Love Is Not Over ✔

By ririrrrii

8.4K 745 347

"Aku tahu Kookie-ya, tapi tidak bisakah kau menahan diri? Kau sudah berada di tingkat akhir." "Kalau aku mena... More

(1) Noona
(2) Holiday
(3) Dream
(4) Love is Not Over
(5) Date
(6) In Luv
(7) Drive
(8) Boyfriend
(9) Relationship
(10) Stuck
(11) First Love
(12) Jealousy
(14) Confession
(15) Gloomy
(16) Break Up
(17) Date 2
(18) So Sorry
(19) Girlfriend
(20) Annoy
(21) Be My Lover
(22) Caught Up
(23) Stay Strong
(24) Happiness

(13) Jealousy 2

207 21 10
By ririrrrii

*

*

*

*

*

"Noona, kapan mobilku datang? Ini sudah hampir satu minggu." Jungkook yang tahu noona-nya baru pulang kerja langsung menyusul ke kamar sang noona tanpa membiarkan noona-nya beristirahat.

Bocah yang umurnya mendekati dua puluh tahun itu melabuhkan tubuhnya pada kasur empuk sang noona sambil bertanya-tanya sementara sang noona sedang sibuk membersihkan makeup.

"Sabar saja." Jawab Jungra santai.

"Aku sudah tidak sabar."

Jungra tak menghiraukannya, masih sibuk dengan kegiatannya sendiri. Jungkook pun tak lagi mengucapkan apa pun setelah itu. Dia diam telentang sambil menatap langit-langit kamar sang noona.

Di tengah kesunyian kakak beradik itu, ponsel Jungra yang berada di tas bergetar. Nasib baik Jungra bisa mendengar getaran yang tak seberapa kencang itu.

"Eoh Oppa."

"..."

Jungra melirik Jungkook. "Dia ada di kamarku. Wae?"

"..."

"Eung, baiklah."

Jungra meletakkan ponselnya. "Kau tidak latihan ya?"

Jungkook menoleh tanpa mengubah posisi telentangnya. Sedetik kemudian Jungkook tersentak. Pria itu buru-buru bangun. "Astaga, aku lupa. Ini hari Sabtu ya? Bagaimana ini? Noona, ayo cepat. Antarkan aku ke tempat latihan." Jungkook berlari meninggalkan kamar Jungra. Bocah itu bisa lupa juga ternyata.

*

*

*

"Noona cepat! Aku sudah terlambat." Jungkook tak hentinya mengetuk pintu kamar mandi Jungra.

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Jungra dengan wajah cemberutnya karena Jungkook tidak membiarkannya mandi dengan tenang.

"Noona lama sekali sih?"

Jungra tak mengacuhkannya. Sedikit mendorong Jungkook agar dia bisa lewat.

"Noona, cepat."

"Sabar Jungkook-ah. Aku harus berdandan dulu. Lagi pula kau bisa pergi dengan sopir kan? Atau kau bisa berkendara sendiri. Kau sudah punya SIM kan? Kenapa aku harus mengantarmu?" Jungra tak kuasa untuk menahan diri dari luapan kekesalannya. Harusnya dia sedang berendam air hangat sekarang. Namun gara-gara Jungkook dia harus mandi dengan cepat.

"Ini beda kasus Noona. Aku sedang panik, tidak mungkin aku berkendara sendiri."

Jungra melirik Jungkook yang sedang duduk di ranjang dari pantulan cermin. "Kau bisa pergi dengan sopir."

"Tidak mau. Aku mau sama Noona saja."

"Kalau begitu sabar."

Jungkook pasrah. Daripada noona-nya menyerah dan tak mau mengantar, akhirnya Jungkook duduk manis menunggu sang noona. Jungkook tak habis pikir, hari sudah malam dan mereka hanya akan pergi ke tempat latihan tapi sang noona bersikukuh untuk berdandan.

Dasar para gadis. Hanya melalui pikiran, Jungkook tak berani mengutarakan secara langsung.

