2 moons Book 2 terjemahan

Per osamalife09

25.8K 1K 131

Ini adalah terjemahan buku ke-2 dari seri novel 2 moons by Chiffon_cake. Terjemahan ini dibuat berdasarkan ce... Més

chapter 25
chapter 26 (Bagian Kit)
chapter 27
chapter 28
Chapter 28A (Perayaan Tahun Baru)
Chapter 29 (Bagian MingKit)
chapter 30
Chapter 31
Chapter 32 (Bagian Kit)
Chapter 33 (Bagian Forth)
Special Chapter 33-A (Hari-hari yang tidak biasa Gang dokter gila)
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36 (Bagian dari Beam)
Chapter 37 (Bagian Forth)
Chapter 37A - Special Chapter (Bagian Beam)
Chapter 38 (Bagian Kit)
Chapter 39 (Bagian Kit)
Chapter 41
Chapter 41 A
Pengumuman

Chapter 40

1.1K 34 10
Per osamalife09

Credits to Chiffon_cake for the original story

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Wayo's PoV....

Akhirnya, masa-masa ujian telah berakhir dan aku bebas sekarang!

Sayangnya sahabatku Ai'Ming tidak. Dia kini telah punya pacar! (akhirnya.). Jujur saja, baik aku dan P'Pha, kami berdua sama-sama bingung bagaimana dan kapan dimulainya hubungan mereka saat kami tahu pertama kali. Kami sama-sama mencoba menanyakannya pada masing-masing dari mereka, tapi yang mereka katakan hanyalah: 'Cuma cerita cinta biasa yang dialami semua pasangan kok' yang apapun itu tidak bisa kupercaya. Si brengsek Ai'Ming kini berakhir dengan pacar yang notabene pangeran tukang ngambek dan judes seperti P'Kit? Sudah jelas itu bukan hanya cerita cinta biasa.

Sahabatku pasti cukup baik karena bisa memenangkan hati P'Kit. Aku ingin sekali menggodanya habis-habisan, tapi tidak ingin P'Kit marah padaku karena ia masih belum terbiasa dengan status baru mereka saat ini.

Sedangkan P'Pha hanya bertindak tenang dengan semua ini. Lebih seperti, ia bahagia dengan hubungan mereka yang berakhir positif. Dia mengatakan bahwa ia tidak akan pernah melihat hari dimana P'Kit lebih bahagia lagi dihidupnya. Pada akhirnya, ia tidak bertindak sebagai teman yang posesif terhadap sahabatnya selama Ai'Ming perhatian pada sahabatnya. Katakan saja, semua hal yang ada di sekitar kami – P'Pha dan aku kini berjalan dengan harmonis.

Well, kecuali tentang ujian P'Pha.

Dalam beberapa minggu ini ia memiliki jadwal ujian, bahkan hampir setiap minggunya. Dia mungkin memang jenius, tapi tetap saja dia harus belajar bersama dengan teman-temannya. Dalam beberapa kesempatan, aku tinggal di kamarnya untuk tidur sementara ia sibuk dengan dirinya sendiri yang membaca berbagai modul. Setiap kali ia butuh istirahat, dia singgah dikamarku tidur sementara aku mengerjakan laporan mingguanku. Hidup kami hampir dipenuhi dengan kegiatan rutin semacam ini setiap hari. Tidak ada hal spesial yang terjadi.

Kau tidak pernah tahu. Masalah bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Aku hanya tidak tahu kapan ia muncul.

"Ada apa?" aku baru saja memikirkan pacarku dan kini tiba-tiba saja ia muncul di depanku entah darimana. Dia berjalan lurus tepat ke arah departemenku yang menyebabkan para wanita hampir saja mematahkan lehernya karena mengikuti P'Pha berjalan dengan pandangannya. Sial! He's so hot. Biasanya ia menungguku di mobil, tapi kini ia mendatangiku mungkin dikarenakan ia khawatir sebab aku tidak kunjung muncul karena sedang mengerjakan tugas Bahasa Inggris 101 yang menggunung membuatku lupa waktu.

"Tidak banyak.. Hanya duduk dan tetap terlihat tampan di sini seperti biasanya."

"Kenapa malah jadi begitu? Akhir-akhir ini kamu jadi bocah narsis, huh?" P'Pha mendorong wajahku pelan sembari mengambil tempat duduk di sebelahku. Dia terlihat kelelahan. "Jadi, bagaimana harimu?"

"Baik-baik saja. Hanya sedikit dipusingkan dengan tugas mandiri."

"Coba kulihat."

"Tidak apa." Sahutku. "Hanya perlu memperbaiki beberapa grammer. Aku bisa melakukannya sendiri. Aku ahlinya, tahu."

