Darkness Isn't Eternal
✨ Bloom For You
✨ I Want To See You
✨ A Little Longer
✨ Can You Stay?
✨ Until Spring Comes Back
✨ The Winter
✨ Epilogue: It's Ending.
✨ Read More

✨ If I Was Brave

4.5K 828 91
By fantae-ssi

Take me back to the middle of nowhere. Back to the place only you and I share. Remember all the memories? The fireflies and make-believe.
-Long Way Home-

💫💫♠💫💫

"—Jackson, Jennie, Rose, Dahyun, dan Hoseok kalian kelompok Delta—"

"—Namjoon, Yerin, SinB, Nayeon, dan Soobin kalian kelompok Juliet—"

Taehyung mendengarkan guru Lee membagikan kelompok dengan seksama. Sejauh ini namanya dan Jeongguk belum disebutkan di kelompok mana pun. Tidak mau berharap lebih sebenarnya, tapi justru itu yang Taehyung lakukan. Betapa menyenangkan jika ia dan Jeongguk satu kelompok, bukan? Satu-satunya teman dekat yang bisa ia ajak bicara dan kerja sama tanpa banyak keluhan.

"—Jeongguk, Taehyung, Yuju, Jihyo, dan—" guru Lee membetulkan letak kacamatanya yang melorot sebelum menambahkan, "Eunha. Kalian kelompok terakhir yaitu Tango."

Si surai cokelat terlalu cepat senang rupanya. Tersenyum saat nama Jeongguk dan dirinya berada dalam kelompok yang sama, namun diakhiri dengan nama Eunha. Bagus sekali nasibku, pikir Taehyung. Ia membuang wajah saat Eunha mendekat ke arah Jeongguk bersama Yuju dan Jihyo. Setiap kelompok sudah berkerumun di beberapa titik dan mau tidak mau Taehyung harus melangkah ke arah yang sama dengan ketiga gadis itu.

"Jeongguk-ssi, kita satu kelompok!" Ucap Eunha dengan wajah sumringah.

"Aku tahu."

"Aku tidak tahu harus senang atau sedih karena sekelompok juga dengan orang ini."

Eunha berpose berbisik pada Yuju dan Jihyo dengan suara yang cukup keras. Jeongguk hanya menghela nafas, sementara Taehyung yang baru saja ditunjuk-tunjuk oleh Eunha hanya menundukkan kepalanya. Ia juga tidak ingin sekelompok dengan gadis itu. Entah apa sebabnya ia tidak suka pada Taehyung sampai sekarang ini. Kalau dipikir-pikir, mungkin karena pemilihan ketua OSIS tahun lalu dimana proker milik Eunha dikalahkan oleh proker milik Taehyung.

"Setidaknya ada Jeongguk." Jawab Jihyo. "Kita bisa mengandalkan dia sepenuhnya."

"Setuju!"

"Jeongguk, kami memilihmu sebagai ketua." Putus Eunha sepihak.

Taehyung menyela. "Hei, aku belum memberi suara—"

"Dan apakah kami terlihat peduli atas suaramu itu, Kim?"

"Bagaimana pun juga aku ini anggota kelompok Tango."

"Yuju, kau ingin si Kim jadi ketua? Tidak. Jihyo? Tidak. Aku? Tidak." Eunha menyeringai. "Maaf tidak ada kesempatan untukmu menjadi ketua lainnya, Ketua OSIS."

Jeongguk jengah. Sedari tadi ia diam saja karena malas berurusan dengan gadis yang mulutnya superlicin itu. Namun, ia tidak bisa tinggal diam saat Taehyung mulai tersudutkan seperti ini. Sudah jelas ada masalah pribadi yang gadis itu pendam untuk Taehyung. Ini bukan lagi tentang kelompok Tango dan pemilihan ketuanya. Jujur, Jeongguk sama sekali tidak keberatan jika ia diminta jadi ketua—asalkan dimintanya oleh Taehyung seorang.

"Jangan memaksakan kehendak disini, Eunha." Jeongguk akhirnya bersuara sebelum menoleh pada Taehyung. "Taehyung, apa kau menginginkan aku untuk menjadi ketua kelompok ini?"