*

*

*

Jungra POV

Anak-anak itu menyebut apartemen ini sebagai tempat latihan? Yang benar saja? Aku tak habis pikir, apartemen sebagus dan semewah ini disebut tempat latihan? Apakah tidak berlebihan? Saat pertama mengantar Jungkook dulu, kukira mereka hanya menggunakan ruang luas bawah tanah atau mungkin bangunan sederhana di belakang gedung apartemen ini. Ternyata aku salah. Mereka menyewa satu unit apartemen mewah.

"Noona, kalau kau lelah kau bisa tidur di kamar." Itu Jimin yang baru saja keluar dari salah satu ruangan, menuju dapur untuk mengambil minuman.

"Kalian belum selesai?" Tanyaku saat Jimin baru saja kembali dari dapur.

"Belum. Sebentar lagi." Katanya lalu kembali ke ruang latihan.

Sepertinya mereka senang sekali di dalam. Sejak tadi, samar-samar aku dapat mendengar suara musik, suara teriakan penuh semangat dan juga suara tawa yang membahagiakan. Mengizinkan Jungkook mengikuti kelompok ini sepertinya bukanlah keputusan yang buruk. Bocah itu sepertinya sangat bahagia, terdengar jelas dari tawanya.

Aku beranjak dari sofa ruang tengah, menuju dapur. Walau tempat ini bukan milikku, tapi tak masalah kan jika aku berkeliaran? Kata Yoongi Oppa aku bisa melakukan apa pun di sini.

Aku melihat-lihat, ternyata persediaan makanan dan minuman di sini tidak mengecewakan. Pantas saja Jungkook betah di sini.

"Noona." Aku menoleh begitu mendengar suara seseorang memanggil.

Itu Taehyung, yang berada tak jauh di belakangku. Dia berjalan mendekat, tanpa menatapku, hanya melewatiku begitu saja kemudian mengambil minuman di kulkas. Meminum minumannya tepat di hadapanku seolah aku ini tak kasatmata. Sialnya aku sama sekali tidak protes. Mana mungkin protes jika saat ini yang kuhadapi adalah keindahan? Kim Taehyung sedikit mendongak, lehernya naik turun karena sedang menelan air. Terlihat sangat seksi.

Aku mengerjap beberapa kali. Tidak tidak, aku tidak boleh berpikiran seperti itu.

"Noona lapar?" Tanyanya setelah meletakkan kembali botol minumnya.

Aku hanya menggeleng. Kikuk.

Taehyung mengangguk singkat, kemudian pergi begitu saja. Ekor mataku mengikuti kepergiannya. Lagi-lagi dia mengabaikanku. Dan lagi-lagi aku yang seharusnya tidak boleh kecewa ini justru merasa sangat kecewa.

*

*

*

Enam orang sedang duduk di ruang tengah mengelilingi makanan yang mereka pesan. Hanya melihat mereka makan dengan lahap saja sudah membuatku kenyang.

"Jungra-ssi, kau tidak makan?" Tanya member tertua, Seokjin.

Aku hanya tersenyum sambil menggeleng. Ini sudah larut, aku tidak mau menambah kalori pada jam seperti ini.

"Noona, kau kan belum makan. Makan saja. Sini." Jungkook sedikit bergeser, memberiku ruang agar aku bisa bergabung.

Ya Jungkook, aku memang belum makan dan itu gara-gara kau. Namun ini sudah larut. Aku tetap pada pendirianku. Aku tidak akan makan walau sebenarnya aku sedikit lapar.

"Jungra-ya, makanlah. Kau belum makan sejak siang." Yoongi Oppa yang baru saja dari dapur duduk di sebelahku. Tangannya menggenggam sekaleng soda. "Makanlah." Dia mengulang ucapannya.

"Tidak Oppa. Aku tidak lapar." Bersamaan dengan akhir kata, perutku berbunyi. Nasib baik hanya Yoongi Oppa yang mendengar.

"Kau lapar." Ucapnya singkat.

Baiklah, aku menyerah. Aku akan makan sedikit. Ya, hanya sedikit.

Aku memosisikan diri di tempat yang Jungkook tawarkan untukku. Dan bodoh sekali aku ini saat menyadari bahwa tepat di sebelahku adalah Kim Taehyung. Kenapa aku baru sadar?

"Oppa, kau tidak makan?" Tanyaku pada Yoongi Oppa.