"Benar." P'Pha tersenyum menggoda sebelum ia melihat ke sekeliling. "Aku suka suasana sekolahmu. Terlihat hidup dan ramai. Selalu saja ada orang mondar-mandir."

"Itu karena sekolah kami punya banyak jurusan dan departemen. Tidak seperti sekolah kedokteran, yang hanya punya satu jurusan."

"Apa ada yang mengganggumu akhir-akhir ini?"

Aku menatapnya tidak mengerti. "Mengganggu?"

"Err,, yeah... Mengganggu.. Misalnya menggoda dan merayumu."

"Konyol. Siapa yang mau merayuku?"

"Entahlah. Aku mendengar ada beberapa orang." P'Pha mengalihkan wajahnya menghadapku dan menatapku lekat. "Kamu mungkin tidak sadar betapa terkenalnya Nong'Yo. Seorang wanita dari sekolah kedokteran pernah cerita tentang kamu yang sialnya sangat populer." Dia kemudian melihatku dan mengamatiku lama yang kemudian ku balas dengan gelengan kepala tidak percaya. Itu tidak mungkin.... Tidak akan pernah terjadi.

Tapi jika kupikir-pikir lagi.. Memang ada sesuatu yang aneh terjadi akhir-akhir ini sebenarnya.

Aku memutuskan untuk menyudahi tugas yang kukerjakan jadi kini kami berdua hendak pergi makan malam. Kami hanya makan seperti biasa, dan kemudian dia mengantarku pulang sebelum kemudian kembali ke lab untuk melanjutkan pelajarannya bersama dengan teman satu geng nya. Dia harus mengingat dan menghafal semua tulang yang ada pada tubuh manusia atau semacamnya dikarenakan tidak satupun yang boleh membawa pulang patung tulang manusia untuk belajar mandiri. Sedangkan aku, menghabiskan waktu di sore hari dengan kegiatan rutinku kemudian memutuskan keluar untuk membeli beberapa snacks dari seven eleven sekitar pukul 9 malam.

Aku baru saja hendak mengambil beberapa eskrim saat kusadari beberapa pria di luar sana terus menerus berbicara dan berbisik-bisik sembari melihat ke arahku. Aku tidak terlalu mempedulikannya karena aku tidak mengenal seorangpun dari mereka. Tapi tidak lama kemudian, salah satu dari para pria itu mengambil langkah menghampiriku dan menyapaku dengan menyentuh lenganku.

"Kau..."

Aku menoleh ke atas untuk melihat pria-yang tampaknya playboy berdiri di sampingku. Apa yang diinginkannya?

"Khrub?"

"Wayo, Bulan Kampus Sains?"

Tentu saja, itu bukan nama akhirku, tapi yeah, aku tidak bisa menghindar dengan mengatakan bahwa nama pertama yang ia sebut memang namaku. "Khrub.. dan... Errr.. Ada yang bisa kubantu?"

Dia menoleh kembali memberi isyarat yang entah apa itu dan kemudian kembali padaku tersenyum. Apa-apaan pandangan aneh yang dikenakannya itu? Aku tidak menyukainya. Dia menyapukan pandangannya mulai dari kepala hingga kakiku – terutama bokongku. Apa ada sesuatu yang menyangkut di bokongku?

"Ada apa?" sahutku mulai merasa terganggu.

"Tidak ada." Dia menundukkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya padaku seraya berbisik. "Aku hanya ingin tahu..."

"..."

"Berapa banyak yang kau minta untuk servis perjam?"

Servis? Apa yang dibicarakannya? Merasa ada sesuatu yang tidak benar, aku mengambil langkah mundur menjauh dari wajahnya.

"Apa yang kau maksud? Servis apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti."

"Servis darimu untuk tidur denganku."

Rasanya seolah truk besar menghantamku saat mendengar kalimatnya. Kurasakan ketegangan yang membuat darahku mengalir deras dari kepala hingga kaki dan ketakutan itu menyebar ke seluruh tubuhku.

"Apa yang kau bicarakan? Darimana asalnya pemikiranmu itu?"

Aku memang ketakutan, tetapi tidak ingin membuat adegan histeris dengan berteriak atau memaki padanya di dalam toko. Aku hanya ingin tahu lebih jauh tentang info yang ia bicarakan tadi.

Ini gila.

"Semua orang juga tahu.." dia mengangkat bahu. "Kau memacari mereka para pria yang berkualitas premium. Kau tidak kencan dengan sembarang orang, benarkan? Contohnya..."

Aku mengangkat alisku, menanti kalimat yang akan keluar dari mulutnya.

"...Ming si Bulan Kampus."

Orang ini mengigau. Kau idiot! Kau bahkan tidak benar dalam mencari informasi!