"Ya." Taehyung tidak ragu saat mata si surai jelaga itu menatapnya. Ia terlanjur hanyut dengan wibawa pria itu. "Aku percaya kau akan menjadi ketua yang baik, Jeongguk."

"Terima kasih atas kepercayaanmu, Taehyung." Taehyung hanya tersenyum.

"Selamat, Jeongguk-ssi!"

Selagi Eunha dan dua gadis lainnya bertepuk tangan karena Jeongguk menjadi ketua, Taehyung lebih memilih memperhatikan guru Lee di depan sana. Ia berteriak meski sudah menggunakan pengeras suara karena kelompok-kelompok itu masih sibuk berbincang sendiri. Akhirnya guru Lee membunyikan sirene agar perhatian mereka kembali ke tengah-tengah lahan berumput itu.

"Kelompok ini akan menjadi kelompok dimana kalian bermain games dan uji nyali nantinya. Tentu saja berbeda dengan kelompok tidur. Ingat, setiap malam aku dan guru Yoon akan berpatroli! Jadi jangan berbuat macam-macam, arasseo?!"

"Neee, ssaem~!"

"Kalian bisa kembali ke tenda yang telah ditentukan untuk makan siang. Ada kertas berisi nama di pintu tenda, carilah nama kalian sendiri, oke?"

"Neee, ssaem~"

💫💫♠💫💫

Serius. Taehyung lebih suka bermain games yang sebenarnya tidak terlalu seru dan bermanfaat dibanding berkeliaran di malam yang larut begini. Bermodalkan jaket, senter, serta dua botol air putih seberat dua liter untuk menembus gelapnya hutan. Sama sekali bukan hal yang membuat jantung Taehyung sehat. Belum lagi karena ia seorang pria, ia ditempatkan di belakang selagi si ketua memimpin di depan. Kelompok Tango menjadi kelompok urutan nyaris terakhir untuk uji nyali malam ini.

"Taehyung." Panggil Jeongguk sesaat sebelum mereka pergi.

"Ada apa?"

"Mau bertukar posisi denganku? Di depan mungkin terlihat lebih aman dibanding menjadi yang paling belakang."

Taehyung menggigit bibir bawahnya kencang. Mempertimbangkan penawaran Jeongguk yang begitu ingin ia terima. Sayangnya, ia yakin ketiga gadis lainnya tidak akan setuju jika ia yang memimpin mereka. Lagi, Taehyung tidak siap untuk menjadi orang paling pertama yang bertemu makhluk halus nantinya.

"Tidak perlu. Aku rasa aku ingin menjaga para gadis dengan berada di posisi paling belakang."

"Kalau begitu hati-hati." Jeongguk bernada serius. "Aku mengucapkan ini sebagi ketua Tango sekaligus sahabatmu."

"Kau juga, Jeongguk."

Taehyung tersenyum sebelum mengusir Jeongguk untuk kembali ke tempatnya di depan sana. Urutan barisan Tango dimulai dari Jeongguk, Eunha, Jihyo, Yuju, dan diakhiri oleh Taehyung. Masing-masing dari mereka membawa senter yang disorotkan ke berbagai arah. Si surai cokelat diam-diam tersenyum saat Jeongguk menoleh untuk memastikan bahwa anggota mereka lengkap. Biarkan ia percaya diri sedikit bahwa sebenarnya Jeongguk hanya memperhatikannya.

Jika boleh jujur, Jeongguk sendiri tidak menyukai uji nyali seperti ini. Begitu omong kosong dan ia yakin para makhluk yang nanti menakuti-nakuti itu payah. Mereka hanyalah adik-adik kelas yang diminta—dipaksa sebenarnya—oleh para guru dan bukan hantu sungguhan. Yang membuatnya cemas justru pria bernama Kim Taehyung. Pria yang selalu bodoh di matanya, yang berubah pucat saat kemarin ia menjahilinya tentang hantu di hutan ini.

Jangan salahkan Jeongguk jika kepalanya tidak bisa berhenti menoleh ke arah belakang untuk menemukan keberadaan Taehyung. Mata besar pria itu terlihat lebih besar dari biasanya dan ia menyorotkan senter ke segala arah yang menurutnya menakutkan.

"AAAAAH!"

