Love Is Not Over ✔

By ririrrrii

8.4K 745 347

"Aku tahu Kookie-ya, tapi tidak bisakah kau menahan diri? Kau sudah berada di tingkat akhir." "Kalau aku mena... More

(1) Noona
(2) Holiday
(3) Dream
(4) Love is Not Over
(5) Date
(6) In Luv
(7) Drive
(8) Boyfriend
(9) Relationship
(10) Stuck
(11) First Love
(13) Jealousy 2
(14) Confession
(15) Gloomy
(16) Break Up
(17) Date 2
(18) So Sorry
(19) Girlfriend
(20) Annoy
(21) Be My Lover
(22) Caught Up
(23) Stay Strong
(24) Happiness

(12) Jealousy

238 27 10
By ririrrrii

*

*

*

*

*

Jungkook melambaikan tangannya pada Chaeyeon yang baru saja datang. Seperti biasa, mereka bertemu di taman kampus.

"Kau terlihat senang sekali. Ada apa?" Chaeyeon mendaratkan pantatnya pada bangku yang sama dengan Jungkook.

Jungkook menampilkan deretan gigi depannya sebelum menjawab. "Kau ingin tahu?"

Chaeyeon mengangguk penuh semangat.

Jungkook mengambil sesuatu dari dalam dompetnya, lalu menunjukkan itu pada Chaeyeon. "Tada ...."

"Whoa kau sudah memiliki SIM?" Chaeyeon mengambil dua benda pipih berukuran kecil itu.

"Yup." Jungkook mengangguk. "Aku sudah bisa memboncengmu sekarang. Dan nanti kalau mobilku sudah datang, aku juga akan mengajakmu berkendara."

"Whoa kau pasti senang ya dibelikan mobil baru."

Jungkook mengangguk. "Tapi yang membuatku lebih senang adalah bisa memboncengmu hihi." Jungkook cekikikan sendiri. "Ah iya, nanti sepulang kuliah kau ada acara tidak? Aku ingin mengajakmu jalan-jalan."

Wajah ceria Chaeyeon berubah murung. Dia ingin, sangat ingin jalan-jalan dengan Jungkook tapi ... "Aku tidak bisa. Aku harus bekerja."

Wajah murung Chaeyeon menular pada Jungkook. Pria itu juga terlihat murung setelah mendengar jawaban dari Chaeyeon. Selama ini mereka sama sekali belum pernah bersama-sama kecuali saat di kampus. "Lalu kapan kau tidak bekerjanya?"

Chaeyeon tampak berpikir, cukup lama.

"Baiklah, sebisamu saja. Kalau kau ada waktu luang, langsung hubungi aku ya?" Jungkook menunjukkan senyumnya. Sebenarnya dia kecewa karena sama sekali belum memiliki waktu spesial bersama Chaeyeon. Namun Jungkook tidak mau terlalu memaksa kehendak.

Chaeyeon tak menjawab. Dia masih saja menunjukkan wajah murungnya. Chaeyeon sendiri pun merasa kecewa, sama seperti Jungkook. Namun dia juga harus bekerja.

"Hey, jangan cemberut seperti itu. Kau terlihat jelek jika seperti itu hehe." Jungkook, si bocah yang gampang merajuk itu kini sedang berusaha menghibur orang lain.

"Maafkan aku Jungkook-ah." Lirih Chaeyeon.

"Tak masalah. Suatu saat pasti akan ada waktu untuk kita."

*

*

*

Jungra sedang sibuk di hadapan komputer kerjanya saat tiba-tiba ada yang menyodorkan minuman kaleng. Dia mendongak, mendapati Taehyung ada di sana. Terlihat biasa saja, tanpa ekspresi.

"Apa yang kau lakukan di sini? Ini tempat kerja, bukan tempat main. Pergilah." Pura-pura cuek tapi sebenarnya senang karena Taehyung datang menghampirinya.

"Noona sedang sibuk?" Tanya Taehyung dengan nada biasa saja.