"Atau seseorang yang jauh lebih baik seperti.."

".... Phana dari sekoah kedokteran."

"Aku mengencani P'Pha itu memang benar, tapi bukan seperti yang kau pikirkan." Aku mencoba membenarkan pikiran kotor si brengsek ini. "Jangan salah paham. Aku bukan pelacur."

"Kau yakin?" sepertinya dia sangat percaya diri saat berada di dekatku. "Atau itu hanya salah satu caramu untuk menaikkan tarifmu?"

"Brengsek kau!" aku marah kali ini. "Hentikan semua hal brengsek ini. Kau pikir kau siapa hingga bisa menuduhku adalah orang seperti itu?"

"Hahahahah... Menurutku kau tidak perlu malu untuk menjadi pria yang menjual tubuhnya kau tahu. Kau tidak perlu histeris. Tidak masalah menjadi dirimu apa adanya."

"Dasar sampah!" aku mendorongnya kuat hingga dia terjungkal kebelakang dan menabrak salah satu pelanggan dalam antrian ke konter. Kuberikan padanya dan teman-temannya jari tengahku dan mempercepat langkahku untuk keluar dari seven eleven setelahnya. Hal buruk apa yang sedang terjadi saat ini? Mengapa ada rumor seperti itu tentang diriku yang beredar di sekitar kampus? Bagaimana ini bisa terjadi padaku?

Aku tidak peduli dengan yang lainnya, tapi P'Pha tersebut di dalamnya dan itu saja sudah menyita seluruh perhatianku.

Darimana asalnya berita itu?

Aku menghela napas panjang. Setiap kali hal sial seperti ini terjadi, Ming tidak bisa membantuku untuk menyelesaikannya. Hanya ada satu orang yang aku yakin mampu untuk mengatasinya.

E'Mon...

Tidak perlu waktu lama baginya untuk segera datang ke tempatku. Aku hanya perlu menunggu selama dua puluh menit kemudian dengan segera seluruh pasukan gang malaikat peri berkumpul di ruanganku... Lengkap tanpa tertinggal seorangpun.

Aku hanya ingin berbagi kecemasanku dengan salah satu temanku, tapi pra serangga ini errr... Malaikat ini sedari awal tengah berkumpul bersama menikmati segelas susu coklat di salah satu cafe yang berada di dekat apartemenku. Begitu mereka mendengar kejadian yang kusampaikan, mereka memutuskan untuk menginvasi ruanganku saat itu juga.

"Fuck! Aku tidak percaya ternyata kau penguntit yang parah, E'Yo!" E'Fatty sibuk mengamati koleksi photo P'Phana milikku. "Hey, E'Chicken. Coba lihat gambar yang satu ini. E'Yo sengaja memajangnya dengan ukuran yang paling besar. Pasti karena selangkangan P'Pha yang besar!"

"Apa, apa, apa, apa!?!? Wow, wow, wow!!!" E'Chicken berteriak heboh.

"Ya Tuhan!!! Suamiku.. Ooopss,,bukan.. Ulangi lagi... Suaminya E'Yoooo!!!!"

"Sssh,, jangan terlalu berisik!" omelku pada mereka.

"Tenanglah E'Yo.." Montree mencoba membuatku santai. Dia berbaring di atas kasurku seolah-olah kasur itu miliknya. "Kau itu selebriti. Tentu saja ada rumor jelek yang beredar tentangmu dan mengikuti kemanapun kau pergi. Kau hanya perlu menenangkan diri dan menanggapinya dengan kepala dingin, jalang."

"Aku tidak pernah merasa marah seperti ini sebelumnya. Ini gila. Seorang pria yang tidak ku kenal tiba-tiba saja menghampiriku dan meminta sex servis. Fuck!"

"Bagaimana kalau begini. Jika dalam waktu dekat ini masih terjadi lagi hal yang seperti ini, kita adakan saja konferens press, gimana?" saran E'Crow.

"Mengunjungi acara pagi begitu?"

"Mungkin CNN?"

"E! Sekalian saja kita lakukan konferensi press online."

"Dia ini masih polos. Dia bukanlah pekerja sex, ayolah." E'Fatty bertindak berlebihan.

Aku tidak punya pilihan lain selain tersenyum saat melihat tingkah mereka. Masalah ini langsung berubah menjadi lelucon konyol di antara para dewi ini. Kenapa aku perlu repot-repot memikirkannya?

Mari berbicara optimis, karena tidak satupun dari berita itu benar, jadi aku tidak perlu mempedulikannya.

"Well, aku hanya memanggil E'Mon, tapi tidak kusangka justru kalian semua yang datang." Sahutku pelan.