Kelima orang itu langsung waspada setelah Jihyo berteriak. Ada dua sosok menakutkan dibalik pohon yang baru saja menakutinya. Jeongguk berdecih galak membuat kedua sosok itu melempar tersenyum kaku padanya.

"M-maaf sunbae, kami hanya menjalankan tugas." Jeongguk mengangguk mengerti.

Taehyung sedikit berlari melewati keduanya, hanya takut dijahili karena ia menjadi anggota paling belakang di kelompok. Benar saja, salah satu dari mereka menyentuh pelan lengan Taehyung dan membuat bulu kuduk pria itu langsung berdiri. Ia mempercepat laju langkahnya dan nyaris menabrak Yuju. Ia segera meneguk air dari botol di tangannya untuk mengurangi rasa takut.

Setelah melewati empat pos yang berisi makhluk tak menyenangkan itu, Taehyung tidak bisa menahan diri lagi. Ia begitu ketakutan sedari tadi sampai menahan keinginannya untuk pipis. Maka saat mereka hampir sampai pos kelima, ia menepuk pelan bahu Yuju. Gadis itu sedikit terkejut sebelum menghentikan langkah.

"Ada apa?"

"Aku tidak tahan lagi."

Awalnya Yuju tidak mengerti, tapi setelah melihat gerak-gerik Taehyung, ia tahu bahwa pria itu sedang menahan pipis. "Kau mau aku melakukan apa?"

"Bisakah kau mengatakan pada Jeongguk untuk menunggu? Aku akan pipis sebentar."

"Baiklah. Kupikir kau akan memintaku menemanimu pipis."

"T-tentu saja tidak."

"Oke, pipis sana. Aku akan segera mengejar yang lain dan memberitahu mereka."

"Terima kasih, Yuju."

Yuju menunggu sampai Taehyung sampai di balik pohon. Setelahnya, ia berlari untuk mengejar ketertinggalan sekaligus memberi informasi pada Jeongguk.

"Jeong—"

"Darimana?" Itu Eunha yang bertanya tanpa suara. Jihyo ikut memperhatikan.

"Taehyung izin pipis—"

"Jangan beritahu Jeongguk!" Perintah Eunha masih tanpa suara.

Eunha tiba-tiba berteriak tertahan saat mereka sampai di pos kelima. Ia juga melemparkan tubuhnya ke depan untuk melingkarkan tangan di perut Jeongguk. Pria itu menoleh dengan alis yang berkerut tajam. Sangat tidak nyaman dengan perlakuan gadis itu yang seenaknya.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Pos ini begitu menakutkan! Tolong biarkan aku memelukmu sampai ke pos yang terakhir, Jeongguk-ssi! Senterku juga mati!"

"Kau bisa menggunakan senterku dan jangan memeluk—"

"AAAAH! Lihat itu! Bahkan dia lebih menakutkan dari yang tadi!"

Jeongguk menghela nafas, "Hah... benar-benar manusia yang menyusahkan."

💫💫♠💫💫

"APA MAKSUDMU TIDAK TAHU? KAU YANG BERADA PERSIS DI DEPAN TAEHYUNG!"

"M-maaf, Jeongguk-ssi." Yuju menatap Jeongguk takut-takut. "Tadinya aku ingin memberitahumu, tapi Eun—"

"Persetan dengan semua ini! Kalian membuatku muak!"

Jeongguk marah besar setelah mereka berhasil sampai ke tempat yang telah ditentukan. Sebuah lapangan luas yang indah karena akhirnya ada penerangan disana. Lentera-lentera bergantungan dan juga beberapa meja lipat besar berisi ramyun yang siap diseduh. Para guru sengaja menyiapkan makanan dan minuman hangat setelah perjalanan yang dingin dan mencekam.

Sayangnya, makanan itu tidak bernilai apapun untuk Jeongguk. Ia tidak peduli dengan perutnya yang memang sudah kelaparan dan tubuhnya yang butuh kehangatan. Ia hanya peduli pada pria yang sekarang hilang dari barisan itu. Ketua kelompok Tango itu meremas rambutnya frustasi sebelum melapor kepada guru Lee.

"Pak, Kim Taehyung hilang dari barisan."

Guru Lee yang tadinya asik mengobrol dengan guru lainnya langsung bangkit dan membulatkan mata. "Apa? Bagaimana bisa?"