"Tidak, aku sama sekali tidak sibuk. Aku sedang sangat menganggur saat ini." Ketus Jungra.

Taehyung mengambil kursi kosong lalu menggesernya mendekat pada Jungra kemudian duduk di sana. "Bagus, aku ingin bertanya sesuatu." Taehyung, pria muda yang sama sekali tidak paham dengan sindiran Jungra. Oh well, atau sebenarnya dia paham tapi pura-pura tidak paham.

"Pergilah, kau sangat mengganggu." Jungra mengalihkan pandangannya pada komputer. Masih pura-pura cuek, tidak peduli, tidak mau tahu.

"Tadi katanya tidak sibuk?" Taehyung, pria muda yang pura-pura lugu.

Jungra kembali mengarahkan padangan pada Taehyung. Oke, kali ini Taehyung menang. "Cepat, aku tidak punya banyak waktu."

Taehyung tersenyum. Bukan senyuman yang biasa dia tunjukkan pada Jungra melainkan senyuman seolah dia ini menghormati Jungra. Senyuman yang Jungra sendiri merasa aneh dengan itu. "Sunny menyukai apa?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Taehyung.

Jungra POV

Aku terdiam, berusaha mencerna pertanyaan Taehyung yang out of the box ini. Apa maksudnya? Kenapa tiba-tiba membawa-bawa Sunny?

"Noona." Dia memanggilku karena aku tak buru-buru menjawab.

Masih sama seperti tadi, aku tetap tak menjawab. Aku hanya menatapnya yang sedang menatapku penuh harap. Iyakah? Dia sedang berharap? Berharap bahwa aku akan memberitahu apa yang disuka Sunny?

Hey! Apa-apaan ini? Kenapa Sunny? Kenapa Taehyung menanyakan apa yang disuka Sunny?

"Noona, kau mendengarku kan?"

"N-ne." Sial. Kenapa juga lidahku harus terbelit?

"Jadi apa yang disuka Sunny?"

Oke, baiklah Jungra. Kau harus tenang. "Kenapa tidak bertanya langsung padanya?" Aku memilih memalingkan pandanganku. Tak sanggup terus-terusan memandang wajah tampan mantan kekasihku itu.

"Aku ingin memberinya kejutan, tidak seru kalau aku bertanya langsung."

What? Kejutan? Jujur saja, aku terkejut. Namun aku harus menjaga raut mukaku ini agar terlihat tenang.

"Tanya saja pada Ibunya. Aku tidak tahu." Jawaban aman. Jika seperti ini, aku ingin Taehyung segera pergi saja dari sini.

Kenapa juga dia ke sini jika hanya ingin bertanya mengenai itu? Apa pentingnya untukku? Apa untungnya untukku? Menyebalkan.

"Lebih enak bertanya padamu."

"Jika aku bilang tidak tahu ya tidak tahu! Apa kau tidak mengerti?"

Taehyung terlihat terkejut. Sedetik kemudian aku pun terkejut. Sial! Aku hilang kendali. Aku melihat sekeliling. Teman-temanku memberi isyarat untuk aku tidak berisik. Aku hanya bisa menundukkan kepala meminta maaf.

Kemudian aku kembali pada Taehyung. Aku bangkit dari dudukku bersamaan dengan menarik tangannya.

Sampailah kami pada tempat yang lebih sepi. Well, bukan tempat yang layak sebenarnya. Namun inilah satu-satunya tempat sepi yang paling dekat dengan ruang kerjaku. Tangga darurat.

"Noona wae? Kenapa mengajakku ke sini?" Tanya Taehyung dengan polosnya.

"Kau ini sadar tidak sih? Kau sudah mengganggu kenyamanan kerja."

Taehyung mengerjap beberapa kali. Lucu. "Bukankah tadi Noona yang mengganggu? Noona berteriak sementara aku hanya diam."