"Nanti saja." Ucapnya cuek. Dia bangkit, menuju salah satu ruang.

Biar saja, mungkin dia pergi tidur. Dasar maniak tidur.

"Noona, kita menginap di sini saja ya?" Belum sempat aku menyuap makanan, Jungkook sudah membuka suara.

Wait, what? Menginap? Yang benar saja? Aku melayangkan pandangan penuh protes. Semoga bocah ini paham.

"Ini sudah malam, kita menginap saja. Lagi pula besok pagi sebelum berangkat aku harus latihan dulu." Jungkook tak paham dengan pandangan tidak setuju dariku.

Kenapa tidak bilang sejak tadi kalau akan menginap? Jika tahu dia menginap, aku tidak perlu berlama-lama menunggunya hingga larut kan?
"Kalau kau mau menginap ya menginap saja, aku akan pulang."

"Ini sudah malam Jungra-ssi. Sebaiknya kau menginap saja. Ada tiga kamar di sini. Kau bisa memakai kamar di sana." Jelas Hoseok sambil menunjuk arah kamar yang sedang dia bicarakan. Beberapa orang terlihat mengangguk, sependapat dengan saran Hoseok agar aku menginap.

"Tidak perlu Hoseok-ssi, aku pulang saja."

"Sepertinya Yoongi Hyung sudah tidur, dia tidak bisa mengantarmu. Menginap saja, tidak apa-apa." Namjoon mengimbuhi.

Bukan berarti apa atau tidak apa. Aku ini memang tidak bisa menginap tanpa adanya persiapan. Bukan berarti takut dengan lima pria asing di sini. Oh, baik. Persingkat saja, tiga orang asing. Taehyung dan Jimin bukanlah orang asing bagiku. Tidak, bukan perkara itu. Hanya saja aku tidak membawa baju ganti, aku tidak membawa perlengkapan sebelum tidurku, aku tidak membawa skincare-ku. Tidak, aku tidak bisa. Aku harus pulang.

Para pria ini tentu tidak akan paham dengan rutinitasku. Mereka pasti sudah terbiasa tidur sembarangan tanpa memikirkan berbagai hal mengenai kecantikan.

"Aku pulang saja. Tak apa. Biar Jungkook saja yang menginap di sini."

"Aku akan mengantar Noona." Itu Taehyung, yang berujar tanpa menoleh padaku. Dia sibuk dengan makanannya.

"Kalau ada yang mengantar sih tak masalah." Seokjin mengeluarkan pendapatnya. Yang lain mengangguk.

"Tapi besok Noona harus ikut ya?" Pinta Jungkook.

"Iya, kau tenang saja. Aku akan ikut." Ucapku sambil mengacak rambutnya.

Buru-buru Jungkook menepis tanganku, membuatku heran. Biasanya dia senang saat kuusap seperti itu.

"Noona, jangan begitu. Aku malu." Bisiknya.

Aku hanya bisa tersenyum. Well, Jungkook sudah bukan anak-anak lagi. Jelas saja dia malu diperlakukan seperti itu di depan teman-temannya.

*

*

*

Berakhirlah aku dan Taehyung dalam satu mobil. Dia mengantarku pulang dengan mobilnya sementara mobilku kutinggalkan di sana.

"Besok aku akan menjemputmu sebelum berangkat ke Daegu." Taehyung mengawali percakapan.

"Tidak perlu. Biar Yoongi Oppa yang menjemputku."

Taehyung menoleh sekilas, kemudian kembali fokus pada jalanan. "Sekalian aku menjemput Sunny."

Aku sedikit terkejut. Sedikit tak terima pula. Jadi Taehyung masih berlanjut dengan Sunny? Apakah mereka semakin dekat?

"Kau kenapa?" Tanya Taehyung. Sial, sepertinya dia menyadari perubahan ekspresiku.

"Ti-tidak apa-apa." Kenapa pula aku harus terbata-bata seperti ini?

"Kau cemburu?"

Buru-buru aku menoleh padanya, merasa tak terima dengan pertanyaannya.

"Untuk apa aku cemburu?" Aku harus stay cool kan?

Taehyung tersenyum miring. "Bagus kalau begitu."