"Keteledoran saya, pak, tapi saya akan mencarinya sekarang."

"Dimana terakhir kali kamu melihatnya?"

"Sepertinya di pos empat. Saya mohon bantuannya."

"Bapak akan bantu mencari. Berhati-hatilah, Jeongguk."

Jeongguk mengangguk dan segera berlari ke arah sebaliknya. Sialnya, ia harus melewati anggota kelompoknya lagi. Mereka tengah memandang cemas ke arahnya.

"Jeongguk, biarkan aku ikut!" Eunha tiba-tiba lengannya yang langsung dilepas paksa oleh pria itu.

Yuju angkat bicara, "J-Jeongguk, terakhir kali Taehyung berada dekat pohon setelah pos keempat—"

"Jika terjadi sesuatu pada Taehyung, kalian semua tidak akan aku maafkan!"

Dengan suara superdingin dan mata tak bersahabat, Jeongguk meninggalkan mereka. Membiarkan dirinya hanya berfokus untuk mengingat jalur yang dilalui sebelumnya. Memanggil-manggil nama Taehyung dalam kegelapan dan senter menyorot ke segala arah. Ia tidak peduli jika kakinya harus berlari lebih kencang lagi menembus lebatnya hutan, ia hanya perlu menemukan Taehyung sekarang. Ia tidak bisa membiarkan Taehyung terluka lagi.

💫💫♠💫💫

Eunha mendengus sengit sebelum mendudukkan diri di lingkaran teman-temannya. Jihyo langsung menyodorkan segelas teh hangat yang diterima gadis itu. Ia segera mengusap-usap telapak tangannya di gelas untuk mendapatkan kehangatan.

"Eunha, bagaimana jika Taehyung benar-benar tersesat?" Tanya Yuju dengan bibir bawah yang digigit. Gadis itu ketakutan dan sangat menyesal sekarang.

"Kenapa? Kau jadi merasa bersalah sekarang?"

"Y-ya. Hutan itu terlalu lebat dan gelap. Sangat menakutkan untuk dilewati seorang diri apalagi dengan cuaca sedingin ini."

"Aku tidak peduli! Dia dimakan hewan buas sekalian pun aku tidak peduli!"

"Kenapa kau masih sangat membencinya?" Kali ini Jihyo yang bertanya. "Kupikir kau sudah bisa menerima kekalahanmu menjadi ketua OSIS tempo lalu."

"Diam kau, Jihyo!" Mata Eunha melotot marah. Tidak percaya pada sahabatnya sendiri yang kini terlihat memihak pada si Ketua OSIS.

"Tidakkah kalian lihat? Taehyung bukan hanya merebut jabatan yang seharusnya jadi milikku! Dia juga merebut orang kusukai! Dia merebut Jeon Jeongguk!"

Semua orang terdiam saat mendengar Eunha berteriak keras. Ditambah, suara gelas pecah akibat Eunha membantingnya keras ke tanah membuat mereka tidak bisa mengalihkan pandangan. Gadis itu kacau, begitu juga dengan suasana saat ini. Berita menghilangnya Kim Taehyung cukup membuat gempar. Meski mereka tidak benar-benar peduli, tetap saja rasanya menakutkan untuk kehilangan seseorang di perkemahan yang seharusnya menyenangkan ini.

"Apa sih, apa sih bagusnya Kim Taehyung dibandingkan aku?" Eunha bertanya dengan histeris. "Dia hanya orang miskin! Dia tidak bermain ke mall setiap akhir pekan seperti aku! Dia tidak tenar di sosial media seperti aku! Dia juga tidak cantik! Dia sama sekali tidak cantik, tapi kenapa?!"

"Eunha tenang—"

Eunha menepis tangan-tangan sahabatnya yang ingin menenangkan. Ia sudah terlanjur menjadi pusat perhatian, kenapa tidak memanfaatkannya saja? Lebih bagus ia mengutarakan perasaannya 'kan? Taehyung pasti akan semakin dibenci 'kan? Iya 'kan?!

"TAPI KENAPA JEONGGUK LEBIH MEMILIHNYA DIBANDING AKU? KENAPA? KENAPA KALIAN LEBIH MEMILIHNYA MENJADI KETUA OSIS DIBANDING AKU?!

