Akhir Penantian

By ZianaAmelia

2.1K 160 108

Rizna adalah sosok gadis ceria, kuat, cerdas, dan memiliki prinsip hidup. Dia dipertemukan dengan kakak kelas... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Congratulation
Sembilan

Delapan

115 9 4
By ZianaAmelia

Happy reading..
Hope you like it!

Jika menjadi sahabat adalah caraku tetap bisa dekat denganmu, maka selamanya kita akan tetap sebagai best friend.
- Rifky Ardiananta -

***

Rifky melajukan motornya dengan kecepatan standar, membelah jalanan sore hari yang langitnya masih terlihat cerah. Tidak ada hari yang paling membahagiakan selain bersama dengan gadis yang diboncengnya. Lengan gadis itu melingkar diperutnya, kepala gadis itu bersandar di punggungnya. Gadis itu memejamkan mata sambil tersenyum. Entah tertidur atau hanya sekadar menikmati udara yang menemani perjalanan mereka.

"Rizna." Panggil Rifky dengan kencang, suaranya nyaris tertelan bising kendaraan lain.

"Iya, kenapa?" tanya Rizna menyahut.

"Nggak apa-apa, kirain kamu tidur."

"Nggak..." kata Rizna sedikit berteriak. "Aku pengin ke pantai, Mas."

"Mau lihat sunset? Ok berangkat." Rifky menambah kecepatan motornya.

Beberapa menit lamanya perjalanan membawa mereka sampai ke Pantai Alam Indah. Pantai ini salah satu objek wisata di kota Tegal yang letaknya hanya berjarak 500 meter dari jalan Pantura. Di pantai ini juga terdapat Monumen Bahari berbentuk kapal perang yang dilengkapi alat utama sistem persenjataan (Alusista) bekas, pemberian dari TNI AL. Selain itu juga terdapat anjungan, kampung seni, warung-warung dan gardu pandang. Rifky menghentikan motornya di depan Monumen Bahari.

"Kok berhenti?" tanya Rizna turun dari motor.

"Main dulu yuk disini, foto-foto." Rifky menurunkan standar motornya, kemudian ia juga turun dari motor.

Rifky meraih tangan Rizna, menggandengnya dan membawa Rizna menuju Monumen Bahari. Rifky melirik Rizna disebelahnya, ia tersenyum saat melihat mata gadis itu berbinar senang.

"Kenapa nggak dari dulu kamu ajak aku kesini, Mas?" tanya Rizna, senyumnya tak pernah lepas dari wajahnya.

"Gimana? Suka?"

Rizna mengangguk senang. "Ayo kita foto." Kini giliran Rizna yang menarik tangan Rifky. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti.

"Tunggu. Kalau foto pakai HP kamu kan hasilnya kurang bagus." Rizna menatap Rifky bingung.

"Tadaa aku bawa ini." Rifky berseru sambil mengeluarkan camera digital dari saku celananya.

Mereka berfoto di depan kapal, tank marinir, dan benda-benda yang ada disitu. Bahkan Rifky meminta tolong kepada pengunjung lain untuk memotret mereka.

(Anggap saja itu Rizna sama Rifky ya 😁)

Puas dengan kegiatan di depan kamera, Rifky mengajak Rizna kembali ke motor dan membawa Rizna ke area pantai.
Rifky memarkirkan motornya, kemudian ia dan Rizna berjalan menyusuri pantai, menuju anjungan, berjalan di atas anjungan. Memang terlihat mengerikan saat berjalan di atas anjungan, tapi Rizna tidak merasa takut sama sekali. Ia sangat ceria seperti anak pesantren yang diberi kebebasan.

(Anggap saja itu Rifky)

Ombak di Pantai ini tidak terlalu besar, bahkan bisa dibilang kalau Pantai Alam Indah ini menawarkan keindahan laut Jawa yang tenang.

"Jangan terlalu jauh, Na," kata Rifky yang berjalan di atas anjungan di belakang Rizna.

Rizna membalikkan badannya yang posisinya membelakangi Rifky dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya.

"Ayo balik, kita ke tempat lain, bahaya kalau terlalu jauh." Rifky menghampiri Rizna dan meraih tangan Rizna untuk mengajaknya kembali ke bibir pantai. Mereka berjalan di atas anjungan dengan hati-hati.

"Mas, di sini kan dekat sama kampus Ayah ngajar," kata Rizna.

"Iya, mau mampir ketemu Ayah kamu?" tanya Rifky.

"Nggak ah, paling Ayah udah pulang. Hari ini nggak ada kelas malam."

Kini mereka sudah sampai di bibir pantai. Langkah kaki Rifky membawa Rizna ke tempat bebatuan di pinggir pantai. Di area bebatuan itu memang sangat cocok untuk sekadar duduk menikmati pemandangan dan angin laut sambil menunggu sunset. Deburan ombak saat membentur bebatuan adalah pemandangan yang memanjakan mata. Apa lagi jika cipratannya mengenai wajah hingga rasa asin akan terasa jika mengenai bibir. Rizna dan Rifky duduk di bebatuan.