"Apanya yang bagus?"

Taehyung menoleh padaku sekilas. "Itu berarti aku bisa berkencan dengan Sunny kan?"

Lagi, aku tidak bisa mengendalikan ekspresiku. Aku terkejut. Jadi Taehyung memang memiliki niat untuk menjalin kasih dengan Sunny? Benarakah? Apa Taehyung mulai menyukai Sunny?

"Kau menyukainya?" Aku tak bisa menahan diri untuk tak bertanya.

"Untuk saat ini belum. Namun entah kelak."

Dan jawabannya sukses membuatku sakit hati.

Sial!

Beberapa menit berlalu, diisi dengan kesunyian hingga Taehyung lebih dulu berkata-kata.

"Aku bercanda. Besok aku tidak mengajak Sunny. Hanya kau."

Harusnya aku kesal karena Taehyung seolah mempermainkanku dengan kata-katanya. Namun mendengar bahwa Sunny tidak benar-benar ikut, aku menjadi lega. Selain karena Sunny tidak berdekatan dengan Taehyung, aku juga tidak perlu khawatir kalau Sunny membocorkan perkara Bangtan kepada Appa.

Jungra POV End

*

*

*

*

*

Jungra tak hentinya tersenyum saat melihat adiknya menari dan menyanyi di atas panggung kecil yang disiapkan oleh panti asuhan. Tujuh orang pria yang menari dengan penuh semangat, terlihat keren dan juga imut secara bersamaan.

Jungkook sangat cocok tampil di sana. Dan secara tak terduga, dua orang lain yang ada di kehidupan Jungra sehari-hari juga cocok dengan konsep boygroup seperti ini. Yoongi, si pria dingin yang hari-harinya dihabiskan di studio ternyata tak buruk saat tampil di atas panggung. Pun Taehyung yang terlihat sangat luwes.

Tak bisa ditahan, Jungra sangat bersemangat. Terus saja berteriak dan bertepuk tangan bersama dengan anak-anak panti.

"Whoa kalian hebat sekali." Puji Jungra begitu tujuh orang pria itu turun dari panggung. Dia terlihat seperti seorang fangirl yang menemui idolanya di backstage.

Semua hanya tersenyum mendengar pujian dari Jungra.

"Jeon Jungkook, kau benar Jeon Jungkook adikku kan? Wah kau keren sekali. Aku sama sekali tak menyangka kau sehebat itu."

Jungkook hanya tersenyum, tersipu.

Jungra mengalihkan pandangan dari Jungkook kepada member lain. "Mulai sekarang kalian adalah idolaku." Ucap Jungra penuh semangat.

"Aish, kau ini berlebihan sekali." Yoongi yang biasanya cuek kini ikut tersipu. Momen langka.

Mata Jungra mengarah pada Taehyung. Hatinya ingin memuji, tapi otaknya menolak dengan keras. Alhasil dia hanya tersenyum kikuk, kemudian buru-buru mengalihkan pandangan pada member lain.

"Baiklah, acara sudah selesai. Ayo, kita pergi. Orang tua Taehyung sudah menyiapkan makanan untuk kita." Ucap Namjoon.

Tentu saja yang orang tua Taehyung tahu adalah anaknya dan teman-teman anaknya sedang ada di Daegu untuk berlibur, bukan untuk show. Bisa habis Taehyung jika appa-nya tahu mengenai show hari ini.

*

*

*

Sembilan orang yang ada di ruang makan itu terlihat menikmati makan siang mereka. Sesekali bertukar cerita, sesekali saling melemparkan gurauan, terdengar penuh dengan suka cita. Taehyung duduk di sebelah ibunya, terlihat sangat manis dan manja.

Jungra menyadari hal itu. Jungra sama sekali tidak tahu kalau ternyata Taehyung semanja itu saat bersama ibunya. Lucu.

"Bibi, di mana Paman?" Tanya Yoongi.

"Seperti tidak tahu saja, dia sibuk. Ada janji untuk bermain golf katanya."

"Padahal aku sangat merindukan Appa." Ucap Taehyung dengan nada bicara sok manja.