"AKU KAYA! AKU BISA MEMBELIKAN KALIAN BANYAK MAKANAN! AKU BISA MENGADAKAN BANYAK ACARA BERGENGSI DI SEKOLAH! AKU BISA MENJADI DONATUR PALING BESAR—"

Namjoon tidak sanggup lagi mendengar ocehan gadis yang sedang frustasi itu. Hoseok dan Jackson mengangguk ke arah pria berlesung pipit yang mulai berjalan ke arah Eunha. Ia menyentuh pundak gadis itu dan memberikan tatapan mengasihani.

"Ini yang membuat kami tidak memilihmu menjadi ketua OSIS saat itu." Namjoon bersuara. "Prokermu selalu berhubungan dengan kekayaan dan popularitas—tapi kami tidak butuh itu."

"Namjoon, dulu kau membenci Taehyung juga! Iya 'kan?!" Eunha meremas kerah jaket pria itu meminta pengakuan.

"Benar. Aku memang pernah tidak menyukainya," Namjoon tersenyum sebelum melanjutkan, "tapi itu bukan karena hal yang kau ucapkan tadi—bukan karena penampilan dan status sosialnya. Namun, karena betapa gigihnya ia ingin menjadi seorang pemimpin. Juga karena betapa disiplinnya dia dalam menjalani peraturan sekolah.

"Aku tidak menyukainya karena aku seseorang yang malas dan suka melanggar peraturan. Namun, setelah aku mengenalnya, aku tahu aku sudah melakukan kesalahan. Taehyung itu orang yang baik. Dia tulus menolong dan tidak ingin membebankan orang lain. Dia lebih memilih untuk menanggung beban lebih berat, tapi dia tidak mengeluh. Dia ketua yang bertanggung jawab.

"Jadi, Eunha, berhenti menyalahkan Taehyung atas apa yang tidak ia perbuat. Kau yang membuat banyak orang membully-nya hanya karena dia miskin."

"Kau tidak tahu apa yang kau katakan—"

"Eunha, berhentilah." Namjoon meremas jemari gadis itu yang perlahan lepas dari kerah jaketnya. "Berhentilah sebelum rasa benci itu menjadi bumerang untuk dirimu sendiri. Kau terlihat sangat menyedihkan malam ini."

"Omong kosong!"

"Ada satu hal yang perlu kau tahu, Eunha."

"HENTIKAN OMONG KOSONGMU, KIM NAMJOON!" Namun, Namjoon masih setia berdiri di tempatnya dan justru meremas jemarinya yang dingin lebih kuat.

"Jangan mengejar cinta, biarkan cinta yang mengejarmu, yang menemuimu. Jatuh cintalah tanpa kau tahu kapan dan bagaimana, karena itu yang Jeongguk rasakan pada Taehyung. Jeongguk tidak mengejar cinta, Jeongguk tidak mengejar Taehyung. Ia hanya jatuh cinta, tapi ia tidak tahu kapan dan bagaimana pastinya. Ia tidak sengaja membiarkan dirinya terjatuh pada orang yang mungkin tepat untuk menangkapnya nanti.

"Maaf, ini menyakitkan, tapi coba terimalah fakta bahwa orang itu adalah Kim Taehyung, bukan kau—sama sekali bukan kau, Jung Eunha."

💫💫♠💫💫

EVERYONE, GIVE PREACH TO KIM NAMJOON ONLY! ✨✨✨✨

Btw terima kasih buat kalian yang selalu ada buat baca karya-karyaku, I really love you so much and sorry I ever doubted on you. I won't do that again💜💜💜💜 See you soon, babes!

Continue Reading

You'll Also Like

3.9K 187 15
Kisah beberapa pria yg harus berjuang hidup dan bekerja sama untuk keluar dari kota yg sudah hampir di kuasai mahluk pemakan danging manusia atau zom...
902K 43.2K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
29.2K 3K 49
"mau kemana Jung?" Tadi waktu selesai kelas taehyung langsung di tarik sama Jungkook. "rooftop" sesampainya dia atas Jungkook mau ngomong penting sam...
49.6K 4.8K 54
Taehyung sangat tau dan mengerti jika jungkook sahabat hanya mencintai sosok park Jimin, yang selama ini tergila-gila kepadanya dan sekuat apapun tae...