"Iya, tapi aku berteriak karena ada kau." Jujur saja, aku kesal. Taehyung selalu bisa membuatku kesal.

"Aku kan hanya bertanya." Dia memasang wajah polos.

Sialnya sekesal apa pun aku pada manusia ajaib ini, aku tidak bisa benar-benar kesal yang sampai mendarah daging. Inginku sih begitu, tapi aku tak bisa.

"Ya ya ya, terserah kau. Sekarang pergilah dan jangan menggangguku lagi." Aku beranjak, tak ingin lagi berhadapan dengan Taehyung karena tujuannya menemuiku adalah bertanya mengenai Sunny.

"Kau cemburu kan?" Sukses menghentikan langkahku.

What? Cemburu? Yang benar saja?

Aku kembali menghadapnya. Wajahnya ... Sudah tidak terlihat polos lagi. Terlihat seperti Taehyung yang serius dan dewasa. Oke, dia sedang serius sekarang.

"Kenapa aku harus cemburu?"

Dia menunjukkan smirk-nya. "Ekspresimu itu, terlihat sekali kalau sedang cemburu."

Benarkah? Bukankah aku sudah menutupinya tadi?

Taehyung terkekeh. "Baiklah, aku pergi dulu kalau begitu. Sepertinya Sunny sudah pulang jam segini. Aku akan menjemputnya. Bye."

Taehyung berlalu, meninggalkanku seorang diri di tangga darurat ini. Aku mematung, mencoba menyelami kembali kejadian yang baru saja terjadi. Benarkah aku cemburu? Tidak, aku tidak cemburu. Aku hanya kesal karena Taehyung mengganggu waktu kerjaku.

*

*

*

Akhirnya pekerjaanku hari ini selesai. Aku memeriksa arloji di pergelangan tangan kiriku. Masih pukul tiga kurang. Tidak apa-apakah jika aku pulang sekarang? Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Orang-orang di ruangan ini masih duduk di tempatnya. Walau dapat kulihat jika tidak semuanya sedang bekerja. Ada yang bermain ponsel, ada yang mengobrol satu sama lain, ada juga yang sibuk makan snack.

Baiklah, sepertinya tak masalah jika aku pergi dari sini.

"Omo." Tepat saat aku beranjak, Yoongi Oppa muncul di ruangan. Membuatku terkejut saja.

"Kau sudah selesai?" Tanyanya saat mendapatiku sudah bangkit.

"Eung." Aku mengangguk.

"Bagus, kalau begitu ayo pergi. Aku lapar."

Dan kemudian aku tersadar jika aku terlalu semangat bekerja hari ini. Setelah Taehyung datang tadi, aku mengerjakan pekerjaanku dengan penuh konsentrasi sampai-sampai melupakan jam istirahat dan menelantarkan Yoongi Oppa.

Bukan tanpa alasan aku mencurahkan segala konsentrasiku pada pekerjaan. Tak lain dan tak bukan adalah untuk mengalihkan segala pikiranku yang penuh tanda tanya mengenai hubungan Taehyung dengan Sunny. Apakah mereka sedang dalam proses pendekatan? Apakah Taehyung tertarik pada Sunny. Sial, pemikiran tidak penting itu datang lagi sekarang.

"Kau melamun?"

"E-eh." Aku tersadar. "Ti-tidak. Ayo kita pergi."

*

*

*

"Bagaimana?"

Aku menatap Yoongi Oppa. Jujur, hanya pertanyaan 'bagaimana' yang dapat aku dengar. Selebihnya aku tidak tahu karena aku sedang melamun. Astaga, ada apa denganku ini?

"Kau tidak mendengarku?" Jelas Yoongi Oppa tahu kalau aku tidak mendengarnya. Pasti tergambar jelas dari wajahku yang sedang kebingungan ini.

Aku menggeleng lemah.

Yoongi Oppa tersenyum. Manis. "Aku bilang, akhir pekan ini akan ada show di salah dari panti asuhan daerah Daegu. Kau mau ikut?"