"Kenapa? Kami semuakan ingin melihat ruangan mu tempat berbulan madu, benarkan?"

"Dimana ruangannya P'Pha?"

"Aku tidak akan mengatakannya pada kalian." Balasku cepat.

"Bitch! Aku tidak akan mengganggu atau apapun itu. Aku bersumpah atas tubuh E'Chicken." E'Fatty bertingkah lucu, sementara E'Mon sibuk menjelajah MacBook milikku dalam diam jadi kuputuskan untuk pindah dan mengambil posisi di sampingnya.

"Yo..." aku bisa melihat wajah panik tergambar di wajahnya saat berusaha membenarkan letak laptop itu agar aku bisa melihatnya. "Pertama, tarik napas dalam-dalam, okay? Santai saja na... Ini sekarang sedang beredar di internet. Faktanya, hal ini bahkan menjadi topik hangat di pantip.com."

Aku belum memahami seberapa buruk situasinya hingga aku melihat diriku sendiri di layar laptop.

Bulan kampus yang terkenal dari Kantaphat University: tubuh seksi, tidak terlalu tinggi, kulit terang dan lembut, bokong padat. Klik disini untuk membooking waktu kencan.

What the fuck!!!!

Aku menekan topik itu dan hampir saja pingsan saat melihat foto diriku dengan mata yang di sensor hitam. Foto-foto ini hasil editan, tapi tentu saja itu memang fotoku. Semua orang bisa memastikannya. Foto-foto itu adalah foto yang diambil pada saat kompetesi Bulan dan Bintang Kampus yang juga merupakan foto profil IG ku.

Hal sial apalagi ini!?!?

Tertarik? Hubungi 09x-xxxxxx...

Dan seolah belum cukup, nomor itu NOMOR HP KU YANG SEBENARNYA!!!

Drrt....drrrttt...drrrt...

Jumlah panggilan tak terjawab meningkat dan hal serupa juga terjadi pada pesan LINE milikku yang belum terbaca yang naik hingga 300-400 atau bahkan lebih.

Aku bahkan merasa kesulitan saat memegang handphoneku.

'Berapa tarifnya, khrub?'

'3500? Termasuk dengan biaya hotel? Sebenarnya itu cukup mahal, tapi bagiku tidak masalah..'

'Apa kau bottom?'

'Kau imut sekali! Maukah kau menghisap juniorku?'

'Kapan kau luang?'

'Bisakah kita bertemu?'

'Kau sangat tampan, khrub Yo.'

'Apa kau luang malam ini?'

......

"FUCK!" handphone malang. Benda itu mendarat di lantai dengan keras saat aku melemparnya sembarangan. Bentuknya tidak lagi bagus tapi masih hidup dengan menampilkan ribuan telpon dan pesan LINE yang bergetar tanpa henti. Ini membuatku gila.. Sekarang aku jadi merasa takut.

"Yang ini adalah berita baru. Baru saja dimulai sore tadi." E'Mon memberikan informasi detail yang baru saja ia dapatkan.

"Darimana datangnya berita itu?" E'Chicken juga terdengar khawatir dan memindahkan MacBook itu kepangkuannya.

"Well, berdasarkan CuteBoy Fan Page di Facebook, seseorang memposting link sekaligus memuat Foto online E'Yo."

"Link yang menghubungkan ke website salah satu penyedia servis?" tanya E'Fatty.

"Benar."

"Kalau begitu siapa yang memposting link itu? Pasti dia yang berada di belakang semua ini."

"Benar! Jika tidak, dia pasti tidak tahu apapun tentang link yang menghubungkan ke website itu pertama kali. Orang itu pasti tahu sesuatu."

Pada titik ini, seluruh teman malaikat periku naik ke atas kasur sementara aku menatap takut pada handphoneku yang terus berdering, berkedip dan bergetar tanpa jeda di lantai sana.

Aku masih dalam kondisi syok dan terkejut dengan situasi ini. Rasanya tanganku gatal ingin meposting status entah di IG atau facebookku dan mengatakan bahwa aku bukanlah lelaki bayaran. Apapun itu, teman-temanku menghentikanku untuk melakukannya. Mereka bilang, bahwa tidak bijak jika aku terlarut dalam permainan si pelaku. Siapaun dia baik wanita maupun pria, dia pasti merasa puas jika aku merasa kesal dan marah karena hal ini. Semakin keras teriakanku, maka diapun semakin bahagia. Sebab itulah aku harus menjaga diriku untuk tetap tenang dan membiarkan hal ini berlalu untuk sementara.

Bagaimanapun dia sukses melakukannya. Kejadian ini melukai perasaanku begitu parah.

Knock! Knock! Knock!