Jungra tersenyum geli melihatnya. Pun anak-anak Bangtan memberikan guyonan terhadap sikap manja Taehyung.

"Oh iya, Taehyungie. Katamu kau akan membawa kekasihmu, mana?"

Pertanyaan yang tiba-tiba keluar dari topik, tapi tak mampu membuat Taehyung gugup. Yang ada adalah Jungra menjadi kaku. Jadi Taehyung sudah memiliki kekasih?

"Eoooo Taehyung ... Kau sudah memiliki kekasih tapi tak bercerita pada kami?" Tanya Hoseok, yang lain mengangguk.

"Eyy bukan begitu." Taehyung mengusap tengkuknya, pura-pura malu. "Untuk saat ini aku belum punya. Tapi masih dalam proses." Ucapnya sambil cekikikan.

Taehyung POV

Sepertinya lagi-lagi aku berhasil menjaili Jungra. Lihat saja wajahnya, dia pasti terkejut. Hey, padahal yang aku maksud calon kekasihku itu adalah dia. Haha.

"Taehyung-ah, siapa kekasihmu itu? Wah aku penasaran sekali. Selama ini kau tidak pernah bercerita." Jimin, dengan wajah sok polos ingin tahu segala hal.

"Bukan kekasih, masih belum. Nanti kalau sudah jadi kekasih, kalian akan tahu sendiri hihi."

"Wah Hyung, aku tak menyangka ternyata kau laku juga." Jungkook, dia senang sekali menggodaku. Namun tak masalah, aku senang dengan caranya bercanda. Kami semua pun tertawa, kecuali Jungra.

*

*

*

"Hyung, memangnya siapa sih pacarmu itu?"

Aku, Jungkook, Jungra dan Yoongi Hyung berada di satu mobil yang sama. Aku menyetir, Jungra duduk di sebelahku. Jungkook duduk bersama Yoongi Hyung yang sudah terlelap di belakang.

"Rahasia."

"Ayolah, aku penasaran Hyung. Apa Hyung sudah mengungkapkan perasaan Hyung padanya?" Pertanyaan Jungkook seharusnya membuatku terusik, tapi yang kutangkap di sini adalah Jungra yang merasakan hal itu. Tentu saja, dia masih mencintaiku tapi pura-pura tidak. Dan sekarang saat tahu aku akan memiliki kekasih dia justru memperlihatkan kecemburuannya itu secara tidak sadar.

"Nanti kau juga akan tahu." Jawabku cuek.

"Apakah aku mengenalnya?" Jungkook benar-benar pantang menyerah.

"Eung. Kau mengenalnya."

"Sunny?" Tiba-tiba Jungra buka suara. Aku meliriknya sekilas. Jadi dia mengira bahwa calonku adalah Sunny ya? Tak aku sangka, Jungra benar-benar memakan umpan dariku dengan sangat baik.

"Jinja? Sunny? Aku tidak tahu kalau Hyung dekat dengan Sunny."

"Kau tidak tahu karena kau sibuk sendiri dengan Chaeyeon." Aku kembali melirik Jungra. Dia sedikit menunduk kali ini. Aku jadi tidak tega. "Oh iya, bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Chaeyeon?" Baiknya aku mengalihkan topik daripada Jungra terlihat semakin sedih.

"Masih dalam proses. Aku dan dia belum pernah pergi berdua kecuali saat di kampus. Dia terlalu sibuk bekerja."

"Dia sudah bekerja?"

"Eung. Dia kerja di café. Padahal aku sangat ingin mengajaknya kencan."

"Wah wah, kau sudah berani ya sekarang?"

Jungkook hanya terkikik.

Kualihkan pandangan sekilas pada Jungra. Dia sama sekali tidak turut andil dalam percakapan mengenai Chaeyeon. Padahal biasanya dia bertanya-tanya terus tapi kali ini dia hanya duduk diam, bersandar sambil melihat jalanan di sampingnya. Mungkin mood-nya benar-benar telah berubah buruk gara-gara percakapan mengenai calon kekasihku. Hihi, biar saja.

Taehyung POV End

TBC





___________
2019-02-26

Continue Reading

You'll Also Like

5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
235K 35.3K 64
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
9.8M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
308K 23.6K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...