"Show?" Tanyaku bingung.

"Show-ku dan anak-anak Bangtan."

"Bangtan?"

"Grup rahasiaku dengan anak-anak, Jungkook juga termasuk di sana."

Oooo jadi mereka menamai diri mereka Bangtan? Bagus juga.

"Kau mau ikut? Jungkook pasti senang kalau kau melihatnya tampil." Yoongi Oppa kembali menyuarakan tawarannya.

Aku mengangguk penuh semangat. "Ne, aku mau ikut."

Jungra POV End

*

*

*

"Biar aku yang memboncengmu." Jungkook mengulurkan tangannya, meminta Chaeyeon untuk menyerahkan kunci motor.

Chaeyeon tak segera mengindahkannya. Terlihat ragu.

"Tak perlu ragu. Aku kan sudah punya SIM. Ayo, cepat berikan. Kita langsung ke rumahmu saja agar kau tidak telat bekerja. Nanti aku bisa meminta teman untuk menjemputku."

Chaeyeon menggeleng. "Kau tidak perlu meminta teman untuk menjemputmu. Sekalian saja kau kuantar pulang."

Padahal maksud Jungkook adalah agar dia tahu rumah Chaeyeon.

"Tidak tidak, tidak perlu. Kita ke rumahmu saja. Cepat berikan kuncinya." Dasar Jungkook. Kalau punya mau selalu saja harus dituruti.

Nasib baik Chaeyeon ini orangnya sabar, baik hati dan bisa mengimbangi Jungkook yang keras kepala. Jadi dia menyerahkan kunci motornya begitu saja pada Jungkook sebelum pria itu terus memaksanya.

Jungkook tersenyum saat menerimanya. "Ayo, nanti peluk aku dengan erat ya saat di jalan."

Chaeyeon yang pemalu itu hanya bisa tersenyum. Pipinya merona.

*

*

*

"Jadi kau tinggal di sini?"

Jungkook dan Chaeyeon sedang berada di depan bangunan apartemen yang ... yeah bisa dibilang sangat sederhana itu. Berbeda jauh dengan apartemen Taehyung maupun apartemen tempat latihan Bangtan yang sangat berkelas.

"Aku ingin menawarimu mampir, tapi Imo-ku sedang bekerja. Rasanya sangat tidak pantas jika aku mengajak laki-laki mampir saat tidak ada siapa pun."

Jungkook tersenyum. "Gwenchana, aku bisa mampir kapan-kapan saat Imo-mu ada. Sekalian berkenalan hehe. Sekarang masuklah."

"Eung." Chaeyeon mengangguk. "Lalu bagaimana denganmu?"

"Tak perlu memikirkanku, aku ini pria. Cepat, masuklah. Bukankah kau harus bersiap-siap untuk kerja?"

Chaeyeon melihat arlojinya. "Sepertinya aku masih punya waktu. Aku akan menemanimu menunggu temanmu. Ayo, kita duduk di sana." Chaeyeon menunjuk halte yang tak jauh dari sana.

Jungkook mengiyakan.

"Besok aku akan menjemputmu." Kata Jungkook tiba-tiba saat mereka baru saja mendudukkan diri di bangku halte.

"Jinja?"

Jungkook mengangguk. "Aku sudah tahu tempat tinggalmu, jadi aku bisa menjemputmu. Tapi tidak dengan mobil. Dengan motor dulu ya? Hihi."

Chaeyeon hanya mengangguk sambil tersenyum.

Setelah mengenal Jungkook lebih lama, Chaeyeon mulai menyadari satu hal. Jungkook berasal dari keluarga kaya. Tidak seperti dirinya.

Apakah tidak apa-apa jika dia berteman denganku yang tak punya apa-apa ini?

TBC





___________
2019-01-21

Continue Reading

You'll Also Like

YES, DADDY! By

Fanfiction

294K 1.7K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
752K 69.1K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
1.7M 64.9K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...