Seseorang mengetuk pintu kamarku yang membuat seluruh teman-temanku yang berisik menjadi diam dalam sekejap. Aku tahu siapa yang mengetuk pintu itu. itu pasti P'Pha yang baru saja pulang dan menyelesaikan belajarnya.

Aku membuka pintu kamar yang menampilkan pacarku yang tampan masih dengan seragam lengkap. Dia terlihat lelah dan berantakan. Mungkin dia terlihat buruk tapi pengunjungku justru memujanya karena ia masih terlihat tampan bahkan dalam keadaan berantakan sekalipun. Bagaimana aku bisa tahu? Lihat saja mereka yang mulutnya menganga dan matanya terbuka lebar sembari duduk di atas kasurku seperti itu.

"Lelah sekali..."

P'Pha tampaknya tidak menyadari keberadaan teman-temanku. Dia langsung menghambur ke arahku, memelukku dan menenggalamkan wajahnya di antara perpotongan leherku.

"Yo, apa pendapatmu jika menjadi pacar seseorang yang bukan kalangan dokter? Kurasa aku ingin berhenti saja dari sekolah kedokteran dan membuka restoran Nasi Ayam di depan universitas saja."

Senyum melengkung di bibirku sembari menepuk pundaknya pelan. "Ada beberapa orang diruanganku sekarang."

Dia melepaskan pelukannya dan melihat teman-temanku yang masih duduk di atas kasur. Mereka semua terlihat meleleh. Beberapa dari mereka bahkan menggunakan tangannya untuk menutup mulutnya atau menyembunyikan wajah mereka. Aku tidak yakin entah itu dikarenakan mereka merasa malu atau mereka tidak tahan dengan pemandangan kami yang tengah berpelukan satu sama lain. "Oh, ladies.. Kalian sedang berpesta atau semacamnya?" P'Pha menggaruk kepalanya karena merasa sedikit malu. "Wow... Kalian semua ada disini."

"Tidak kha. Kau pasti merasa lelah. P'Pha, silakan duduk disini..." mereka semua bergerak berpindah ke salah satu sisi dan membuat ruangan yang besar di sisi lainnya untuk P'Pha agar bisa duduk. "Tidak Cuma duduk. Kau bisa berbaring jika kau mau. Mari, mari, mari..."

"Tidak!" aku memeluk lengannya meskipun ia tidak bergerak seincipun dari tempatnya semula. Dia akan menjadi santapan lezat bagi para predator sexual yang habis dalam sekejap.

"Kamu lagi ada tamu. Kalau begitu aku kembali saja ke kamar."

Aku menggelengkan kepalaku. "Bisakah kamu tetap tinggal?"

P'Pha berhenti dan kemudian menatap mataku penasaran. Ini bukanlah seperti diriku yang biasanya dan aku tahu dia bisa merasakannya.

"Ada apa? Kamu terlihat kurang sehat. Kamu baik-baik saja?"

Suara P'Pha yang melembut disambut dengan bisik-bisik yang cukup keras dari para Angel ini.

"Dia sedang bermanja-manja dengan pacarnya,baiklah."

"Diamlah! Dia baru saja mendengar rumor buruk tentang dirinya."

"Tidak. Aku pikir dia memang sengaja bermanja-manja dengan P'Pha. Dasar Yo ganjen! Sial! aku merasa iri padanya sekarang."

Begitulah! Teman-temanku baik sekali, bukan begitu? "Tidak ada apa-apa, khrub.. Kamu baru saja tiba. Apa langsung ingin kembali begitu saja?"

"Tapi teman-temanmu ada di sini. Lihat, mereka semua tanpa terkecuali."

"Kamukan bisa duduk di kursi meja belajar."

"Tapi..."

"Please.. Mereka tidak akan menggigit. Aku sudah membawa mereka semua ke toko untuk di vaksin. Semuanya terjamin."

Tentu saja, mereka semua merasa tidak terhibur dengan candaanku yang tidak lucu, tapi siapa yang peduli. Menurutku itu lucu dan kurasa mereka juga berpikir hal yang sama. Aku menutup pintu di belakangnya sembari menarik P'Pha untuk duduk di kursi meja belajarku. Kemudian aku duduk di kursi terdekat yang berada di sampingnya.

"Jadi, apa yang kalian para ladies bicarakan?" tanyanya pada mereka.

Mereka berulang kali melirikku dan P'Pha secar bergantian tidak yakin harus menjawab apa.

Aku menggelengkan kepalaku pelan dari jauh memohon pada mereka untuk tidak mengatakan apapun padanya.

"Errr,,, Kami sedang membahas laporan kami kha.. topiknya tentang hasil pH." Bohong E'Mon sementara melirik para angel lainnya.

"Oh, Begitu.."