"Oh iya, lupa!" Rizna menepuk dahinya teringat sesuatu. Ia memindahkan tas ranselnya ke pangkuan, mengorek isinya dan mengambil titipan dari Diandra untuk Rifky.

"Nih, Mas." Rizna menyodorkan benda itu pada Rifky.

"Apaan?" tanya Rifky mengangkat sebelah alisnya.

"Dari Diandra, ambil."

Rifky menerima pemberian itu, tapi kemudian ia menaruhnya kembali ke tangan Rizna yang berada di atas pangkuan.

"Buat kamu aja."

"Kenapa? Takut jerawatan makan coklat?" Rizna mendengus kesal karena Rifky tidak menghargai pemberian orang.

"Nggak suka, Na," kata Rifky acuh.

"Aku sukanya kamu," tentu saja ini hanya terucap dalam hati Rifky.

"Ya elah Mas, kalau nggak suka sama orangnya, seenggaknya terima dong pemberiannya, niat dia kan baik sama kamu, hargai pemberian orang lain lah."

"Bilang ke dia, nggak usah kasih aku kayak gini lagi," kata Rifky mengambil kembali coklat dengan wadah berbentuk love itu dari tangan Rizna.

"Gitu dong, ini baru namanya anak baik." Rizna tersenyum menepuk-nepuk pipi Rifky.

"Diandra cantik lho, Mas." Rizna memancing pendapat Rifky tentang Diandra.

"Iya tahu," kata Rifky.

"Kenapa kamu nggak suka dia? Dia kan cantik, baik, pintar lagi. Idaman kamu banget tuh."

"Bagiku yang cantik cuma kamu, Na," batin Rifky. Mata Rifky menatap lurus ke depan, memerhatikan ombak yang tenang.

Rizna menoleh, kesal karena Rifky tidak mendengarkannya. "Dih diam aja. Kamu betah banget ngejomblo sih. Terakhir punya pacar waktu SMP, tapi putus gara-gara aku." Rizna menunduk merasa bersalah atas kejadian dulu.

Memang benar Rifky pernah punya pacar saat kelas tiga SMP. Pacar Rifky dulu adalah teman satu kelas Rizna. Cewek itu pacar pertama dan terakhir Rifky. Cewek itu memutuskan Rifky karena Rifky lebih mendahulukan Rizna dari pada pacarnya sendiri. Cewek itu cemburu pada Rizna, dan setelah itu Rifky tidak pernah lagi punya pacar sampai sekarang.

Rifky menoleh pada Rizna yang masih menunduk. Rifky mengangkat dagu Rizna agar dia menatapnya. Rifky menatap Rizna sambil tersenyum dan berkata, "Nggak usah bahas sejarah, cukup tahu aja dan lihat ke depan."

"Dian--" Rizna tidak melanjutkan kata-katanya saat telunjuk Rifky menempel di bibirnya. Ia terlonjak kaget. Mata mereka saling menatap selama beberapa detik seolah terpaku dengan keadaan seperti ini.

"Lihat di sana," Rifky menyela, mengalihkan jari telunjuknya dari bibir Rizna ke langit yang perlahan mulai gelap, namun dihiasi warna orange, matahari beranjak turun, seolah akan tenggelam di tengah laut. Sunset telah tiba.

Dengan cepat Rizna menoleh kemudian beranjak dari duduknya.

"Ayo ke tepi pantai, aku mau foto di sana saat sunset." Rizna menarik tangan Rifky untuk segera berdiri.

Mereka berlari menuju tepi pantai untuk mengejar sunset. Sampai di tepi pantai Rizna melepas tangan Rifky, berlari mendahului Rifky, kakinya terkena ombak di tepi pantai, matanya menatap matahari yang perlahan mulai turun, Rizna tertawa riang.

Tidak menunggu lama, Rifky mengarahkan kameranya ke objek di depannya. Sunset dan gadis di depannya adalah keindahan yang sangat kontras di mata Rifky. Beberapa kali ia membidik Rizna dalam posisi apapun dan ekspresi apapun. Rifky memerhatikan hasil bidikannya, ia tersenyum puas melihatnya. Rizna memang selalu menjadi objek yang pas untuk mengisi hari-harinya. Meski tanpa gadis itu sadari, bagi Rifky, Rizna adalah pusat dunianya.

(Anggap saja ini Rizna ya)

***

Terimakasih sudah membaca akhir penantian.

Jangan lupa vote and comment ya 😉

Oh iya di cerita ini aku belajar sedikit buat eksplor tentang kota Tegal yang merupakan latar tempat cerita ini. Pastinya akan ada tempat wisata lain yang akan aku eksplor nanti 😊

Kalau kalian main ke Tegal jangan lupa mampir ke Pantai Alam Indah ya 😁

Salam manis,
Ziana

Ig. Zianaamelia

Bonus picture
(bukan tank'a Blackpink ya 😋)

Continue Reading

You'll Also Like

7M 295K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
499K 53.9K 23
Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah...
10.6M 675K 44
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...
1.1M 45.2K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...