Aku tidak ingin dia khawatir. Dia masih setia duduk di kursinya untuk beberapa waktu hingga akhirnya ia pamit untuk meninggalkan ruangan. Dia terlalu lelah dan mengantuk.

Begitu juga denganku.

Segera setelah P'Pha meninggalkan ruangan, pertemuan ini menjadi semakin intensif.

"Bocah ini pembohong besar!" E'Mon berteriak keras. "Dia mengatakan bahwa seseorang memberi link itu padanya dan mempostingnya hanya untuk main-main."

"Apa jurusannya? Biar kupukul wajahnya itu."

"Mungkin, dia memang mengatakan yang sebenarnya teman-teman. Tenanglah." Aku tidak ingin teman-temanku stress dikarenakan masalahku. Mereka semua benar-benar temanku terlepas dari selera humor mereka yang aneh. Bisa kurasakan rasa sayang mereka padaku terutama dalam situasi ini dan aku berterimakasih karenanya.

"Kita serang saja mereka semua." Sahut E'Chicken menyuarakan ide yang terlintas di pikirannya. "Masalah ini sudah cukup besar. Dia menghancurkan reputasimu. Tidak usah dipedulikan tentang aturan atau semacamnya."

"Aku tidak mungkin melakukannya. Reputasi ayahku pasti akan terlibat di dalamnya dan aku tidak ingin hal itu terjadi."

Semua orang menjadi terdiam selama beberapa waktu. Yang lain bahkan menyumpah pada bocah tadi yang memposting kembali untuk yang kedua kalinya. Postingan itu dibarengi pesan yang mengatakan bahwa ia kini menangis di depan komputernya karena ia tidak menginginkan ini semua terjadi. Komentar di CuteBoy Fan Page naik hingga 600 komentar dimana sebagian besar dari mereka yang menyampaikan bahwa mereka tidak mempercayai iklan itu sama sekali. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa mereka percaya sebab mereka sering kali melihatku jalan dengan Ai'Ming dan P'Pha secara bersamaan beberapa kali.

Bagus! Sepertinya masalah ini sudah cukup bagus untuk plot sebuah novel!

Harus kuakui bahwa aku sedang berada dalam kondisi syok saat ini tapi kupikir aku tidak akan menyetujui cara yang diajukan oleh teman-temanku. Kuputuskan untuk mendiamkannya untuk sementara dan meminta mereka untuk melakukan hal yang sama. Mereka mencoba untuk menjelaskan situasinya dengan membalas komentar-komentar itu satu persatu menggunakan akun mereka sendiri tapi masih saja ada orang yang tidak mau mendengarkan penjelasan mereka sama sekali. Mereka benar-benar jatuh dalam hoax yang mereka perdebatkan dengan teman-temanku via facebook. Jadi Angel Fairy memutuskan untuk melaporkan sumber postingan itu pada admin sebagai permasalahan situs web yang perlu dicegat.

Beruntung sekali admin dari grup CuteBoy Fan Page mau menghapus postingan tersebut berserta dengan komentar yang mengikutinya dan link yang ada di dalamnya.

Hari sudah menunjukkan hampir tengah malam saat para Angel memutuskan untuk kembali ke surga. Sebelum pergi, mereka menyemangatiku dengan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Jika kita memang tidak seperti apa yang mereka tuduhkan pada kita, kalau begitu kita tidak perlu mempedulikannya.

Aku masih merasa sedikit marah sih.

Aku mematikan ponselku dan bergegas keluar ruangan. Kurasa aku harus melihat P'Pha, tapi aku melupakan satu hal bahwa kini hari sudah hampir pukul 1 pagi jadi dia pasti sedang tertidur pulas sekarang.

Biasanya aku selalu mengetuk pintunya untuk masuk, tapi kali ini kugunakan kunci cadangan yang diberikannya padaku untuk membuka pintu dan membawa tubuhku masuk ke dalam kamar.

Suasana kamar gelap. Hanya terdengar suara pendingin ruangan yang sedang bekerja. P'Pha sedang berbaring di atas kasurnya dan tidur dengan damainya di sana kemudian aku membawa langkahku mendekat ke arahnya kemudian menyeruak masuk ke dalam selimut tebal yang sama dan berbaring di sampingnya.

"Mereka sudah pulang?" tanya P'Pha dalam suara serak yang kentara sembari memelukku dengan lengan dan kakinya yang panjang. Dia mencium pipiku berulang kali.

"Khrub." Balasku.

"Kamu tidur disini malam ini?"

"Uhhmmm..."

"Aneh. Padahal biasanya kamu senang tidur di kamarmu sendiri." Sahutnya dengan mata setengah tertutup.

"Yeah.. Hari ini memang hari yang aneh."

Kedua bola mata tajam itu kini terbuka sepenuhnya dan menyesuaikan dengan suasana di dalam kamar untuk melihatku lebih jelas. Aku masih bisa merasakan nafasnya yang hangat berhembus di pipiku.

"Apa yang terjadi?"

"Tidak ada.."

"Kamu yang mulai membicarakannya jadi jangan mengatakan tidak ada. Sekarang, katakan padaku apa yang terjadi sebenarnya."

Bagaimana aku harus memulainya? Bagaimana dengan.. 'Hey P'Pha. Apa kamu tahu kalau kamu pacar seorang pekerja sex?'

Well, aku benar-benar tidak pernah membayangkan bahwa P'Pha akan menjadi pacarku. Aku terbiasa memiliki perasaan dan pemikiran untuk selalu terlihat baik sebisa mungkin, aku harus menaikkan level diriku agar bisa menyamai dirinya dan mencapai taraf 'cukup baik untuknya'. Dia punya tubuh yang sempurna, wajah yang sempurna, dan juga masa depan yang cemerlang. Rumor ini akan menghancurkan reputasinya dan akan berefek pada masa depannya.

Sekali lagi... Tiba-tiba aku menjadi orang yang tidak pantas untuknya.

"P'Pha?"

"Hmm?"

Pembicaraan ini tidak akan selesai jika seperti ini.. "Ada rumor yang tengah beredar tentang Yo." Tuturku pelan merubah posisiku menjadi menyamping dan menatap wajahnya. Saat ini, kedua dahi kami saling bersentuhan.

"Uhhmmmm,,,, yang mana?" tanya P'Pha.

"Memangnya ada banyak?"

"Lumayan.. Yang menurutku sangat aneh. Rumor tentangku mulai menghilang, tapi sebagai gantinya rumor tentangmu justru banyak. Semuanya menyebar seperti api."

"Jadi kamu sudah mendengar semuanya?" tanyaku terkejut.

"Ada beberapa.. Tapi tentu saja aku tidak mempercayainya. P' selalu bersama Nong'Yo setiap hari dan bahkan hampir setiap waktu. Aku tahu siapa dirimu dan apa yang kamu lakukan."ujar P'Pha tenang sambil merapikan selimut yang menutupi tubuhku. "Beberapa mengatakan bahwa Nong'Yo punya banyak pacar, yang lain mengatakan Nong'Yo selalu keluar malam untuk menggoda para lelaki di pub, sementara ada pula yang mengatakan Nong'Yo melakukan sex pada setiap bulan kampus dari berbagai jurusan, ada pula.."

"Cukup...." SIALAN! Masih ada lagi? Gosh! Aku tidak pernah berbuat sesuatu yang salah pada orang lain, tapi mengapa mereka tega mengatakan hal itu tentangku. "Bagaimana dengan yang ini?"

"Yang mana?"

"Mereka bilang aku Pria yang menjual tubuhnya."

Aku memejamkan mataku dengan cepat. Sedikit khawatir dengan reaksi yang akan ditunjukkan oleh P'Pha. Dia hanya terdiam untuk beberapa lama, hingga tiba-tiba tawanya meledak dan lepas. "Hahahahaha!"

"Apa yang kamu tertawakan?" protesku.

"Berapa tarifmu?"

"Diamlah P'Pha. Aku serius."

"Kenapa kamu harus menanggapinya dengan serius, huh?" dia mencubit pipiku. "Masih ada ribuan rumor lagi di luaran sana yang beredar diinternet tentang Nong'Yo hanya untuk sensasi. Justru aneh kalau seandainya tidak ada. Kamu menggemaskan. Juga punya kulit putih dan lembut. Kamu juga can.. maksudku, errrr.. Imut. Tentu saja banyak rumor yang beredar tentang kamu dimana-mana. Bisa saja mereka mendapatkan fotomu saat masih SMA, siapa yang tahu? Mereka bahkan bisa saja bergosip bahwa kamu punya sugar daddy yang membiayai operasi plastikmu."

Seperti teman-teman Angel Fairy ku, P'Pha menanggapi permasalahan ini dengan candaan yang mana mebuatku merasa jauh lebih baik. Pada akhirnya, hanya opininyalah yang kupedulikan.

"Well, memang benar. Kamu punya Sugar daddy." Tambahnya.

"Apa? Dimana? Siapa yang kamu bicarakan?"

"Kamu pasti tahu sugar daddies... Mereka suka pria-pria imut."

"Tidak! Siapa yang kali ini kamu bicarakan?" aku mulai marah padanya.

P'Pha tersenyum. "Orang itu Daddy Phana."

Aku terdiam sejenak sebelum akhirnya memukul dadanya pelan. "Senang menggodaku, huh?"

"Kamu anak yang cukup mahal. Daddy Phana harus membayar hampir setengah miliar Baht hanya untuk mendapatkanmu."

"..."

"Tapi kenapa Big Daddy ini masih belum juga mendapatkanmu? Bahkan tidak sekalipun. Aku sama sekali tidak mengerti."

Fuck!! Sebaiknya aku diam saja. Kurasa aku tahu kemana arahnya pembicaraan ini. "Aku mengantuk."

"Pssssh.. Kamu selalu saja mengantuk setiap kali topik ini dibahas."

"Aku.."

"Berapa lama lagi kamu akan membuatku menunggu, huh?" P'Pha berbalik dan berbaring dengan tangannya terlipat di balik kepalanya. Aku tidak bisa membalas tatapannya padaku sebab itulah aku harus mengalihkan pandanganku. Sial! Padahal dia selalu sibuk belajar dengan keras tapi masih punya waktu untuk menunggu hal seperti ini, huh?

"Errr... Tidak lama lagi." Jawaban acak lebih aman.

"Hmmm... Benarkah?" wajahnya seperti anak kecil yang kegirangan sebab permintaannya terpenuhi pada saat natal.

"Entahlah..."

"Kyaaaaa,,,, Sini Daddy peluk."P'Pha kembali mencubit pipiku sebelum kembali tidur di atas bantalnya. Matanya masih melekat padaku.

"Apa kamu benar-benar mengantuk?"

"Ya. Aku bahkan tidak sanggup untuk membuka mataku lagi." Dia bertingkah seolah tidak ada apa-apa setelah mendengar rumor itu... Jadi, kenapa aku harus memusingkannya?

"Rasanya aku ingin memukul pria yang menghampiriku hari ini. Dia menanyakan tentang hargaku sebagai ganti sex servis. Dia bahkan merayuku. Harusnya kupukul saja dia." Aku berbicara sendiri, melupakan bahwa P'Pha masih mendengarkan dalam tidurnya.

"Dia siapa?"

"...."

"Siapa namanya? Dari jurusan mana?" suaranya berubah menjadi lebih serius.

"Aku tidak tahu siapa pria itu."

"Kenapa dia berani melakukan hal itu padamu?"

"Well, itu karena rumor yang mungkin dia dengar tentang aku."

"FUCK!" P'Pha memaki keras. kurasa cukup keras untuk bisa terdengar ke kamar sebelah. "Aku akan menghajarnya."

"Hey !" aku terkejut dengan pernyataannya. "Kamu gila? Jangan!"

"Berani sekali dia melakukan hal itu padamu? Pada orang yang kusayang?"

"P'Pha!"

"Aku masih bisa menahan setiap gosip yang ada di belakangku... Tapi orang yang langsung mengatakan hal itu di depanmu, aku tidak bisa. Aku akan membunuhnya."

"..."

Bedebah sialan!!!" dia terdengar sangat marah.

P'Pha kemudian berbalik ke arahku. "Semua ini karena Yo."

"Apa?"

"Semuanya karenamu."

"Karenaku?"

"Pengalaman pertamamu harus denganku. Bahkan pengalaman keduamu, atau pengalaman-pengalaman selanjutnya. Semuanya milikku. Jika tidak, aku tidak bisa menghentikan diriku untuk khawatir. NongYo belajar di fakultas yang berbeda. Sudah cukup sulit bagiku untuk menahannya juga dikarenakan jauhnya jarak fakultas kita dan au tidak tahu siapa lagi yang akan menghampirimu dalam waktu dekat."

Aku cukup tertegun mendengar penuturannya. Well, aku merasa bersyukur juga malu di saat yang sama.

Benakku terus saja mengatakan padaku hanya ada kami berdua di dalam ruangan ini. Kenapa aku harus merasa sangat malu untuk membicarakannya?

"Kamu benar-benar menginginkanku?" tanyaku sangat pelan.

P'Pha menatapku terkejut. "Tentu saja! Kamu pacarku... Apa kamu tahu berapa banyak penderiataan yang harus kutahan karena belum memilikimu?" protesnya dengan nada sarat kesedihan di sana.

"Bagaimana kalau besok?"

------------*- To Be Continued -*-------------

Continua llegint

You'll Also Like

Naughty Nanny Per 23

Literatura romàntica

6.7M 335K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
947 55 24
Novel traslate by google translate Author : Chai Ji Dan. The Story of MengQiQi adalah spin-off dari Addicted 2. Cerita ini berfokus pada second c...
1.4M 20K 38
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
We? Per ItsMeDesu

Fanfiction

69.9K 6.2K 20
Mereka adalah dua anak manusia yang sedang berjuang dengan luka yang sama